Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

P DENGAN GANGGUAN SISTEM


PERNAFASAN : OBSERVASI DYSPNEA E.C BRPN DI RUANG 10 E BANGSAL
FLAMBOYAN RSUD PREMBUN

Disusun oleh :

Nama : Nurul Asfiya

NIM : A02020045

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA TIGA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2021/2022
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas yang
pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat ditemukan pada penyakit
kardiovaskular, emboli paru, penyakit paru interstisial atau alveolar, gangguan dinding
dada, penyakit obstruktif paru (emfisema, bronkitis, asma), kecemasan (Price dan Wilson,
2010).
Sesak nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-
paru tidak dapat memelihara laju komsumsi oksigen dan pembentukan karbon dioksida
dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg
(Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg
(hiperkapnia). (Brunner & Sudarth, 2013)
B. Etiologi
a. Depresi Sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan yang
mengendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan medulla)
sehingga pernafasan lambat dan dangkal.
b. Kelainan neurologis primer
Akan mempengaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam pusat pernafasan
menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak terus ke saraf spinal ke
reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf seperti gangguan medulla
spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan neuromuskular yang terjadi pada
pernapasan akan sangat mempengaruhi ventilasi.
c. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi paru.
Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit pleura atau
trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas.
d. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas.
Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan dari
hidung dan mulut dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas atas dan depresi
pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat terjadi dan
mungkin menyebabkan gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah pada
gagal nafas. Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi yang mendasar
e. Penyakit akut paru
Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau pnemonia
diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengiritasi dan materi lambung yang bersifat
asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru adalah beberapa
kondisi lain yang menyebabkan gagal nafas. (Arif Mansjoer dkk, 2014)
C. Manifestasi Klinik
Menurut (Doengoes, E 2012)
a. Batuk dan produksi skutum
Batuk adalah pengeluaran udara secara paksa yang tiba – tiba dan biasanya tidak
disadari dengan suara yang mudah dikenali.
b. Dada berat
Dada berat umumnya disamakan dengan nyeri pada dada. Biasanya dada berat
diasosiasikan dengan serangan jantung. Akan tetapi, terdapat berbagai alasan lain
untuk dada berat. Dada berat diartikan sevagai perasaan yang bera dibagian dada. Rata
– rata orang juga mendeskripsikannya seperti ada seseorang yang memegang
jantungnya.
D. Patofisiologi
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik dimana
masing masing mempunyai pengertian yang berbeda. Gagal nafas akut adalah gagal nafas
yang timbul pada pasien yang parunya normal secara struktural maupun fungsional
sebelum penyakit timbul. Sedangkan gagal nafas kronik adalah terjadi pada pasien
dengan penyakit paru kronik seperti bronkitis kronik, emfisema dan penyakit paru hitam
(penyakit penambang batubara). Pasien mengalami toleransi terhadap hipoksia dan
hiperkapnia yang memburuk secara bertahap.
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi
penapasan normal ialah 16-20 x/mnt. Bila lebih dari20x/mnt tindakan yang dilakukan
memberi bantuan ventilator karena “kerja pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul
kelelahan. Kapasitas vital adalah ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).Gagal nafas
penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuat dimana terjadi obstruksi jalan
nafas atas. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan terletak di bawah batang
otak (pons dan medulla). Pada kasus pasien dengan anestesi, cidera kepala, stroke, tumor
otak, ensefalitis, meningitis, hipoksia dan hiperkapnia mempunyai kemampuan menekan
pusat pernafasan. Sehingga pernafasan menjadi lambat dan dangkal. Pada periode
postoperatif dengan anestesi bisa terjadi pernafasan tidak adekuat karena terdapat agen
menekan pernafasan dengan efek yang dikeluarkan atau dengan meningkatkan efek dari
analgetik opiod. Penemonia atau dengan penyakit paru-paru dapat mengarah ke gagal
nafas akut (Brunner & Sudarth, 2013).
1. PATHWWAY

Depresi sistem saraf Kelainan neurolofis Efusi pleura Trauma

Pusat primer kecelakaan

Ventilasi tidak adekuat gangguan medula penumpukan cairan cidera


kepala

Pernapasan dangkal gangguan ventilasi ekspansi paru kesadaran

Obstruksi jalan
Sesak napas

Dyspnea

Ketidakseimbangan suplai dan


kebutuhan oksigen

Kelemahan

Pola Nafas Tidak


Efektif
Intoleransi
Aktivitas

E. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
F. Intervensi Keperawatan

