Anda di halaman 1dari 49

PROPOSAL

STUDI LITERATURE FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEJADIAN HIPERTENSI

OLEH

NATALIA SAIKMAT

12114201170146

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

AMBON

2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Kami menyatakan menerima dan menyetujui Proposal ini yang disusun oleh Natalia

Saikmat dengan NPM 12114201170146 untuk diujikan.

Pembimbing I Pembimbing II

(G. J. Wakanno, S.Kp., M.Kep) (Ns,N.Perinussa., M.Kep.)

NIDN: 1214068401 NIDN:0012118109

Mengetahui

Ketua Program Studi Keperawatan

(Ns. S. R. Maelissa, S.Kep., M.Kep.)

NIDN. 122303
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus, karena

atas kasih dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul

“Studi Literatur faktor faktor yang berhubugan dengan kejadian hipertensi pada

lansia”. Penyusunan proposal ini merupakan syarat dalam penyelesaian tugas akhir untuk

memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di fakultas Kesehatan, Universitas Kristen

Indonesia Maluku.

Dengan terselesaikannya proposal ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1. Dr. J. Damamain, S.Th.,M.Th. selaku Rektor Universitas Kristen Indonesia Maluku.

2. B. Talarima, S.KM.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen

Indonesia Maluku.

3. Ns. S.R. Maelissa, M.Kep. selaku ketua Program Studi Keperawatan Fakultas

Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku.

4. G. J. Wakanno, S.Kp., M.Kep., sebagai pembimbing I yang telah banyak mengarahkan

dan membimbing peneliti sehingga proposal ini dapat terselesaikan.

5. Ns,N.Perinussa., M.Kep., selaku pembimbing II yang telah banyak mengarahkan dan

membimbing peneliti dalam menyelesaikan proposal ini.

6. Seluruh dosen dan staf Program Studi Keperawatan, Universitas Kristen Indonesia

Maluku.

7. Keluarga yang telah memberikan dukungan baik materi maupun moril serta selalu

menopang dalam doa guna penyelesaian studi.


8. Semua teman – teman yang tidak dapat penulis sebut satu demi satu, terima kasih

semuanya atas bantuan dan kebersamaan kalian selama ini.

Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik sangat penulis harapkan guna perbaikan lebih

lanjut sehingga proposal ini dapat berguna serta bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Ambon, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL............................................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................i

KATA PENGANTAR .....................................................................................ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………..

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………..vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah.................................................................5

C. Tujuan Penelitian..................................................................5

D. Manfaat Penelitian................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep umumTekanan darah

a. pegertian tekanandarah ........................................................7

b. klasifikasi tekanan darah ………………………………….7

c. penyebab tekanan darah tinggi (hipertensi ) ………………8

d. patofisiologi ……………………………………………….9

e. tanda dan gejala …………………………………………..14

f. faktor-faktor terjadinya hipertensi ………………………15

g. penatalaksanaan ……………………………………………19
B. konsep umum stress

a. pegertian stress…………………………………………….20

a. Gejala-gejala stres…………………………………………..21

b. penyebab stress……………………………………………...22

c. model stress …………………………………………………23

d. Respon terhadap stres……………………………………….24

e. Tingkat stress ……………………………………………….25

C. Konsep umum obesitas

a. Pegertian obesitas ……………………………………………26

a. Pengukuran obesitas …………………………………………27

b. Gejala obesitas ……………………………………………….27

c. Penyebab obsitas …………………………………………….28

D. Konsep umum aktivitas visik

a. Pengertian aktivitas visik………………………………….32

b. Jenis-jenis aktivitas fisik pada lansia ………………………32

c. Manfaat aktivitas fisik ……………………………………..33

E. Konsep umum lansia

a. Pegertian lansia ……………………………………………….34

b. Klasifikasi lansia………………………………………………34

c. Cirri-ciri lansia ……………………………………………….35

d. Prose penuaan………………………………………………….36
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian…………………………………………………41

B. Identifikasi Systematic Review ………………………………..41

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling………………………45

D. Variabel Penelitian……………………………………………..47

E. Analissa Data…………………………………………………..52

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….53

LAMPIRAN………………………………………………………………………
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Ekstransi Data…………………………………………………………


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ......................................................................

Gambar 3.1 Diagram Flow Prisma...................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan perhatian

karena dapat menyebabkan kematian yang utama di negara-negara maju maupun

di negara-negara berkembang. Pandangan sebagian masyarakat yang menganggap

lansia sebagai manusia yang tidak mampu, lemah dan sakit-sakitan, menyebabkan

segala aktivitas sangat dibatasi. Kondisi ini dipaparkan oleh tidak adanya waktu,

tempat, dan kesempatan bagi lansia dalam melakukan aktivitas. Hal ini

dikarenakan oleh berbagai faktor, yaitu faktor penyakit, faktor genetik, faktor

usia, faktor gender, kurang gerak, asupan garam, obesitas, kurang tidur, makanan

berlemak, kalori dan kadar gula, gaya hidup yang tidak sehat, dan stres (Agustini

dalam Rahmiati dan Irma, 2020).

Menurut World Health Organitation (WHO), di kawasan Asia Tenggara

populasi lansia sebesar 80% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan

populasi lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah lansia

sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia

24,000,000 (9,7%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia

mencapai 28,800,000 (11,3%) dari total populasi. Sedangkan di Indonesia sendiri pada

tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia sekitar 80.000.000 (Depkes dalam Asnuddin,

2017: 65).

1
Prevalensi penderita Hipertensi di Indonesia menurut Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan melalui data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018

saat ini sebanyak 34,1% dimana mengalami kenaikan dari angka sebelumnya di tahun

2013 yaitu sebanyak 25,8% 4. Berdasarkan laporan Departemen Kesehatan Republik

Indonesia kasus tertinggi hipertensi adalah provinsi Sulawesi Utara dengan presentasi

sebanyak 13,2 % (BalitBanKes dalam Purwono dkk, 2020).

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dibagi dalam dua

kelompok besar yaitu faktor yang melekat atau tidak dapat diubah seperti jenis

kelamin, umur, genetik dan faktor yang dapat diubah seperti pengetahuan, kebiasaan

olahraga, dan pola makan. Untuk terjadinya hipertensi perlu peran faktor risiko tersebut

secara bersama-sama (common underlying risk factor). Global Action Plan

direkomendasikan oleh WHO tahun 2014 dalam upaya mengendalikan prevalensi

penyakit tidak menular meliputi pengendalian faktor risiko seperti merokok, konsumsi

diet tinggi garam, ketidakaktifan fisik dan pengendalian stress atau psikologis (Mayasri

dkk, 2019: 346).

Salah satu penyebab peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi adalah

umur. Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah. Umur

berkaitan dengan tekanan darah tinggi (hipertensi). Semakin tua seseorang maka

semakin besar resiko terserang hipertensi (Hamzah, Khasanah, & Norviatin, 2019).

Pada lansia umur 55- 59 tahun dengan umur 60-64 tahun terjadi peningkatan risiko

hipertesi sebesar 2,18 kali, umur 65-69 tahun 2,45 kali dan umur >70 tahun 2,97 kali.

Hal ini terjadi karena pada usia tersebut arteri besar kehilangan kelenturannya dan

menjadi kaku karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui
pembuluh darah yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan

darah. Peningkatan risiko hipertensi pada lanjut usia terkait dengan penurunan

regangan sistolik longitudinal atrium yang kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku

karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah

yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan darah (Liao, 2017).

Obesitas dapat memicu terjadinya hipertensi akibat terganggunya aliran darah.

