Anda di halaman 1dari 23

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal ini yang berjudul “Pengaruh Pemberian Rebusan
Daun Sirsak Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Dengan Gout Arthritis
(asam urat) di Desa Tambakmas Jendi Kecamatan Girimarto”, sebagai
salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Penulisan Ilmiah,
tanpa suatu halangan apapun.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dorongan dan bantuan


dari berbagai pihak maka sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan
Proposal ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala
bimbingan, pengarahan dari Ibu Nita Yuniati Ratnasari., S.Kep.Ns.,M.Kes
selaku pembimbing mata kuliah Penulisan Ilmiah dan berbagai pihak yang
penulis terima, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal ini.

Dalam penulisan Proposal ini masih kurang dari kesempurnaan oleh


karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan proposal penelitian ini.

Girimarto, 12 April 2022

Penulis
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iv

DAFTAR TABEL .................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

1.4.1 Manfaat Penelitian Teoritis .................................................. 4

1.4.2 Manfaat Penelitian Praktis ................................................... 4

1. Bagi Peneliti ................................................................. 4

2. Bagi Pasien .................................................................. 5

3. Bagi Keluarga ............................................................... 5

4. Bagi Masyarakat ........................................................... 5

5. Ruang Lingkup ............................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 6

2.1 Konsep Daun Sirsak ........................................................................ 6

2.1.1 Deskripsi ........................................................................... 6


iv

2.1.2 Kandungan Daun Sirsak ..................................................... 6

2.1.3 Manfaat Daun Sirsak .......................................................... 6

2.2 Bahan dan Alat Pembuatan Jus Mentimun ........................................ 7

2.3 Cara Pembuatan Daun Sirsak........................................................... 7

2.4 Pengertian Gout Arthritis ................................................................. 7

2.5 Gejala ............................................................................................ 8

2.6 Faktor Terjadinya Gout Arthritis ....................................................... 9

2.7 Dehidrasi .......................................................................................10

A. Makan Berlebihan ..................................................................10

B. Konsumsi Alkohol ..................................................................10

2.8 Pengobatan Untuk Penderita Gour Arthritis ......................................11

A. Secara Farmakologis ..............................................................11

B. Secara Non Farmakologis .......................................................13

BAB III KERANGKA TEORI, KONSEP, DAN DEFINISI ................... 16

3.1 Kerangka Teori ..............................................................................16

3.2 Kerangka Konsep ...........................................................................16

3.3 Definisi Operasional .......................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 18


v

DAFTAR GAMBAR

3.1 Gambar Kerangka Teori .................................................................16

3.2 Gambar Kerangka Konsep ..............................................................16


vi

DAFTAR TABEL

3.3 Tabel Definisi Operasional ..............................................................17


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Artritis gout adalah penyakit yang sering ditemukan dan tersebar


di seluruhdunia. Artritis gout atau biasa dikenal juga sebagai artritis
pirai, merupakankelompok penyakit heterogen akibat deposisi kristal
monosodium yang terdapat pada
jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraselu
ler.Gangguan metabolisme yang mendasarkan artritis gout adalah
hiperurisemia yangdidefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih dari
7,0 ml/dl untuk pria dan 6,0ml/dl untuk wanita (Tehupeiory, 2006). Hal
ini disebabkan oleh meningkatnya kadar asam urat dalam
darah(hiperurisemia) dan mempunyai ciri khas yaitu berupa episode
artritis gout akutdan juga kronis (Schumacher dan Chen, 2008). Tahun
1986 dilaporkan prevalensigout arthritis di Amerika Serikat adalah
13,6/1000 pria dan 6,4/1000 perempuan.Prevalensi gout bertambah
dengan meningkatnya taraf hidup. Gout artritismerupakan penyakit
dominan pada pria dewasa, sebagaimana yang disampaikanoleh
Hippocrates bahwa gout jarang pada pria sebelum masa remaja
sedangkan pada perempuan jarang sebelum menopause (Sudoyo,
2009).