No DX Keperawatan SLKI SIKI


1. Pola nafas tidak efektif Tujuan : Setelah dilakukan tindakan a. Manajemen Nyeri
b.d hambatan upaya keperawatan 3x24 jam diharapkan Observasi :
nafas masalah pola nafas tidak efektif pada
 Identifikasi lokasi,
Gejala dan Tanda Mayor pasien dapat teratasi dengan kriteria
karakteristik, durasi,
Subjektif hasil :
frekuensi, kualitas,
 Dyspenia
N Kriteria Hasil Awal target intensitas nyeri
Objektif
O  Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri 2 5
Gejala dan Tanda Minor  Identifikasi faktor
2. Meringis 2 5
Subjektif yang memperberat dan
3. Sikap protektif 3 5
 Ortopnea memperingan nyeri
4. Kesulitan tidur 3 5
Objektif  Identifikasi pengaruh
5. Diaforesis 2 5
 nyeri pada kualitas
6. Perasaan 2 5
hidup
depresi
7. Anorexia 3 5  Monitor efek samping
8. Ketegangan 3 5 penggunaan analgetik
otot
9. Pupil dilatasi 2 5 Terapeutik :

10. Menarik diri 2 5  Berikan teknik


11. Berfokus pada 3 5 nonfarmakologis
diri sendiri untuk mengurangi rasa
12. Uterus teraba 3 5 nyeri (misal terapi
membulat musik)
13. Frekuensi 2 5
nadi  Kontrol lingkungan
14. Tekanan darah 2 5 yang memperberat
15. Pola nafas 3 5 rasa nyeri (misal
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan
tidur

 Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri

Edukasi :

 Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa
nyeri

Kolaborasi :

 Kolaborasi pemberian
analgetik

2. Intoleransi aktivitas b.d Tujuan : Setelah dilakukan tindakan a. Manajemen Mual


kelemahan keperawatan 3x24 jam diharapkan Observasi
Gejala dan Tanda Mayor masalah intoleransi aktivitas pada  Penyebab mual(mis.
Subjektif pasien dapat teratasi dengan kriteria Pengobatan dan
 Mengeluh lelah hasil : prosedur)
 Identifikasi antiemetik
Objektif
NO Kriteria Hasil Awal Target
untuk mencegah
 Frekuensi jantung
1. Nafsu makan 2 5 mual(kecuali mual
2.meningkat
Keluhan>mual
20% 2 5 pada kehamilan)
3.dariPerasaan
kondisi istirahat 3 5
 Monitor
ingin muntah
Gejala dan
4. Sensasitanda minor
panas 2 5 mual(mis.frekuensi,
5. Sensasi
Subjektif 2 5 durasi, dan tingkat
dinginsaat/setelah
 Dyspnea keparahan)
6. Frekuensi 3 5
aktivitas  Monitor asupan nutrisi
menelan
 7.Merasa tidak nyaman
Diaforesis 2 5 dan kalori
8. Pucat 2 5
9. Jumlah saliva 3 5
10 Takikardia 2 5
11 Dilatasi pupil 2 5
setelah beraktivitas Terapeutik
 Merasa lemah  Kendalikan
lingkungan faktor
penyebab
Objektif
mual(mis.bau tak
 Tekanan darah
sedap, suara, dan
berubah > 20% dari
rangsangan visual
kondisi istirahat
yang tidak
 Gambaran EKG
menyenangkan)
menunjukan aritma
 Kurangi atau
saat /setelah aktivitas
hilangkan keadaan
 Gambaran EKG
penyebab mual(mis.
menunjukan iskemia
Kecemasan,
 Sianosis
ketakutan, kelelahan)
Edukasi
 Anjurkan istirahat dan
tidur yang cukup
 Anjurkan makanan
tinggi karbohidrat dan
rendah lemak
 Ajarkan penggunaan
teknik nonfarmakologis
untuk mengatasi
mual(mis.relaksasi,
terapi musik)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
Antiemetik
G. Daftar Pustaka
Arif Mansjoer, dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. III. Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Brunner & Suddarth. (2013). Keperawatan medikal bedah.Jakarta: EGC
Doengoes, E. Marylinn. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan. Ed.III. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G. Beare. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8.
Vol. 3. Jakarta : EGC
Muttaqin. (2012). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan pernafasan. Salemba Medika:
Jakarta.
Wartonah & Tarwoto. 2013. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai