Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

F
DENGAN HIPOSPADIA DI KEMUNING 2
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak

disusun oleh:
Ghina Nur Jannah

220112160003

Anggi Putri Ariyani

220112160049

Ipah Saripah

220112160101

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016

LAPORAN KASUS
I. PENGKAJIAN ANAK
1. Identitas Klien
Nama

: An. F

Tanggal Lahir

: 05 Maret 2010

Umur

: 6 tahun 6 bulan 20 hari

Agama

: Islam

Suku

: Sunda

Alamat

: Panjalu

Diagnosa medis

: HIpospadia

Tgl. Dikaji

: Jumat, 30 September 2016

Tgl. Dirawat

: Rabu, 21 September 2016

No Medrec

: 0001383931

Nama Ayah/Ibu : Tn. Y (47) dan Ny. O (42)


Pekerjaan Ayah/Ibu
Pendidikan Ayah/Ibu

: Wiraswasta/IRT
: SD/SMP

2. Keluhan Utama
An. F mengeluh nyeri.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan nyeri yang dirasakan An. F di area genitalia akibat operasi yang telah
dilakukan. Nyeri dirasakan setiap saat dan bertambah parah jika digerakkan.
Nyeri seperti di tusuk-tusuk, dan skala nyeri 5.
4. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
a. Prenatal
Pada saat kehamilan ibu tidak pernah memeriksakan kehamilannya. Mual
muntah yang dirasakan seperti biasa pada umumnya. Tidak ada masalah
ketika masa kehamilan.
b. Natal
Ibu melahirkan di rumah oleh paraji dengan usia kehamilan 37 minggu,
melahirkan spontan dengan presentasi kepala.
c. Post natal
Kondisi ibu setelah melahirkan sehat. Ibu tidak ada riwayat mengkonsumsi
obat-obatan maupun minum jamu. Kondisi bayi ketika lahir menangis kuat.

Satu hari setelah lahir, An. F belum BAK, 1 hari kemudian langsung
diketahui lubang BAK An.F tidak di ujung, tepatnya di perineum.
5. Riwayat Masa Lalu
An. F pernah melakukan operasi pertama (operasi uretroplasty), setelah 10 hari
post op, ternyata bocor, air kencing lewat kembali lubang awal. Operasi kedua
dilakukan pada bulan februari 2015 (operasi cordectomy), dan saat ini telah
dilakukan operasi uretroplasty (September 2016).
6. Riwayat Keluarga
Menurut orang tua An. F di keluarganya tidak ada penyakit yang sama seperti
yang diderita anaknya dan tidak terdapat riwayat penyakit keturunan.
7. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki

: Meninggal

:
Perempua
n

: Klien
: Tinggal satu rumah

8. Kebutuhan dasar (makan, minum, tidur, aktivitas bermain)


Kebutuhan Dasar

a. Makan
Minum
b. Istirahat

c. Eliminasi
BAK

Sebelum masuk RS

dan 3 kali sehari

Setelah masuk RS
3 kali sehari

Minum tidak terhitung


Siang : terkadang suka tidut

Minum 1200 mL
Siang : kadang tidur siang, jika

siang

malam tidak bisa tidur

Malam : 21.00 06.00


BAK dalam sehari tidak tentu

Malam : 21.00 6.00


Terpasang stent uretra

d. Eliminasi

BAB 1 x sehari

BAB 1 x sehari, tidak pakai


pampers,

BAB

hanya

diberikan

perlak
Setelah operasi anak belum

e. Personal
hyigien
f. Aktivitas
Bermain

Mandi 1x / hari

BAB sudah >3 hari


Mandi di waslap setiap pagi

Dipotong kuku setiap kuku klien

Dipotong kuku setiap kuku

panjang
Bermain

klien panjang
Aktivitas An. F memainkan

dengan

sebayanya

9. Pemeriksan fisik
Kesadaran umum
BB
PB
LK
Lila
Lingkar Perut
a. TTV
Suhu : 36,8 C
TD : tidak terkaji
HR : 136 x/menit
RR : 23 x/menit

