Anda di halaman 1dari 37

TUGAS MAKALAH

FARMAKOTERAPI DAN TERMINOLOGI MEDIK

GOUT (ASAM URAT)

Disusun oleh :

DEWI ASIH 3351061420

SANTI SONDARI 3351071038

PROGRAM PROFESI APOTEKER


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2008
KATA PENGANTAR

Allhamdulillahirobil alamin puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah

SWT atas semua rahmat yang telah diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan

tugas makalah untuk memenuhi syarat mata kuliah Farmakoterapi dan

Terminologi Klinik dengan judul “GOUT (Asam Urat)”. Makalah ini saya buat

sehubungan dengan tugas yang telah diberikan oleh Prof. Dr. Ellín Yulinah S, Apt

dalam rangka memenuhi nilai mata kuliah tersebut. Saya menyadari masih

banyak terdapat kekurangan di dalam penyusunan makalah ini, namun saya

berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf atas semua kekurangan

yang ada.

Cimahi,..........Januari 2008

penulis
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar………………………………………………………………….….i

Daftar Isi…………………………………………………………………………..ii

Bab I. PENDAHULUAN………………………………………………………….1

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………..4

2.1 Sejarah……………………………………………………………..…4

2.2 Definisi………………………………………………………….........4

2.3 Prevalensi……………………………………………………….........5

2.4 Faktor Resiko……………………………………………………..….6

2.5 Penyebab Asam Urat…………………………………………..…….7

2.6 Manifestasi Klinik.……………………………………………........10

2.7 Diagnosa……………………………………………………………11

2.8 Kriteria Diagnostik…………………………………………………13

2.9 Penggolongan Asam Urat………………………………………….14

2.10 Tofi…………………………………………………………………16

2.11 Komplikasi Penyakit Gout………………………………………....18

2.12 Terapi Gout………………………………...………………………20

2.13 Obat dan Mekanisme Kerja Obat Pirai…………………………….24

2.14 Interaksi Obat………………………………………………………26

Bab III. KESIMPULAN………………………………………………………....31

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...32
BAB I

PENDAHULUAN

Artritis pirai (gout) adalah jenis artropati kristal yang patogenitasnya

sudah diketahui secara jelas dan dapat diobati secara sempurna. Secara klinis,

artritis pirai merupakan penyakit heterogen meliputi hiperurikemia, serangan

artritis akut yang biasanya monoartikuler. Terjadi deposisi kristal urat di dalam

dan disekitar sendi, parenkim ginjal dan dapat menimbulkan batu saluran kemih.

Kelainan ini dipengaruhi banyak faktor antara lain gangguan kinetik asam urat

misalnya hiperurikemia. Artritis pirai akut disebabkan oleh reaksi inflamasi

jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Tidak

semua orang dengan hiperurikemia adalah penderita artritis pirai atau sedang

menderita artritis pirai. Akan tetapi resiko terjadi artritis pirai lebih besar dengan

meningkatnya konsentrasi asam urat darah. Serangan artritis akut berlangsung

cepat yang dapat mencapai peak of severity dalam waktu 24 jam.

Gout atau asam urat adalah penyakit yang ditandai dengan serangan

mendadak dan berulang serta adanya sendi yang terasa nyeri karena adanya

endapan kristal monosodium urat atau asam urat yang terkumpul di dalam sendi

akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurikemia). Asam urat

diproduksi sendiri oleh tubuh sehingga keberadaannya normal ada di dalam darah

dan urin. Asam urat juga terbentuk sebagai sisa metabolisme protein makanan

yang mengandung purin. Oleh karena itu kadar asam urat di dalam darah akan

meningkat bila seseorang banyak mengkonsumsi daging atau makanan lainnya


yang mengandung purin tinggi. Kadar rata-rata asam urat di dalam darah atau

serum tergantung pada usia dan jenis kelamin. Sebelum puberitas, kadarnya

sekitar 3,5 mg/dl. Setelah puberitas pada laki-laki kadarnya meningkat secara

bertahap dan dapat mencapai 5,2 mg/dl. Pada perempuan kadar asam urat

biasanya tetap rendah, baru pada usia pramenopous, kadarnya meningkat lagi

sampai mendekati kadar pada laki-laki yaitu bisa mencapai 4,7 mg/dl.

Ginjal merupakan organ tubuh yang paling bertanggung jawab agar kadar

asam urat di dalam darah selalu dalam batas normal yaitu 3,5-6 mg/dl. Caranya

dengan mengatur pembuangan asam urat melalui urin. Namun bisa terjadi suatu

keadaan, dimana produksi asam urat menjadi sangat berlebihan, atau

pembuangannya melalui ginjal berkurang. Akibatnya kadar asam urat di dalam

darah menjadi tinggi yang disebut hiperurisemia. Hiperurisemia adalah

peningkatan kadar asam urat serum diatas normal, yang pada laki-laki diatas 7

mg/dl dan pada perempuan di atas 6 mg/dl. Terjadinya hiperurisemia disebabkan

adanya defek (kelainan) metabolik sehingga sintesis asam urat menjadi berlebihan

dan bersifat abnormal. Peningkatan biosintesis asam urat tersebut terjadi karena

adanya perubahan genetik sehingga mekanisme kontrol sintesis purin menjadi

terganggu. Selain faktor genetik, proses biokimia juga ikut berperan pada penyakit

hiperurisemia yang berhubungan dengan metabolisme purin ini. Oleh Karena itu

hiperurisemia di golongkan sebagai penyakit gangguan metabolisme purin

bawaan (inborn error of purin metabolism) sebagai akibat kekurangan enzim

hipoxantin –guanin phosphoribosil-transferase (HGPRT). Penyakit yang sering

ditimbulkan oleh hiperurisemia setelah asam urat adalah gangguan fungsi ginjal,
jantung dan hipertensi. Keadaan hiperurisemia menyebabkan darah menjadi jenuh

dengan asam urat sehingga terjadi pembentukan kristal monosodium urat yang

mudah mengendap, bila lokasi berada di daerah ginjal maka akan menyebabkan

gangguan fungsi ginjal atau kerusakan ginjal, tetapi bila asam urat mengendap di

jantung dan pembuluh darah maka akan menyebabkan penyakit jantung atau

hipertensi.