Penyakit asam urat atau yang biasa disebut gout adalah sejenis
penyakit sendiyang terjadi akibat kadar asam urat yang terlalu tinggi
dalam darah. Pada kondisinormal asam urat larut dalam darah dan
keluar melalui urine. Tapi dalam kondis itertentu, tubuh dapat
menghasilkan asam urat dalam jumlah berlebih atau mengalami
gangguan dalam membuang kelebihan asam urat, sehingga asam urat
menumpuk didalam tubuh.
2

Penumpukan asam urat didalam tubuh tersebut akan membentuk


kristaldisendi yang dapat memicu nyeri dan pembekakan diberbagai
sendi tubuh.Meskipun pada umumnya terbentuk dalam sendi, kristal
asam urat juga bisaterbentuk diginjal maupun disaluran kemih. Kondisi
tersebut bisa mengganggufungsi pada ginjal atau menyebabkan batu
saluran kemih.
Nyeri yang hebat dirasakan oleh penderita pada satu atau beberapa se
ndi,seringkali terjadi pada malam hari. nyeri semakin memburuk dan tak
tertahankan.Sendi membengkak dan kulit diatasnya tampak merah atau
keunguan, kencangdan licin, serta terasa hangat. Menyentuh kulit diatas
sendi yang terkena bisamenimbulkan nyeri yang luar biasa. Penyakit ini
paling sering mengenai sendi di pangkal ibu jari kaki. Tanaman sirsak
termasuk juga tanaman tahunan yang dapat tumbuh
dan berbuah sepanjang tahun, apabila air tanah mencukupi selama per
tumbuhannya. Tanaman sirsak di indonesia menyebar dan tumbuh
mulai dari dataran rendahyang beriklim kering sampai daerah basah
dengan ketinggian 1.000m dari permukaan laut (Radi, 1998). Daun
sirsak juga memiliki kandungan yaitu berupa alkoid,
tanin,juga beberapa kandungan lainnya termasuk juga senyawa annon
aceous acetogeninsyang merupakan senyawa yang memiliki potensi
sitotoksik. Menurut Robinson,kandungan senyawa dalam daun sirsak
antara lain adalah steroid/terpenoid,flavonoid, kumarin, alkaloid, dan
tanin. Senyawa flavonoid ini berfungsi sebagaiantioksidan pada penyakit
kanker, anti mikroba, anti virus, dan pengatur tubuh(Robinson, 1995).
3

Daun sirsak bermanfaat sebagai pengobatan alternatif untuk


pengobatan asam urat, yaitu dengan mengonsumsi air rebusan daun
sirsak selain
untuk pengobatan asam urat, daun sirsak juga bisa dimanfaatkan untu
k pengobatan kanker, demam, diare, sakit pinggang, flu dan lain-
lain.(Mardina, 2011). Berdasarkan uraian diatas, penggunaan air
rebusan daun sirsak bisa untuk mengobati beberapa penyakit salah
satunya seperti asam urat (gout artritis). Oleh karena itu penulis ingin
meneliti lebih lanjut mengenai Efektifitas rebusan daun sirsak sebagai
penurunan nyeri pada penderita gout artritis terhadap laki-laki usia40-
50 tahun di wilayah jakarta pusat“PENGARUH PEMBERIAN
REBUSAN DAUN SIRSAK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
NYERI PADA PASIEN DENGAN GOUT ARTHRITIS (asam urat) DI
DESA TAMBAKMAS JENDI KECAMATAN GIRIMARTO”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan


masalah yaitu : “ Bagaimanakah Pengaruh Pemberian Rebusan Daun
Sirsak Terhadap Penurunan Tekanan Nyeri Pada Pasien Dengan Gout
Arthritis (asam urat) Di Desa Tambakmas Jendi Kecamatan Girimarto ?
”.

