KEJADIAN HIPERTENSI
OLEH
NATALIA SAIKMAT
12114201170146
FAKULTAS KESEHATAN
AMBON
2021
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Kami menyatakan menerima dan menyetujui Proposal ini yang disusun oleh Natalia
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
NIDN. 122303
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus, karena
atas kasih dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul
“Studi Literatur faktor faktor yang berhubugan dengan kejadian hipertensi pada
lansia”. Penyusunan proposal ini merupakan syarat dalam penyelesaian tugas akhir untuk
Indonesia Maluku.
Indonesia Maluku.
3. Ns. S.R. Maelissa, M.Kep. selaku ketua Program Studi Keperawatan Fakultas
6. Seluruh dosen dan staf Program Studi Keperawatan, Universitas Kristen Indonesia
Maluku.
7. Keluarga yang telah memberikan dukungan baik materi maupun moril serta selalu
Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik sangat penulis harapkan guna perbaikan lebih
lanjut sehingga proposal ini dapat berguna serta bermanfaat bagi semua yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................5
C. Tujuan Penelitian..................................................................5
D. Manfaat Penelitian................................................................5
d. patofisiologi ……………………………………………….9
g. penatalaksanaan ……………………………………………19
B. konsep umum stress
a. pegertian stress…………………………………………….20
a. Gejala-gejala stres…………………………………………..21
b. penyebab stress……………………………………………...22
b. Klasifikasi lansia………………………………………………34
d. Prose penuaan………………………………………………….36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…………………………………………………41
D. Variabel Penelitian……………………………………………..47
E. Analissa Data…………………………………………………..52
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….53
LAMPIRAN………………………………………………………………………
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lansia sebagai manusia yang tidak mampu, lemah dan sakit-sakitan, menyebabkan
segala aktivitas sangat dibatasi. Kondisi ini dipaparkan oleh tidak adanya waktu,
tempat, dan kesempatan bagi lansia dalam melakukan aktivitas. Hal ini
dikarenakan oleh berbagai faktor, yaitu faktor penyakit, faktor genetik, faktor
usia, faktor gender, kurang gerak, asupan garam, obesitas, kurang tidur, makanan
berlemak, kalori dan kadar gula, gaya hidup yang tidak sehat, dan stres (Agustini
populasi lansia sebesar 80% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan
populasi lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah lansia
sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia
24,000,000 (9,7%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia
mencapai 28,800,000 (11,3%) dari total populasi. Sedangkan di Indonesia sendiri pada
tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia sekitar 80.000.000 (Depkes dalam Asnuddin,
2017: 65).
1
Prevalensi penderita Hipertensi di Indonesia menurut Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan melalui data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018
saat ini sebanyak 34,1% dimana mengalami kenaikan dari angka sebelumnya di tahun
Indonesia kasus tertinggi hipertensi adalah provinsi Sulawesi Utara dengan presentasi
kelompok besar yaitu faktor yang melekat atau tidak dapat diubah seperti jenis
kelamin, umur, genetik dan faktor yang dapat diubah seperti pengetahuan, kebiasaan
olahraga, dan pola makan. Untuk terjadinya hipertensi perlu peran faktor risiko tersebut
penyakit tidak menular meliputi pengendalian faktor risiko seperti merokok, konsumsi
diet tinggi garam, ketidakaktifan fisik dan pengendalian stress atau psikologis (Mayasri
Salah satu penyebab peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi adalah
umur. Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah. Umur
berkaitan dengan tekanan darah tinggi (hipertensi). Semakin tua seseorang maka
semakin besar resiko terserang hipertensi (Hamzah, Khasanah, & Norviatin, 2019).
Pada lansia umur 55- 59 tahun dengan umur 60-64 tahun terjadi peningkatan risiko
hipertesi sebesar 2,18 kali, umur 65-69 tahun 2,45 kali dan umur >70 tahun 2,97 kali.
Hal ini terjadi karena pada usia tersebut arteri besar kehilangan kelenturannya dan
menjadi kaku karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui
pembuluh darah yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan
darah. Peningkatan risiko hipertensi pada lanjut usia terkait dengan penurunan
regangan sistolik longitudinal atrium yang kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku
karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah
yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan darah (Liao, 2017).
Dalam hal ini orang dengan obesitas biasanya mengalami peningkatan kadar dalam
(aters klerosis). Penyimpitan terjadi akibat penumpukan plak ateromosa yang berasal
dari lemak. Penyimpitan tersebut memicu jantung untuk bekerja memompa darah lebih
kuat agar kebutuhan oksigen dan zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh dapat terpenuhi.
Hal inilah yang menyebabkan tekanan darah meningkat (Sari, 2017). Obesitas
merupakan salah satu masalah gizi yang dihadapi oleh Indonesia yang ditandai dengan
status gizi lebih. Status gizi seseorang berkaitan dengan gambaran pola konsumsi
dalam jangka waktu yang panjang. Obesitas ditandai oleh kelebihan berat badan
dibandingkan dengan berat normal, yang diakibatkan oleh penimbunan lemak dalam
tubuh secara berlebih. Obesitas berkaitan dengan pola konsumsi makanan tinggi kalori,
gula, lemak, garam, dan rendah serat (Nugroho dk, 2018: 213).
Menurut Jubaid dalam Puspita dan Nurhayati (2017) ada beberapa perubahan
fisik pada lansia yang dapat menjadi suatu kondisi lansia terserang penyakit, seperti
pada respirasi yaitu menurunnya kekuatan otot-otot pernafasan, serta perubahan pada
tersebut yang sering menimpa lansia yaitu hipertensi yang bisa menjadi awitan dari
Provinsi Maluku Menduduki angka kejadian hipertensi sebanyak 4,6%. Hal ini
Provinsi Maluku tahun 2010, hipertensi menempati tempat pertama proporsi penyakit
tidak menular pada pasien, baik yang rawat jalan maupun rawat inap masing-masing
sebesar 13.612 penderita dan 713 penderita. Pada tahun 2012 hipertensi menduduki
urutan ke lima dan tujuh dari sepuluh besar penyakit rawat jalan dan rawat inap di
rumah sakit dengan jumlah penderita rawat jalan sebanyak 1.169 penderita dan rawat
inap sebanyak 887 penderita (Dinkes Maluku dalam Paskalia dan Talarima, 2016: 67).
B. Rumusan Masalah
Dari uraian dalam latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu
2. Manfaat praktis
a. Bagi Institusi
Manfaat penelitian ini bagi institusi pendidikan diharapkan dapat menjadi bahan
pembelajaran dan referensi bagi kalangan yang akan melakukan penelitian lebih
c. Bagi Masyarakat/Responden
Studi ini di harapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan
TINJAUAN PUSTAKA
peningkatan tekanan darah secara terus menurut sehingga melebihi batas normal.
Hipertensi sering disebut the sillent killer karena termasuk kategori penyakit
dan merupakan salah satu penye- bab utama kematian pada masyarakat dan
mmHg mmHg
dapat di ketahui
C. PENYEBAB HIPERTENSI
air yang terkait dengan variasi genetik di jalur di mana ginjal menangani
natrium.
3. Meningkatkan aktivitas RAAS. Sistem renin-angiotensin-aldosteron
D. PATOFISIOLOGI
atau dari etiologi yang tidak di ketahuhi (hipertensi primer atau esensial ).
adrenergik,atau baroreseptor
meningkat maka output natrium pada ginjal meningkat dan volime cairan
natrium dalam kaitannya dengan perubahan tekanan darah dan faktor lain
renin dari sel-sel janctaglomerolus ginjal. Berdasrkan literature dari kabori et al.
tekanan darah melalui efeknya pada laju filtrasi ginjal hemodinamik dan
diferensiasi ,mengatur ekspresi gen zat biotik, dan mengaktifkan banyak jalur
fosfolipase A2
tromboksan A2
A2(TXA2)( yang berada di sel otot polos ,makrofag, ginjal dan platelet )
Faktor lain seperti imunitas dan sistem endokrim dapat berperan pula
tekanan darah . ANP dan BNP terdapat di jantung dan dapat keluar saat
2001).efek sentral ANP ini dimedisiasi oleh interaksi antara ANP dan nada
simpatik dalam batang otak. Peningkatan tekanan darah dapat pula di akibatkan
(Burnier&Wuerzner 2019)
umumnya tidak memiliki tanda dan gejala sehingga baru di ketahui setelah
Hipertensi ini baru tampak jika sudah memperlihatkan adanya komplikasi pada
organ lain misalnya pada mata,ginjal,otak dan jantung. Pasien mengeluhkan adanya
oleh adanya peningkatan tekanan darah pada saat pemeriksaan (Wong dan
tumor jinak yang berkembang dalam inti kelenjar adrena.l memproduksi berbagai
tekanan darah dan jantung. Pada pemeriksaan fisik, hipertensi mungkin dicurigai
sekunder ,yaitu hipertensi akibat penyebab yang jelas seperti penyakit ginjal atau
(O’Brien, Beevers,&Lip,2020).
C. Jenis kelamin
dari pada wanita (7,34%)(Tee et al, 2010) sampai wanita mencapai usia pre-
wanita karena wanita dilindungi oleh horman estrogen yang berperan dalam
darah dan sistem syaraf pusat. Kadar estrogen memiliki peran protektif terhadap
&Tuminah,2020).
D. Umur
60% dan penderita hipertensi berusia 60 tahun (depkes, 2006) memiliki tekanan
darah 140/90 mmHg (Cappucion,et al, 20020). Pada kelompok usia 70 tahun
struktur pada pembuluh darah besar, sehinga lumen menjadi lebih sempit dan
sistolik (Kaplan,2020).
1. Diet
Modifikasi diet dapat dilakukan dengan mengatur pola makan. Angka kejadian
mengonsumsi lemak dan garam secara berlebihan (Kurniawan, 2020). Insiden dan
2. Obeistas
darah. Hala ini karena terjadi sumbatan dipembuluh darah yang diakibatkan oleh
penumpukan lemak dalam tubuh . resiko relatif penderita hipertensi lima kali lebih
banyak dari pada orang gemuk dibandingkan dengan penderita hipertensi yang
memiliki berat badan ideal(Ottawa,2014). Penelitian yang di lakukan oleh
Tananas ,et al (2014) yang menyatakan bawah ada hubugan pada individu yang
menyatakan bawah asupan nutrisi yang belebih dan obeistas juga merupakan
degan hipertensi harus melakukan olaraga aerobic seperti jalan kaki dengan teratur,
joging, bersepeda akan menurunkan tekanan darah (Depkes RI, 2020). Penelitian
aktivitas fisik secara teratur dilakukan setiap hari dapat menurunkan kadar
trigliserida dan kolestrol HDL sehinga tidak terjadi sumbatan lemak pada
eleh penyakit jantung,kangker, stroke dan penyakit paru . Hla ini diakibatkan
seperti angina fektoris,stroke, dan infark miokard akut. Hubungan yang erat antara
pembekuan darah dan terjadi kerusakan sel (Ridwan, 2012). Selain merokok
alkohol dapat meningkatkan kadar kartisol dan meningkatnya volume sel darah
merah serta terjadi viskositas (kekentalan) pada darah sehingga aliran darah tidak
5. Stress
aktivitas syaraf simpatik yang dapat meningkatkan tekanan darah (Depkes RI,
2020). Individu yang sering mengalami stress akan cenderung lebih mudah terkena
hipertensi sehinga stress merupakan salah satu faktor resiko pencetus.Emosi yang
cenderung pada individu yang memiliki kebiasaan stress emosional yang tinggi,
hipertensi adalah tekanan darah dalam keadaan normal dan menurunkan faktor
selama 6-12 bulan. Pada pasien hipertensi berat dengan faktor resiko kerusakan
(O’Riordan,2013)
a. Pegertian Umur
kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun
dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian
paling banyak dialami oleh kelompok umur 31-55 tahun dan umumnya
berkembang pada saat umur seseorang mencapai paruh baya yakni cenderung
meningkat khususnya yang berusia lebih dari 40 tahun bahkan pada usia lebih
dari 60 tahun keatas. Tekanan darah sistolik dan diastolic berpengaruh nyata
mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal itu
usianya. Bukan berarti kita harus takut dengan bertambahnya usia. Proses menua
adalah hal alami yang tidak bisa kita hindari. Namun, menjadi tua dengan tetap
sehat adalah hal yang bisa kita usahakan sejak dini. Dengan bertambahnya umur,
segala usia, namun paling sering dijumpai pada orang berusia 35 tahun atau
bertambahnya umur. Hal ini 9 disebabkan oleh perubahan alami pada jantung,
pembuluh darah dan hormon. Tetapi bila perubahan tersebut disertai faktor-
produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang sudah berusia
tua sehingga fisik yang dimiliki menjadi lemah dan terbatas (Aprilyanti, 2017).
b. Klasifikasi Umur
a. Pengertian obesitas
tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat
Suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan Suatu
kebutuhan energi yakni konsumsi kalori terlalu berlebihan dengan kebutahan antara
pemekaian energi. Obesitas sering dikaitkan dengan banyaknya lemak dalam tubuh.
Lemak adalah kawan sekaligus lawan. Lemak sangat dibutuhkan oleh tubuh
untuk menyimpan energi sebagai penyekat panas, sebagai penyerap goncangan dan
lain-lainnya. Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk
memiliki berat badan lebih berat dibandingkan berat badan idealnya yang
pangkal lengan. Selain dibawah kulit, lemak disimpan juga berada didalam rongga
dada lemak disimpan pada rongga perut dan dibawah kulit terus bertambah selama
kelebihan energy berlangsung. Pertambahan lemak dan rongga perut dibawah kulit
dapat merubah bentuk tubuh seseorang. Jumlah yang normal pada wanita adalah
15-28% dari berat badannya dan untuk pria jumlah lemak yang normal adalah 10-
18% dari berat badannya. Presentasi lemak disimpan dibawah kulit pada wanita
adalah 9% dan pada pria adalah 4,4%, presentase lemak disimpan dibawah rongga
perut dan dada pada wanita adalah 2,3% dan 1,55% pada pria.
b. Pengukuran obesitas
bias-bias kebudayaan metode yang paling berguna dan banyak digunakan untuk
mengukur tingkat obesitas adalah BMI (body mass index) atau index masa tubuh
(IMT), yang didapat dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi
badan (meter)
IMT = BB (kg)
(TB)²(m)
c. Gejala obesitas
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diagfragma dan didalam
dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan
pernapasan untuk sementara waktu (tidur apneu) sehingga pada siang hari penderita
pinggul,lutut dan pergelangan kaki.) juga kadang sering ditemuka kelainan kulit.
sangat sempit dibandingkan dengan berat badanya,sehingga panas tubuh tidak dapat
dibuang secara efesien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering
Obesitas dapat dikendalikan dengan tanda dan gejala sebagai berikut : dagu
serta kedua tungkai umumnya berbentuk X dengan kedua pangkal paha bagian
menimbulkan bau tak sedap .pada anak laki-laki, penis tampak kecil karena terbeban
d. Penyebab obesitas
Penyebab obesitas belun diketahui secara pasti. Obesitas adalah suatu
oleh karena interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan ,antara lain
aktivitas, gaya hidup, sosial ekonomi dan nutrisional yaitu perilaku makan.
1. Faktor makanan
sesuai yang dibutuhkan tubuh, maka tidaka ada energi yang disinpan.
energy terutama sebagai lemak seprti yang telah diurakan di atas. Maraknya
hamburger,ho dokg, pitzza dan fretcikhen, menyebabkan maknan siap saji sangat
popular dan di gemari, pada makanan siap sjai cenderung mengantung lemak
berlebihan.
2. Faktor keturunan
katrena faktor interaksi gen dan lingkugan. Gen yang di temukan mempegaruhi
jumblah dan besar sel lemak,distribusi lemak dan besar penggunaan energy
hanya berpengaruh terhadap bakat seseorang untuk menkjadi gemuk. Obesita pada
orang keturunan oebsitas cepat manifest bila mengalami kelebihan asupan energi.
Oebsitas juga cepat cepat manifest bila keturunan penderita obesitas kurang
melakukan aktivitas. Jadi kelebihan asupan makan dan kurang aktivitas yang
kelebihan asupan energi. Oebsitas juga cepat cepat manifest bila keturunan
penderita obesitas kurang melakukan aktivitas. Jadi kelebihan asupan makan dan
kurang aktivitas yang menjadi pola kebiasaan hidup tetap merupakan fektor utama
obeitas.
3. Jenis kelamin
beresiko obeitas dua kali lebih besar dari pada pria . salah faktor yang
menyebabkannya adalah fase hidup wanita yang berbeda dari pria. Kekurangan zat
gizi saat dalam kandugan, aid dini, berat badan yang berlebihan sat hamil, dan
otot di bendigkan dengan wanita. Otot membakar lebih bnayak lemak lemak dari
pada sel-sel la in. Oleh karena wanika lebih sedikit memiliki otot, maka wanita
memperoleh kesempatan yang lebih kecil untuk membakar lemak. Hasilnya, wanita
individu dan demngan yang lain tergantung gaya hidup perorarangan dan faktor
lainya. Aktifitas fisik terdiri dari aktifitas selama bekerja, tidur, dan pada waktu
(Christianti et al.,2018).
diantaranya menurut Altmatsier 2018, aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang
dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Aktifitas fisik adalah setiap
gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran
energi. Aktivitas fisik tidak ada (kurang aktivitas fisik) merupakan faktor resiko
1. Latihan aerobic
Latihan fisik untuk menguatkan otot adalah aktivitas yang memperkuata dan
menyokong otot dan jaringan ikat, latihan ini dirancang supaya otot mampu
Ada mitos yang mengatakan bahwa orang yang sudah lanjut usis lebih banyak
tinggal dirumah dan tidak perlu melakukan aktivitas fisik, apalagi harus melakukan
olahraga.
1. Manfaat fisik
Manfaat dapat karena aktivitas fisik akan menguatkan otot jantung dan
jalanya darah akan lebih lancar dan tercegah pula keaadaan tekanan darah tinggi
dan penyakit jantung coroner. Lancanrnya pembuluh darah juga akan membuat
2. Manfaat kejiwaan
Latihan fisik akan membuat sesorang lebih kuat mengahadapi strees dan
gangguan hidup sehari-hari, lebih dapat berkonsentarsi, tudur lebih nyenyak dan
merasa berprestasi. Hal ini disebabkan karena gerakan fisik bisa digunakan
beban jiwa yang terbebaskan. Disamping itu penurunan kadar garam dan
Aktivitas fisik yang diajukan untuk menambah nafsu makan, terutama dilakukan
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini:
Umur
Kejadian
Obesitas Hipertensi
Aktifitas Fisik
Keterangan :
: variable Independen
: variable Independen
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Systematic Review yakni sebuah sintesis dari studi literature yang bersifat sitematik,
pengumpulan data – data yang sudah ada dengan metode pencarian yang eksplisit dan
melibatkan proses telaah kritis dalam pemilihan studi (Fakultas Kesehatan, 2020).
sebagai dasar melakukan review, sebagai acuan untuk kita merumuskan pertanyaan
(Fakultas Kesehatan, 2020). Oleh karena itu populasi dalam studi literatur ini adalah
I = Intervensi adalah treatmen yang akan diberikan kepada unit analisis untuk
melihat pengaruhnya (Fakultas Kesehatan, 2020). Dalam studi literature ini tidak ada
intervensi
C = Comparator adalah pembanding sebagai control dimana ada kelompok yang
(Fakultas Kesehatan, 2020). Dalam studi literatur ini tidak ada pembanding atau
intervensi lainnya
O = Outcome adalah hasil dari penelitian yang terdapat pada jurnal/artikel seperti
terdapat hubungan antar variable (Fakultas Kesehatan, 2020). Outcome dari studi
hipertensi.
2. Menyusun Protokol
Reporting Items For Systematic Reviews and Meta Analyses) (Fakultas Kesehatan,
2020)
a. Pencarian Data
Pencarian data mengacu pada sumber data base Google Scholar yang sifatnya
resmi. Artikel/jurnal yang digunakan dicari melalui situs Google Scholar dengan
2020).
b. Skrining Data
teks lengkap (full text) dengan memenuhi criteria yang ditentukan (kriteria
Semua data (artikel penelitian) berupa artikel penelitian kuantitatif atau kualitatif
yang memenuhi semua syarat dan kriteria untuk dilakukan analisis lebih lajut dan
Jurnal yang dapat diakses keseluruhan Jurnal full teks yang dapat
teks diakses:
(n=43) Google Scholar (n=43)
Strategi pencarian dilakukan mengacu pada protokol yang telah dibuat dan
menentukan lokasi atau sumber database untuk pencarian data serta dapat melibatkan
4. Ekstrasi Data
Ekstraksi data dapat dilakukan setelah proses protokol telah dilakukan dengan
menggunakan metode PRISMA, ekstrasi data dapat dilakukan secara manual dengan
membuat formulir yang berisi tentang; tipe artikel, nama jurnal atau konferensi,
tahun, judul, kata kunci, metode penelitian dan lain-lain yang dilihat pada table
ekstrasi data:
Ekstrasi Data
No Judul Kata kunci
Peeneliti Tahun
1 Hubungan antara Julianti Obesitas, aktivitas
obesitas dan aktivitas fisik, tekanan darah,
fisik dengan tekanan hi-pertensi 2015
darah pasien hipertensi
2 analisis hubungan Putriastuti frekuensi olahraga,
antara kebiasaan hipertensi, lama waktu
olahraga dengan olahraga, pasien usia
kejadian hipertensi 45 tahun keatas, status 2016
pada pasien usis 45 olahraga
tahun keatas
3 Hubungan pola makan Rihiantoro Pola Makan , 2017
dan aktivitas fisik Aktivitas Fisik,
dengan kejadian Hipertensi
hipertensi di kabupaten
tulang bawang
factor resiko kejadian Nuraeni Hipertensi, Lansia, 2017
hipertensi pada lansia Aktivitas Fisik,
4 di desa tulangan Obesitas
kabupaten sidiarjo
5 Factor-faktor yang Azhari Hipertensi, Faktor 2017
behubugan dengan Resiko
kejadian hipertensi di
puskesmas makrayu
kecamatan ilir barat II
Palembang
6 Pengaruh Senam Asnudin Senan 2017
Lansia Terhadap Lansia,Tekanan Darah
Penurunan Tekanan Lansia
Darah Pada Lansia
Yang Mengalami
Hipertensi
7 Faktor-Faktor yang Maulidina Hipertensi, Usia, 2018
Berhubungan dengan Pendidikan,
Kejadian Hipertensi di Pekerjaan, Status Gizi
Wilayah Kerja
Puskesmas Jati Luhur
Bekasi Tahun 2018
8 hubungan antara umur Tamamilang Hipertensi, Umur, 2018
dan aktivitas fisik Aktivitas Fisik, Khi
dengan derajat Kuadrat, Kota Bitung
hipertensi di kota
bitung sulawesi utara
9 Hubungan aktivitas Nurman Hipertensi, Aktivitas 2018
fisik dengan tekanan Fisik
darah pada lansia
hipertensi di desa
pulau birandang
wilayah kerja
puskesmas kampar
timur
10 Hubungan Aktivitas Karim Aktivitas fisik, derajat 2018
Fisik Dengan Derajat hipertensi
Hipertensi Pada Pasien
Rawat Jalan Di
Wilayah Kerja
Puskesmas
Tagulandang
Kabupaten Sitaro
11 Identifikasi Kejadian Kristiawan Obesity,Alderly,Know
Obesitas Pada Lansia Ledge,Diatary
Di Wilayah Kerja Historis,Salatiga
Puskesmas Sidorejo
Kidul
12 Faktor-Faktor Yang Mayasari Faktor Kejadian 2019
Berhubungan Dengan Hipertensi, Hipertensi
Kejadian Hipertensi
13 Hubungan obesitas ,
aktivitas fisik,
Asmaruddin Hipertensi, Lansia
kebiasaan merokok,
komsumsi garam 2019
berlebihan dengan
kejadian hipertensi
pada lansia di wilayah
kerja puskesmas taman
sari kota pangkal
pinang tahun 2019
14 Hubungan asupan zat Jamhuri Energi, Natrium, 2019
gizi dan aktivitas fisik Lemak,Aktivitas fisik,
pada lansia dengan Hipertensi
kejadian hipertensi
1. Populasi
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah jurnal nasional.
Jurnal yang didapatkan dari tahun 2019-2021 sebanyak 8.450 jurnal nasional yang
berkaitan dengan hubungan pola asuh orang tua dan dukungan sosial teman sebaya
dengan perilaku bullying pada remaja. Jurnal yang dapat diproses keseluruhan teks
sebanyak 43 Jurnal dan disaring jurnal yang berkaitan dengan variabel independen
terdapat 15 jurnal.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu jurnal yang dapat dianalisis dan dipersempit oleh
peneliti terkait variabel independen dan sesuai dengan kriteria inklusi yaitu
berjumlah 15 artikel penelitian nasional yang berkaitan dengan hubungan pola asuh
orang tua dan dukungan sosial teman sebaya dengan perilaku bullying pada remaja.
3. Teknik Sampling
yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sample di antara populasi
sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan dan masalah dalam penelitian),
kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Inklusi adalah semua aspek yang harus ada
dalam sebuah penelitian yang akan kita review dan kirteria eksklusi adalah faktor –
faktor yang dapat menyebabkan sebuah penelitian menjadi tidak layak untuk di
a. Kriteria Inklusi
1) Artikel penelitian diterbitkan dalam rentang waktu 5 tahun terakhir dari tahun
2015 sampai tahun 2021
2) Artikel menggunakan Bahasa Indonesia
3) Tipe artikel (review articles, research articles)
4) Artikel penelitian yang dapat diakses secara penuh (full text)
b. Kriteria Eksklusi
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di
1. Variabel Independen
Variabel independen atau bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
independen dalam penelitian ini adalah umur, obesitas dan aktifitas fisik
2. Variabel Dependen
Variabel dependen atau terikat adalah variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2013). Variabel dependen dalam
E. Analisa Data
Setelah melewati tahap protokol sampai pada ekstraksi data, maka analisis data
dilakukan dengan menggabungkan semua data yang telah memenuhi kriteria inklusi
Asnuddin. 2017. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Yang Mengalami Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, Volume Volume 6
Nomor 1 Bulan Juli. file:///C:/Users/USER/Downloads/93-Article%20Text-148-1-
10-20190708.pdf.
Aditya dkk. (2018). How to get thing done :erlangga.
Kurnia A. (2020). Self management hipertensi.surabaya:cv.jakad media publishing
Aris Widiyanto, Joko Tri Atmojo. (2019). Hubungan keadaan sosial ekonomi dan tingkat
stres dengan kejadian hipertensi.
Budiman,Sagita. (2019). faktor-faktor yang berhubugan dengan penyakit hipertensi di
pegungsian wilayah kerja puskesmas kamonj.
Dewi anggriani harahap,Nia aprilla, Oktari muliati. (2019).hubugan penegtahuan
hipertensi tentang hipertensi dengan kepatuhan minum obat antihipertensi di
wilayah kerja puskesmas kampa tahuan 2019.
Irwanan Dr . (2016).epidemiologi penyakit tidak menular .jakarta :cv budi utama
Wahyuvhayono eko. (2019). The Power Of Gratitude .Jakarta: cv budi utama
Fatma. ( 2012). tentang gizi usia lanjut .Jakarta: erlanga
Hamdan Hariawan,Cut Mutia Tatisina. (2020). Pelaksanaan pemberdayaan keluarga
dan senam hipertensi sebagai upaya menajemen diri pemberian hipertensi .
Hendriani. (2021). Memahami Lanjut Usia Dari Proses Penuaan Hinga Pendampingan
Psikologis,Yogyakarta: bintang pustaka madani
Mufarokahah Henin. (2019). hipertensi dan intervensi keperawatan. jateng : lakeisha
Juhan Setiawan. (2020). Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Lansia Di Desa Panunggalan Kecamatan Sugihwaras Kabupaten
Bojonegoro.
Kareri. (2019). Hubugan Ativitas Visik Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Wanita
Pralamsia Di Puskesmas Bakunase.
Lusi aneh adam. (2019). Determinan hipertensi pada lanjut usia. Volume 1 no 2
Madeh mahaguan putra, I Kadek Nova Darmayasa, Putu Agus Winduyasa Bukian,
Maryam dkk. (2008). Menggenal Usia Lanjut Dan Perawatannya, Jakarta: Edward
Tanujaya
Mayasari, dkk. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi. Journal of
Telenursing (JOTING) Volume 1, Nomor 2, Desember 2019.
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JOTING/article/view/849/565
Ekasari M. F.Dkk. (2018). Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia Konsep Dan Berbagai
Intervensi .malang : Wineka Media
Nugroho, dkk. 2018. Identifikasi Kejadian Obesitas Pada Lansia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sidorejo Kidul. Jurnal Media Ilmu Kesehatan Vol. 7, No. 3,
Desember 2018. file:///E:/DAFTAR%20PUSTAKA%20MEVY/REVISI
%20NATALIA/Nugroho%20dkk%202018.pdf
Rahmiati, Cut, Irma T. Z. 2020. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah Pada
Lansia Dengan Hipertensi. Jurnal Penjaskesrek, Volume 7 No. 1 April.
file:///C:/Users/USER/Downloads/1005-Article%20Text-1845-1-10-20200505.pdf.
Yunita rizka dkk . (2020). Buku ajar psikoterapi self help graup pada pasien
skrinzofrenia ,Sulawesi selatan: yayasan ahmar cebdekia Indonesia.
Sri Maryumi,Anik Inayati,Fitri Nurhayati. (2020). hubugan faktor stress psikososial
dengan hipertensi pada lansia di panti tresna werdah natar lampung selatan
tahun 2018.volume 1 no 1
Siti Maskanah, Suratum ,Sukron, Yulius Tiranda. (2019). Hubungan Aktivitas Fisik
Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Rumah Sakit
Muhammatdiyah Palembang. volume 4 nmor 2
Titis, Hesty P, Prawesti D. 2012. Stres Pada Penyakit Terhadap Kejadian Komplikasi
Hipertensi Pada Pasien Hipertensi. Jurnal STIKES
Volume 5, No. 1, Juli 2012. https://media.neliti.com/media/publications/210184-
none.pdf
Paskalia, Beatrix L, Talarima Bellytra. 2016. Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada
Pasien Di Ruangan Penyakit Dalam RSUD Dr. M. Haulussy Ambon. GLOBAL
HEALTH SCIENCE, Volume 1 Issue 2, June 2016.
file:///C:/Users/USER/Downloads/32-62-1-PB%20(1).pdf
Purnamadyawati,Farahdina Bachtiar. (2020). Deteksi Resiko Jatuh Dan Pendampingan
Latihan Keseimbangan Pada Pasien Lanjut Usia Di Rs Setia Mitra
Jakarta .Vol.4, No.2
Purwono, Janu, dkk. 2020. Pola Konsumsi Garam Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Lansia Salt Consumption Pattern With Hypertension In Erderly. Jurnal Wacana
Kesehatan Volume 5, Nomor 1, Juli 2020.
file:///C:/Users/USER/Downloads/120-233-1-SM%20(2).pdf