Anda di halaman 1dari 12

PELATIHAN ASUHAN GIZI PADA PASIEN DIABETES

MELLITUS TIPE II BAGI PETUGAS KESEHATAN


(AHLI GIZI) DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
BANDA ACEH
TAHUN 2023

MODUL PELATIHAN KESEHATAN

MATA KULIAH : PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI (DIKLAT)

Disusun oleh:

RAHADATUL ‘AISY
HUSNI NIM : P07131223085

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
JURUSAN GIZI POLTEKKES KEMENKES ACEH
ACEH
BESAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT


yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunianya kepada kita hambanya
sehingga penulis dapat menyelesaikan modul pelatihan kesehatan ini yang berjudul
“Pelatihan Asuhan Gizi Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Bagi Petugas
Kesehatan (Ahli Gizi) di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh” dengan
baik. Shalawat beriring salam selalu tercurahkan kepada baginda Rasullah
Muhammad SAW yang menjadi contoh panutan bagi kita ummatnya sehingga
kita dapat menjalankan hidup dengan baik dan kelak menjadi orang-orang yang
berada dijalan yang lurus, amin ya rabbal alamin.

Adapaun tujuan penulisan modul pelatihan kesehatan ini adalah sebagai


syarat untuk memperoleh nilai pada mata kuliah Pendidikan Dan Pelatihan Gizi
pada Program Studi Diploma IV Gizi dan Dietetika (RPL / Alih Jenjang),
Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh.

Penulis menyadari bahwa modul pelatihan kesehatan ini masih jauh dari
kata baik dan sempurna, maka dari itu penulis berharap agar para pembaca modul
penelitian kesehatan ini untuk dapat memberikan kritik dan sarannya sebagai
bahan perbaikan m penulis untuk kedepan.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang


tua penulis yaitu Ayah dan Ibu yang senantiasa mendoakan anaknya agar menjadi
anak yang bermafaat bagi banyak orang.

Aceh besar, 30 September


2023 Penyusun,

Rahadatul ‘Aisy Husni

i
DAFTAR ISI

I. Deskripsi Singkat

II. Tujuan Pembelajaran

A. Hasil Belajar

B. Indikator Hasil Belajar

III. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

IV. Metode

V. Media dan Alat Bantu

VI. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

A. Langkah 1: Pengkondisian (10 menit)

B. Langkah 2: Pembahasan per materi Bahasan (70 menit)

C. Langkah 3: Rangkuman (10 menit)

VII. Uraian Materi

C. Tes Formatif

D. Kunci Jawaban

E. Daftar Pustaka

F. Daftar Istilah

ii
Modul Pelatihan Kesehatan : Asuhan Gizi Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II

A. DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini berisi uraian tentang Asuhan Gizi pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan perbaikan status gizi pasien pada umumnya,
khususnya di RS.Bhayangkara Banda Aceh. Tingginya kadar gula darah dalam tubuh
dalam jangka panjang dapat memicu komplikasi komplikasi yang akan mempengaruhi
kualitas hidup dan dapat menyebabkan kematian. World Health Organization (WHO)
menyatakan bahwa komplikasi pada jantung dan ginjal menjadi penyebab utama kematian
pasien diabetes di dunia (WHO, 1999) dalam (P2PTM Kemenkes RI, 2022). Indonesia
menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk pada daftar tersebut sehingga
dapat diperkirakan besarnya kontribusi Indonesia terhadap prevalensi kasus diabetes di
Asia Tenggara (Kemenkes RI, 2020). Untuk meningkatkan kualitas asuhan gizi pada
pasien diabetes mellitus tipe II perlu dilakukan edukasi perubahan perilaku untuk
perbaikan gizi yang optimal.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan tentang Asuhan
Gizi pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II.
B. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan Kebijakan Nasional Asuhan Gizi pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe
II.
2. Menjelaskan Strategi Nasional Asuhan Gizi pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II.

III. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK


Dalam modul ini akan dibahas materi pokok dan sub materi pokok sebagai berikut:
A. Materi Pokok 1: Kebijakan Nasional Asuhan Gizi Diabetes Mellitus Tipe II
1. Kebijakan nasional Asuhan Gizi pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II.
2. Landasan hukum dan komitmen penurunan angka Diabetes Mellitus Tipe II.
3. Definisi dan konteks diabetes mellitus di Indonesia.
4. Strategi Nasional Penurunan angka Diabetes Mellitus Tipe II.
B. Materi Pokok 2: Strategi Nasional Diabetes Mellitus Tipe II
1. Landasan Strategi Nasional tentang Perubahan Perilaku Pasien Diabetes Mellitus
Tipe II.
2. Peta jalan komunikasi Perubahan Perilaku pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II.
3. Rencana Aksi Komunikasi Perubahan Perilaku pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe
II.

IV. METODE
Ceramah Tanya Jawab (CTJ) dan Curah Pendapat.

V. MEDIA DAN ALAT BANTU


Bahan tayangan (tayangan power point), modul, komputer, LCD projector, sound system,
flip chart, dan spidol (ATK).

VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak 2 jam pelajaran (T=2 JPL,
P=0 JPL, dan PL=0 JPL) @ 45 menit. Untuk mempermudah proses pembelajaran dan
meningkatkan partisipasi seluruh peserta, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
A. Langkah 1. Pengkondisian (10 menit)
1. Kegiatan Fasilitator
a. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan pembinaan asuhan gizi di aula
rumah sakit.
b. Fasilitator menyampaikan salam serta menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.
c. Fasilitator memperkenalkan diri.
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri dan alat tulis apabila diperlukan.
b. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan.
B. Langkah 2. Pembahasan Materi Pokok dan Sub Materi Pokok (70 menit)
1. Kegiatan Fasilitator
a. Menggali pendapat peserta tentang kebijakan nasional perbaikan gizi dan
strategi nasional tentang perubahan perilaku pada pasien Diabetes Mellitus
Tipe II.
b. Menyampaikan materi pokok dan sub materi pokok dengan metode CTJ dan
curah pendapat.
c. Menjawab pertanyaan dari peserta.
2. Kegiatan Peserta
a. Memberikan pendapat dari pertanyaan pelatih/narasumber.
b. Mendengar dan mencatat hal-hal yang penting dalam materi.
c. Mengajukan pertanyaan kepada pelatih/narasumber apabila masih ada hal yang
belum dipahami.
C. Langkah 3: Rangkuman (10 menit)
1. Kegiatan Fasilitator
a. Merangkum sesi pembelajaran.
b. Mempersilahkan peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
c. Memfasilitasi pemberian jawaban, baik dari pelatih, narasumber, maupun peserta
lain.
d. Menutup sesi pembelajaran dengan memastikan Hasil Belajar telah tercapai.
2. Kegiatan Peserta
a. Mencatat hal-hal yang penting dalam rangkuman.
b. Berpartisipasi aktif untuk memberikan pertanyaan, masukan, penilaian, saran,
dan kritik.

VII. URAIAN MATERI


POKOK BAHASAN 1: KEBIJAKAN NASIONAL ASUHAN GIZI PADA PASIEN
DIABETES MELLITUS TIPE II.

Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan


karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya (Perkeni, 2015). Diabetes militus (DM) merupakan penyakit yang
dsebabkan oleh gangguan metabolisme yang terjadi pada organ pankreas yang ditandai
dengan peningkatan gula darah atau sering disebut dengan kondisi hiperglikemia yang
disebabkan karena menurunnya jumlah insulin dari pankreas (ADA,2012).
Diabetes melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (glukosa sederhana)
didalam darah tinggi karena terdapat gangguan pada kelenjar pankreas dan insulin yang
dihasilkan baik secara kualitas maupun kuantitas (Tjokroprawiro, 2006). Lebih lanjut,
pada penderita yang kronis akan timbul gejala lain, yaitu terjadinya penurunan berat
badan, timbulnya rasa kesemutan atau rasa nyeri pada tangan atau kaki, timbulnya luka
gengren pada kaki, serta hilangnya kesadaran diri (Supryanto, 2010).
American Diabetes Asociation (2012) mendefinisikan diabetes melitus adalah
salah satu kelompok metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia karena gangguan
sekresi insulin, kerja insulin, atau keduannya. Keadaan hiperglikemia kronis dari
diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, ganguan fungsi dan kegagalan
berbagai organ terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah.

2 .Klasifikasi Diabetes Melitus


Menurut Badawi (2009), diabetes melitus dapat diklasifikasikan menjadi 4 bagian yaitu :
a. Diabetes Melitus Tipe I
Diabetes melitus tipe I (IDDM), yakni diabetes melitus yang tergantung pada insulin,
disebabkan karena kekurangan produksi insulin. Diabetes melitus tipe I biasa terjadi
karena kerusakan sel-sel beta pulau langerhans pada pankreas akibat proses kekebalan
tubuh (auto imun) terjadi pembunuhan sel tubuh oleh sistem imunitasnya sendiri.
Penderita diabetes melitus tipe I ini hanya sekitar 10% dari seluruh penderita diabetes
melitus. Biasanya terdiagnosis dibawah umur 35 tahun, tidak gemuk dan gejalanya
timbul mendadak (akut).
b. Diabetes Melitus Tipe II
Diabetes melitus tipe II (NIDDM), yakni diabetes melitus yang tidak tergantung pada
insulin, akibat kegagalan relatif sel beta langerhan dikelenjar pankreas sehingga
produksi insulin yang terjadi dengan kualitas rendah tidak mampu merangsang sel
tubuh agar menyerap gula darah misalnya obesitas, pola makan yang tidak benar.
Diabetes melitus jenis ini paling banyak dijumpai dan mencapai 80% lebih dari
keseluruhan penderita diabetes melitus. Biasanya terdiagnosis diatas umur 40 tahun,
biasanya gemuk, dan gejalanya timbul secara perlahan-lahan (kronis).
c. Diabetas Melitus Gestasional
Diabetes Melitus Gestasional, yakni terjadi pada ibu hamil, disebabkan karena tubuh
tidak bisa merespon hormon insulin karena adanya hormon penghambat selama proses
kehamilan.
d. Diabetes Melitus tipe lain
Diabetes Melitus tipe lain meliputi:
(a) penyakit pada pankreas yang merusak sel β;
(b) sindrom hormonal yang mengganggu sekresi dan/atau menghambat kerja insulin;
(c) obat-obatan yang mengganggu kerja insulin atau menghambat insulin;
(d) sindrom genetik (Arisman, 2011).

3. Etiologi
Diabetes melitus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-
selbeta (β)dari pulau-pulau langerhans pada pankreas yang berfungsi menghasilkan
insulin akibat terjadinya kekurangan insulin. Faktor-faktor yang menyebabkan
peningkatan jumlah penderita diabetes melitus yang sebagian besar diabetes melitus
tipe II menurut American Diabetes Association (ADA) dengan modifikasi terdiri atas :
a. Faktor resiko mayor:
1) Genetik
2) Obesitas
3) Kurang aktifitas fisik
4) Ras/etnik
5) Hipertensi
6) Kolesterol tidak terkontrol
7) Riwayat diabetes mellitus pada kehamilan
b. Faktor resiko lainnya :
1) Faktor nutrisi
2) Konsumsi alkohol
3) Faktor stress
4) Kebiasaan merokok
5) Jenis kelamin
6) Lama tidur
7) Intake zat besi
8) Kebiasaan konsumsi kopi dan kefein paritas (ADA, 2012)
4. Gejala Diabetes Melitus
Gejala diabetes melitus dibedakan menjadi dua yaitu akut dan kronis.
a. Gejala akut diabetes melitus yaitu :
Gejala penyakit diabetes militus dari satu penderita ke penderita lain bervariasi.
Bahkan, tidak menimbulkan gejala apapun sampai saat tertentu. Pada permulaan
gejala yaitu banyak makan (poliphagia), banyak minum (polidipsia), banyak
kencing (poli uria). Bila keadaan tersebut tidak segera diobati maka akan timbul
gejala banyak minum, banyak kencing, nafsu makan mulai berkurang,/berat badan
turun dengan cepat (turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah, bila
tidak diobati akan timbul rasa mual, bahkan penderita akan jatuh koma yang
disebut dengan koma diabetic (Darmono dalam Hastuti, 2008).

C. TES FORMATIF
Soal
1. Apa itu Diabetes?
2. Apa itu diabetes tipe 2?
3. Apa tes dapat dilakukan untuk memeriksa diabetes? Apa nilai normal?
4. Apa yang dimaksud dengan pradiabetes?
5. Apa yang dimaksud dengan resistensi insulin?
6. Apa saja tanda-tanda dan gejala-gejala umum diabetes tipe 2?

D. KUNCI JAWABAN
Jawab
1. Diabetes adalah suatu kondisi di mana kadar gula (glukosa) dalam darah tinggi.
Tubuh memproduksi insulin, suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas, untuk
memecah gula yang dikonsumsi dalam makanan. Penurunan produksi dan / atau
pemanfaatan insulin menyebabkan diabetes. Jika tidak diobati atau tidak
terkontrol, diabetes dapat menyebabkan masalah serius, seperti penyakit jantung,
stroke, kebutaan, gagal ginjal, antara lain. Beberapa di antaranya mungkin
mengancam nyawa.
2. Ini adalah bentuk yang lebih umum dari diabetes, terhitung sekitar 90% dari
kasus. Pada diabetes tipe 2, pankreas menghasilkan jumlah yang tidak memadai
insulin, atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang tersedia dengan
benar. Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada orang dewasa, dan lebih sering terjadi
pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas. Diabetes tipe 2 sebelumnya
dikenal dengan diabetes onset dewasa atau diabetes tidak tergantung insulin.
Ditatalaksana sebagian besar dengan diet, olahraga dan obat oral. Insulin
diberikan hanya jika kadar gula darah tidak dapat dikontrol oleh obat oral. Lebih
dari 80% dari diabetes tipe 2 dapat dicegah atau ditunda dengan mengurangi
faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya diabetes dan mengadopsi gaya
hidup sehat.
3. Beberapa tes bisa dilakukan untuk memperkirakan tingkat gula darah. Semua tes
ini memperkirakan jumlah gula dalam jumlah tertentu darah. GDS (Gula darah
sewaktu): ini adalah tes darah dapat dilakukan setiap saat sepanjang hari untuk
memeriksa tingkat gula darah pada titik waktu saat itu. Jika nilai GDS adalah
≥200 mg/dL (11,1 mmol / L) darah, ini mengidikasikan Pemeriksaan lebih lanjut
mungkin diperlukan untuk konfirmasi.
GDP (Gula darah puasa): ini menguji jumlah gula dalam aliran darah setelah
seseorang tidak makan selama 8-10 jam (semalam puasa). Hal ini biasanya
dilakukan pertama kali di pagi hari sebelum sarapan. Nilai GDP ≥126 mg / dL
(≥7.0 mmol / L) mengindikasikan bahwa orang tersebut memiliki diabetes.
Hemoglobin glikat (HbA1C): tes ini mengukur seberapa baik gula darah telah
dikontrol selama 3 bulan terakhir. Jika HbA1C adalah ≥6.5% (47,0 mmol / mol),
itu menunjukkan adanya diabetes.
TTGO (tes toleransi glukosa oral): ini adalah jenis lain dari tes untuk diabetes.
Tingkat gula darah diperiksa pada saat puasa dan kemudian 2 jam setelah minum
sejumlah glukosa. Ini menunjukkan bagaimana tubuh memproses glukosa. Jika
nilai 2 jam ≥200 mg / dL (11,1 mmol / L), itu mengindikasikan adanya diabetes.
4. Pradiabetes adalah suatu kondisi di mana kadar glukosa darah lebih tinggi dari
normal tetapi tidak cukup tinggi untuk diagnosis diabetes. Jutaan orang di seluruh
dunia tidak tahu bahwa mereka memiliki prediabetes. Itulah mengapa penting
untuk diskrining saat pradiabetes. Jika HbA1C adalah ntara 5,7% dan 6,4%, atau
GDP lebih dari 110 mg / dL tapi kurang dari 126 mg / dL, atau TTGO (2 jam tes
glukosa) adalah antara 140 dan 199 mg / dL, kondisi ini disebut sebagai
pradiabetes.
Orang pradiabetes dapat menjadi diabetes tipe 2 di kemudian hari. Ada aturan
“Sepertiga” - sekitar sepertiga dari orang diabetes pra akan menjadi diabetes di
lima tahun ke depan, sepertiga akan tetap pradiabetes, sementara sepertiga akan
kembali ke normal.
Mereka yang memiliki pradiabetes berada pada risiko yang lebih tinggi terkena
penyakit kardiovaskular. Menerapkan program diet sehat dan olahraga yang tepat
untuk mengendalikan berat badan dapat membantu mencegah perkembangan dari
pradiabetes ke diabetes dan menghindari masalah kardiovaskular. Skrining untuk
diabetes dan pradiabetes tidak seharusnya ditunda; ini lebih baik dilakukan sejak
dini daripada terlambat.
5. Resistensi insulin adalah suatu kondisi di mana kemampuan tubuh untuk
merespon efek dari insulin menurun. Insulin memiliki banyak peran dalam tubuh,
seperti dalam pemecahan karbohidrat (gula dan pati), lemak dan protein menjadi
glukosa. Sel-sel harus memiliki glukosa untuk bertahan hidup, tubuh
mengkompensasi respon yang tidak memadai terhadap insulin dengan
memproduksi jumlah tambahan insulin. Hal ini menyebabkan tingkat insulin yang
tinggi dalam darah, yang merupakan salah satu tanda-tanda resistensi insulin.
6. Salah satu hal paling penting untuk diingat adalah bahwa diabetes tidak selalu
menimbulkan gejala sampai gangguan ini pada tahap lanjut. Jika seseorang
memiliki beberapa gejala berikut, bisa diduga diabetes:
• Diabetes dapat mempengaruhi mata. Kadar gula darah tinggi dapat
menyebabkan lensa membengkak, dan visi dapat menjadi kabur atau berkabut.
Orang yang terkena mungkin menjadi mudah lelah tanpa alasan yang jelas.
• Mungkin buang air kecil lebih sering dari sebelumnya.
• Kelaparan dapat meningkat dan mungkin makan lebih banyak dari biasanya. •
Mungkin ada penurunan berat badan meskipun nafsu makan yang baik.
• Seseorang mungkin menjadi sangat haus dan cenderung minum air berlebihan.
Hal ini karena tubuh mencoba untuk mengkompensasi air yang hilang melalui
urin. • Tingkat gula darah yang tinggi membuat sulit bagi tubuh untuk melawan
infeksi. Luka tidak sembuh dengan mudah, mungkin ada sering infeksi pada
kulit, kandung kemih atau gusi, dan gatal-gatal di daerah genital.
• Mungkin ada mati rasa atau kesemutan di tangan dan kaki. Gejala-gejala
diabetes tipe 1 lebih mendadak dan berat. Anak-anak dengan diabetes mengeluh
kelelahan, kelemahan dan kadang-kadang dapat menunjukkan perilaku marah.

E. DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association, 2012. Standar of Medical Care in Diabetes. Diabetes
care.Pubmed Central Journal33(1),S11-S61.
Badawi, (2009). Melawan dan Mencegah Diabetes; Panduan hidup sehat tanpa
diawasi. Yogyakarta: Arasha.
Hastuti Tri Rini, 2008. Faktor-Faktor Risiko Ulkus Diabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus (Studi Kasus Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta).
Program Studi Magister Epidemiologi Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro Semarang. PhD Thesis. Diakses pada tanggal 7 April 2012.
http://eprints.undip.ac.id/18866/1/Rini_Tri_Hastuti.pdf
Kemenkes RI, 2020. e-book Kepatuhan Masyarakat Terhadap Protokol Kesehatan
Belum Optimal. Retrieved November 2, 2020.
PERKENI, 2015, Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia,
PERKENI, Jakarta:13.
Tjokroprawiro. A, 2006. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Mellitus, hal 7-
9. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

F. DAFTAR ISTILAH
1. CTJ = Ceramah Tanya Jawab
2. ATK = Alat Tulis Kantor
3. GDS = Gula Darah Sewaktu
4. GDP = Gula Darah Puasa
5. HbA1C = Hemoglobin Glikat
6. TTGO = Tes Toleransi Glukosa Oral

Anda mungkin juga menyukai