PROPOSAL
IBRAHIM KADIR
201801107
PROPOSAL
IBRAHIM KADIR
201801107
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Prodi Ners
STIKes Widya Nusantara Palu
DAFTA
Ns. Yuhana Damantalm, S.Kep., M.Erg
NIK. 20110901019
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
A. Tinjauan Teori 6
B. Kerangka Konsep 18
C. Hipotesis 18
A. Desain Penelitian 19
D. Variabel Penelitian 21
E. Definisi Operasional 22
F. Instrumen Penelitian 23
iii
H. Analisis Data 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lembar Observasi
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:
Untuk menganalisis adakah pengaruh pemberian senam kaki
terhadap peningkatan sirkulasi tungkai kaki pada penderita diabetes tipe II
di Klinik RWCC Palu.
2. Tujuan Khusus:
a. Mengidentifikasi sirkulasi tungkai kaki sebelum dilakukan terapi
senam kaki pada pasien penderita diabetes melitus tipe II.
b. Mengidentifikasi sirkulasi tungkai kaki sesudah dilakukan terapi
senam kaki pada pasien penderita diabetes melitus tipe II.
c. menganalisis pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi tungkai kaki
pada pasien penderita diabetes melitus tipe II.
D. Manfaat Penelitian
A. Tinjauan Teori
1) Usia
kerentanan terhadap penyakit arteri koroner meningkat seiring
bertambahnya usia. Namun, pada pasien diabetes tipe II, mulai
usia 30 tahun, seringkali antara usia 40 dan 60 tahun, terjadi
penurunan tekanan darah karena resistensi insulin21. Seiring
bertambahnya usia, insulin meningkat pada wanita dan
menurun pada pria. Resistensi insulin menyebabkan
dislipidemia atau dislipidemia, mempercepat aterosklerosis,
dan menyebabkan aliran darah dan tekanan darah yang buruk22.
2) Jenis Kelamin
Secara umum, pria memiliki risiko lebih tinggi terkena
penyakit jantung koroner dibandingkan wanita. Wanita
tampaknya relatif kebal terhadap penyakit ini sampai usia
pascamenopause, tetapi insiden tetap sama pada kedua jenis
kelamin antara usia 60 dan 7022. Tidak ada perbedaan yang
signifikan secara klinis dalam tekanan darah dan tekanan darah
pada anak laki-laki dan perempuan. Setelah pubertas, anak laki-
laki sering memiliki tingkat tekanan darah yang lebih tinggi.
Setelah menopause, wanita cenderung memiliki tekanan darah
yang lebih tinggi dibandingkan pria pada usia tersebut23.
13
2) Faktor Ekstrinsik
Hal-hal yang mempengaruhi:
a) Kepercayaan diri dan kompetensi perawat dalam melakukan
prosedur senam.
b) Posisi pasien bisa mempengaruhi hasil nilai ABI
c) Pasien tidak dapat santai atau rileks, Sistelik brakhialis akan
ditinggikan disebabkan karena hasil aktivitas vaskuler.
d) Manset tensi meter dapat memberikan nilai tinggi palsu.
e) Pengempisan manset yang cepat terutama pada pasien arterial
fibrillation.
f) Kesalahan penghitungan hasil, tidak mengambil lebih dari satu
hasil
g) Tekanan berlebihan yang dipasang pada probe pada arteri
yang berkaitan, menyebabkan sumbatan.
h) Alat kurang terpelihara atau rusak15.
e. Langkah-langkah Pengukuran ABI
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui nilai ABI dibutuhkan
tensimeter, stetoskop dan bed. Berikut cara mengukur Ankle Brachial
Index:
1) Pasien dianjurkan berbaring, dimana posisi jantung sama tinggi
dengan posisi kaki dan tangan.
2) Manset tensimeter dipasang di lengan atas pasien lalu diukur,
setelah itu pada bagian pergelangan kaki ditensi.
3) Nadi radialis di palpasi kemudian dipompa hingga 20 mmHg
diatas tekanan darah sistolik teraba.
4) Manset dikempiskan dan perhatikan suara paling pertama
terdeteksi oleh probe disebut juga tekanan darah sistolik
Brachialis.
15
ini pada mulanya diatasi dengan diet dan latihan. Jika kenaikan
glukosa darah tetap terjadi, tetapi diet dan latihan tersebut dibantu
dengan pemberian obat hipoglikemia oral. Jika oral tidak dapat
mengendalikan keadaan hipoglikemia sehingga di perlukan
penyuntikan insulin. Diabetes tipe II memiliki persentase 90%
hingga 95% dan sering ditemukan pada usia 30 tahun keatas serta
orang yang obesitas31. Orang dengan diabetes tipe II resisten
insulin, suatu kondisi dimana tubuh atau jaringannya tidak
merespons aksi insulin. Jadi individu hanya melakukan diet,
mencegah pembentukan hipoglikemia atau hiperglikemia dan
berlangsung seumur hidup32.