Pencehagan perlu dilakukan untuk menghindari penyakit asam urat dan

penyakit komplikasi lainnya. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara diet purin,

kalori, lemak, tidak mengkonsumsi alkohol, mencukupi cairan dalam tubuh

dengan cara meminum air putih yang banyak, berolahraga dan melakukan

pengobatan bila mulai terjadi gout akut.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah

Gout atau penyakit asam urat adalah suatu penyakit yang sudah dikenal

sejak masa Hipopocrates, sering dinamakan sebagai “Penyakit para raja dan raja

dari penyakit” karena sering muncul pada kelompok masyarakat dengan

kemampuan sosial-ekonomi tinggi yang sering mengonsumsi daging (yaitu

keluarga kerajaan pada zaman dahulu) serta karena menimbulkan rasa sakit yang

teramat sangat. Gout sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu gutta (tetesan) karena

dipercaya bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh luka yang jatuh tetes demi

tetes ke dalam sendi.

2.2 Definisi Penyakit

Gout disebabkan karena adanya penumpukan asam urat didalam tubuh

secara berlebihan, baik akibat produksi asam urat yang meningkat,

pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan asupan

makanan yang kaya akan purin. Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan

asam urat karena kadarnya yang tinggi. Gout ditandai dengan serangan berulang

dari arthritis (peradangan sendi) yang akut, kadang-kadang disertai dengan

pembentukan kristal natrium urat yang besar (yang dinamakan tophus), deformitas

(kerusakan) sendi secara kronis, dan adanya cedera pada ginjal.

Pirai adalah nama sekelompok gangguan pada metabolisme purin dan

asam urat, dimana kadar berlebih dalam plasma menimbulkan pengendapan


kristal natrium urat disendi dan cairan sinovialnya. Yang paling sering terdapat

adalah encok sendi (arthritis urice). Selain sendi, yang juga dihinggapi oleh

gangguan ini terutama jaringan ikat kulit (tophi, cellulites) dan ginjal (neuopathy,

batu kalsium urat fosfat), seperti rematik encok berlangsung bergelombang dan

bila tidak segera diobati akhirnya terjadi ortrose, karena tulang rawan berangsur-

angsur dirusak.

Pirai merupakan suatu penyakit inflamasi arthritis kronis yang

menyebabkan serangan rasa nyeri yang tiba-tiba, kemerahan pada kulit, suhu

meningkat disekitar inflamasi, dan kekakuan pada persendian. Keadaan ini

berhubungan erat dengan keadaan hiperurikemia. Keadaan peningkatan asan urat

pada serum diatas 7 mg/dl untuk pria dewasa dan diatas 6 mg/dl untuk wanita

disebut dengan keadaan hiperurikemia. Kebanyakan hiperurikemia tidak

menimbulkan gangguan yang berarti sampai terjadi perasaan nyeri yang semakin

bertambah dengan semakin meningkatnya kadar asam urat pada serum. Keadaan

hiperurikemia yang telah menunjukkan gejala patologis berupa nyeri persendian

itulah yang disebut penyakit pirai atau oleh masyarakat awam disebut penyakit

asam urat atau encok.

2.3 Prevalensi

Berbagai studi menunjukkan kadar asam urat dipengaruhi oleh usia, jenis

kelamin, tekanan darah, berat badan/pembebanan sendi berlebihan (overweight),

asupan alkohol, kadar keratin serum, dan kadar nitrogen urea darah. Prevalensi ini

meningkat pada pria dengan kisaran usia 40 tahunan, 10 kali lebih besar dari pada
wanita pada usia yang sama. Kebanyakan adalah pria usia antara 30-60 tahun,

sedangkan resikonya meningkat pada wanita yang telah mengalami menopause.

Pada penelitian terkini, ditemukan ada kaitan genetik pada kromosom X

dengan gangguan enzim yang menyebabkan peningkatan produksi asam urat

dalam tubuh, meskipun pada kasus ini sangat jarang terjadi.

Penyakit ini dapat dijumpai disetiap Negara, tetapi dari hasil penelitian

epidemiologis menunjukkan bahwa bangsa Maori di Selandia Baru, bangsa

Filipina, dan bangsa-bangsa di Asia Tenggara mempunyai kecenderungan

terserang penyakit ini. Di Indonesia, suku Minahasa dan Tapanuli mempunyai

kecenderungan terserang penyakit ini.

2.4 Faktor Resiko

1. Genetik

Sekitar 18% penderita pirai mempunyai keluarga dengan sejarah pirai

2. Jenis kelamin dan usia

Pirai lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita, dan lebih sering

terjadi pada orang dewasa dibandingkan dengan anak-anak.

3. Bobot badan berlebih

Orang dengan bobot berlebih memiliki lebih banyak jaringan yang tersedia

untuk pergantian dan pemecahan purin, sehingga menyebabkan

peningkatan produksi asam urat.

4. Alkohol

Metabolisme alkohol menghasilkan asam laktat yang berpengaruh pada

pH darah yang dapat meningkatkan pengendapan asam urat karena pH


yang terlalu asam. Akibatnya pengeluaran asam urat terhambat sehingga

terjadi penurunan ekskresi asam urat.

5. Makanan

Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung purin seperti jeroan,

daging ham (babi), kacang-kacangan, makanan laut.

6. Gangguan fungsi enzim yang mengatur metabolisme purin

Terjadinya peningkatan aktivitas enzim PRPP sintetase, serta kekurangan

HGPRTase, glukosa-6-fosfatase, dan fruktosa-1 fofat aldolose.

7. Pemaparan terhadap timbal

8. Pembedahan, stress, diet ketat, penyakit akut, kemoterapi luka pada sendi,

tekanan darah tinggi, dan latihan berlebihan.

