PROPOSAL
MEGAWATI AZIS
201601118
PROPOSAL
MEGAWATI AZIS
201601118
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Prodi Ners
STIKes Widya Nusantara Palu
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PERSETUJUAN i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Diabetes Mellitus 7
B. Tinjauan Tentang Self Care 16
C. Tinjauan Tentang Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik 24
D. Kerangka Konsep 26
E. Hipotesis 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian 28
C. Populasi dan Sampel Penelitian 28
D. Variabel Penelitian 29
E. Definisi Operasional 30
F. Instrumen Penelitian 32
G. Tekhnik Pengumpulan Data 34
H. Jenis Data 34
I. Pengolahan Data 34
J. Analisa Data 35
K. Bagan Alur Penelitian 37
DAFTAR PUSTAKA 38
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kadar Glukosa Darah Sewaktu Dan Puasa Dengan 12
Metode Enzimatik Sebagai Patokan Penyaring Dan
Diagnosa Diabetes Mellitus (mg/dl)
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent)
Lampiran 2 : Kuesioner data demografi
Lampiran 3 : Kuesioner efikasi diri
Lampiran 4 : Skala dukungan keluarga
Lampiran 5 : Kuesioner aktivitas perawatan diri
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu diantara penyakit tidak
menular yang masih menjadi permasalahan di Indonesia. DM terjadi ketika
adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah atau yang disebut
hiperglikemia, dimana tubuh tidak dapat menghasilkan cukup hormon insulin
atau menggunakan insulin secara efektif.[1] Kondisi hiperglikemia pada pasien
DM yang tidak dikontrol dapat menyebabkan gangguan serius pada sistem
tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah.[2] Diabetes Mellitus tipe II
merupakan penyakit diabetes yang paling banyak ditemui dan biasanya
berasal dari faktor genetik atau keturunan.[3]
Berdasarkan data dari International Diabetes Federaration (IDF) tahun
2017 melaporkan bahwa jumlah pasien DM didunia mencapai 425 juta orang
dewasa berusia antara 20-79 tahun. Tercatat sebagai negara peringkat keenam
dengan beban penyakit diabetes mellitus terbanyak di dunia, data
International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan lebih dari 10 juta
penduduk Indonesia menderita penyakit tersebut di tahun 2017. [3] Angka ini
dilaporkan kian meningkat seiring berjalannya waktu, terbukti dari laporan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang menunjukkan prevalensi Diabetes
Mellitus pada penduduk dewasa Indonesia sebesar 6,9% di tahun 2013, dan
melonjak pesat ke angka 8,5% di tahun 2018. WHO bahkan memprediksikan
penyakit diabetes mellitus akan menimpa lebih dari 21 juta penduduk
Indonesia di tahun 2030.[2]
Data dari Badan Pusat Statistik Indonesia jumlah penduduk Indonesia
dengan prevalensi diabetes mellitus tipe II di daerah urban sebesar 14,7% dan
daerah rural 7,2% dan diperkirakan pada tahun 2030 jumlah penduduk
dengan asumsi prevalensi diabetes mellitus tipe II mencapai 12 juta diabetes.
Berdasarkan data dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah menunjukkan
bahwa penyandang diabetes mellitus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun
2
2016 jumlah kasus diabetes melitus sebanyak 16.330 kasus dan tahun 2017
jumlah kasus diabetes mellitus meningkat menjadi 16.456 kasus.[4]
Menurut Priyatno (2016), dalam International Statistical Clasification
of Disease 10 (ICD-10) distribusi pasien baru diabetes mellitus yang berobat
jalan ke rumah sakit di Indonesia berjumlah 45.368 orang dan jumlah
kunjungan sebanyak 180.926 orang dengan admission rate sebesar 3.99
sedangkan distribusi pasien baru yang rawat inap sebanyak 83.045 orang dan
jumlah pasien yang meninggal sebanyak 5.585 orang dengan angka Case
Fatality Rete (CFR) sebesar 6,73%.[5]
Penyakit diabetes mellitus tipe II merupakan penyakit degeneratif yang
terkait pada pola makan. Pola makan merupakan gambaran mengenai
macam-macam, jumlah dan komposisi bahan makanan apa saja yang dimakan
tiap hari oleh seseorang. Terlebih dengan gaya hidup perkotaan dengan pola
diit yang tinggi lemak, garam, dan gula secara berlebihan dapat menyebabkan
timbulnya berbagai penyakit termasuk diabetes mellitus.[6] Berdasarkan
penelitian Susanti (2018) pola makan berhubungan dengan kadar gula darah
pada penderita DM, karena pengaturan pola makan dan pemilihan jenis
makanan dapat menentukan kecepatan naiknya kadar gula darah.[7]
Kurangnya latihan fisik atau olahraga juga merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan terjadinya diabetes mellitus tipe II. Menurut penelitian
yang telah dilakukan di China, jika seseorang dalam hidupnya kurang
melakukan latihan fisik ataupun olahraga maka cadangan glikogen ataupun
lemak akan tetap tersimpan di dalam tubuh, hal inilah yang memicu
terjadinya berbagai macam penyakit degeneratif salah satu contohnya
diabetes mellitus tipe II. Secara epidemologik diabetes mellitus tipe II,
mungkin tidak terdeteksi dan onset atau mulai terjadinya diabetes 7 tahun
sebelum diagnosis dikatakan, sehingga mordibitas dan mortalitas dini terjadi
pada kasus tidak terdeteksi dini. Penelitian lain menyatakan bahwa populasi
diabetes tipe II akan meningkat 5-10 kali lipat karena terjadinya perubahan
perilaku rural-tradisional menjadi urban. Faktor resiko yang berubah secara
epidemologi diperkirakan adalah gaya hidup beresiko.[8] Berdasarkan hasil
3
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pendidikan STIKes Widya Nusantara Palu
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai
referensi bagi mahasiswa yang dapat dijadikan bahan bacaan guna
menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan
Self care pada pasien DM Tipe II.
2. Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada tenaga kesehatan,
pemerintah, serta pihak yang terkait dengan adanya peranan mereka agar
dapat memberikan pelayanan bagi masyarakat khususnya pasien dengan
Diabetes Mellitus untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan
manajemen penatalaksanaan sehingga dapat menurunkan angka kejadian
Diabetes Mellitus.
3. Bagi peneliti
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan
sumber informasi peneliti mengenai faktor-faktor yang berhubungan
dengan Self Care pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
fungsi sel beta (dilantin), penggunaan obat yang mengganggu kerja insulin
(b-adrenergik) dan infeksi atau sindroma genetik (Down’s, Klinefelter’s).
3. Faktor Resiko Diabetes Mellitus Tipe II
Faktor resiko DM sama dengan faktor resiko untuk intoleransi
glukosa yaitu:[19]
a. Faktor resiko yang tidak dapat domidifikasi
1) Ras dan etnik
2) Riwayat keluarga dengan DM
3) Umur: risiko untuk menderita intoleransi glukosa meningkat
seiring dengan meningkatnya usia. Usia > 45 tahun harus
dilakukan pemeriksaan DM.
4) Riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi > 4000
gram atau riwayat pernah menderita DM Gestasional (DMG)
5) Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg. Bayi
yang lahir dengan berat badan rendah mempunyai risiko yang lebih
tinggi dibanding dengan bayi yang lahir dengan berat badan
normal.
b. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi
1) Berat badan lebih (IMT > 23 kg/m2
2) Kurangnya aktivitas fisik
3) Hipertensi (> 140/90 mmHg)
4) Dislipidemia (HDL < 35 mg/dl dan atau trigliserida > 250 mg/dl)
5) Diet tidak sehat (unhealthy diet). Diet dengan tinggi glukosa dan
rendah serat akan meningkatkan resiko menderita pre
diabetes/intoleransi glukosa dan DM Tipe II.
c. Faktor lain yang terkait dengan resiko DM
1) Penderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau keadaan klinis
lain yang terkait dengan resistensi insulin
2) Penderita sindrom metabolik yang memiliki riwayat penyakit
kardiovaskuler, seperti stroke, penyakit jantung koroner, atau
peripheral arterial diseases (PAD)
10
c. Terapi
1) Obat hipoglikemia oral (OHO) seperti Sulfonylurea, biguanid,
inhibitor alfa glukosidase dan insulin sensitizing agen.
2) Pada diabetes mellitus tipe II, insulin mungkin diperlukan sebagai
terapi jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah
jika diet dan obat hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya.
Disamping itu, sebagian pasien diabetes mellitus tipe II yang
biasanya mengendalikan kadar glukosa darah dengan diet atau
dengan obat oral kadang membutuhkan insulin secara temporer
selama mengalami sakit, infeksi, kehamilan, pembedahan atau
beberapa kejadian stress lainnya. Penyuntikan insulin sering
dilakukan dua kali per hari (Atau bahkan lebih sering lagi) untuk
mengendalikan kenaikan kadar glukosa darah sesudah makan dan
pada malam hari. Karena dosis insulin yang diperlukan masing-
masing pasien ditentukan oleh kadar glukosa darah yang akurat
sangat penting.
d. Pendidikan Kesehatan
Diabete mellitus merupaka sakit kronis yang memerlukan
perilaku penanganan mandiri yang khusus seumur hidup. Pasien bukan
hanya belajar keterampilan untuk merawat diri sendiri guna
menghindari penurunan atau kenaikan kadar glukosa darah yang
mendadak, tetapi juga harus memiliki perilaku preventif dalam gaya
hidup untuk menghindari komplikasi jangka panjang yang dapat
ditimbulkan dari penyakit diabetes mellitus.
B. Tinjauan Tentang Self care (Perawatan Diri)
1. Aplikasi Teori Orem pada DM
Klien dewasa dengan Diabete Mellitus menurut teori self care
Orem dipandangan sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk
merawat dirinya sendiri untuk melakukan perawatan diri, memelihara
kesehatan dan mencapai kesejahteraan. Klien diabetes mellitus mampu
mencapai kesejahteraan atau kesehatan yang optimal dengan mengetahui
17
1. Faktor Intrinsik
a. Efikasi Diri (Self Efficacy)
Efikasi diri (self efficacy) merupakan teori yang dikembangkan
oleh Albert Bandura. Ia mendefinisikan bahwa efikasi diri adalah
keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melaksanakan
tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu.
Efikasi diri merupakan salah satu aspek yang berpengaruh dalam
kehidupan manusia sehari-hari. Efikasi diri yang dimiliki memengaruhi
individu dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan, termasuk di dalamnya perkiraan terhadap
tantangan yang akan dihadapi.[29]
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memiliki self efficacy yang tinggi sehingga
mampu melakukan aktivitas self care diabetes dengan baik. Berbeda
dengan responden yang memiliki self efficacy rendah, sebagian besar
menunjukkan aktivitas self care diabetes yang kurang baik. Hal ini
berarti self efficacy telah mendorong responden untuk melakukan
aktivitas self care diabetes dengan baik.[30]
Hasil penelitian Astuti (2014) menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan manajemen diri
pada pasien DM tipe 2, dimana self efficacy merupakan faktor internal
yang sangat berpengaruh bagi perilaku aktivitas self care diabetes. Self
efficacy yang dimiliki pasien dapat digunakan dalam memprediksi
perilaku sehat dan dapat memfasilitasi modifikasi perilaku serta sebagai
suatu mekanisme kontrol penyakitnya dan digunakan sebagai prediktor
keberhasilan dalam perubahan gaya hidup. Sehingga self efficacy
diperlukan bagi pasien DM tipe 2 untuk meningkatkan kemandirian
pasien dalam mengelola penyakitnya.[31]
b. Lama Menderita DM
Seseorang dengan durasi penyakit lebih lama memiliki
pengalaman dalam mengatasi penyakit mereka dan melakukan perilaku
25
2. Faktor Ekstrinsik
a. Dukungan keluarga
Merupakan proses yang menjalin hubungan antar keluarga
melalui sikap, tindakan dan penerimaan keluarga yang terjadi selama
masa hidup. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan dari internal
dan juga berupa dukungan eksternal dari keluarga inti.[10] Dukungan
keluarga seperti kepedulian, bantuan, memberikan usulan, nasehat serta
informasi penting dalam meningkatkan self care pasien diabetes
mellitus, pengontrolan glukosa darah serta mampu meningkatkan
kesadaran pasien dalam melakukan tindakan perawatan diri. Saat
seseorang mengalami diabetes maka membutuhkan bantuan dari sekitar
terutama keluarga, dengan menceritakan kondisi DM pada orang
terdekat, maka akan membantu dalam kontrol diet dan pengobatan.
Oleh karena itu, keluarga dapat mengingatkan ataupun mengontrol
manajemen diri penderita diabetes.[10]
b. Kepemilikan Jaminan Kesehatan
Pelayanan kesehatan mencakup semua pelayanan yang bertumpu
pada diagnosis suatu penyakit dan perlakuan yang harus diberikan, atau
sistem promosi, perawatan dan restorasi kesehatan. Setiap jenis
pelayanan yang diberikan mempengaruhi besarnya dana yang harus
dibayarkan oleh konsumen.[32] Penderita DM tipe 2 yang telah terdaftar
26
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka antara konsep-konsep
yang ingin diamati atau yang ingin diukur melalui penelitian-penelitian yang
akan dilakukan.[33] Kerangka konsep faktor-faktor yang mempengaruhi self
care pada pasien Diabates Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Anutapura Palu
Provinsi Sulawesi Tengah sebagai berikut:
Lama Menderita
27
Self care
Dukungan Keluarga
Kepemilikan JKN
Gambar 2.1 Kerangka konsep
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Arah hubungan
E. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ada hubungan antara efikasi diri (self efficacy) dengan self care pasien
diabetes mellitus tipe II di Rumah Sakit Anutapura Palu Provinsi Sulawesi
Tengah
2. Ada hubungan antara lama menderita dengan self care pasien diabetes
mellitus tipe II di Rumah Sakit Anutapura Palu Provinsi Sulawesi Tengah
3. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan self care pasien diabetes
mellitus tipe II di Rumah Sakit Anutapura Palu Provinsi Sulawesi Tengah
4. Ada hubungan antara kepemilikan jaminan kesehatan dengan self care
pasien diabetes mellitus tipe II di Rumah Sakit Anutapura Palu Provinsi
Sulawesi Tengah.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu penelitian yang data-datanya
berhubungan dengan angka-angka baik yang diperoleh dari pengukuran
maupun dari nilai suatu data yang diperoleh dengan jalan mengubah kualitatif
ke dalam data kuantitatif.[34] Penelitian ini menggunakan metode cross
sectional dimana peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada
satu saat. Variabel yang akan diteliti adalah fakto-faktor yang berhubungan
dengan self care pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di Rumah Sakit
Anutapura Palu Provinsi Sulawesi Tengah
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Rumah Sakit Anutapura Palu Provinsi
Sulawesi Tengah
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2020
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan suatu objek/subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. [33] Populasi dalam
penelitian ini adalah semua pasien rawat inap yang menderita Diabetes
Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Anutapura Palu pada saat dilakukan
penelitian sebanyak 40 responden.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi.[34] Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini
menggunakan rumus slovin.
28
29
Rumus:
N
n=
1+ N . d 2
40
¿
1+ 40. ( 0,05 ) 2
40
¿
1+ 40. ( 0,0025 )
40
¿
1,1
¿ 36,36 dibulatkan menjadi 36 orang
keterangan :
n= besaran sample
N= besaran populasi
d2 = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (0,05)
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah accidental
sampling. Accidental sampling adalah teknik penetuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel.[34]
a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Semua pasien diabetes mellitus tipe II yang di rawat di RS
Anutapura Palu
2) Bersedia menjadi responden
b. Kriteria eksklusi adalah:
1) Pasien diabetes mellitus tipe I
2) Pasien dengan kesadaran menurun
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hasil tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.[34]
1. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
30
2. Coding
35
Keterangan:
P : Persentase
f : Jumlah subjek yang ada pada kategori tertentu
N : Jumlah atau keseluruhan responden
2. Analisis Bivariat
36
Proposal Penelitian
Teknik Sampling
Accidental Sampling
Dengan Jumlah Sampel 36 orang
Informed Consent
Menjelaskan dan Meminta Persetujuan
Responden
Pengumpulan Data
Dengan Menggunakan Data Primer dan Data Sekunder
Analisi Data
Uji Chi-Square
DAFTAR PUSTAKA
14. Nejaddadger, N., Solhi, M., Jegarghosheh, S., Abolfathi, M., & Ashtarian,
H.,. Self-Care and Related Factors in Patients with Type II Diabetes. Asian
Journal of Biomedical and Pharmaceutical Science. 2017;7(61):6-10.
15. Sari D.N. Hubungan antara Self Efficacy dengan Self Care pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP M Djamil
Padang [tesis]. Universitas Andalas. 2018.
16. Al Johani, K.A., Kendal, G.E., & Snider, P.D. Self Management Practice
Among Type 2 Diabetes Patients Attending Primary Health-Care Centres
In Medina Saudi Arabia. Eastern Medditerranean Health Journal. 2015; 21
(9): 621-628.
17. Hsu, C. C., Lee, C. H., Wahlqvist, M. L., Huang, H. L., Chang, H. Y.,
Chen, L., ... & Huang, C. T. Poverty Increases Type 2 Diabetes Incidence
and Inequality Of Care Despite Universal Health Coverage. Diabetes care.
2012; 35 (11): 2286-2292.
18. RSU Anutapura. Profil RSU Anutapura Provinsi Sulawesi Tengah. Palu.
2017
19. PERKENI. Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan DM Tipe II di
Indonesia. Jakarta: PB PERKENI. 2015.
20. Brunner dan Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta
(ID): EGC. 2015.
21. Dalimartha. Atlas Tumbuhuhan Obat Indonesia untuk Pasien Diabetes.
Jakarta (ID): Trubus Agriwidya. 2015.
22. Carolyn. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta (ID):FKUI.
2015.
23. Tahirkz. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Yogyakarta (ID):
Familia. 2015
24. Afelya. Penerapan teori Self Care Dorothea Orem pada Asuhan
Keperawatan Pasien DM tipe II di RSUPN cipto mangunkusumo. 2015
Feb 15
25. Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika. 2015.
26. Nabil. Hubungan Pola Aktivitas Fisik dan Pola Makan Dengan Status Gizi
Pada Pelajar Putri SMA Kelas 1 Di Denpasar Utara [skripsi]. Denpasar
(ID): Universitas Udayana. 2015.
27. Sabil F. A., Kadar, K. S., & Sjattar, E. L. 2019. Faktor-Faktor Pendukung
Self Care Management Diabetes Mellitus Tipe II. Jurnal Keperawatan.
2019; 10(1), 48-57.
40
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Program Studi Ners,
STIKes WIDYA NUSANTARA PALU :
Nama : Megawati Azis
NIM : 201601118
Bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang
Berhubungan Dengan Self Care pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di
Rumah Sakit Anutapura Palu”. Untuk terlaksananya kegiatan tersebut, Saya
mohon kesediaan Saudara untuk berpartisipasi dengan cara mengisi kuesioner
berikut. Jawaban Saudara akan Saya jamin kerahasiaannya dan hanya akan
digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila Saudara berkenan mengisi
kuesioner yang terlampir, mohon kiranya Saudara terlebih dahulu bersedia
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden (informed consent).
Demikianlah permohonan Saya, atas perhatian serta kerjasama Saudara
dalam penelitian ini, Saya ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Peneliti
( Megawati Azis )
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang
dilakukan oleh Megawati Azis (201601118), mahasiswa STIKes WIDYA
NUSANTARA PALU, Program Studi NERS yang berjudul “Faktor-Faktor
yang Berhubungan Dengan Self Care pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II
di Rumah Sakit Anutapura Palu”. Saya mengerti dan memahami bahwa
penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap saya, oleh karena itu saya
bersedia untuk menjadi responden pada penelitian ini.
Palu,.................2020
Responden
(........................................)
LAMPIRAN 2
KUESIONER DATA DEMOGRAFI
A. Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda checklist (√) pada pilihan jawaban yang telah disediakan :
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
Perempuan
4. Tingkat Pendidikan : SD
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
PT (Perguruan Tinggi)
5. Pekerjaan : Bekerja
Tidak Bekerja
6. Lama menderita : 1. 8-12 tahun
2. 4-8 tahun
3. 0-4 tahun
7. Kepemilikan JKN/ : Ya
BPJS/KIS/dll Tidak
LAMPIRAN 3
B. Kuesioner Efikasi Diri
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai
kondisi Bapak/Ibu/Saudara/i
Pilihan Jawaban :
Tidak Mampu (TM) : Apabila anda merasa TIDAK MAMPU
melakukan sesuai pertanyaan tersebut
Kadang Mampu (KM)/ : Apabila anda merasa KADANG MAMPU
Kadang Tidak Mampu atau KADANG TIDAK MAMPU
melakukan sesuai pertanyaan tersebut
Mampu (MM) : Apabila anda merasa MAMPU
MELAKSANAKAN sesuai pertanyaan
tersebut
No Pernyataan TM KM MM
1 Saya mampu memeriksa gula darah sendiri jika
perlu
2 Saya mampu mengoreksi gula darah sendiri
ketika hasil gula darah saya terlalu tinggi
3 Saya mampu mengoreksi gula darah sendiri
ketika hasil gula darah saya terlalu rendah
4 Saya mampu memilih makanan yang benar
5 Saya mampu mempertimbangkan berat badan
yang sesuai
6 Saya mampu memeriksa keadaan kaki saya jika
ada kelainan kulit atau luka
7 Saya mampu melakukan penyesuaian makan
ketika saya sakit
8 Saya mampu mengikuti aturan makan yang
sehat dari waktu ke waktu
9 Saya mampu berolahraga ketika dokter
menasehati saya untuk berolahraga
10 Saya mampu menyesuaikan rencana makan
saya ketika saya berolahraga
11 Saya mampu mengikuti pola makan sehat
ketika saya berada di luar rumah
12 Saya mampu mengikuti pola makan sehat
ketika saya menghadiri suatu pesta
13 Saya mampu mengikuti penyesuaian rencana
makan ketika saya sedang stress (tertekan) atau
bersemangat (gembira)
14 Saya mampu mengatur dan minum obat seperti
yang telah ditentukan secara teratur
15 Saya mampu melakukan penyesuaian
pengobatan saya ketika saya sedang sakit
Sumber: The Diabetes Management Self-Efficacy Scale (Kott, 2008)
LAMPIRAN 4
C. Skala Dukungan Keluarga
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda silang (x) pada rentang angka 0 sampai dengan 10 yang
tersedia di bawah ini yang sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10