teman

permainan di HP, menggambar

: compos mentis
: 16,5 kg
: 117 cm
: 47 cm
: 16 cm
: 55,5 cm

b. Kepala dan leher


Bentuk simetris,bersih, tidak ada lesi, KGB 0,5 1 cm, multipel kenyal bilateral.
c. Mata
Mata sejajar dengan telinga, pupil isokor.
d. Hidung
Bentuk simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada sekret, tidak
memakai alat bantu.
e. Mulut
Mukosa mulut merah muda, lidah merah muda, gigi ada yang bolong.
f. Telinga
Sejajar dengan mata. Simetris, tidak ada kotoran, bersih.
g. Dada
Datar, tidak ada retraksi dada.
h. Abdomen
Datar, tidak ada stoma, bising usus 6x/menit.
i. Genital
Terpasang sten uretra, terlihat sisa-sisa darah pada bagian penis, anus normal.
j. Ekstremitas
- Ekstremitas atas : normal, turgor normal, CRT <3 detik, kekuatan otot 5/5.
- Ekstremitas bawah: normal, turgor normal, CRT <3 detik, kekuatan otot 5/5
k. Status Nutrisi
BB saat ini 16,5 kg

PB saat ini 117cm


Karena usia anak >5 tahun, maka penilaian status gizi anak menggunakan IMT
z-score
IMT/U
Berat Badan (kg)

Umur

Tahun

Bula

n
7

-3 SD

-2 SD

-1SD

12,2

13,1

14,1

Median

1 SD

2 SD

3 SD

15,4
16,9
18,8
21,3
Kementerian Kesehatan RI

IMT = 16,5/ ( 1,17 = 12,05


Nilai IMT berarti status gizi An.F adalah gizi kurang karena berada pada <-3SD
10. Pemeriksaan perkembangan
- Perkembangan Psikoseksual (Sigmeun Freud)
An. F berada pada fase laten, dimana mengalami perkembangan pesat dan
mulai memilih teman sesuai jenis kelaminnya. Fase ini disebut juga fase
-

homosexsual.
Perkembangan Psikososial (Erikson)
An. M berada pada fase Industry vs Inferiority. Pada tahap ini logika anak
mulai tumbuh dan anak sudah mulai sekolah, tuntutan peran dirinya dan bagi
orang lain semakin luas sehingga konflik anak masa ini adalah rasa mampu
dan rendah diri. Bila lingkungan ekstern lebih banyak menghargainya maka

akan muncul rasa percaya diri tetapi bila sebaliknya, anak akan rendah diri.
Perkembangan kognitif (Piaget)
An. M berada pada tahap pra operasional yaitu tahap intuitif, dimana pada
tahap ini pola pikir berdasarkan intuitif, penalaran masih kaku, terpusat pada
bagian bagian terentu dari objek dan semata-mata didasarkan atas penampakan
objek.

11. Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan Laboratorium (22/09/16) Pukul 08:57
Pemeriksaan
1. HEMATOLOGI
PT-INR
Masa Prothrombin (PT)
INR
APPT
Hematologi

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

12,3
0,89
31,8

11 15
0,81 1,2
21 41

Detik

13,2
37

11,5-13,5
34-40

g/dL
%

Detik

Parameter

Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Index eritrosit
MCV
MCH
MCHC
2. Kimia Klinik

4,97
9.500
356.00
0
74,2
26,6
35,8

Kreatinin
Albumin
AST (SGOT)
ALT (SGPT)
Protein Total
Ureum
Glukosa

Darah

Sewaktu
CRP Kuantitatif

0,59
4,4
29
19
7,2
24
92
0,2
139
4,1

4,11-5,95
5000-14500
150000-450000

juta/uL
/mm3
/mm3

75-87
24-30
31-37

/L
pg
%

0,32 0,59
3,5 5,2
<52
<39
6,6 8,7
15 50
<140
<5
135-145
3,6-5,5

mg/dL
g/dL
U/L 370C
U/L 370C
g/dL
mg/dL
mg/dL
mEqL
mEqL
mg/dL

Natrium (Na)
Kalium (K)