2.5 Penyebab Asam Urat

Hiperurisemia bisa menimbulkan pengendapan kristal monosodium urat

(MSU) di jaringan, yang bisa menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti :

peradangan sendi akut (arthritis gout), timbulnya tofi (benjol-benjol) akibat

akumulasi kristal MSU (di persendian, tulang rawan, atau jaringan lunak),

terganggunya funsi ginjal (netropati gout), dan terbentuknya batu asam urat di

ginjal. Beberapa penyebab terjadinya hiperurisemia antara lain sebagai berikut.

1. Produksi asam urat di dalam tubuh meningkat, yang disebabkan oleh :

a. Adanya gangguan metabolisme purin bawaan (inborn error of purine

metabolism) akibat kekurangan enzim HGPRT (hipoxantin guanine

phosphoribosil transferase),
b. Adanya kelainan gen yang bisa menurun (herediter) lainnya yang

mengakibatkan terjadinya aktivitas berlebih enzim fosforibosil pirofosfat

sintetase (PRPP-sintetase),

c. Mengkonsumsi makanan yang berkadar purin tinggi, seperti : daging,

jeroan, kepiting, kerang, keju, kacang tanah, bayam, buncis, dan kembang

kol,

d. Penyakit seperti mudah pecahnya sel darah merah (hemolisis) dan

leukemia (kanker sel darah putih) serta pengobatan kanker (kemoterapi,

radioterapi).

2. Pembuangan asam urat sangat berkurang akibat ketidakmampuan ginjal untuk

mengeluarkan asam urat yang berlebihan dari dalam tubuh, karena :

a. Minum obat tertentu seperti pirazinamide (obat TB paru), HCT (obat

diuretik), dan salisilat.

b. Dalam keadaan kelaparan (seperti puasa, diet terlalu ketat) dan ketosis.

Kekeurangan kalori tubuh akan dipengaruhi dengan membakar lemak

tubuh. Sebagai akibat pembakaran lemak akan terbentuk zat keton yang

dapat menghambat keluarnya asam urat melalui ginjal.

c. Mengalami keracunan kehamilan (toksemia gravidarum).

d. Olahraga yang terlalu berat.

e. Minum alkohol yang berlebihan

f. Kadar kalsium darah meningkat akibat penyakit hiperparatiroidism dan

sarkoidosis.

g. Hipertensi esensial
h. Gagal ginjal

i. Keracunan timah

3. Produksi asam urat berlebihan sedangkan pembuangannya terganggu, yang

disebabkan oleh gabungan produksi purin endogen yang meningkat dan

asupan purin yang tinggi disertai dengan sekresi asam urat melalui ginjal yang

berkurang.

4. Penyebab lain seperti :

a. Suku bangsa dan ras tertentu, seperti: suku Maori di Selandia Baru, bangsa

Filipina, suku-suku di Indonesia (Minahasa dan Tapanuli), dan bangsa-

bangsa di Asia Tenggara lainnya.

b. Kegemukan (obesitas)

c. Kelainan congenital/mongolism

d. Intoleransi fruktosa (tidak tahan terhadap bahan sejenis gula), penyakit

penimbunan glikogen, dan defesiensi glokusa-6-fosfat dehidrogenase

(G6PD). Pada kelainan-kelainan tersebut, produksi asam laktat berlebih

sehingga pembuangan asam urat menurun.


Mekanisme Sintesis Purin Menjadi Asam Urat

RIBOSA-5-FOSFATFOSFAT

PRPP sintetase
PRPP + Glutamin
Asam
Asam Nukleat
Nukleat

Asam Asam Asam


Guanilat Inosinat Adenilat
HGPRT-ase

HGPRT-ase
PRPP ++ PRPP
Hipoksantin

Guanin
Xantin Xantin oksidase
Oksidase

Asam Urat
Uuurat

2.6 Manifestasi Klinis

1. Terbentuknya kristal Na-urat di sendi perifer

2. Serangan awal

Umumnya pada sendi pangkal ibu jari. Jika tidak diobati akan

menyerang sendi yang lain.

3. Serangan yang mendadak

o Nyeri persendian luar biasa pada malam hari

o Rasa panas

o Bengkak

o Kulit tampak kencang dan licin pada bagian yang nyeri

o Kaku
o Gejala lain

4. Dipicu oleh:

o Luka

o Pembedahan

o Konsumsi alkohol atau makanan yang tinggi purin

o Kelelahan

o Stress

o Penyakit

Berikut adalah gambaran tahapan inflamasi yang terjadi pada gout :

2.7 Diagnosa

1. Pemeriksaan labolatorium

o Pemeriksaan asam urat dalam darah (hiperurisemia untuk pria > 7

mg/dl; wanita > 6 mg/dl)


o Pemeriksaan asam urat dalam urin dalam 24 jam (hiperurisemia > 750-

100 mg/24 jam dengan diet biasa)

2. Pemeriksaan cairan sendi

Diagnosa dengan cara ini bertujuan untuk mengetahui apakah yang

terdapat dalam sendi yang terkena pirai : kristal monosodium urat, leukosit

polimorfonukleat, kristal kalsium, atau bakteri. Diagnosa ini dilakukan

dengan pengambilan cairan sinovial dari sendi yang terkena pirai dengan

menggunakan alat suntik. Cairan tersebut kemudian diperiksa dibawah

mikroskop.

Berikut adalah gambar kristal monosodium urat dilihat melalui mikroskop:

3. Pemeriksaan radiologis

Diagnosa dengan menggunakan X-ray berguna untuk melihat keparahan

sendi yang terkena pirai sehingga dapat ditentukan terapi apa yang harus

diambil. Diagnosa ini tidak terlalu dapat diandalkan untuk mendeteksi

keadaan serangan awal pada pirai akut, karena hasilnya tidak spesifik.

Adanya ketidaknormalan pada persendian dapat mengindikasikan

terjadinya pirai kronis.


Berikut adalah gambar hasil pemeriksaan radiologi

2.8 Kriteria Diagnostik Untuk GOUT

1. Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi

2. Thopus terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan

kimiawi dan mikroskopik

3. Lebih dari sekali mengalami serangan arthritis akut

4. Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari

5. Oligoartritis

6. Kemerahan di sekitar sendi yang meradang


7. Hiperuricemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl)

8. Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja)

2.9 Penggolongan Asam Urat

Gout dapat bersifat primer maupun sekunder. Gout primer merupakan

akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat

penurunan ekskresi asam urat. Gout sekunder disebabkan karena pembentukan

asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses

penyakit lain atau pemakaiaan obat-obat tertentu.

1. Berdasarkan penyebabnya

a. Gout primer

Idiopatik peningkatan produksi asam urat atau penurunan ekskresi

asam urat melalui ginjal.

b. Gout sekunder

Dapatan makanan, alkohol, penyakit dan obat

2. Berdasarkan munculnya gejala

a. Arthritis Gout Tipikal

Gambaran klinik sangat khas dengan sifat-sifat sebagai berikut :

1) Beratnya serangan arthritis mempunyai sifat tidak bisa berjalan, tidak

dapat memakai sepatu dan mengganggu tidur. Rasa nyeri digambarkan

sebagai excruciating pain dan mencapai puncak dalam 24 jam. Tanpa

pengobatan pada serangan permulaan dapat sembuh dalam 3-4 hari.


2) Serangan biasanya bersifat monoartikuler dengan tanda inflamasi yang

jelas seperti merah, bengkak, nyeri, terasa panas dan sakit kalau

digerakkan. Predileksi pada meta-tarsophalangeal pertama (MTP -1)

3) Remisi sempurna antara serangan akut

4) Hiperurikeumia

Biasanya berhubungan dengan serangan arthritis gout akut, tetapi

diagnosis arthritis tidak harus disertai hiperurikemia. Fluktuasi asam

urat serum dapat mempresipitasi serangan gout.

5) Faktor pencetus

Faktor pencetus adalah trauma sendi, alkohol, obat-obatan dan

tindakan pembedahan. Biasanya faktor-faktor ini sudah diketahui

penderita.

b. Arthritis Gout Atipikal

Gambaran klinik yang khas seperti arthritis berat, monoartikuler dan

remisi sempurna tidak ditemukan. Tofi yang biasanya timbul beberapa

tahun sesudah serangan pertama ternyata ditemukan bersama dengan

serangan akut. Jenis atipikal ini jarang ditemukan. Dalam menghadapi

kasus gout yang atipikal, diagnosis harus dilakukan secara cermat. Untuk

hal ini diagnosis dapat dipastikan dengan melakukan punksi cairan sendi

dan selanjutnya secara mikroskopis dilihat kristal urat.


3. Berdasarkan tahapannya

Gout terdiri ari empat, yaitu :

1. Artritis gout akut

Manifestasi serangan akut memberikan gambaran yang khas dan dapat

langsung menegakkan diagnosis. Sendi yang paling sering terkena adalah

sendi MTP-1 (75%). Pada sendi yang terkena jelas terlihat gejala inflamasi

yang lengkap.

2. Artritis gout interkritikal

Fase ini adalah fase antara dua serangan akut tanpa gejala klinik. Temukan

pada cairan yang diaspirasi dari sendi. Kristal ini dapat ditemukan pada sel

sinovia dan pada vakuola sel sinovia dan pada vakuola sel mononuclear

lekosit.

3. Hiperurikemia asimptomatis

Fase ini tidak identik dengan arthritis gout. Pada penderita dengan keadaan

ini sebaiknya diperiksa juga kadar kolesterol darah, karena peninggian

asam urat darah hampir selalu disertai peninggian kolesterol.

4. Artritis gout menahun dengan tofi

Tofi adalah penimbunan kristal urat subkutan sendi dan terjadi artritis gout

menahun, yang biasanya sudah berlangsung lama kurang lebih 5-10 tahun.

2.10 Tofi

Tofi adalah timbunan kristal monosodium urat monohidrat disekitar

persendian seperti tulang rawan sendi, sinovial, bursa atau tendon. Di luar sendi,

tofi bisa juga di temukan seperti di jarinagn lunak, otot jantung, retina mata dan
pangkal tenggorok. Tofi tampak seperti benjolan kecil berwarna pucat, sering

teraba pada daun telinga, bagian punggung lengan, tempurung lutut dan pada

tendon Achilles. Terbentuknya tofi dipengaruhi oleh tingginya kadar asam urat di

dalam darah, faktor setempat dan fungsi ginjal. Tofi baru ditemukan pada kadar

asam urat 10-11 mg/dl. Pada kadar >11 mg/dl, pembentukan tofi menjadi sangat

progresif. Bila hiperurisemia tidak terkontrol, tofi bisa membesar dan

menyebabkan kerusakan sendi sehingga fungsi sendi terganggu. Tofi juga bisa

menjadi koreng dan mengeluarkan cairan kental seperti kapur yang mengandung

kristal monosodium urat. Dengan adanya tofi mungkin sudah terjadi juga

pengendapan Na urat di ginjal.

Tofi bisa timbul pada penderita arthritis gout yang mempunyai keadaan seperti :

i. Telah menderita lebih dari 10 tahun

ii. Serangan pertama terjadi pada usia muda

iii. Serangan pertama yang terjadi sangat berat

iv. Tidak mendapat pengobatan

v. Mendapat serangan arthritis yang berulang, dan

vi. Kadar asam urat darahnya tinggi


Berikut adalah gambar beberapa bagian tubuh yang sudah terdapat tofi:

2.11 Komplikasi dari Penyakit Gout

1. Gangguan fungsi ginjal (nefropati gout)

Penyakit tersering yang ditimbulkan oleh hiperurisemia setelah arthritis

gout adalah gangguan fungsi ginjal. Pada jaringan ginjal bisa terbentuk

mikrotofi akibat gout dan hiperurisemia. Mikrotofi dapat menyumbat dan

merusak saringan ginjal yang disebut glomerulus. Ada dua tipe nefropati

gout yaitu nefropati urat dan nefropati asam urat. Pada nefropati urat

terdapat endapan kristal monosodium urat di dalam jaringan ginjal.

Penderitanya bisa mengalami hipertensi, penurunan laju filtrasi

glomerulus, penurunan kemampuan pemekatan ginjal dan terdapatnya

protein pada urin. Sedangkan nefropati asam urat terjadi akibat


peningkatan konsentrasi asam urat dalam urin. Keadaan ini akan

meningkat menjadi kristal asam urat dan terbentuknya batu asam urat.

Selain batu juga terjadi nefropati obstruktif akibat presipitasi kristal asam

urat yang berlebihan di tubulus ginjal. Keadaan ini bisa menyebabkan

nefropati asam urat akut. Akibatnya timbul gagal ginjal akut.

2. Batu urat di ginjal

Batu urat di ginjal dapat ditemukan pada 10-25% penderita gout. Kelainan

ini terjadi akibat tingginya konsentrasi asam urat di dalam urin. Bila kadar

asam urat darah >13 mg/dl, atau ekskresi asam urat di urin >1100 mg/dl,

timbulnya batu asam urat akan meningkat menjadi 50% sehingga pasien

perlu menghindari porsi protein dan garam yang tinggi dalam makanan

agar tidak meningkatkan pengeluaran kalsium di urin.

3. Jantung

Kristal asam urat dapat pula mengendap di jantung sehingga dapat

mengakibatkan gangguan funsi jantung.

4. Hipertensi

Dengan meningkatnya konsentrasi asam urat di dalam darah maka akan

meningkatkan kekentalan darah yang menyebabkan tekanan darah

meningkat sehingga terjadi hipertensi. Asam urat ternyata juga

merangsang sistem renin angiotensin, sehingga memacu peninggian

tekanan darah. Kadar asam urat darah yang tinggi menyebabkan penebalan

dinding arteri di ginjal, khususnya pembuluh arteriol efferent, sehingga

terjadi arteriosclerosis yang selanjutnya menyebabkan hipertensi.


2.12 Terapi Gout

Penderita gout yang tidak melakukan pengobatan atau terapi secara teratur

akan mengalami radang sendi akut yang berulang dan kekambuhannya semakin

lama akan semakin sering, sakitnya bertambah lama dan sendi yang terasa sakit

akan bertambah besar, bahkan bisa pecah dan mengoreng. Untuk mencegah

terjadinya keadaan yang lebih parah pada penderita gout maka perlu dilakukan

terapi khusus.

Tujuan dari terapi gout pada penderita adalah untuk mengobati serangan

sendi yang akut, mencegah serangan gout susulan, mencegah terjadinya

pengendapan kristal asam urat dan mengobati topus dengan cara menurunkan

kadar asam urat di dalam darah. Terapi yang dilakukan dapat dikelompokkan

menjadi 2 bagian, yaitu terapi non farmakologi dan terapi farmakologi.

2.12.1 Terapi Non Farmakologi

Terapi non farmakologi adalah pengobatan yang dilakukan tanpa

menggunakan obat-obatan, sedangkan terapi farmakologi adalah pengobatan yang

dilakukan dengan menggunakan obat-obatan. Terapi non farmakologi dapat

dilakukan dengan cara :

1. Pengaturan pola makan yang baik

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gout adalah

dengan mengatur jumlah kalori yang masuk ketubuh dan jenis makan yang

boleh dimakan. Meski bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap

kadar asam urat didalam darah, makanan mempunyai andil dalam produksi

dan pembuangan asam urat melalui ginjal. Beberapa zat nutrisi yang
berpengaruh terhadap asam urat antara lain karbohidrat, protein, lemak dan

alkohol. Berdasarkan komposisinya karbohidrat dapat dikelompokan menjadi

dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat komplek. Karbohidrat

sederhana (monosakarida dan disakarida) bila dikonsumsi segera

meningkatkan kadar glukosa darah dan dapat menyebabkan peningkatan kadar

asam urat, untuk itu dianjurkan jumlah konsumsinya hanya 5-10% dari total

kalori, contoh karbohidrat sederhana yaitu madu, sirup, gula pasir, permen,

manisan buah dan lain-lain. Untuk karbohidrat komplek (polisakarida)

misalnya golongan padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, dan sagu

sangat baik dikonsumsi oleh penderita hiperurisemia karena akan

meningkatkan keluarnya asam urat melalui urin. Jenis nutrisi yang kedua

adalah protein yang merupakan sumber dari asam urat sehingga kita harus

membatasi mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung protein

tinggi agar kadar asam urat di tubuh tidak meningkat. Selain karbohidrat dan

protein kitapun harus bisa menjaga asupan lemak ke dalam tubuh karena

metabolisme lemak menjadi kalori di dalam tubuh akan menghasilkan keton

didalam darah (ketosis) yang bisa menyebabkan penurunan ekskresi asam urat

dari tubuh. Untuk minuman beralkohol meskipun bukan merupakan sumber

dari purin tetapi harus dihindari oleh penderita hiperurisemia karena alokohol

akan dimetabolisme menjadi asam laktat yang bisa menyebabkan penurunan

pH menjadi lebih asam sehingga pengeluaran asam urat terhambat. Oleh

karena itu kita harus mengatur asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh

kita berdasarkan kadar purinnya :


Kel I : rendah Kel II : sedang Kel III : tinggi
(0-15 mg) (50-150 mg) (150-800 mg)
Sayuran Daging sapi Sarden, cornet beef
Buah-buahan : (durian, Sari laut, udang, kerang, Hati
alpukat, nanas, air kelapa, remis, kepiting
melinjo)
Susu Makanan hasil laut Ginjal
Keju Kacang-kacangan Otak
Serealia (roti, sereal, Lentil, jamur, kangkung Limpa, paru, jantung
pasta, nasi)
gula Kembang kol, bayam Ekstrak daging, kaldu
asparagus

2. Air putih

Konsumsi air putih yang banyak akan membantu pengeluaran asam urat

melalui ginjal, untuk itu dianjurkan untuk mengkonsumsi air putih 8-10 gelas

per hari.

3. Olahraga

Olahraga yang teratur dapat memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan

sendi dan sangat berguna untuk memperkecil terjadinya kerusakan sendi

akibat radang sendi. Selain itu olahraga memberi efek menghangatkan tubuh,

mencegah pengendapan asam urat pada ujung-ujung tubuh yang dingin

karena kurang mendapat pasokan darah. Juga dapat mengurangi berat badan

yang membenani sendi anda.

4. Stop alkohol

Alkohol tidak mengandung purin. Namun alkohol harus dihindari oleh

penderita hiperurisemia karena alkohol dimetabolisme menjadi asam laktat

yang akan menghambat pembuangan asam urat. Oleh karena itu penderita

hiperurisemia harus menghindari makanan dan minuman yang banyak

mengandung alkohol seperti tape, brem, tuak dan minuman alkohol lainnya.
2.12.2 Terapi Farmakologi

Terapi farmakologi, adalah pengobatan yang dilakukan dengan

menggunakan obat-obatan. Tujuan pengobatan dengan terapi farmakologi dapat

dibagi menjadi dua yaitu pengobatan untuk serangan akut yang bertujuan

mengurangi peradangan dan pengobatan jangka panjang yang bertujuan

menurunkan kadar asam urat. Obat-obat yang digunakan untuk pengobatan

serangan akut yaitu, obat-obat anti inflamasi nonsteroid (AINS) yang dapat

menghalangi sintesis prostaglandin, kolkisin yang menghambat migrasi granulosit

dan menurunkan aktivitas fagosit dari granulosit dan kortokosteroid yang

mencegah produksi sel-sel dan faktor dalam reaksi inflamasi. Sedangkan obat-

obat yang digunakan untuk pengobatan jangka panjang yaitu obat urikosurik yang

dapat meningkatkan pengeluaran asam urat (probenesid dan sulfinpirazon) dan

obat urikostatik yang menghambat pembentukan asam urat (allopurinol).


2.13 Obat dan Mekanisme Kerja Obat Pirai

Gambar: lokasi mekanisme kerja obat pirai

 Obat anti inflamasi non steroid (AINS)

Digunakan untuk terapi gout serangan akut dengan tujuan mengurangi

peradangan. Mekanisme kerja dari obat-obat golongan ini adalah menghambat

pembentukan prostaglandin yang dapat menimbulkan nyeri. Kontra indikasi

obat AINS dapat menyebabkan tukak peptik dan tidak boleh digunakan untuk

ibu hamil dan menyusui. Contohnya antara lain : indometasin, piroksikam,

ketoprofen , ibuprofen dan lain-lain.

 Kolkisin

Kolkisin telah digunakan sejak lama pada pengobatan tradisional dalam

bentuk herba, kemudian diekstraksi menjadi obat modern yang baku

mengatasi radang sendi dan menghilangkan nyeri pada gangguan asam urat
akut. Kolkisin merupakan hasil isolasi dari tanaman Colchium autumnale yang

menjadi obat standar untuk radang dalam pengobatan gout akut dan sebagai

profilaksis. Mekanisme kerja dari kolkisin adalah dengan menghambat

migrasi leukosit dan menurunkan aktivitas fagositosis.

 Allopurinol

Seringkali menjadi pilihan pertama dokter untuk mengatasi penimbunan asam

urat pada sendi, kulit dan ginjal (digunakan untuk gout kronik dan profilaksis).

Allopurinol merupakan urikostatik dapat menghambat pembentukan asam urat

dan mempercepat pembuangan asam urat melalui ginjal. Mekanisme kerja dari

allopurinol adalah menghambat kerja dari xantin oksidase yang bekerja

mengubah hipoxantin menjadi xantin kemudian xantin menjadi asam urat.,

karena allopurinol akan ikut dimetabolisme terlebih dahulu oleh xantin

oksidase sehingga pembentukan asam urat terganggu. Allopurinol dapat

menyerap kembali kristal urat dari tofi sehingga dapat memperkecil tofi.

 Probenesid

Merupakan obat golongan urikosurik bekerja dengan cara menghambat

penyerapan kembali (reabsorbsi) asam urat di tubulus ginjal sehingga

keluarnya asam urat melalui ginjal meningkat. Digunakan untuk gout kronik.

Probenesid tidak bermanfaat bila laju filtrasi glomerulus < 30 ml per menit.

 Sulfinpirazon

Obat ini merupakan obat golongan urikosurik, cara kerjanya sama dengan

probenesid. Obat ini selain menurunkan kadar asam urat darah juga
mengurangi penggumpalan dan memperpanjang umur trombosit. Digunakan

untuk pengobatan gout kronik.

Obat-obat Gout

Obat Mekanisme Indikasi Kontraindikasi Efek samping


kerja obat
NSAID : Inhibitor Pirai akut Tukak peptik, Gangguan GIT,
Indometasin siklooksigenase hamil & sakit kepala,
Piroksikan (menghambat menyusui trombositopenia
Ketoprofen pembentukan
Ibuprofen prostaglandin)
KOLKISIN Inhibitor Pirai akut, Gangguan Mual, muntah,
migrasi profilaksis GIT, jantung, depresi sumsum
leukosit dan ginjal, tulang belakang
menurunkan hipersensitif
aktivitas
fagositosis
ALLOPURINOL Inhibitor Pirai Hipersensitif, Hipersensitif,
xantin kronik, hamil & demam,
oksidase profilaksis menyusui menggigil,
(menghambat leukositosis,
pembentka gangguan sal.
asam urat) cerna
PROBENESID Inhibitor Pirai Gangguan Gangguan GIT,
SULFINPIRAZON reabsorbsi kronik ginjal, hipersensitivitas,
asam urat pada nefrolitiasis nyeri kepala
tubulus ginjal

2.14 Interaksi Obat

o Obat yang menurunkan efek obat pirai

Obat Efek
Aspirin Menurunkan efek sulfinpirazon dan probenesid
Menurunkan efek piroksikam dan ibuprofen
Pirazinamid Efek ditingkatkan oleh allopurinol sehingga meningkatkan
kadar asam pirazonoik hiperurisemia
Probenesid Menurunkan efek allopurinol
o Obat yang meningkatkan efek obat pirai

Obat Efek
Difflusinal Meningkatkan efek indometasin
Eritromisin Meningkatkan toksisitas kolkisisn
Probenesid Meningkatkan efek indometasin dan efek
sulfinpirazon
Pirazinamid Meningkatkan efek probenesid

o Interaksi dengan obat yang lainnya

Golongan obat Berinteraksi dengan Keterangan


NSAID
Indometasin Antidiabetik oral Meningkatkan efek hipoglikemik
ACE inhibitor Menurunkan efek ACE inhibitor.
Menghambat siklooksigenase I
(COXI) sehingga produksi
prostaglandin yang berperan dalam
pegaliran aliran darah renal
(vasodilator) dan filtras glomerulus
terganggu.
Antikoagulan Meningkatkan efek antikoagulan
dengan menghambat agregasi platelet.
Beta bloker Peningkatan tekanan darah secara
signifikan karena karena
penghambatan sintesis PG dari
medulla ginjal. Selain itu, efek
hipotensi beta bloker berlawanan
dengan efek hipertensi dari
indometasin.
Litium karbonat Semua golongan NSAID
meningkatkan efek litium karbonat
dengan menghambat sintesis PGE2
(PG renal) sehingga menurunkan
ekresi ginjal.
Metotreksat Semua golongan NSAID
meningkatkan toksisitas metrotreksat
dengan menurunkan ekresi melalui
ginjal sehingga terjadi akumulasi
metrotreksat dan dapat menyebabkan
gagal ginjal.
Naproksen Misoprostol Terjadi peningkatan kesakitan
abdominal, perubahan frekuensi buang
air besar dan penurunan konsistensi
feses
Piroksikam Siklopospamid Meningkatkan efek diuterik
siklosporin
Siklosporin Meningkatkan kreatinin serum
siklosporin
Beta bloker Peningkatan tekanan darah secara
signifikan.
Antikoagulan Meningkatkan efek antikoagulan
phenprocounion.
Meningkatkan efek antikoagulan
dengan menghambat agregrasi
platelet.
Furosemid Menurunkan efek hipotensi dan
diuretik furosemid.
Misoprostol Dalam beberapa kasus terjadi efek
samping neurologik.
Diuretik Menurunkan efek natriuretik dari
furosemid dan tiazid, meningkatkan
resiko gagal ginjal
Glibenklamid Meningkatkan efek glibenklamid (13-
15%)
Kolesteramin Menurunkan efek piroksikan dengan
mengingatnya dan meningkatkan
ekskresi melalui feses.
Litium karbonat Semua golongan NSAID
meningkatkan efek litium karbonat
dengan menghambat sintesis PGE2
(PG renal) sehingga menurunkan
ekskresi ginjal.
Metrotreksat Semua golongan NSAID
meningkatkan toksisitas metroterksat
dengan menurunkan ekskresi ginjal.
Fenopropen Antikoagulan dan agen Meningkatkan efek antikoagulan dan
trombolitik agen trombolitik dengan menghambat
agregasi platelet, selain itu fenoprofen
sendiri dapat menyebabkan
pendarahan gastrointestinal.
Aspirin Menurunkan konsentrasi dan t½
fenoprofen dalam plasma,
kemungkinan mendesak fenoprofen
dari tempat berikatan dengan protein,
atau dengan induksi enzim sehingga
meningkatkan metabolisme dan
mempercepat ekskresi.
Fenobarbital Pada pemakaian jangka panjang dapat
menurunkan konsentrasi dan t½
fenoprofen dalam plasma.
Kortokosteroid
Triamsinolon Paracetamol Kortikosteroid menginduksi enzim-
Heksasetonid enzim di hati, meningkatkan
dan prednison pembentukan metabolisme
paracetamol sehingga meningkatkan
hepatotoksisitas (pada dosis
penggunaan bersama dalam jangka
panjang atau dosis parasetamol yang
tinggi).
Anabolik steroid/ Kemungkinan meningkatkan resiko
Androgen edema, meningkatkan terjadinya
jerawat.
Antacid Menurunkan efikasi glukokortikoid
dengan menghambat absorbsi.
Antikolinergik Antropin meningkatkan tekanan
intraokular
Kalium depleting Terjadi hipokalemia karena
diuretik peningkatan ekresi kalium oleh
glukokortikoid
Carbonic Anhydrase Peningkatan resiko hipernatimia
Inhibitor dan/atau edema karena kortikoid
(asetoozolamid) menyebabkan retensi natrium dan air.
Penggunaan bersama untuk jangka
panjang mungkin meningkatkan
resiko hipokalemia dan osteoporosis
karena asetozolamid meningkatkan
ekresi kalsium.
Antikoagulan Menurunkan efek antikoagulan,
peningkatan resiko pendarahan atau
ulserasi intestinal.
Antidiabetik Glukokortikoid mungkin
meningkatkan kadar gula oleh karena
efek hipoglikemik dari antidiabetik
berlawanan dengan efek glikemik dari
glukokortikoid. Jika diperlukan
tingkatan dosis antidiabetik.
Asparaginase Glukokortikoid terutama prednisone
meningkatkan efek hiperglikemik
aspaginase.
Kontrasoplif oral Meningkatkan efek dan toksisitas
glukokortikoid.
Glikosida digitalis Meningkatkan toksisitas digitalis dan
resiko aritmia, karena hipokalemia.
Salisilat Meningkatkan eksresi dan
menurunkan kontrasepsi plasma
salisilat, Saliccylism mungkin terjadi
ketika dosis glukokortikoid dikurangi
atau pemakaiannya dihentikan,
khususnya pada pasien yang
menerima salisilat dosis tinggi, selain
resiko pandarahan atau ulser
gastrointestinal juga meningkat.
Neuromuscular Hipokalemia yang induksi
blocking agent glukokortikoid meningkatkan
blockade nondepolarisasi
neuromuscular bloking agent sehingga
meningkatkan depresi pernapasan atau
paralysis (apnea).
Obat/makanan yang Menyebabkan edema dan peningkatan
mengandung Na tekanan darah, mungkin mencapai
level hipertensi.
Somatropin Menghambat respon pertumbuhan
somatropin bila dosis kortikosteroid
berlebihan.
Beta Menyebabkan hipokalemia (additive
antagonis/bronkodilator potassium loosing effect).
Agen penginduksi Seperti fenitoin, fenobarbital
enzim hati menurunkan efek kortikosteroid
NSAID/indometasin dengan metabolisme.
Meningkatkan efek samping dari
masing-masing obat sehingga dapat
menyebabkan pendarahan
gastrointestinal dan ulserasi.
Kolkisin
Siklosporin Meningkatkan toksisitas siklosporin
dan menyebabkan kelainan otot
seperti myopati dan rhabdomyopati.
Eritromisin Meningkatkan toksisitas dengan
menghambat metabolisme.
Urikosurik
Sulfinpirazon Antikoagulan Meningkatkan efek antikoagulan
dengan menghambat metabolisme.
Aspirin Menurunkan efek sulfinpirazon
dengan menghambat reabsorbsi asam
urat.
Bensilpenisilin Meningkatkan efek benzilpenisilin
dengan menurunkan eksresi melalui
ginjal.
Betabloker Menurunkan efek oxprenolol.
Probenesid ACE inhibitor Meningkatkan efek ACE inhibitor
Allopurinol Meningkatkan efek allopurinol dengan
meningkatkan ksresi melalui ginjal.
Antidiabetes Meningkatkan efek hipoglikemik
klorpropamid dengan meningkatkan
t½ .
Antukoagulan Meningkatkan efek antikoagulan
dengan menghambat glukoronidase.
Antibiotik kuinolon Meningkatkan efek antibiotik
kuinolon dengan menghambat eksresi
urinary.
Aspirin Menurunkan efek probenesid dengan
menghambat eksresi di ginjal akibat
kompetisi pada tubulus.
BAB III

KESIMPULAN

Gout adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat di

dalam darah. Penyakit ini banyak kita temukan di masyarakat, penyebabnya

antara lain karena gangguan metabolisme asam urat di dalam tubuh sehingga

produksi asam urat dalam tubuh meningkat, pembuangan asam urat yang

berkurang karena gangguan ginjal atau karena faktor lain seperti asupan purin

yang terlalu banyak. Gout dapat menyebabkan komplikasi berbagai penyakit

antara lain gangguan fungsi ginjal, gagal ginjal, jantung dan hipertensi. Apabila

seseorang telah di dapati hiperurisemia maka dianjurkan untur mengatur pola

makan agar kadar purin di dalam darah berkurang dan kembali normal. Tetapi

untuk orang yang mengalami gout akut di anjurkan untuk mengkonsumsi obat-

obat NSAID untuk mengurangi nyeri kemudian dilanjutkan dengan penggunaan

kolkisin sebagai profilaksis dan pereda nyeri. Bila orang tersebut telah mengalami

gout kronik dianjurkan menggunakan obat-obat urikosurik (probenesid dan

sulfinpirazon) dan urikostatik (alopurinol). Adapun cara-cara yang dapat di

lakukan untuk mencegah terserang penyakit gout adalah dengan mengatur pola

makan (purin, karbohidrat, lemak), tidak mengkonsumsi alcohol, banyak minum

air putih dan olah raga secukupnya.


DAFTAR PUSTAKA

1. Joseph,T., Dipiro,T.,Pharmacoterapy Handbook, edisi 5, Internasional

edition, mc, Graw-hill Medical Publishing Division.

2. Bagian Farmakologi fakultas Kedokteran UI, Farmakologi dan Terapi, edisi

4, Gaya Baru, Jakarta,1995.

3. Hoan Tjay, Tan., Rahardja, Kirana, Obat – Obat Penting, Penerbit PT Media

Komputindo, Jakarta,2002.

4. Richard, Harkness, Interaksi Obat, Penerbit ITB, Bandung, 1989.

5. Faisal, Yatim, Penyakit Tulang dan Persendian, edisi pertama, PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006.

6. Mansjoer, Arif, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid Kedua,

Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000.

7. Sylvia, A., Price and Lorraine, M., Wilson, Patofisiologi Penyakit, edisi 4,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1995.

8. Robert, K., Murray, Darly, K., Granner, Peter, A., Mayes, Biokimia Harper,

edisi 24, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1997.


HASIL DISKUSI

1. Apakah penyakit pirai dapat sembuh total dan apakah pengobatannya harus

dilakukan terus menerus, serta bagaimana regimen pemberian obatnya?

Jawab : Penyakit pirai dapat sembuh total, tetapi setelah sembuh harus tetap

dikontrol pola makannya supaya tidak kambuh lagi karena penyakit

pirai terutama disebabkan oleh makanan yang banyak mengandung

purin. Pemakaian alopurinol untuk mengobati penyakit pirai ringan

200-400 mg sehari, untuk penyakit yang lebih berat 400-600 mg, untuk

penderita gangguan fungsi ginjal dan hiperurisemia 100-200 mg

sehari, untuk anak 6-10 tahun 300 mg sehari dan anak dibawah 6 tahun

150 mg sehari. Pemakaian probenezid 2 kali 250 mg/hari selama 1

minggu diikuti dengan 2 kali 500 mg/hari.

2. Apakah obat tradisional yang beredar dipasaran untuk mengobati asam urat

aman digunakan dan apakah semua obat asam urat mempunyai efek samping

dapat menyebabkan kerusakan terhadap fungsi ginjal?

Jawab : Obat tradisional dapat digunakan untuk mengobati asam urat apabila

sudah teruji secara empirik. Obat asam urat yang bersifat urikosurik

dapat meningkatkan pengeluaran asam urat melalui ginjal dikeluarkan

bersama dengan urine, apabila tidak dibarengi dengan minum yang

banyak maka asam urat akan menumpuk diginjal mengakibatkan ginjal

menjadi rusak.

Anda mungkin juga menyukai