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Sirsak
Terhadap Penurunan Tekanan Nyeri Pada Pasien Dengan Gout
Arthritis (asam urat) Di Desa Tambakmas Jendi Kecamatan
Girimarto
4

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi tekanan nyeri penderita asam urat sebelum
diberi rebusan daun sirsak.
2. Mengidentifikasi tekanan nyeri penderita asam urat sesudah
diberi rebusan daun sirsak.
Membandingkan pemberian rebusan daun sirsak pada
penderita asam urat di Desa Tambakmas Jendi Kecamatan
Girimarto.
3. Menyusun resume asuhan keperawatan melalui pemberian
rebusan daun sirsak terhadap penurunan tekanan nyeri pada
pasien dengan gout arthritis (asam urat) di Desa Tambakmas
Jendi Kecamatan Girimarto.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini baik
secara teoritis maupun secara praktis sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Penelitian Teoritis
Penelitian ini diharapkan agar mampu memperluas pandangan
dan pengetahuan untuk masyarakat umum, keilmuan medical
bedah dan referensi bagi peneliti ini perihal manfaat dari rebusan
daun sirsak terhadap penurunan nyeri pada penderita asam urat.
1.4.2 Manfaat Penelitian Praktis
1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi


pengetahuan, pengalaman, serta wawasan di dalam ilmu
keperawatan dalam perkembangan ilmu terapi
komplementer.
5

2. Bagi Pasien

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan


penjelasan dan menjadikan rebusan daun sirsak sebagai salah
satu obat alternatif nonfarmakologi yang dapat menangani
penyakit asam urat selain mengkonsumsi obat farmakologi,
bahwa dengan mengkonsumsi rebusan daun sirsak setiap hari
dapat menstabilisasi pada penderita asam urat.

3. Bagi Keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan


pengetahuan dan penjelasan terhadap rebusan daun sirsak
sebagai salah satu obat alternatif nonfarmakologi yang dapat
menangani penyakit asam urat.

4. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan


pengetahuan tentang obat alternatif pencegah asam urat.

5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang akan dibahas dari penelitian ini


adalah mengetahui perbedaan tekanan nyeri pada penderita
asam urat di Desa Tambakmas Jendi sebelum dan sesudah
pemberian rebusan daun sirsak. Variabel dependen adalah
penurunan nyeri dan variabel independen adalah pemberian
rebusan daun sirsak. Lokasi penelitian ini di Desa Tambakmas,
Jendi Kecamatan Girimarto.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DAUN SIRSAK

2.1.1. Deskripsi

Daun sirsak berwarna hijau muda sampai hijau tua memiliki


panjang 6-18 cm, lebar3-7 cm, bertekstur kasar, berbentuk bulat
telur, ujungnya lancip pendek, daun bagian atasmengkilap hijau
dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun, berbentuk lateral
saraf.Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai
daun pendek sekitar 3-10mm (Radi, 1998).

2.1.2 Kandungan Daun Sirsak

Menurut Zuhud (2011), daun yang berkualitas adalah daun


sirsak dengan kandunganantioksidan yang tinggi terdapat pada daun
yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai ke-5dari pangkal batang daun
dan dipetik pukul 5-6 pagi. Daun yang terlalu muda belum banyak
acetogenin yang terbentuk, sedangkan kadar acetogenins
pada daun yang terlalutua sudah mulai rusak sehingga kadarnya
berkurang.

Salah satu kandungan kimia sirsak yang berperan penting


untuk obat adalah flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu
metabolit sekunder dan keberadaannya pada daun tanaman
dipengaruhi oleh proses fotosintesis sehingga daun muda belum
terlalu banyak mengandung flavonoid.

2.1.3 Manfaat Daun Sirsak

Daun sirsak mengandung flavonoid (antioksidan tinggi) yang


mampu mencegah pembentukan asam urat dengan cara
7

menghambat kerja enzim xhantine oxsidase. Enzim xhantine


oxsidase berperan dalam perubahan hypoxhantine menjadi
xhantine,lalu menjadi asam urat.

Penderita asam urat tidak bias mengkonsumsi daun sirsak


secara sembarangan.Sebab,ada acara yang tepat dan aman untuk
mengkonsumsi daun sirsak dalam bentuk teh.

2.2 Bahan dan alat pembuatan jus Mentimun


 10 lembar daun sirsak
 Gelas 250 ml
 Air 200 ml
 panci berukuran sedang
2.3 Cara Pembuatan Rebusan Daun Sirsak

Rebus 10 lembar daun sirsak (pilih yang agak tua) dengan


3 gelas air mineral bisa diminum dalam keadaan hangat atau
dingin.Minum dengan rutin setiap pagi agar manfaat daun sirsak
cepat dirasakan.

2.4 Pengertian Gout Arthritis

Gout Artritis adalah penyakit metabolik yang disebabkan


penimbunan kristalmonosodium urat monohidrat di jaringan atau
akibat adanya supersaturasi asam uratdidalam cairan
ekstraseluler (Roddy & Doherty, 2010). Manifestasi klinik deposit
uratditandai dengan peningkatan kadar urat dalam serum,
serangan artritis gout akut,terbentuknya tofus, nefropati gout
dan batu asam urat. Gangguan metabolisme padaartritis gout
adalah hiperurisemia yaitu peningkatan kadar asam urat > 7,0
mg/dl padalaki-laki dan > 6,0 mg/dl pada perempuan (Mandel,
2008).
8

World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar


335 juta orang di duniamengidap penyakit gout (Bobaya, 2016).
Ketika seseorang telah mengalamihiperuresemia maka dapat
dikatakan pula seseorang tersebut mengalami gout artritis,yang
mana gout artritis merupakan salah satu penyakit rematik yang
menduduki urutanketiga setelah rematoid artritis. Prevalensi
penyakit gout di negara maju pada populasiseperti di USA
diperkirakan 13,6/100.000 penduduk (Sukarmin, 2015).

Gout Artritis juga termasuk penyakit yang diakibatkan dari


suatu proses inflamasiyang terjadi karena deposisi kristal asam urat
pada jaringan sendi, penyakit inimerupakan faktor penghambat
diberbagai kegiatan, walaupun Gouty Arthritis tidaktermasuk dalam
tiga besar penyakit pembunuh tapi sangat mengganggu.
Patutdiwaspadai karena jika tidak ditangani dengan baik dan benar
akan berdampak
buruk pada kerja ginjal. Jika batu asam urat menumpuk di ginjal m
aka akan menuju padakeadaan penyakit ginjal kronik. (Misnadiarly.
2007).

2.5 Gejala

Gejala arthritis gout akut disebabkan oleh reaksi inflamasi


jaringan akibat pembentukan kristal monosodium urat monohidrat.
Penyakit ini juga ditandaidengan nyeri yang terjadi berulang-ulang
yang disebabkan adanya endapan kristalmonosodium urat yang
tertumpuk didalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadarasam
urat di dalam darah (Anjarwati 2010). Nyeri pada penderita penyakit
ini juga biasanya dirasakan pada daerah pangkal ibu jari, nyeri
dapat dirasakan pada malam hariatau pada saat bangun pagi yang
9

disertai dengan bengkak, kemerahan sehingga dapatmengganggu


aktivitas sehari-hari pada penderita penyakit tersebut.

2.6 Faktor Terjadinya Gout Artritis

Ginjal merupakan filter berbagai benda asing untuk diekskresi


keluar tubuh. Karena itu, gangguan yang timbul pada organ ini akan
memengaruhi metabolisme tubuh dan menimbulkan berbagai jenis
penyakit. Salah satunya penyakit yang bisa ditimbulkan adalah
hiperurisemia. Hiperurisemia dan penyakit ginjal memiliki hubungan
sebab akibat. Gangguan fungsi ginjal pada ginjal bisa mengganggu
eskresi asam urat. Namun, kadar asam urat yang terlalu tinggi juga
bisa mengganggu kinerja dan fungsi ginjal (Lingga, 2012:41).

Gout umumnya dialami oleh pria dan wanita dewasa yang


berusia diatas 40 tahun. Setelah memasuki masa pubertas, pria
memiliki resiko gout lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.
Jumlah total penderita gout pada pria lebih banyak dibandingkan
dengan kaum wanita. Ketika memasuki usia paruh baya, jumlahnya
menjadi sebanding antara pria dan wanita. Dalam sebuah kajian di
Amerika, prevalensi berlipat ganda dalam populasi usia 40-75 tahun.
Dalam kajian kedua, prevalensi gout pada populasi dewasa di Inggris
diperkirakan sebesar 1.4%, dengan puncaknya lebih dari 7% pada
pria usia 40-75 (Beyond, 2013). Menurut survey yang diadakan oleh
National Health and Nutrition Examinition Survey (NHANES), rasio
penderita hiperurisemia sebagai berikut:

 Usia diatas 20 tahun : 24%


 Usia 50-60 tahun : 30%
 Usia lebih tua dari 60 tahun : 40%
 Rata-rata penduduk Asia : 5-6%
10

Resiko serangan gout mencapai puncaknya pada saat seseorang


berusia 75 tahun, setelah berusia di atas 75 tahun, resiko gout
semakin menurun, bahkan tidak ada resiko sama sekali. Kecuali, jika
penyakit tersebut merupakan perkembangan dari penyakit gout
kronis yang sebelumnya telah dialami (Lingga, 2012:24).
2.7 Dehidrasi

Kekurangan cairan didalam tubuh akan menghambat ekskresi


asam urat. Pada dasarnya semua cairan itu adalah pelarut. Namun,
daya larut setiap cairan berbeda-beda. Air yang memiliki daya larut
paling tinggi adalah air putih. Air putih dapat melarutkan semua zat
yang larut di dalam cairan, termasuk asam urat. Air diperlukan
sebagai pelarut asam urat yang dibuang atau diekskresi melalui
ginjal bersama urine. Jika tubuh kekurangan air, maka akan
menghambat ekskresi asam urat sehingga memicu peningkatan
asam urat. Saat volume cairan tubuh kurang, maka sampah sisa
metabolisme pun akan menumpuk. Penumpukan asam urat dan sisa
metabolisme itulah yang menimbulkan nyeri di persendian (Lingga,
2012:166).

A. Makan berlebihan
Asupan purin dari makanan akan menambah jumlah
purin yang beredar di dalam tubuh. secara teknis,
penambahan purin yang beredar di dalam darah tergantung
pada jumlah purin yang berasal dari makanan. Artinya,
semakin banyak mengkonsumsi purin, semakin tinggi kadar
asam urat (produk akhir metabolisme purin) dalam
tubuh (Lingga, 2012:98).
B. Konsumsi alcohol
Sejumlah studi mengatakan konsumsi alkohol memiliki
pengaruh sangat besar dalam meningkatkan prevalensi gout
11

pada penggemar alkohol. Dampak buruk alkohol akan


semakin nyata pada individu yang mengalami obesitas.
Sebuah studi yang dilakukan di Jepang oleh Shirusi H. (2009)
menemukan korelasi nyata antara konsumsi alkohol dan
obesitas terhadap hiperurisemia. Resiko konsumsi alkohol
semakin tinggi jika dilakukan oleh penderita obesitas.
Dikatakan bahwa penderita obesitas yang gemar
mengkonsumsi akohol dipastikan mengalami gout(Lingga,
2012:47).
2.8 Pengobatan untuk penderita Gout Artritis

Tujuan pengobatan pada penderita artritis gout adalah untuk


mengurangi rasa nyeri, mempertahankan fungsi sendi dan mencegah
terjadinya kelumpuhan. Terapi yang diberikan harus dipertimbangkan
sesuai dengan berat ringannya artrtitis gout (Neogi, 2011).
Penatalaksanaan utama pada penderita artritis gout meliputi edukasi
pasien tentang diet, lifestyle, medikamentosa berdasarkan kondisi
obyektif penderita, dan perawatan komorbiditas (Khanna et al, 2012).
Maka dari itu Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita
gout meliputi farmakologi dan non farmakologi.

A. Secara Farmakologis

Penanganan secara farmakologi yaitu dengan


menggunakan obat, seperti: NSAID, colchicine, corticosteroid,
probenecid, allopurinol dan urocisuric (Helmi, 2012). Tetapi
Pemberian terapi farmakologi terus-menerus menyebabkan
ketergantungan dan mengganggu kerja beberapa organ pada
tubuh lanjut usia (Brasher, 2007). Untuk mendapatkan hasil
yang optimal, sebaiknya pengobatan serangan artritis gout
diobati dalam 24 jam pertama serangan, salah satu
12

pertimbangan pemilihan obat adalah berdasarkan tingkatan


nyeri dan sendi yang terkena. Terapi kombinasi dapat
dilakukan pada kondisi akut yang berat dan serangan artritis
gout terjadi pada banyak sendi besar. Terapi kombinasi yang
dilakukan adalah kolkisin dengan NSAID, kolkisin dan
kortikosteroid oral, steroid intraartikular dan obat lainnya.

Untuk kombinasi NSAID dengan kortikosteroid sistemik


tidak disarankan karena dikawatirkan menimbulkan toksik
pada saluran cerna (Khanna et al, 2012). Obat golongan
NSAID yang di-rekomendasikan sebagai lini pertama pada
kondisi artritis gout akut adalah indometasin, naproxen, dan
sulindak. Ketiga obat tersebut dapat menimbulkan efek
samping serius pada saluran cerna, ginjal, dan perdarahan
saluran cerna.

Febuxostat merupakan obat golongan xantin oksidase


inhibitor yang direkomendasikan sebagai terapi hiperurisemia
pada penderita artritis gout yang memiliki kontraindikasi
ataupun intoleransi terhadap alopurinol (NICE, 2008).
Febuxostat memiliki struktur yang berbeda dengan alopurinol,
bersifat lebih poten terhadap xantin oksidase dan tidak
memiliki efek terhadap enzim lain pada metabolisme purin dan
pirimidin. Dosis yang disarankan adalah 80 mg perhari, dan
dapat ditingkatkan 120 mg perhari bila target kadar asam urat
tidak tercapai setelah 2 sampai 4 minggu (Edwards, 2009).

Obat lain yang diberikan pada artritis gout adalah


probenesid, obat golongan urikosurik ini diberikan sebagai
alternatif lini pertama pengobatan apabila didapatkan
kontraindikasi terhadap obat golongan xantin oksidase
13

inhibitor. Dosis yang diberikan pada orang dewasa yakni 500


mg, diberikan 2 kali perhari dan dosis maksimal 2 gram
perhari. Namun obat ini tidak dapat diberikan pada penderita
yang mengalami penurunan fungsi ginjal dan riwayat batu
saluran kemih (Khanna et al, 2012).

B. Secara Non Farmakologis


Secara non farmakologis, dapat dilakukan dengan
pemberian air rebusan daun sirsak, daun sirsak mengandung
senyawa yang penting yaitu tanin, resin, crytallizable
mangostine dan alkaloid murisin yang mampu mengatasi
nyeri sendi pada penyakit gout. Senyawa yang terkandung
dalam daun sirsak berfungsi sebagai analgesik (pereda rasa
nyeri) yang kuat serta bersifat antioksidan. Sifat antioksidan
yang terdapat pada daun sirsak dapat mengurangi
terbentuknya asam urat melalui penghambatan produksi
enzim xantin oksidase.

Kombinasi sifat analgesik dan anti inflamasi ini mampu


mengurangi gout. Penderita gout mengalami kerusakan
jaringan tulang rawan, pada tulang rawan tersebut terdiri atas
sel-sel kondrosit, di dalam sel kondrosit berlangsung reaksi
sintesis dan sekresi matriks ekstraseluler. Ekstra mangostine
dan lainnya yang terkandung dalam daun sirsak (tanin, resin,
alkaloid murisin) terbukti mampu menghambat kerusakan
matrik ekstraseluler serta menstimulasi ekspresi beberapa
asosiasi gen penyusun kartilago seperti kolagen yang terdiri
atas kolagen I dan kolagen II serta agrecan sehingga
membantu meregenerasi jaringan tulang rawan sehingga
14

nyeri yang dirasakan penderita gout dapat berkurang


(Shabella, 2011).

Daun sirsak merupakan bagian yang banyak


mengandung senyawa diantaranya ada acetogenins,
annocatin, annocatalin, annohexocin, annonacin,
annomuricin, annomurine, ananol,caclourine, gentisic acid,
gigantetronin,linoleic acid, serta muricapentocin. Daun sirsak
(Annona muricata) merupakan bagian yang paling berkhasiat
untuk menyembuhkan penyakit salah satunya adalah penyakit
gout. Selain itu senyawa yang paling penting adalah tannin,
resin, dan crytallizable magostine yang mampu mengatasi
nyeri sendi pada penyakit gout. Senyawa yang terkandung
dalam daun sirsak tersebut berfungsi sebagai analgesik yang
kuat serta bersifat sebagai antioksidan. Sifat antioksidan yang
terdapat pada daun sirsak dapat mengurangi terbentuknya
asam urat melalui penghambatan produksi enzim xantin
oksidase. Kombinasi sifat analgesik dan anti inflamasi mampu
mengurangi gout. Tanpa antioksidan yang cukup, reaksi
negatif yang disebabkan oleh radikal bebas dapat merusak
atau menghancurkan seluruh tubuh.
Penatalaksanaan non farmakologi atau pengobatan
tradisional yang dapat menurunkan kadar asam urat dalam
jangka waktu panjang tidak menimbulkan efek samping yang
berbahaya yaitu salah satunya ada juga tumbuhan untuk
menurunkan kadar asam urat adalah daun seledri. Tanaman
seledri terdiri atas komponen metabolit sekunder yang
berhasil diisolasi di antaranya apiin dan apigenin. Seledri
diketahui memiliki antirematik, obat penenang, diuretik ringan
15

dan antiseptik pada saluran kemih. Kemudian seledri juga


dapat digunakan untuk radang sendi dan rheumatoid.
Selain itu, herbal seledri sering digunakan sebagai obat
peluruh keringat, penurun demam, rematik, sukar tidur, dan
darah tinggi, asam urat dan memperbaiki fungsi darah yang
terganggu yang berfungsi sebagai antiinflamasi. Apigenin
merupakan salah satu senyawa yang terdapat dalam seledri
dan dapat digunakan sebagai obat asam urat (Kowalak,
2012).
Kemudahan dalam mendapatkan dan mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari mendukung seledri untuk
digunakan dalam obat alternatif tradisional dalam penurunan
kadar asam urat dalam tubuh (Dhalimarta, 2006).
Seledri yang sangat mudah ditemukan dan harganya juga
sangat terjangkau oleh masyarakat serta lingkungan tempat
tinggal masyarakat yang rata-rata mengembangbiakkan
tanaman seledri di area pekarangan rumah sangat
disayangkan jika tidak dimanfaatkan secara optimal. Saat ini
belum ada penelitian yang menjelaskan tentang efek samping
berbahaya dari mengkonsumsi air rebusan seledri yang
sangat baik sebagai terapi penurunan kadar asam urat
(Kertia, 2009).
Belum ada pula penelitian secara ilmiah yang menyebutkan
bahwa air rebusan seledri dapat secara efektif menurunkan
asam urat yang dilakukan pada manusia, oleh sebab itu
peneliti memandang perlu untuk melakukan penelitian lebih
lanjut tentang pengaruh pemberian air rebusan seledri
terhadap kadar asam urat pada penderita gout.
16

BAB III

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DEFINISI


OPERASIONAL & HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan tinjuan pustaka BAB II diatas, didapatkan Kerangka Teori


Kerangka Konsep, dan Hipotesis Penelitian sebagai berikut :

3.1 Kerangka Teori

Farmakologis ( obat
kelompok salisilat,
NSAID, Febuxostat )
Penurunan nyeri pada
penderita gout atritis

Non Farmakologis (
Daun Sirsak, Daun
Seledri )

Gambar 3.1 Kerangka Teori

3.2 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel


Depende

Rebusan Daun Sirsak Penurunan Nyeri Pada


Penderitaan Gout Artritis

Gambar 3.2 Kerangka Konsep


17

3.3 Definisi Operasional


No. Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur
operasional
1. Air rebusan daun Daun sirsak 21 hari Responden
sirsak sebanyak 10 mau
lembar / ± 30 meminum air
gr, tanaman rebusan daun
herbal yang sirsak
mudah dengan
didapat selain disaksikan
itu murah anggota
harganya dan keluarga
memiliki sehingga 60-
khasiat 70% asam
menurunkan urat menurun
kadar asam
urat

2. Asam Urat Asam urat Benecheck Asam urat


yang terdapat UA meter normal laki-
dalam darah laki <7 mg/dl
yang diambil dan
pada saat perempuan
sebelum <6 mg/dl)
dilakukan
perlakuan /
program

Tabel 3.3 Definisi Operasional


18

DAFTAR PUSTAKA

Apriana, R. Jurnal.Pengaruh rebusan daun sirsak untuk menurunkan


nyeri gout artritis pada lansia.STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG.
Fatriyadi, J. 2016. Studi Pustaka Khasiat Daun Sirsak (Annona
muricata)dalam Menurunkan Nyeri pada Pasien Gout
Arthritis.Universitas Lampung
https://doktersehat.com/mengenal-arthritis-gout/
https://id.scribd.com/Pengertian-daun-sirsak/
Kinman, T. Healthline 2018. What is Gout?, dilihat 27 november 2018,<
https://www.alodokter.com/rematik-asam-urat.html>
Prasetya, I. 2017.Pengaruh pemberian air rebusan daun seledri
terhadap kadar asam urat pada penderita gout di wilayah kerja
Puskesmas Rasau Jaya. Naskah Publikasi.Pontianak.Universitas
Tanjungpura.
Ranti, N.I. 2012.Pengaruh pemberian buku saku gouty
artritis.jurnal.Manado
Seran, R. 2016.ejournal keperawatan.Hubungan antara nyeri gout
artritis dengan kemandirian lansia dipuskesmas Towuntu Timur
Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara
Wahyuningsih, F. 2016.Pemberian rebusan daun sirsak (Annona
muricata linn) menurunkan nyeri pada penderita gout
artritis.Jurnal of Ners Community.Universitas Gresik.
Widyanto.W.F.2014.Artritis gout dan perkembangannya.jurnal.
Universitas Muhammadiyah Malang
Yuwono.S.S.2015.Daun Sirsak (Annona Muricata).Malang.Universitas
Brawijaya,dilihat 27 November 2018,<
http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/05/daun-sirsak-annona-muricata-l/>
Zahra, R. 2013.Artritis gout metakarpal dengan perilaku makan
tinggi purin.jurnal.Universitas Lampung

Anda mungkin juga menyukai