3) Diabetes melitus pada kehamilan
Diabetes Melitus Gestasional (DMG) terjadi karena
hemostasis energi ibu dalam menghadapi kehamilan. Janin yang
didalam rahim merupakan faktor lingkungan bagi janin yang
sedang berkembang dan mempengaruhi pembentukan konsep
metabolik janin secara epigenetik33. DMG adalah salah satu
komplikasi medis yang paling umum selama kehamilan.
Gangguan ini berdampak signifikan terhadap kesehatan ibu dan
anak. Kondisi ini didefinisikan sebagai intoleransi glukosa
(hiperglikemia) yang terdeteksi pada trimester kehamilan biasanya
akan menghilang setelah melahirkan, tapi ibu hamil yang
menderita DMG berikiso tinggi terkena DM tipe II di kemudian
hari. Menurut Hasbullah bahwa DMG memiliki peningkatan risiko
dan trimester kedua kehamilan. 135.000 kasus pertahun di
temukan di Amerika Serikat, terhitung rata-rata 3-8% dari semua
kehamilan. Dalam dua penelitian, prevalensi DMG meningkat
terus dari 4% menjadi 6%. Data terbaru menunjukkan prevalensi
DMG yang mengalami peningkatan signifikan pada wanita
keturunan Asia, Afrika-Amerika, dan Latin. Tahun 2011 Royal
Southem California Resindent Health System (RSCRHS) terjadi
peningkatan tiap tahun kejadian diabetes melitus pada ibu hamil.
19
B. Kerangka Konsep
C. Hipotesis
A. Desain Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di Klinik RWCC Palu.
2. Waktu penelitian
Berdasarkan dari kalender pendidikan penelitian ini akan dilakukan pada
bulan April 2022.
20
21
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok objek penelitian atau objek yang akan
diteliti36. Populasi adalah seluruh objek penelitian yang akan diteliti sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan37. Populasi dalam penelitian ini
adalah populasi terjangkau yakni pasien diabetes melitus yang sudah
sembuh dari perawatan luka di Klinik RWCC Palu pada tahun 2021
dengan jumlah populasi 365 pasien.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dianggap mewakili populasi38. Pengambilan sampel
dilakukan menggunakan metode probability sampling dengan tehnik
purposive sampling dimana cara pengambilan sampel dilakukan
berdasarkan maksud dan tujuan tertentu yang ditentukan oleh peneliti39.
Pada penelitian ini peneliti menentukan sampel sesuai kriteria inklusi
dimana sampel memenuhi karaktristik umum subjek penelitian dari
populasi terget yang terjangkau.
a. Kriteria inklusi:
1) Bersedia menjadi responden.
2) Penderita diabetes tipe II yang menderita ulkus dan dinyatakan
sembuh.
3) Penderita diabetes yang berada di kota palu
b. Kriteria ekslusi:
1) Penderita diabetes dengan komplikasi.
a
Z 1− P ( 1−P )
2
n=
d
22
Keterangan:
n : Besar sampel
Z1-a/2 : Nilai z pada derajat kemaknaan (biasanya 95% = 1,96)
P : Proporsi kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak diketahui
proporsinya, ditetapkan 50% = 0,50
d : Derajat penyimpanan terhadap populasi yang diinginkan
(10% (0,10%), 5% (0,05%), 1% (0,01%)).
Berdasarkan rumus tersebut maka didapatkan jumlah sampel minimal,
sebagai berikut:
1,96 x 0,50 x ( 1−0,50 )
n¿
0,05
1,96 x 0,50 x ( 1−0,50 )
n¿
0,05
0,49
n¿ 0,05
n= 9,8
n= 10 sampel
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen (Bebas) merupakan variabel yang
berpengaruh dan menjadi penyebab berubahnya dan munculnya variabel
dependen38. Variabel independen dalam penelitian ini adalah senam kaki
2. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang terpengaruh atau yang
merupakan hasil dari variabel independen38. Variabel dependen (terikat)
dalam penelitian ini adalah sirkulasi tungkai kaki.
23
E. Definisi Operasional
Definisi operasional ini adalah karakteristik yang akan diteliti dari suatu
definisikan tersebut. Karakteristik yang akan diteliti ataupun yang akan
diukur adalah kunci definisi operasional. Dapat juga diteliti artinya dapat
memungkinkan untuk peneliti dilakukanya observasi atau mengukur secara
cermat terhadap objek yang dapat diulangi oleh orang lain.
1. Variable Independen
Senam kaki
Definisi : Senam kaki merupakan suatu latihan yang
dilakukan yaitu dengan cara menggerakkan otot
dan sendi kaki, dengan tujuan memperbaiki
sirkulasi darah, memperkuat otot, meningkatkan
kekuatan pergelangan atau sendi dan otot betis
serta paha sehingga terhindar dari luka atau lesi.
Alat dan Bahan : prosedur senam kaki yang digunakan sebagai
pedoman pelaksana, kursi, dan kertas koran 2
lembar.
2. Variable Dependen
Sirkulasi tungkai kaki
Pengertian : Sirkulasi darah adalah aliran darah yang
dipompakan jantung ke pembuluh darah dan
dialirkan ke seluruh tubuh, salah satunya pada
organ kaki.
Cara Ukur : Melakukan pengukuran sirkulasi
Alat Ukur : Dopler Ankle Brachial Index (ABI), tensi meter,
stetoscope dan lembar observasi
Skala Ukur : Nominal
Hasil Ukur : 1. ≥0.90 nilai ABI normal
2. 0.80-0.90 nilai ABI obstruksi ringan
3. 0.50-0.80 nilai ABI obstruksi sedang
24
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang dapat diperoleh langsung
dengan cara mengukur sirkulasi tungkai kaki pada penderita DM tipe
II yang telah sembuh dari perawatan luka.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data tambahan, pelengkap untuk
melengkapi data-data primer sehingga lebih lanjut ditelitih. Data
sekunder pada penelitian ini diperoleh dari data di klinik RWCC
Palu terkait penderita DM tipe II yang telah sembuh dari perawatan
luka.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Pra Intervensi
25
H. Analisis Data
1. Analisa Univariat
Data dianalisa secara univariat menganalisa data dapat
dilakukan terhadap setiap variabel penelitian. Analisa data biasanya
dilakukan dengan formulasi distribusi frekuensi36 dengan rumus sebagai
berikut.
Rumus :
F
P¿ N x 100 %
Keterangan :
P : Persentase
F : Jumlah subjek yang ada pada kategori tertentu
N : Keseluruhan responden
Dalam penelitian ini variable independen (pemberian senam
kaki ) dan variable dependen (peningkatan sirkulasi )
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariate merupakan analisa yang dapat dilakukan
terhadap dua variabel yang diduga ada pengaruh atau berkolerasi41.
Sebelum dilakukan uji statistik terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas data yang bertujuan untuk mengetahui data berdistribusi
normal atau tidak. Adapun jika data berdistribusi normal, maka
digunakan statistik uji paired sampel t-Test (uji-t berpasangan) dan
data yang berdistribusi tidak normal dapat menggunakan uji
nonparam wilcoxon. Cara ini juga digunakan nilai probalitas yang
berdasarkan dengan tingkat kemaknaan 95% (α= 0,05). Dikatakan ada
perbedaan bermakna sebelum dan juga sesudah perlakuan bila p ≤0,05
maka Ho ditolak dan, jika p≥0,05 Ho diterima 42. Beberapa syarat
penggunaan dependen t-test, yaitu :
27
Identifikasi masalah
Lokasi Penelitian:
Di klinik RWCC Palu
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah yakni pasien diabetes melitus yang sudah sembuh
di Klinik RWCC Palu tahun terakhir dengan jumlah populasi 365 pasien.
Sampel
Sampling
probability sampling
Desain Penelitian
Pre Experimental Design
Pengumpulan data
Pengolahan Data
12. Megawati SW, Utami R, Jundiah RS. SENAM KAKI DIABETES PADA
PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 UNTUK
MENINGKATKAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEXS. 3(2).
14. Ariyanti M, Hapipah, Heri Bahtiar, Risma Ayu. Pengaruh Senam Kaki
Diabetes Dengan Bola Plastik Terhadap Perubahan Kadar Gula Darah Pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. J Cent Res Publ Midwifery Nurs.
2019;3(2):1–5.
16. Pasien P, Tipe DM, Sanjaya PB, Luh N, Eva P, Puspita LM. PENGARUH
SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP SENSITIVITAS KAKI PADA
PASIEN DM TIPE 2 Putu Budhi Sanjaya, Ni Luh Putu Eva Yanti*, Luh
Mira Puspita. 2009;97–102.
21. Agustianingsih.N. Pengaruh senam kaki diabetes terhadap nilai ABI pada
penderita diabetes melitus tipe 2 di desa layangan kecematan ungaran timur
kabupaten semarang. 2017;1. Agustia.
23. Potter, Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan
Praktik. Edisi 4. Jakarta; 2005.
31. Brunner, Suddarth. buku ajar keperawatan medikal bedah. Edisi 8. Endah
Pakaryaningsih SK, Monica Eater SK, editors. Jakarta; 2002. 1220 p.
33. Dr.dr. Yuanita Asri Langi, SpPD, K-EMD F, Prof.Dr. dr. Sarwono
Waspadji, SpPD, K-EMD F ddk. PEDOMAN DIAGNOSIS DAN
PENATALAKSANAAN HIPERGLIKEMIA DALAM KEHAMILAN.
2021;2.
PERSETUJUAN RESPONDEN
Palu 2022
Responden
Peneliti
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.