2. Pemeriksaan Laboratorium (30/09/2016), pukul 14:52


Pemeriksaan
1. Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Index eritrosit
MCV
MCH
MCHC
2. Kimia Klinik

Hasil
12,6
36
4,81
12.400
314.00
0
73,8
26,2
35,5

Natrium (Na)
Kalium (K)
Kalsium (Ca Bebas)

12. Terapi

137
3,8
5,02

Nilai Rujukan

Satuan

11,5 13,5
46-62
4,11-5,95
5000-14500
150000-450000

g/dL
%
juta/uL
/mm3
/mm3

75-87
24-30
31-37

/L
pg
%

136-145
3,6-5,5
4,7-5,2

mEqL
mEqL
mg/dL

Stent Uretra
RL : 1300/24 jam
Cefotriaxone 2 x 800 mg IV
Paracetamol 4 x 200 mg IV
Pertahankan tegoderm sampai dengan POD 3, stent POD 7

13. Data psiko, sosial, spiritual keluarga


1

Sosial keluarga
Bermain biasa, main bola bersama teman-temannya. Hanya pada saat kencing
An. F suka memisahkan diri, tetapi sejak sekolah PAUD, An. F dapat
mensiasati cara berkemih, sehingga sama dengan teman yang lainnya.

Psikologis keluarga
Bapak klien mengatakan merasa khawatir anaknya jika sudah besar tidak dapat
memiliki keturunan

Spiritual
Orang tua klien mengatakan percaya pada kebesaran Allah swt dan mengaku
taat beribadah.

II.

ANALISA DATA

No
1 DO:
-

Data

Pasien Post Op
Skala nyeri 5

DS:
Menurut An.M nyeri
yang dirasakan
seperti ditusuk-tusuk

DO:
- Post op
- Klien tidak BAB
selama lebih dari 3
hari
DS: -

DO:
Status nutrisi berada
pada <-3SD (gizi
kurang)
DS: -

III.

Etiologi
Hipospadia

Tindakan Operasi

Terputusnya kontinuitas Jaringan

Menekan saraf aferen visceral

Di radix dorsal medula

Traktus

Thalamus

Cortek cerebri

Nyeri dipersepsi

Nyeri akut
Hipospadia

Memerlukan tindakan operasi

Posisi terbaring terus menerus

Peristaltik usus menurun

Konstipasi

Masalah Keperawatan

Pendidikan ortu dan ekonomi


keluarga

Kurang informasi gizi seimbang


dan ekonomi keluarga

Keterbatasan dalam pemenuhan gizi


seimbang

Kualitas intake nutrisi kurang

Gizi anak kurang

Ketidakseimbangan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh

Ketidakseimbangan nutrisi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nyeri

Konstipasi

kurang dari kebutuhan

1. Nyeri berhubungan dengan respon fisiologis akibat prosedur pembedahan


ditandai dengan klien mengeluh nyeri dan skala nyeri 5
2. Konstipasi berhubungan dengan penurunan aktivitas ditandai dengan klien
belum BAB lebih dari 3 hari dan bising usus 6x/menit
3. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan kualitas intake nutrisi tidak
adekuat ditandai dengan status nutrisi <-3SD

IV.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No

Diagnosa Keperawatan

Nyeri

berhubungan

Tujuan
Setelah dilakukan

dengan respon fisiologis

tindakan keperawatan

akibat

selama 1 x 24 jam, tujuan

prosedur

pembedahan

jangka pendek terpenuhi


dengan kriteria: Nyeri
berkurang, klien tidak

Perencanaan
Intervensi

1. Kaji Skala nyeri klien


2. Monotoring TTV
3. Ajarkan klien dan keluarga teknik
manajemen nyeri : relaksasi dan distraksi
4. Ajarkan klien teknik nafas dalam
5. Kolaborasi pemberian therapi analgetik

Rasional

1. Untuk mengetahui sejauh mana nyeri


yang dirasakan klien
2. Tanda-tanda vital dapat menunjukan
adanya perubahan kondisi tubuh atau
peningkatan nyeri
3. Teknik relaksasi dan distraksi dapat

menangis

mengurangi nyeri
4. Tekhnik nafas dalam dapat mengurangi

Setelah dilakukan

nyeri
5. Therapi analgetik dapat mengurangi nyeri

tindakan keperawatan,
tujuan jangka panjang
terpenuhi dengan kriteria
hasil:

- Skala nyeri turun dari 5 ke 3


- Nyeri tidak lagi dirasakan
- Klien tidak rewe
- Klien tidak menangis
- TTV dalam batas normal
No

Diagnosa Keperawatan

Tujuan

Perencanaan
Intervensi

Rasional

Konstipasi berhubungan

Setelah dilakukan

1. Anjurkan anak untuk makan-makanan yang

1. Makanan berserat dapat mempermudah

dengan

tindakan keperawatan

berserat

selama 1 x 24 jam, tujuan

2. Anjurkan anak untuk banyak minum

pengeluaran feses
2. Cairan dapat melunakkan feses, feses

jangka pendek terpenuhi

3. Anjurkan anak jangan sampai mengedan

yang keras akan membuat anak

dengan kriteria:

ketika BAB

mengedan yang tidak diperbolehkan

4. Kolaborasi pemberian laxative

setelah operasi uretroplasti

penurunan

aktivitas

3. Mengedan dapat memningkatkan


Setelah dilakukan

resiko gagalnya uretroplasti

tindakan keperawatan ,

4. Pemberian laxative dapat merangsang

tujuan jangka panjang

pengeluaran feses

terpenuhi dengan kriteria


hasil:

- Klien dapat BAB


- Bising usus normal
3

Ketidakseimbangan
nutrisi
kebutuhan
dengan

Setelah dilakukan tindakan

1. Anjurkan anak untuk makan sedikit tapi sering

1. Makan sedikit tapi sering akan

dari

keperawatan selama 1 x 24 jam,

2. Berikan makanan kesukaan anak jika tidak

meningkatkan asupan makan anak sesuai

berhubungan

tujuan jangka pendek terpenuhi

ada pantangan

dengan kriteria:

3. Berikan anak diet tinggi kalori dan protein

dengan kalori yang dibutuhkan


2. Makanan kesukaan anak akan menambah

4. Beri tahu orangtua tentang asupan nutrisi

nafsu makan anak


3. Kualitas makanan yang baik dapat

kurang

- peningkatan asupan makanan


yang adekuat

yang tepat yang dapat diberikan sesuai dengan


Setelah dilakukan tindakan
keperawatan , tujuan jangka

kemampuan ekonomi keluarga

meningkatkan status nutrisi klien


4. Informasi dapat meningkatkan kesadaran
orangtua dalam memenuhi nutrisi yang

panjang terpenuhi dengan

berkualitas bagi anak sesuai dengan

kriteria hasil:

kemampuannya

-Peningkatan berat badan


- status nutrisi klien meningkat

V. IMPLEMENTASI
Inisial Klien

: An. F

Diagnosa medik

: Hipospadia

Nama Mahasiswa

: Ghina Nur Jannah, Anggi Putri Aryani, Ipah Saripah

Tanggal

Diagnosa

Jam

Implementasi

Hasil

1
1
1
2

01 Oktober
2016

1
2
2
2
2
2

Mengkaji skala nyeri klien


Mengobservasi tanda tanda vital
Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi
Memberitahu pemberian minum dan makan

S : Klien mengeluh ingin minum, keluarga klien

O : HR : 89x/menit, RR : 25x/menit, T :36,40C

boleh 6 jam setelah operasi


Memasang penghalang di atas luka operasi
Mengecek bising usus
Melakukan test feeding
Mengecek kelancaran selang kateter
Memberi tahu keluarga untuk melapor jika

selang kateter macet


Memberi tahu keluarga cara membuang urine

mengatakan mengerti dengan penjelasan perawat

A : Klien belum merasa nyeri, klien boleh minum


sedikit sedikit setelah 6 jam dan BU (+)
P : Lanjutkan intervensi

dan mengingatkan untuk mencatat jumlah


keluaran urin sebelum di buang
Tanggal
02 Oktober
2016

Diagnosa
1
2
2
1
1
3
3
3

Jam

Implementasi
Mengobeservasi tanda-tanda vital
Mengecek kelancaran pengeluaran urin
Menanyakan apakah klien sudah BAB
Mengecek area operasi, untuk melihat adanya

tanda-tanda infeksi
Mengajarkan klien teknik nafas dalam
Menganjurkan anak untuk makan sedikit tapi
sering
Menganjurkan anak menghabiskan makanan

Hasil
S : Klien mengeluh nyeri, klien belum BAB
O : HR : 89x/menit, RR : 24x/menit, T :39,30C
A : Tidak ada tanda-tanda infeksi pada klien, klien
dapat melakukan tekhnik nafas dalam
P : Lanjutkan intervensi

dari rumah sakit


Menganjurkan ibu untuk memberikan nutrisi
adekuat sesuai kemampuannya
Mengobeservasi tanda-tanda vital
Mengecek kelancaran pengeluaran urin
Menganjurkan anak makan makanan berserat

1,2
2
2

03 Oktober
2016

2
2
2
1

1
1

dan banyak minum


Menganjurkan anak minum jus pepaya
Menganjurkan anak jangan mengedan
Kolaborasi pemberian laxative
Mengecek area operasi, untuk melihat adanya

S : Klien mengatakan nyeri agak berkurang, klien


mengatakan belum BAB
O : HR : 84x/menit, RR : 24x/menit, T :360C
A : Klien tampak tenang, tidur nyenyak, tidak ada
tanda-tanda infeksi
P : Lanjutkan intervensi

tanda-tanda infeksi
Mengajarkan klien teknik nafas dalam
Kolaborasi pemberian analgetik

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal
1 Oktober 2016

Evaluasi
S:O : Klien masih terlihat mengantuk karena pengaruh anestesi, klien masih dipuasakan
A : Nyeri
P : Menganjurkan manajemen nyeri, pemberian nutrisi adekuat

I : - Mengobservasi tanda tanda vital

Memberitahu pemberian minum dan makan boleh 6 jam setelah operasi


Menganjurkan tekhnik nafas dalam dan distraksi jika klien merasa nyeri
Melakukan test feeding

E : HR : 89x/menit, RR : 25x/menit, T :36,40C


Klien masih dalam pengaruh anestesi
R : Lanjutkan intervensi
2 Oktober 2016

S : Klien mengeluh nyeri, klien mengatakan belum BAB


O : Skala nyeri 5
A : Klien nyeri dan konstipasi
P : Melakukan manajemen nyeri, mencegah konstipasi
I : - Meminta anak mencoba tekhnik distraksi dan nafas dalam

Kolaborasi pemberian analgesik


Menganjurkan anak banyak minum
Menganjurkan anak menghabiskan makanannya terutama sayuran

E : Klien masih nyeri tapi berkurang


Klien masih belum BAB
3 Oktober 2016

R : Lanjutkan intervensi
S : Klien mengeluh belum BAB, nyeri terasa kembali
O : Skala nyeri 4
A : Nyeri, konstipasi

P : Manajemen nyeri, mengatasi konstipasi


I : Libatkan anak dan keluarga kembali dalam melakukan teknik distraksi dan relaksasi

Anjurkan anak minum jus pepaya


Kolaborasi pemberian laxative

E : Nyeri berkurang, klien masih belum BAB tapi sudah mulai ada rangsangan
R : Lanjutkan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai