ARTHRITIS
Dosen Pengampu:
Apt. Annisa septyana Putri, M.Farm
Kelompok 5:
Pengertian Gout
01 Arthritis 04 Faktor Resiko
Hasil
02 Etiologi 05 Laboratorium
03
03 Patofisiologi 06 Tata Laksana Terapi
01
PENGERTIAN
GOUT ARTHRITIS
PENGERTIAN
Gout Arthritis atau di kenal dengan asam urat merupakan
radang persendian yang disebabkan oleh tinggi nya kadar
asam urat dalam tubuh atau bisa di sebut dengan
hiperurisemia. Karena tubuh mengalami gangguan
metabolisme purin sehingga terakumulasinya endapan kristal
monosodium urat yang terkumpul di dalam persendian
(Padila, 2013). Asam urat merupakan senyawa nitrogen yang
dihasilkan dari proses katabolisme purin baik dari diet
maupun dari asam nukleat endogen (asam deoksiribonukleat).
02
ETIOLOGI
ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya, penyakit asam urat digolongkan menjadi 2, yaitu:
1. Gout primer
Kebanyakan belum di ketahui atau bisa disebut idiopatik. Hal ini di duga berkaitan dg
kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang
dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat. Gout primer yang merupakan akibat dari
hiperurisemia primer, terdiri dari hiperurisemia karena penurunan ekskresi (80-90%) dan karena
produksi yang berlebih (10- 20%) Hiperurisemia primer karena ada nya penurunan ekskresi
kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik dan menyebabkan gangguan pengeluaran asam urat
yang menyebabkan hiperurisemia.
ETIOLOGI
2. Gout sekunder
Gout sekunder dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu kelainan yang menyebabkan
peningkatan biosintesis de novo, kelainan yang menyebabkan peningkatan degradasi ATP atau
pemecahan asam nukleat dan kelainan yang menyebabkan sekresi menurun. Hiperurisemia
sekunder karena produksi berlebih yang disebabkan oleh keadaan yg menyebabkan peningkatan
pemecahan ATP atau pemecahan asam nukleat dari dari intisel. Peningkatan pemecahan ATP akan
membentuk AMP dan berlanjut membentuk IMP atau purine nucleotide dalam metabolisme purin,
sedangkan hiperurisemia akibat penurunan ekskresi dikelompokkan dalam beberapa kelompok
yaitu karena penurunan masa ginjal, penurunan filtrasi glomerulus, penurunan fractional uric acid
clearence dan pemakaian obat-obatan
03
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria
dewasa kurang dari 7 mg/dl, dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Apabila
konsentrasi asam urat dalam serum lebih besar dari 7 mg/dl dapat
menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Jika kristal asam
urat mengendap dalam sendi, akan terjadi respon inflamasi dan diteruskan
dengan terjadinya serangan gout. Dengan adanya serangan yang berulang –
ulang, penumpukan kristal monosodium urat yang dinamakan thopi akan
mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga.
2. Konsumsi alkohol
karena alkohol meningkatkan produksi asam urat. Kadar laktat darah
meningkat sebagai akibat produk sampingan dari metabolisme normal
alkohol. Asam laktat menghambat ekskresi asam urat oleh ginjal sehingga
terjadi peningkatan kadarnya dalam serum.
FAKTOR RESIKO
3. Konsumsi ikan laut
Karena ikan laut memiliki kadar purin yang tinggi sehingga dapat menyebabkan
adam urat
4. Penyakit
Penyakit yang sering berhubungan dengan hiperurisemia. Seperti Obesitas, diabetes
melitus, penyakit ginjal, hipertensi, dislipidemia, dsb.
5. Obat-Obatan
Misal, diuretik, antihipertensi, aspirin, dsb. Diuretik sering digunakan untuk
menurunkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, tetapi hal tersebut juga dapat
menurunkan kemampuan ginjal untuk membuang asam urat. Hal ini dapat meningkatkan
kadar asam urat dalam darah dan menyebabkan serangan gout. Gout yang disebabkan oleh
pemakaian diuretik dapat "disembuhkan" dengan menyesuaikan dosis.
FAKTOR RESIKO
6. Jenis Kelamin
Meskipun rasio jenis kelamin laki- laki dan perempuan sama pada usia lanjut. Pria
memiliki resiko lebih besar terkena nyeri sendi dibandingkan perempuan pada semua
kelompok umur.
Secara umum penanganan arthritis gout adalah memberikan edukasi, pengaturan diet,
istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan dini agar tidak terjadi kerusakan sendi
ataupun komplikasi lain (Anastesya W, 2009).
Tujuan terapi meliputi: terminasi serangan akut, mencegah serangan di masa depan,
mengatasi rasa sakit dan peradangan dengan cepat dan aman, mencegah komplikasi seperti
terbentuknya tophi, batu ginjal, dan arthropati destruktif.