Dalam hal ini orang dengan obesitas biasanya mengalami peningkatan kadar dalam

darah (hiperlipidemia) sehinga berpotensi menimbulka penyempitan pembuluh darah

(aters klerosis). Penyimpitan terjadi akibat penumpukan plak ateromosa yang berasal

dari lemak. Penyimpitan tersebut memicu jantung untuk bekerja memompa darah lebih

kuat agar kebutuhan oksigen dan zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh dapat terpenuhi.

Hal inilah yang menyebabkan tekanan darah meningkat (Sari, 2017). Obesitas

merupakan salah satu masalah gizi yang dihadapi oleh Indonesia yang ditandai dengan

status gizi lebih. Status gizi seseorang berkaitan dengan gambaran pola konsumsi

dalam jangka waktu yang panjang. Obesitas ditandai oleh kelebihan berat badan

dibandingkan dengan berat normal, yang diakibatkan oleh penimbunan lemak dalam

tubuh secara berlebih. Obesitas berkaitan dengan pola konsumsi makanan tinggi kalori,

gula, lemak, garam, dan rendah serat (Nugroho dk, 2018: 213).

Menurut Jubaid dalam Puspita dan Nurhayati (2017) ada beberapa perubahan

fisik pada lansia yang dapat menjadi suatu kondisi lansia terserang penyakit, seperti

perubahan kardiovaskuler yaitu menurunnya elastisitas pembuluh darah, perubahan

pada respirasi yaitu menurunnya kekuatan otot-otot pernafasan, serta perubahan pada

pendengaran dan perubahan pada penglihatan. Terdapat beberapa macam penyakit


yang biasa menimpa para lansia antara lain hipertensi, diabetes mellitus, jatung

koroner, stroke, katarak, dan lain sebagainya. Macam-macam masalah kesehatan

tersebut yang sering menimpa lansia yaitu hipertensi yang bisa menjadi awitan dari

berbagai masalah kardiovaskuler lainnya yang lebih gawat.

Provinsi Maluku Menduduki angka kejadian hipertensi sebanyak 4,6%. Hal ini

menunjukan intervensi penurunan angka kejadian hipertensi masih di butuhkan di

Maluku (kementrian kesehatan RI, 2018).Berdasarkan data dari Profil Kesehatan

Provinsi Maluku tahun 2010, hipertensi menempati tempat pertama proporsi penyakit

tidak menular pada pasien, baik yang rawat jalan maupun rawat inap masing-masing

sebesar 13.612 penderita dan 713 penderita. Pada tahun 2012 hipertensi menduduki

urutan ke lima dan tujuh dari sepuluh besar penyakit rawat jalan dan rawat inap di

rumah sakit dengan jumlah penderita rawat jalan sebanyak 1.169 penderita dan rawat

inap sebanyak 887 penderita (Dinkes Maluku dalam Paskalia dan Talarima, 2016: 67).

Berdasarkan fenomena tersebut, maka dirasa perlu untuk melakukan penelitian

tentang “faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi dengan

pendekatan studi literatur”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian dalam latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah

penelitianyaitu “apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi

dengan pendekatan studi literatur”.


C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi

dengan pendekatan studi literatur

2. Tujuan khusus

o Mengetahui hubungan umur dengan kejadian hipertensi

o Mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi

o Mengetahui hubungan aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu

keperawatan medical bedah dalam konteks sistem kardiovaskuler

2. Manfaat praktis

a. Bagi Institusi

Manfaat penelitian ini bagi institusi pendidikan diharapkan dapat menjadi bahan

pembelajaran dan referensi bagi kalangan yang akan melakukan penelitian lebih

lanjut dengan topik yang berhubungan dengan judul penelitian di atas

b. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi mengenai faktor-faktor yang

berhubugan dengan kejadian hipertensi pada lansia.

c. Bagi Masyarakat/Responden

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan yang

bermanfaat untuk menambah pengetahuan faktor-faktor yang berhubugan


dengan kejadian hipertensi pada lansia.

d. Bagi peneliti selanjutnya

Studi ini di harapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan

penelitian sejenis dan lebih lanjut dalam bidang yang sama.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP UMUM TEKANAN DARAH TINGGI

a. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Hipertensi atau darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana terjadi

peningkatan tekanan darah secara terus menurut sehingga melebihi batas normal.

Hipertensi sering disebut the sillent killer karena termasuk kategori penyakit

yang mematikan tanpa disertai gejala-gejala terlebih dahulu sebagai peringatan

bagi korbannya. Hiper-tensi dapat menyebabkan penyakit jantung korner (PJK)

dan merupakan salah satu penye- bab utama kematian pada masyarakat dan

cenderung meningkat di masa yang akan datang (Waenly M. Tumanduk,2019).

B. KLASIFIKASI TEKANAN DARAH

Klasifikasi menurut Joint National Comunite

Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan diastolic

mmHg mmHg

Normal <120 <80

Pre hipertensi 120-139 80-89

Stadium I 140-159 90-99


Stadium II ≥ 160 ≥ 100

(Sumber : james ,et al.,2014)

Klarivikasi hipertensi menurut sebabnya di bagi menjadi 2 yaitu sekunder

dan primer. Hipertensi sekunder merupakan jenis yang penyebab spesifikasinya

dapat di ketahui

Klasifikasi hipertensi menurut gejala di bedakan menjadi 2 yaitu hipertensi

beningna dan hipertensi maligna. Hipettensi beningna adalah keadaan hipertensi

yang tidak menimbulkan gejala-gejala biasanya di temukan pada saat penderita di

cekap. Hipertensi malingna adalah keadaan hipertensi yang membahayakan

biasanya di sertai dengan keadaan kegawatan yang merupakan akibat komplikasi

organ. (Apriyani 2019).

C. PENYEBAB HIPERTENSI

Hipertensi memiliki banyak penyebab seperti halnya demam memiliki

penyebab,faktor- faktor yang terlihat sebagai penyebab hipertensi (henim ,2019)

1. Meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis. Aktivitas sistem saraf simpatif

meningkat karena ada disfungsi pada sistem saraf otonom.

2. Meningkatkan reabsorpsi ginjal.Ada peningkatan reabsorpsi natrium,klirida dan

air yang terkait dengan variasi genetik di jalur di mana ginjal menangani

natrium.
3. Meningkatkan aktivitas RAAS. Sistem renin-angiotensin-aldosteron

meningkatkan akivitasnya yang mengarah pada perluasan volume cairan ekstra

seluler dan peningkatan reistensi vaskular sistemik.

4. Penurunan vasodalitasi arteriol. Endotalium vascular rusak karena penurunan

vasodilit asi arteriol.

D. PATOFISIOLOGI

Hipertensi dapat disebabkan oleh penyebab spesifik (hipertensi sekunder )

atau dari etiologi yang tidak di ketahuhi (hipertensi primer atau esensial ).

Hipertensi sekunder [<10% kusus ] biasanya di sebabkan oeleh penyakit ginjal

kronis (chronic kidney disease) atau penyakit renovaskuler.

faktor-faktor yang berkotribusi terhadap hipertensi primer meliputi

(depiro,et al., 2015 )

1. Kelainan humoral yang melibatkan sistem renin-angiotensin-

aldosteron,hormon natriuretik,atau resistensi insulin dan hiperinsulinemia

2. Gangguan pada susunan saraf pusat ,serabut saraf otonom ,reseptor

adrenergik,atau baroreseptor

3. Kelainan pada proses autoregulasi ginjal atau jarigan untuk ekresi

natrium ,volume plasma, dan penyempitan arteriolar

4. Kekuramgam sintesis zat yang menyebabkan vasodilatasi dalam endothelium

vascular (prostasiklin , bradykinin,dan nitrit aksida) atau kelbihan zat yang

menyebabkan vasokonstriksi (angiotensin II ,endothelin I)


Organ –organ dalam tubuh manusia berperan dalam patogenesis dan

patofisilogi hipertensi, sebagai berikut :

a. Peran ginjal dalam potogenesis hipertensi esensial

Ginjal dalam pengaturan tekanan darah berperan melalui pengaturan

ekskresi natrium dan air, hemeostasis terkait erat melalui mekanisme

penekanan natriuresis yang memungkinkan dapat menstabilkan tekana

darah (Burnier&Wuerzner 2015). Jika tekana perfusi dari ginjal

meningkat maka output natrium pada ginjal meningkat dan volime cairan

ekstraseluler berkontraksi sehinga tekanan darah kembali ke nilai

normalnya. Berdasarkan teori ini ,hipertensi dihasilkan dari efek

mekanisme tekanan natriuresis,factor endokrin seperti sistem renin –

angiotensin aldosterone ,oksida nitra,dan prostaglandin dapat mengubah

tekanan –natriuresis menjadi lebih tinggi atau rendah. Pengaturan natrium

oleh segmen distal nefron sangat penting untuk mengatur keseimbangan

natrium dalam kaitannya dengan perubahan tekanan darah dan faktor lain

seperti sistem saraf simpatik,inflamsi infark intrarenal lokal, dan Reactive

oxygen species ( ROS ) dapat mmodifikasi hubungan antara tekanan dan

natriuresis (Ivy & Bailey,2014)

Sistem saraf simpatik dan sistem RAA (renin angiotensin aldosteron)

Sistem renin angiotensin aldosterone (RAAS) Yang berasal dari sintesis

renin dari sel-sel janctaglomerolus ginjal. Berdasrkan literature dari kabori et al.

(2007 ), banyak komponen sistem renin-angiotensin-aldosteron terdapat di

dalam ginjal. RAAS dapat menyebabkan vasokonstriktor yang poten dan


berperan sebagai growth promoting peptide.angiotensin II di ginjal mengontrol

tekanan darah melalui efeknya pada laju filtrasi ginjal hemodinamik dan

glomerulus karena angiotensin II dapat memodulasi laju filtrasi di arteri aferen

dan aferen. Angiotensin II berperan pula pada modulasi reabsorpsi natrium

tubulus ginjal .efek lain angiotensin II dapat memicu inflamsi,

pertumbuhan sel, mitogenesis,apoptesis,migrasi,dan

diferensiasi ,mengatur ekspresi gen zat biotik, dan mengaktifkan banyak jalur

sinyal intraseluler , dimana hal-hal tersebut dapat menyebabkan tekanan darah

tetap tinggi dan memicu komplikasi (franco et al.,2013).

1. Angiotensin II dapat mengaktifkan fosfolipase A2 (PLA2) fosfolipase A2

merupakan enzim yang dapat mengasilkan asam arakhidonat,prostaglandin

adalah produk metabolism asam arakhidonat (patrono,2006) produksi

prostaglandin dan asam arakhidonat melibatkan bebrapa langkah

diantaranya (Burnier&Wuerzner 2019).:

a. Pelepasan asam arakhidonat dari fosfolipid membrane di bawah aksi

fosfolipase A2

b. Katalis asam arakhidonat oleh siklooksigenase (COX1,2,atau 3) untuk

mengasilkan prostaglandin H2 (PGH2);

c. Generasi spesifik prostaglandin di bawah pengaruh prostaglandin sintase

sepetti prostacyclin (PGI2) atau thromboxane synthase yang mengasilkan

tromboksan A2

2. Prostaglan din I2 (PG12) (yang berada di endotel ,ginjal,platelet,otak ) dan


prostaglandin E2 (PGE2)(yang berada di arteri,otak,ginjal,platelet dapat

memicu vasodilatasi).hal ini berbanding terbalik dengan tromboxan

A2(TXA2)( yang berada di sel otot polos ,makrofag, ginjal dan platelet )

yang menyebabkan vasokontriksi (Burnier&Wuerzner 2019).

a. Faktor-faktor yang terlibat dalam patofisiologi hipertensi

Faktor-faktor yang terlibat dalam patofisiologi hipertensi dapat terjadi

di berbagai organ di antaranya jantung,otak ,ginjal,dan pembuluh darah.

Faktor lain seperti imunitas dan sistem endokrim dapat berperan pula

dalam patofisiologi hipertensi penurunan ANP(Atrial Natriuretic

Peptide) dan BNP (Brain Natriuretic Peptide ) dapat meningkatkan

tekanan darah . ANP dan BNP terdapat di jantung dan dapat keluar saat

ventricular jantung mengalami peregangan. ANP dan BNP memiliki

sifat diuretic ,natriuretik, vasodilitasi,dan antihipertrofik,antibiotik,

antiproliferatif, dan antiinflamasi. ANP dapat menyebabkan kontraksi

volume intravaskuler. ANP memiliki tindakan penghambatan pada

sekresi aldosterone dan renin. ANP dan BNP mencegah vasokontriksi

yang disebabkan oleh norepinefrin ataupun angiotensin II.

Beberapa bukti menyebutkan bawah efek sentral ANP berkontribusi pada

keseimbangan cairan,elektrolit dan regulasi hemodinamik sistemik (de Wardener

2001).efek sentral ANP ini dimedisiasi oleh interaksi antara ANP dan nada

simpatik dalam batang otak. Peningkatan tekanan darah dapat pula di akibatkan

oleh peningkatan cardiac output/curah jantung dan denyut jantung


 Faktor-faktor yang mempegaruhi patofisiologi hipertensi (adaptasi dari

(Burnier&Wuerzner 2019)

Faktor terjadinya hipertensi yang berada diotak diantaranya terjadinya

peningkatan aktivitas saraf simpatif,dan vasopresin,sedangkan di ginjal terjadi

peningkatan aktivitaS RAAS, dan ketidakseimbangan nutriuresis. Faktor imunitas

atau inflamasi juga berperan dalam terjadinya hipertensi melalui peningkatan

neoantigen, makrofag atau sel T dan sitokin.

Faktor pembuluh darah dapat berperan dalam kejadian hipertensi saat

pemuluh darah itu mengalami klasifikasi di endotel dan kekuatan.Serta penurunan

prostaglandin dan nutrid oksida (yang berperan dalam vasodilatasi).

Efek metabolism sel dapat meningkatkan kemungkinan hipertensi saat

terjadi peningkatan insulin,hormone pertumbuhan,aldosterone,estrogen,serta

penurunan edinopektin (Burnier&Wuerzner, 2019).

A. Tanda dan gejala

Hipertensi sering di sebut “silen killer”(pembunuh diam-diam) karena pada

umumnya tidak memiliki tanda dan gejala sehingga baru di ketahui setelah

menimbulkan komplikasi (siyad,2020).identifikasi biasa di lakukan melalui

skrining atau mencari pelayanan kesehatan setelah merasakan adanya masalah.

Hipertensi ini baru tampak jika sudah memperlihatkan adanya komplikasi pada

organ lain misalnya pada mata,ginjal,otak dan jantung. Pasien mengeluhkan adanya

nyeri kepala terutama bagian belakang, baik berat maupun

ringan,vertigo,tinnitus(mendengung atau mendisis di telinga), penglihatan kabur


bahkan terjadi pingsan (Marshall et al,2012). Gejala ini mungkin saja diakibatkan

oleh adanya peningkatan tekanan darah pada saat pemeriksaan (Wong dan

Mitchel,2020).gejala lain seperti sakit kepala, jantung berdebar,pucat ddan keringat

dicurigai adanya pheochrmocytoma (Ifenti dkk., 2020 ). pheochrmocytoma adalah

tumor jinak yang berkembang dalam inti kelenjar adrena.l memproduksi berbagai

hormon yang penting bagi tubuh .pheochrmocytoma akan menyebabkan kelenjar

adrenal menghasilkan banyak hormon tertentu sehingga dapat meningkatkan

tekanan darah dan jantung. Pada pemeriksaan fisik, hipertensi mungkin dicurigai

ketika terdeteksi adanya retinopati hipertensi. Hasil pemeriksaan fundus optik

yang ditemukan di bagian belakang mata dengan menggunakan oftalmoskop

(O’Brien et al,2020). Secara klasik perubahan retinopati hipertensi dilihat dari

derajat I-IV.hasil pemeriksaan oftalmoskopi juga dapat memberikan berapa lama

eseorang telah menderita hipertensi (Ifeanti dkk.,2020).

Beberapa tanda dan gejala tambahan dapat menunjukan hipertensi

sekunder ,yaitu hipertensi akibat penyebab yang jelas seperti penyakit ginjal atau

penyakit endokrim. Misalnya obesitas,intoleransi glukosa, wajah bulat seperti bulan

(moot face),’’penuk kerbau”(buffalo hump),dan striae ungu menandakan sin

(O’Brien, Beevers,&Lip,2020).

B. faktor-faktor terjadinya hipertensi

faktor ersiko terjadinya hipertensi terdiri darri fakor yang dapat di di

ubah dan faktor yang tidak dapat di ubah ( Slama,susic,danfrohlich,2020

Das,Syanal, dan Basu,2020; black dan Hawks , 2020 ). Faktor-faktor tersebut

adalah sebagai berikut:


1. riwayat kelurga / keturunan

Jika seseorang yang memiliki riwayat hipertensi di dalam keluarga, maka

kecenderungan menderita hipertensi juga lebih besar dibandingkan dengan

keluarga yang tidak memiliki hipertensi (siyad, 2011). Penelitian yang

dilakukan oleh Soubrier et al (2013) menjelaskan bawah sekitar 75%

penderita hipertensi ditemukan riwayat hipertensi pada anggota

keluarganya.pada individu yang kembar monozigot apabila salah satunya

menderita hipertensi kemungkinan yang satunya lebih menderita

hipertensi. Kemungkinan ini mendukung bawah faktor genetik mempunyai

peranan penting sebagai fakyor pencetus dalam terjadinya hipertensi

(Brown,2020 dan susanto ,2010).

C. Jenis kelamin

Angka kejadian hipertensi lebih banyak terjadi pada laki-laki (5-47%)

dari pada wanita (7,34%)(Tee et al, 2010) sampai wanita mencapai usia pre-

monopause (Maric-bilkan, dan manigrasso,2012). Hal tersebut di karenakan pada

wanita karena wanita dilindungi oleh horman estrogen yang berperan dalam

mengatur sistem renin angiotensin-oldesteron yang memiliki dampak yang

menguntungkan pada sistem kardiovaskuler,seperti pada jantung, pembuluh

darah dan sistem syaraf pusat. Kadar estrogen memiliki peran protektif terhadap

perkembangan hipertensi (Xue,Johnson,dan Hay,2020).

Meningkatkan kejadian hipertensi pada laki-laki dari pada wanita

siakibatkan Karena perilaku yang dilakukan oleh laki-laki yang sehat(Rahajeng

&Tuminah,2020).
D. Umur

Insiden hipertensi meningkat dengan bertambahnya umur. Sebanyak 50-

60% dan penderita hipertensi berusia 60 tahun (depkes, 2006) memiliki tekanan

darah 140/90 mmHg (Cappucion,et al, 20020). Pada kelompok usia 70 tahun

berpotensi 2,97 kali terjadinya hipertensi (Rehajeng dan Tuminan, 2020).

Tingginya kejadian hipertensi pada lanjut usia disebabkan oleh perubahan

struktur pada pembuluh darah besar, sehinga lumen menjadi lebih sempit dan

dinding pembuluh darah menjadi kaku sehingga menimbulkan tekanan darah

sistolik (Kaplan,2020).

Faktor resiko yang dapat di ubah :

1. Diet

Modifikasi diet dapat dilakukan dengan mengatur pola makan. Angka kejadian

hipertensi lebih banyak terjadi pada pasien yang memiliki kebiasaan

mengonsumsi lemak dan garam secara berlebihan (Kurniawan, 2020). Insiden dan

keparahan hipertensi dipengaruhi oleh status gizi dan asupan nutrisi

(savica,Bellinghieti,dan kopple 2020).

2. Obeistas

Obesitas dapat menimbulkan resiko penyakit kardio vaskuler. Dari

berbagai penelitian bawah peningkatan berat badan dapat meningkatkan tekanan

darah. Hala ini karena terjadi sumbatan dipembuluh darah yang diakibatkan oleh

penumpukan lemak dalam tubuh . resiko relatif penderita hipertensi lima kali lebih

banyak dari pada orang gemuk dibandingkan dengan penderita hipertensi yang
memiliki berat badan ideal(Ottawa,2014). Penelitian yang di lakukan oleh

Tananas ,et al (2014) yang menyatakan bawah ada hubugan pada individu yang

mengalami obesitas dengan kejadian hipertensi karena orang obesitas akan

mengalami peningkatan jaringan adipose, sehinga dapat menyumbat aliran darah

dan menimbulkan tekanan darah meningkat. Pervalensi hipertensi terjadi pada

orang dengan indeks masa tubuh (IMT ) 25 kg / (Ricardo et ala, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh savica, Bellinghieti,dan kopple(2020) ya ng

menyatakan bawah asupan nutrisi yang belebih dan obeistas juga merupakan

faktor penyebab hipertensi.

3. Kurangnya aktifitas fisik/olaraga

Aktivitas fisik dikaitkan dengan pengelolaan hipertensi.pada induvidu

degan hipertensi harus melakukan olaraga aerobic seperti jalan kaki dengan teratur,

joging, bersepeda akan menurunkan tekanan darah (Depkes RI, 2020). Penelitian

yang dilakukan oleh Hastert et al (2014) menyatakan bawah dapat melakukan

aktivitas fisik secara teratur dilakukan setiap hari dapat menurunkan kadar

trigliserida dan kolestrol HDL sehinga tidak terjadi sumbatan lemak pada

pembuluh darah yang akan menimbulkan tekanan darah meningkat.

4. Merokok dan mengkomsumsi alkohol

Merokok merupakan faktor resiko penyebab kematian yang diakibatkan

eleh penyakit jantung,kangker, stroke dan penyakit paru . Hla ini diakibatkan

oeleh meningkatnya kadar ketekolamin dalam plasma, sehinga akan

menstimulasi syaraf simpatik. Penelitian yang dilakukan oleh

Huerta,Tormo,Gravrilla dan Novarro (2010) yang menyatakan bawah perilaku


merokok adalah faktor resiko utama bagi kejadian penyakit kardiovaskuler

seperti angina fektoris,stroke, dan infark miokard akut. Hubungan yang erat antara

merokok dengan kejadian hipertensi adalah karena merokok mengandung nikotin

yang akan menghambat okseigen ke jantung sehingga menimbulkan

pembekuan darah dan terjadi kerusakan sel (Ridwan, 2012). Selain merokok

alkohol dapat meningkatkan kadar kartisol dan meningkatnya volume sel darah

merah serta terjadi viskositas (kekentalan) pada darah sehingga aliran darah tidak

lancer dan menimbulkan peningkatan tekanan darah .

5. Stress

Hubungannya antara stress dengan hipertensi adalah karena adanya

aktivitas syaraf simpatik yang dapat meningkatkan tekanan darah (Depkes RI,

2020). Individu yang sering mengalami stress akan cenderung lebih mudah terkena

hipertensi sehinga stress merupakan salah satu faktor resiko pencetus.Emosi yang

ditahan dapat meningkatkan tekanan darah karena adanya pelepasan adrenalin

tambahan oleh kelenjar adrenal yang terus menerus dirangsang (Dickson,Tkacs,

dan Riegel,2020). Penelitian yang dilakukan oleh Riley & Arslanian-

Engoren(2013) yang menyatakan bawah adanya peningkatan tekanan darah

cenderung pada individu yang memiliki kebiasaan stress emosional yang tinggi,

penderita hipertensi dianjurkan hidup relaks dan menghindari stress.Menciptakan

suasana rumah yang damai dan penuh kekeluargaan, mengikutsertakan penderita

dalam kegiatan rekreasi, serta menghindari faktor pencetus yang dapat

menimbulkan emosi (Martuti,2020)


E. Penatalaksanaan

Pelaksaan hipertensi merupakanbagian dari strategi mengendalikan resiko

penyakit kardiovaskuler. pengendalian tekana darah adalah aspek strategi anti

sklerotik pada pasien yang mengalami hipertensi.tujuan utama dari penalaksanaan

hipertensi adalah tekanan darah dalam keadaan normal dan menurunkan faktor

resiko(Blak & Hawaks, 2018).

Penatalaksanaan hipertensi di bedakan menjadi 2 yaitu hipertensi ringn dan

hipertesi berat .pada hipertensi ringan penatalaksanaan dapat di lakukan secara

nonfarmakologis dengan melakukan perubahan gaya hidup yang dapat di pantau

selama 6-12 bulan. Pada pasien hipertensi berat dengan faktor resiko kerusakan

organ,penatalaksanaannya dapat di lakukan dengan menggunakan terapi

farmakologis ditambah dengan modifikasi gaya hidup yang di sarankan

(O’Riordan,2013)

F. KONSEP UMUN UMUR

a. Pegertian Umur

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami

kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun

dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian

berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis. Penyakit hipertensi

paling banyak dialami oleh kelompok umur 31-55 tahun dan umumnya

berkembang pada saat umur seseorang mencapai paruh baya yakni cenderung
meningkat khususnya yang berusia lebih dari 40 tahun bahkan pada usia lebih

dari 60 tahun keatas. Tekanan darah sistolik dan diastolic berpengaruh nyata

dengan umur pada laki-laki maupun perempuan (Krummel 2016).

Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring dengan

bertambahnya umur seseorang. Individu yang berumur di atas 60 tahun, 50-60%

mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal itu

merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah

usianya. Bukan berarti kita harus takut dengan bertambahnya usia. Proses menua

adalah hal alami yang tidak bisa kita hindari. Namun, menjadi tua dengan tetap

sehat adalah hal yang bisa kita usahakan sejak dini. Dengan bertambahnya umur,

risiko terjadinya hipertensi meningkat. Meskipun hipertensi bisa terjadi pada

segala usia, namun paling sering dijumpai pada orang berusia 35 tahun atau

lebih. Sebenarnya wajar bila tekanan darah sedikit meningkat dengan

bertambahnya umur. Hal ini 9 disebabkan oleh perubahan alami pada jantung,

pembuluh darah dan hormon. Tetapi bila perubahan tersebut disertai faktor-

faktor lain maka bisa memicu terjadinya hipertensi (Susilo, 2017).

Usia yang masih dalam masa produktif biasanya mempunyai tingkat

produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang sudah berusia

tua sehingga fisik yang dimiliki menjadi lemah dan terbatas (Aprilyanti, 2017).

b. Klasifikasi Umur

Kategori usia menurut WHO (2020) dibagi menjadi:

1) Berusia 0 – 17 Tahun adalah Masa Anak-anak dibawah umur


2) Berusia 18 – 65 Tahun memasuki Masa Pemuda

3) Berusia 66 – 79 Tahun adalah Masa Setengah baya

4) Berusia 80 – 99 Tahun merupakan Orang Tua

5) Berusia 100 Tahun keatas adalah Orang Tua berusia panjang

G. KONSEP UMUM OBESITAS

a. Pengertian obesitas

Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak

tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat

membahayakan kesehatan. Defenisi obesitas menrut para dokter :

Suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan Suatu

penyakit kronik yang dapat diobati,Penyakit epidemik, Suatu kodisi yang

berhubungan dengan penyakit-penyakit dan dapat menurunkan kualitas hidup

Obesitas terjadi karena ketidak seimbagan antara konsumsi kalori dengan

kebutuhan energi yakni konsumsi kalori terlalu berlebihan dengan kebutahan antara

pemekaian energi. Obesitas sering dikaitkan dengan banyaknya lemak dalam tubuh.

Lemak adalah kawan sekaligus lawan. Lemak sangat dibutuhkan oleh tubuh

untuk menyimpan energi sebagai penyekat panas, sebagai penyerap goncangan dan

lain-lainnya. Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk

disebabkan penumpukan adipose (jaringan lemak khusus yang disimpan tubuh)

secara berlebihan. Jadi obesitas adalah keadaan diamana klasifikasi seseorang

memiliki berat badan lebih berat dibandingkan berat badan idealnya yang

disebabkan terjadinnya penumpukan lemak di dalam tubuhnya lemak disimpan


dibawah kulit terutama berada disekitar pinggul,paha,dinding perut,punggung dan

pangkal lengan. Selain dibawah kulit, lemak disimpan juga berada didalam rongga

dada lemak disimpan pada rongga perut dan dibawah kulit terus bertambah selama

kelebihan energy berlangsung. Pertambahan lemak dan rongga perut dibawah kulit

dapat merubah bentuk tubuh seseorang. Jumlah yang normal pada wanita adalah

15-28% dari berat badannya dan untuk pria jumlah lemak yang normal adalah 10-

18% dari berat badannya. Presentasi lemak disimpan dibawah kulit pada wanita

adalah 9% dan pada pria adalah 4,4%, presentase lemak disimpan dibawah rongga

perut dan dada pada wanita adalah 2,3% dan 1,55% pada pria.

b. Pengukuran obesitas

Istilah status gizi normal, overweight dan obesitas dapat berbeda-beda,

masing-masing budaya mempunyai kriteria sendiri-sendiri oleh karena itu WHO

menetapkan suatu pengukuran / klasifikasi obesitaas yang tidak bergantung pada

bias-bias kebudayaan metode yang paling berguna dan banyak digunakan untuk

mengukur tingkat obesitas adalah BMI (body mass index) atau index masa tubuh

(IMT), yang didapat dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi

badan (meter)

IMT = BB (kg)

(TB)²(m)

c. Gejala obesitas
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diagfragma dan didalam

dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan

sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktifitas ringan. Gangguan

pernapenye qpasan bisa terjadi padasaat tidur dan menyebabkan terhentinya

pernapasan untuk sementara waktu (tidur apneu) sehingga pada siang hari penderita

sering merasa ngantuk. Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik,

termasuk nyeri punggung bawa dan memperburuk osteotritis (trauma didaerah

pinggul,lutut dan pergelangan kaki.) juga kadang sering ditemuka kelainan kulit.

Sesorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relative

sangat sempit dibandingkan dengan berat badanya,sehingga panas tubuh tidak dapat

dibuang secara efesien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering

ditemukan edema (pembegkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) didaerah

tungkai dan pergelangan kaki.

Obesitas dapat dikendalikan dengan tanda dan gejala sebagai berikut : dagu

rangkap,leher relative pendek,dada yang mengembung dengan payudara yang

membesar mengandung lemak ,perut membuncit dan dinding perut berlipat-lipat

serta kedua tungkai umumnya berbentuk X dengan kedua pangkal paha bagian

dalam saling menempel menyebabkan laserasi dan ulserasi yang dapat

menimbulkan bau tak sedap .pada anak laki-laki, penis tampak kecil karena terbeban

dalam jaringan lemak suprapubik.

d. Penyebab obesitas
Penyebab obesitas belun diketahui secara pasti. Obesitas adalah suatu

penyakit multifaktrorial yang diduga bawah sebagian besar obesitas disebabkan

oleh karena interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan ,antara lain

aktivitas, gaya hidup, sosial ekonomi dan nutrisional yaitu perilaku makan.

1. Faktor makanan

Jika seseorang megkomsumsi makanan dengan kandungan energi

sesuai yang dibutuhkan tubuh, maka tidaka ada energi yang disinpan.

Sebaliknya jika mengkomsumsi makanan dengan energy berlebih yang di

butuhkan tubuh, maka kelebihan energi yang di simpan. Sebagai candagn

energy terutama sebagai lemak seprti yang telah diurakan di atas. Maraknya

iklan berbagai makanan siap saji dimedia cetak maupun elektronik,

hamburger,ho dokg, pitzza dan fretcikhen, menyebabkan maknan siap saji sangat

popular dan di gemari, pada makanan siap sjai cenderung mengantung lemak

tinggi sehingga banyak mengandung kalori. Selain tu makanan yang tinggi

lemak rasanya sangat lezat, sehingga mengakitkan dikomsumsi secara

berlebihan.

2. Faktor keturunan

Penelitian pada manusia maupun hewan menunjukan bawah obesitas terjadi

katrena faktor interaksi gen dan lingkugan. Gen yang di temukan mempegaruhi

jumblah dan besar sel lemak,distribusi lemak dan besar penggunaan energy

metabolisme saat tubuh istirahat. Bebrapa pakar berpendapat faktor keturunan

hanya berpengaruh terhadap bakat seseorang untuk menkjadi gemuk. Obesita pada

orang keturunan oebsitas cepat manifest bila mengalami kelebihan asupan energi.
Oebsitas juga cepat cepat manifest bila keturunan penderita obesitas kurang

melakukan aktivitas. Jadi kelebihan asupan makan dan kurang aktivitas yang

menjadi pola kebiasaan hidup tetap merupakan fektor utama o mengalami

kelebihan asupan energi. Oebsitas juga cepat cepat manifest bila keturunan

penderita obesitas kurang melakukan aktivitas. Jadi kelebihan asupan makan dan

kurang aktivitas yang menjadi pola kebiasaan hidup tetap merupakan fektor utama

obeitas.

3. Jenis kelamin

Wanita lebih mudah mengalami kelebihan berat badan (obesitas). Wanita

beresiko obeitas dua kali lebih besar dari pada pria . salah faktor yang

menyebabkannya adalah fase hidup wanita yang berbeda dari pria. Kekurangan zat

gizi saat dalam kandugan, aid dini, berat badan yang berlebihan sat hamil, dan

aktifitas fisik yang berkurang akibat menopause, mengakibatkan wanita rentan

terhadap obesitas . Sayangnya, kesadaran akan bahaya obesitas masih rendah di

kalagan wanita (paramita A,wardhamit Y F, 2016).

Jenis kelamin berpengaruh terhadap obesitas .pria memiliki lebih banyak

otot di bendigkan dengan wanita. Otot membakar lebih bnayak lemak lemak dari

pada sel-sel la in. Oleh karena wanika lebih sedikit memiliki otot, maka wanita

memperoleh kesempatan yang lebih kecil untuk membakar lemak. Hasilnya, wanita

lebih beresiko mengalami obesitas (anony mous,2016)

H. Konsep umum aktivitas visik


a. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat aktifitas otot skelet yang

mengakibatkan pengeluaran energi. Setiap orang melakukan aktifitas fisik antara

individu dan demngan yang lain tergantung gaya hidup perorarangan dan faktor

lainya. Aktifitas fisik terdiri dari aktifitas selama bekerja, tidur, dan pada waktu

sengang latihan fisik yang terencana, terstruktur, dilakukan berulang ulang

termasuk olahraga fisik merupakan bagian dari aktivitas fisik. Menurut

(Christianti et al.,2018).

Terdapat beberapa pengertian dari beberapa ahli mengenai aktifitas fisik

diantaranya menurut Altmatsier 2018, aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang

dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Aktifitas fisik adalah setiap

gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran

energi. Aktivitas fisik tidak ada (kurang aktivitas fisik) merupakan faktor resiko

independent untuk penyakit kronis dan secara keseluruhan diperkirakan,

menyebabkan kematian secara global (WHO 2018).

b. Jenis jenis aktivitas fisik pada lansia

1. Latihan aerobic

Olahraga aerobic adalah olahraga repetitive yang bertijuan untuk meningkatkan

kinerja jantung dan paru-paru untuk memenuhi peningkatan kebutuhan oksigen

2. Latihan penguatan otot

Latihan fisik untuk menguatkan otot adalah aktivitas yang memperkuata dan

menyokong otot dan jaringan ikat, latihan ini dirancang supaya otot mampu

membentuk kekuatan untuk mengerakan atau menahan beban, misalnya aktifitas


yang melawan gravitasi seperti, gerakan berdiri dari kursi, diatahan beberapa

detik, berulang-ulang atau aktivitas dengan tahanan tertentu misalnya latihan

dengan tali elastic

c. Manfaat aktivitas fisik

Ada mitos yang mengatakan bahwa orang yang sudah lanjut usis lebih banyak

tinggal dirumah dan tidak perlu melakukan aktivitas fisik, apalagi harus melakukan

olahraga.

1. Manfaat fisik

Manfaat dapat karena aktivitas fisik akan menguatkan otot jantung dan

memperbesar bilik jantung. Elastisitas pembuluh sarah akan meningkat sehingga

jalanya darah akan lebih lancar dan tercegah pula keaadaan tekanan darah tinggi

dan penyakit jantung coroner. Lancanrnya pembuluh darah juga akan membuat

lancar pula pembuangan zat sisa sehingga tidak mudah lelah.

2. Manfaat kejiwaan

Beberapa ahli menadapat kesimpulan bahwa aktivitas fisik dapat menyebabkan

sesorang menjadi lebih tentang, kurang menderita ketegangan dan kecemasan.

Latihan fisik akan membuat sesorang lebih kuat mengahadapi strees dan

gangguan hidup sehari-hari, lebih dapat berkonsentarsi, tudur lebih nyenyak dan

merasa berprestasi. Hal ini disebabkan karena gerakan fisik bisa digunakan

untuk memperoyeksikan ketegangan, sehingga setelah latihan, orang merasa

beban jiwa yang terbebaskan. Disamping itu penurunan kadar garam dan

peningkatan kadar epinephirin serta endotrphin membuat orang merasa bahagia

tenag dan percaya diri.


3. Menambah nafsu makan

Aktivitas fisik yang diajukan untuk menambah nafsu makan, terutama dilakukan

dengan sasaran lambung.

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini:

Variabel Independen Variabel Dependen

Umur

Kejadian
Obesitas Hipertensi

Aktifitas Fisik

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Keterangan :

: variable Independen

: variable Independen

: penghubung antara variable yang diteli


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan metode

Systematic Review yakni sebuah sintesis dari studi literature yang bersifat sitematik,

jelas, menyeluruh, dengan mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi melalui

pengumpulan data – data yang sudah ada dengan metode pencarian yang eksplisit dan

melibatkan proses telaah kritis dalam pemilihan studi (Fakultas Kesehatan, 2020).

B. Tahapan Systematic Review

1. Identifikasi Pertanyaan Penelitian

Identifikasi pertanyaan penelitian merupakan pertayaan yang akan kita gunakan

sebagai dasar melakukan review, sebagai acuan untuk kita merumuskan pertanyaan

penelitian kita dapat menggunakan “PICO” (Population in Question, Intervention of

Interest, Comparator dan Outcome) yang merupakan metode pencarian informasi.

Berdasarkan judul penelitian diatas kita dapat menentukan PICO tersebut;

P = Populasi merupakan sebuah kelompok yang dijadikan sebagai unit analisis

(Fakultas Kesehatan, 2020). Oleh karena itu populasi dalam studi literatur ini adalah

jurnal nasional tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi.

I = Intervensi adalah treatmen yang akan diberikan kepada unit analisis untuk

melihat pengaruhnya (Fakultas Kesehatan, 2020). Dalam studi literature ini tidak ada

intervensi
C = Comparator adalah pembanding sebagai control dimana ada kelompok yang

diberikan intervesi dan ada kelompok yang tidak diberikan intervensi/treatment

(Fakultas Kesehatan, 2020). Dalam studi literatur ini tidak ada pembanding atau

intervensi lainnya

O = Outcome adalah hasil dari penelitian yang terdapat pada jurnal/artikel seperti

terdapat hubungan antar variable (Fakultas Kesehatan, 2020). Outcome dari studi

literatur ini adalah bagaimana faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

hipertensi.

Pertanyaan penelitian berdasarkan “PICO” adalah bagaimanakah gambaran faktor-

faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi?

2. Menyusun Protokol

Menyusun protokol review kita menggunakan metode PRISMA (Preferred

Reporting Items For Systematic Reviews and Meta Analyses) (Fakultas Kesehatan,

2020)

a. Pencarian Data

Pencarian data mengacu pada sumber data base Google Scholar yang sifatnya

resmi. Artikel/jurnal yang digunakan dicari melalui situs Google Scholar dengan

pencarian jurnal yang berkaitan dengan variabel penelitian (Fakultas Kesehatan,

2020).

b. Skrining Data

Skrining adalah penyaringan atau pemilihan data (artikel penelitian) yang

bertujuan untuk memilih masalah penelitian (Fakultas Kesehatan, 2020).

c. Penialaian Kualitas (Kelayakan) Data


Penilaian kualitas atau kelayakan didasarkan pada data (artikel penelitian) denga

teks lengkap (full text) dengan memenuhi criteria yang ditentukan (kriteria

inklusi dan eksklusi) (Fakultas Kesehatan, 2020).

d. Hasil Pencarian Data

Semua data (artikel penelitian) berupa artikel penelitian kuantitatif atau kualitatif

yang memenuhi semua syarat dan kriteria untuk dilakukan analisis lebih lajut dan

dapat dilihat pada bagan prisma:

Gambar 3.1. Bagan Prisma


Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi
Hasil Jurnal secara keseluruhan
Google Scholar (n=10.800)

Screening, jurnal Screening rentang waktu 3


(n=8.450) tahun:
Google Scholar (n=8.450)

Jurnal yang dapat diakses keseluruhan Jurnal full teks yang dapat
teks diakses:
(n=43) Google Scholar (n=43)

Jurnal yang berkaitan dengan


faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian
hipertensi
Jurnal akhir yang sesuai kriteria
inklusi
(n=15)
3. Menyusun Strategi Pencarian

Strategi pencarian dilakukan mengacu pada protokol yang telah dibuat dan

menentukan lokasi atau sumber database untuk pencarian data serta dapat melibatkan

orang lain untuk membantu review (Fakultas Kesehatan, 2020).

4. Ekstrasi Data

Ekstraksi data dapat dilakukan setelah proses protokol telah dilakukan dengan

menggunakan metode PRISMA, ekstrasi data dapat dilakukan secara manual dengan

membuat formulir yang berisi tentang; tipe artikel, nama jurnal atau konferensi,

tahun, judul, kata kunci, metode penelitian dan lain-lain yang dilihat pada table

ekstrasi data:

Ekstrasi Data
No Judul Kata kunci
Peeneliti Tahun
1 Hubungan antara Julianti Obesitas, aktivitas
obesitas dan aktivitas fisik, tekanan darah,
fisik dengan tekanan hi-pertensi 2015
darah pasien hipertensi
2 analisis hubungan Putriastuti frekuensi olahraga,
antara kebiasaan hipertensi, lama waktu
olahraga dengan olahraga, pasien usia
kejadian hipertensi 45 tahun keatas, status 2016
pada pasien usis 45 olahraga
tahun keatas
3 Hubungan pola makan Rihiantoro Pola Makan , 2017
dan aktivitas fisik Aktivitas Fisik,
dengan kejadian Hipertensi
hipertensi di kabupaten
tulang bawang
factor resiko kejadian Nuraeni Hipertensi, Lansia, 2017
hipertensi pada lansia Aktivitas Fisik,
4 di desa tulangan Obesitas
kabupaten sidiarjo
5 Factor-faktor yang Azhari Hipertensi, Faktor 2017
behubugan dengan Resiko
kejadian hipertensi di
puskesmas makrayu
kecamatan ilir barat II
Palembang
6 Pengaruh Senam Asnudin Senan 2017
Lansia Terhadap Lansia,Tekanan Darah
Penurunan Tekanan Lansia
Darah Pada Lansia
Yang Mengalami
Hipertensi
7 Faktor-Faktor yang Maulidina Hipertensi, Usia, 2018
Berhubungan dengan Pendidikan,
Kejadian Hipertensi di Pekerjaan, Status Gizi
Wilayah Kerja
Puskesmas Jati Luhur
Bekasi Tahun 2018
8 hubungan antara umur Tamamilang Hipertensi, Umur, 2018
dan aktivitas fisik Aktivitas Fisik, Khi
dengan derajat Kuadrat, Kota Bitung
hipertensi di kota
bitung sulawesi utara
9 Hubungan aktivitas Nurman Hipertensi, Aktivitas 2018
fisik dengan tekanan Fisik
darah pada lansia
hipertensi di desa
pulau birandang
wilayah kerja
puskesmas kampar
timur
10 Hubungan Aktivitas Karim Aktivitas fisik, derajat 2018
Fisik Dengan Derajat hipertensi
Hipertensi Pada Pasien
Rawat Jalan Di
Wilayah Kerja
Puskesmas
Tagulandang
Kabupaten Sitaro
11 Identifikasi Kejadian Kristiawan Obesity,Alderly,Know
Obesitas Pada Lansia Ledge,Diatary
Di Wilayah Kerja Historis,Salatiga
Puskesmas Sidorejo
Kidul
12 Faktor-Faktor Yang Mayasari Faktor Kejadian 2019
Berhubungan Dengan Hipertensi, Hipertensi
Kejadian Hipertensi
13 Hubungan obesitas ,
aktivitas fisik,
Asmaruddin Hipertensi, Lansia
kebiasaan merokok,
komsumsi garam 2019
berlebihan dengan
kejadian hipertensi
pada lansia di wilayah
kerja puskesmas taman
sari kota pangkal
pinang tahun 2019
14 Hubungan asupan zat Jamhuri Energi, Natrium, 2019
gizi dan aktivitas fisik Lemak,Aktivitas fisik,
pada lansia dengan Hipertensi
kejadian hipertensi

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah jurnal nasional.

Jurnal yang didapatkan dari tahun 2019-2021 sebanyak 8.450 jurnal nasional yang

berkaitan dengan hubungan pola asuh orang tua dan dukungan sosial teman sebaya

dengan perilaku bullying pada remaja. Jurnal yang dapat diproses keseluruhan teks

sebanyak 43 Jurnal dan disaring jurnal yang berkaitan dengan variabel independen

terdapat 15 jurnal.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini yaitu jurnal yang dapat dianalisis dan dipersempit oleh

peneliti terkait variabel independen dan sesuai dengan kriteria inklusi yaitu
berjumlah 15 artikel penelitian nasional yang berkaitan dengan hubungan pola asuh

orang tua dan dukungan sosial teman sebaya dengan perilaku bullying pada remaja.

3. Teknik Sampling

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling,

yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sample di antara populasi

sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan dan masalah dalam penelitian),

sehingga sampel dapat mewakili karakteristik populasi yang telah diketahui

sebelumnya. Berdasarkan karakteristik populasi yang telah diketahui, maka dibuat

kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Inklusi adalah semua aspek yang harus ada

dalam sebuah penelitian yang akan kita review dan kirteria eksklusi adalah faktor –

faktor yang dapat menyebabkan sebuah penelitian menjadi tidak layak untuk di

review; sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

1) Artikel penelitian diterbitkan dalam rentang waktu 5 tahun terakhir dari tahun
2015 sampai tahun 2021
2) Artikel menggunakan Bahasa Indonesia
3) Tipe artikel (review articles, research articles)
4) Artikel penelitian yang dapat diakses secara penuh (full text)
b. Kriteria Eksklusi

1) Artikel penelitian nasional dan internasional yang tidak berkaitan dengan

permasalahan penelitan yang diteliti.

2) Artikel penelitian diterbitkan telah lebih dari 5 tahun.


D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di

pelajari kemudian di tarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini meliputi:

1. Variabel Independen

Variabel independen atau bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2013). Variabel

independen dalam penelitian ini adalah umur, obesitas dan aktifitas fisik

2. Variabel Dependen

Variabel dependen atau terikat adalah variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2013). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah kejadian hipertensi.

E. Analisa Data

Setelah melewati tahap protokol sampai pada ekstraksi data, maka analisis data

dilakukan dengan menggabungkan semua data yang telah memenuhi kriteria inklusi

mengguakan teknik secara deskriptif untuk memberikan gambaran factor-faktor yang

berhuungan dengan kejadian hipertensi.


DAFTAR PUSTAKA

Asnuddin. 2017. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Yang Mengalami Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, Volume Volume 6
Nomor 1 Bulan Juli. file:///C:/Users/USER/Downloads/93-Article%20Text-148-1-
10-20190708.pdf.
Aditya dkk. (2018). How to get thing done :erlangga.
Kurnia A. (2020). Self management hipertensi.surabaya:cv.jakad media publishing
Aris Widiyanto, Joko Tri Atmojo. (2019). Hubungan keadaan sosial ekonomi dan tingkat
stres dengan kejadian hipertensi.
Budiman,Sagita. (2019). faktor-faktor yang berhubugan dengan penyakit hipertensi di
pegungsian wilayah kerja puskesmas kamonj.
Dewi anggriani harahap,Nia aprilla, Oktari muliati. (2019).hubugan penegtahuan
hipertensi tentang hipertensi dengan kepatuhan minum obat antihipertensi di
wilayah kerja puskesmas kampa tahuan 2019.
Irwanan Dr . (2016).epidemiologi penyakit tidak menular .jakarta :cv budi utama
Wahyuvhayono eko. (2019). The Power Of Gratitude .Jakarta: cv budi utama
Fatma. ( 2012). tentang gizi usia lanjut .Jakarta: erlanga
Hamdan Hariawan,Cut Mutia Tatisina. (2020). Pelaksanaan pemberdayaan keluarga
dan senam hipertensi sebagai upaya menajemen diri pemberian hipertensi .

Hendriani. (2021). Memahami Lanjut Usia Dari Proses Penuaan Hinga Pendampingan
Psikologis,Yogyakarta: bintang pustaka madani
Mufarokahah Henin. (2019). hipertensi dan intervensi keperawatan. jateng : lakeisha
Juhan Setiawan. (2020). Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Lansia Di Desa Panunggalan Kecamatan Sugihwaras Kabupaten
Bojonegoro.
Kareri. (2019). Hubugan Ativitas Visik Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Wanita
Pralamsia Di Puskesmas Bakunase.
Lusi aneh adam. (2019). Determinan hipertensi pada lanjut usia. Volume 1 no 2
Madeh mahaguan putra, I Kadek Nova Darmayasa, Putu Agus Winduyasa Bukian,

Maryam dkk. (2008). Menggenal Usia Lanjut Dan Perawatannya, Jakarta: Edward
Tanujaya
Mayasari, dkk. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi. Journal of
Telenursing (JOTING) Volume 1, Nomor 2, Desember 2019.
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JOTING/article/view/849/565

Ekasari M. F.Dkk. (2018). Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia Konsep Dan Berbagai
Intervensi .malang : Wineka Media

Nugroho, dkk. 2018. Identifikasi Kejadian Obesitas Pada Lansia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sidorejo Kidul. Jurnal Media Ilmu Kesehatan Vol. 7, No. 3,
Desember 2018. file:///E:/DAFTAR%20PUSTAKA%20MEVY/REVISI
%20NATALIA/Nugroho%20dkk%202018.pdf
Rahmiati, Cut, Irma T. Z. 2020. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah Pada
Lansia Dengan Hipertensi. Jurnal Penjaskesrek, Volume 7 No. 1 April.
file:///C:/Users/USER/Downloads/1005-Article%20Text-1845-1-10-20200505.pdf.
Yunita rizka dkk . (2020). Buku ajar psikoterapi self help graup pada pasien
skrinzofrenia ,Sulawesi selatan: yayasan ahmar cebdekia Indonesia.
Sri Maryumi,Anik Inayati,Fitri Nurhayati. (2020). hubugan faktor stress psikososial
dengan hipertensi pada lansia di panti tresna werdah natar lampung selatan
tahun 2018.volume 1 no 1
Siti Maskanah, Suratum ,Sukron, Yulius Tiranda. (2019). Hubungan Aktivitas Fisik
Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Rumah Sakit
Muhammatdiyah Palembang. volume 4 nmor 2
Titis, Hesty P, Prawesti D. 2012. Stres Pada Penyakit Terhadap Kejadian Komplikasi
Hipertensi Pada Pasien Hipertensi. Jurnal STIKES
Volume 5, No. 1, Juli 2012. https://media.neliti.com/media/publications/210184-
none.pdf
Paskalia, Beatrix L, Talarima Bellytra. 2016. Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada
Pasien Di Ruangan Penyakit Dalam RSUD Dr. M. Haulussy Ambon. GLOBAL
HEALTH SCIENCE, Volume 1 Issue 2, June 2016.
file:///C:/Users/USER/Downloads/32-62-1-PB%20(1).pdf
Purnamadyawati,Farahdina Bachtiar. (2020). Deteksi Resiko Jatuh Dan Pendampingan
Latihan Keseimbangan Pada Pasien Lanjut Usia Di Rs Setia Mitra
Jakarta .Vol.4, No.2
Purwono, Janu, dkk. 2020. Pola Konsumsi Garam Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Lansia Salt Consumption Pattern With Hypertension In Erderly. Jurnal Wacana
Kesehatan Volume 5, Nomor 1, Juli 2020.
file:///C:/Users/USER/Downloads/120-233-1-SM%20(2).pdf

Dewi S R . (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik , Yogyakarta : cv budi utama


Tresna Komalasari,Tria Astika Endah Permatasari, dan Nana supriyatna.(2020).pengaruh
edukasi dengan metode peer group terhadap perubahan pegetahuan, sikap dan
tekanan darah pada lansia di uptd puskesmas sukahaji kabupaten
majalengak .vol 5 no 5.
Waenly M. Tumanduk, Jeini .E Nelwan,Afnal Asrifuddin.(2019). Faktor-faktor risiko
hipertensi yang berperan di Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi.

We lly dkk,catatan ilmu kedokteran jiwa,Surabaya : erlangga

Sitanggang Y.F(2021), Keperawatan Gerontik : yayasan kita menulis

Anda mungkin juga menyukai