Anda di halaman 1dari 25

1

GAMBARAN TINGKAT STRES BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN


2012 FAKULTAS KEPERAWATAN UNPAD YANG AKTIF
BERORGANISASI
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Nursing Research I
Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran
IRA TUTI

(220110120005)

LUSI SRI S.

(220110120012)

GINA NUR A.

(220110120021)

SESI SEPTIANI

(220110120023)

TIANA KURNIA H.

(220110120046)

HIJIR WIRASTIA

(220110120056)

AISYA LESTARI P.

(220110120076)

DWI RATNA S.

(220110120079)

AMANDA SEVIANA

(220110120081)

GHINA AGHISNA

(220110120097)

ANGGI PUTRI A.

(220110120102)

RIZKA CHOIRUNNISA

(220110120114)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG

2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian dengan judulGambaran Tingkat Stres Belajar Mahasiswa
Angkatan 2012 Fakultas Keperawatan UNPAD yang Aktif Berorganisasi.
Proposal penelitian ini dikerjakan demi memenuhi tugas mata kuliah Nursing
Research I di Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran.
Akhir kata, semoga Allah SWT memberi balasan yang lebih baik dan
melimpahkan kasih sayang, rahmat, serta hidayah-Nya kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam menyusun proposal penelitian ini. Penulis berharap bahwa
proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan dan tidak lupa memohon maaf atas segala kekurangannya.

Jatinangor, April 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A.

Latar Belakang Penelitian...........................................................1

B.

Identifikasi Masalah....................................................................4

C.

Tujuan Penelitian........................................................................4

D.

Manfaat Penelitian......................................................................4

E.

Kerangka Pemikiran...................................................................5

F.

Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................6

TINJAUAN TEORITIS...........................................................................................7
A.

Teori A........................................................................................7

B.

Teori B........................................................................................7

METODE PENELITIAN.........................................................................................8
A.

Rancangan Penelitian..................................................................8

B.

Variabel Penelitian......................................................................8

C.

Definisi Operasional...................................................................8

D.

Populasi dan Sampel...................................................................9

E.

Etika Penelitian...........................................................................9

F.

Alat Pengumpulan Data............................................................10

G.

Prosedur Pengumpulan Data.....................................................12

H.

Analisis Data.............................................................................13

HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................15


4.1. Hasil Penelitian.........................................................................15
4.2. Pembahasan..............................................................................17
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................20
5.1. Kesimpulan...............................................................................20
5.2. Saran.........................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................22

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan adalah usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan pikiran, berakhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan dapat diperoleh dari
berbagai disiplin ilmu, baik formal ataupun nonformal.Perguruan tinggi
merupakan salah satu contoh pendidikan formal yang memiliki peran penting
untuk menghasilkan individu yang bermartabat, tangguh serta individu yang
kreatif (Safaria & Nofrans, 2009).
Mahasiswa sebagai peserta didik di perguruan tinggi adalah pemuda
yang mempunyai peran besar dalam menentukan arah perbaikan bangsa
ini.Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang mempunyai kekuatan untuk
memperbaiki dan memperbarui kondisi masyarakat, bangsa, dan negara,
haruslah mempunyai kapasitas diatas rata-rata mayoritas masyarakat
kita.Mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan yang luas dan mempunyai
kemampuan (skill), visi, karakter yang lebih maju dibandingkan masyarakat
pada umumnya (Fathi, Nurhidayah, & Aarum, 2011).

Dengan

menyadari

tanggung

jawabnya

tersebut,

mahasiswa

diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan keterampilannya bukan


hanya dari aktivitas perkuliahan akan tetapi dari berbagai jenis kegiatan di
dalam kampus, salah satunya menjadi anggota sebuah organisasi (Hawari,
2004). Organisasi merupakan suatu wadah bagi mahasiswa untuk dapat
mengembangkan pola pikir dalam berorganisasi maupun dalam kehidupan
sosial (Wisantya, 2012).
Berbagai perguruan tinggi menyediakan sarana untuk membantu
mahasiswa mengembangkan potensinya dalam mengembangkan diri. Salah
satunya Universitas Padjadjaran yang melakukan program sebagai sarana
untuk mendukung peningkatan kualitas dan kreatifitas mahasiswa dibidang
penalaran dan keilmuan, bakat, minat dan kemampuan, kesejahteraan,
kepedulian sosial dan kegiatan penunjang. Organisasi yang ada di perguruan
tinggi yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa, Badan Perwakilan Mahasiswa, dan
berbagai Unit Kegiatan Kemahasiswaan.
Kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa berpengaruh besar terhadap
kegiatan

utama

perkuliahan

termasuk

prestasi

akademik

mahasiswa

tersebut.Mahasiswa yang aktif berorganisasi diharapkan memiliki prestasi


yang tidak kalah dengan mahasiswa yang hanya aktif di bidang akademik.
Mahasiswa yang aktif berorganisasi mempunyai tugas tambahan dari
organisasi yang diikutinya, waktu untuk istirahat dan mengerjakan tugas
terkadang terpakai untuk kegiatan organisasi, bahkan terkadang mahasiswa
aktivis tidak hadir diperkuliahan dengan alasan sebagai delegasi organisasinya
untuk turut serta dalam kegiatan di luar kampus.Manajemen diri dan
manajemen waktu yang salah maka akan memperburuk keadaan dan
menigkatkan stress dalam diri mahasiswa.
Stress merupakan suatu kondisi yang akan di alami atau pernah di
alami oleh seseorang dalam kehidupannya yang tidak ada seorangpun dapat
menghindarinya dan membutuhkan penyesuaian dalam perubahan. Istilah ini
mengalami perubahan seiring dengan perkembangan penelaahan yang

berlanjut dari waktu ke waktu dari straise, strest, stresce, dan stress (Yosep,
2009). Menurut (Santrock, 2005), stres merupakan respon individu terhadap
keadaan atau kejadian yang memicu stres (stressor) yang mengancam dan
mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya. Stres sebagai
kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungannya
yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari
situasi dengan sumber daya dari sistem-sistem biologis, psikologis dan sosial
seseorang (Sarafino E. P., 2006).
Baumel dalam (Wulandari, 2011)menyatakan bahwa stres akademik
merupakan stres yang disebabkan oleh stressor akademik, yaitu yang
bersumber dari proses belajar mengajar atau yang berhubungan dengan
kegiatan belajar yang meliputi lama belajar, banyak tugas, birokrasi,
mendapatkan beasiswa, keputusan menentukan jurusan, dan karir serta
kecemasan ujian dan manajemen waktu. Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa stres di bidang akademik adalah respon individu akibat
kesenjangan antara tuntutan lingkungan terhadap prestasi akademik dengan
kemampuan untuk mencapainya sehingga situasi tersebut mengakibatkan
perubahan respon dalam diri individu tersebut, baik secara fisik maupun
psikologis.
Stres

yang

dialami

mahasiswa

aktivis

dalam

belajar

dapat

mengakibatkan gangguan psikologis dan fisik, baik berdampak jangka pendek


maupun panjang. Dampak jangka pendek yaitu kecemasan, sedih, takut, serta
putus asa. Respon lainnya yaitu gemetar, gagap, sakit perut dan pusing bahkan
sangat sensitif dan agresif kepada orang lain. Sedangkan untuk jangka
panjang, respon yang ditimbulkan yaitu menurunnya daya tahan tubuh
sehingga mudah terserang penyakit, depresi, kelelahan mental dan mulai
beralih ke hal-hal negatif seperti merokok, minum-minuman keras bahkan
obat-obatan terlarang.
Dari hasil survey kepada mahasiswa yang aktif berorganisasi,
mengatakan banyak manfaat dari berorganisasi sebanyak 8 orang, seperti

menambah pengalaman, wawasan, dan teman. Namun, ada 5 orang mereka


mengeluh lelah dan merasa beban sebagai mahasiswa bertambah. Kuliah pun
terganggu dengan kegiatan organisasi yang diikuti, bahkan waktu belajar
untuk ujian pun tidak maksimal. Mereka merasa resah dengan indeks prestasi
yang akan mereka dapatkan.
Berdasarkan fenomena diatas maka dilakukan penelitian untuk melihat
gambaran tingkat stres belajar mahasiswa srata satu (S1) angkatan 2012
fakultas keperawatan universitas padjadjaran yang aktif berorganisasi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut

Gambaran tingkat stress belajar

mahasiswa

angkatan 2012 fakultas keperawatan unpad yang aktif berorganisasi


C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui gambaran
tingkat stress belajar mahasiswa srata satu (S1) angkatan 2012 fakultas
keperawatan universitas padjadjaran yang aktif berorganisasi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis
dalam memberikan informasi dan pengembangan keilmuan dalam bidang
keperawatan khususnya keperawatan jiwa, yaitu mengenai gambaran
stress mahasiswa Fakultas Keperawatan Unpad angkatan 2012 yang aktif
berorganisasi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
sumber kepustakaan penelitian mengenai keperawatan jiwa, sehingga hasil
penelitian nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai penunjang untuk
bahan penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kemahasiswaan (Akademik)

Penelitian ini bermanfaat bagi bagian kemahasiswaan Fakultas


Keperawatan Unpad yaitu dapat mengetahui gambaran tingkat stress
belajar mahasiswa keperawatan yang aktif berorganisasi sehingga bisa
dijadikan sebagai bahan untuk pembenahan-pembenahan kurikulum
kedepannya.
b. Bagi Institusi
Penelitian ini bermanfaat bagi institusi pelayanan kesehatan sebagai
tambahan informasi dan sarana evaluasi. Selain itu dengan adanya
gambaran ini, dapat membantu memberikan informasi bagi perawat
dalam menentukan pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan nantinya berdasarkan gambaran tersebut.
c. Bagi Profesi Kesehatan
Sebagai bahan pengetahuan, sumber informasi serta pertimbangan
dalam mengintervensi terutama yang berkaitan dengan stress pasien.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan dasar dan bahan informasi dan
masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan
stress belajar mahasiswa yang aktif berorganisasi.
E. Kerangka Pemikiran
Mahasiswa adalah orang yang terdaftar dan menjalani pendidikan pada
perguruan tinggi (Penyusun, 2001). Berdasarkan penggolongan perkembangan
kepribadian manusia yang diklasifikasikan oleh Erikson(1990), maka
mahasiswa termasuk dalam kategori remaja akhir dan dewasa muda. Dalam
proses belajar mengajar, banyak faktor yang mempengaruhi antara lain faktor
yang bersifat akademik maupun non akademik seperti keaktifan dalam
berorganisasi (Erikson, 1990).
Banyak mahasiswa yang aktif dalam organisasi atau kepanitiaan di
tempat kuliahnya dengan berbagai motivasi.Tapi tanpa disadarinya sebenarnya
keaktifan tersebut bisa menjadi pemicu munculnya stres apabila karena
keaktifan tersebut mahasiswa jadi tidak bisa mengikuti perkuliahan di kelas
dengan maksimal (Atkinson, 2000). Rapat, pertemuan, atau acara yang
diselenggarakan kepanitiaan maupun organisasi tidak jarang mengharuskan

mahasiswa mengorbankan tatap muka di kelas dengan dosen. Apalagi jika


seorang mahasiswa yang menjabat sebagai ketua suatu organisasi atau
kepanitiaan, tentu stres yang dialaminya akan lebih berat, karena ia memikul
tanggung jawab terbesar (Sherwood, 2000).
Gambar 1 : Kerangka Konsep Penelitian
INPUT

PROSES

OUTPUT

Faktor Penyebab Stress: Tingkat stress mahasiswa yang aktif berorganisasi di FKep Unpad
Masalah peran dalam organisasi
Stress Belajar :
Jadwal kuliah yang bentrok
Fisiologis
dengan kegiatan di organisasi
Tanggung jawab yang dipikul
Psikologis
dalam organisasi
Ringan
Waktu untuk mengerjakanPerilaku
tugas yang tersita di organisasi

Sedang

Berat

F. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di Fakultas Keperawatan UNPAD
yang berada di Jatinangor, Kab.Sumedang. Pengambilan data dilakukan pada
tanggal

20 Mei 2015 22 Mei 2015 melaluipenyebaran kuisioner oleh

peneliti.

BAB II

10

TINJAUAN TEORITIS
A. Teori A
[mulai tuliskan disini]
B. Teori B
[mulai tuliskan disini]

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitaif
non-eksperimental dengan menggunakan pendekatan waktu cross sectional.
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat stres belajar mahasiswa
fakultas keperawatan universitas padjadjaran angkatan 2012 yang aktif
berorganisasi di lingkungan kampus, dan subvariabelnya adalah respon
fisiologis, psikologis dan perilaku mahasiswa terhadap stressor belajar.
C. Definisi Operasional
Untuk dapat melihat secara jelas definisi operasional dari penelitian
ini dapat terlihat pada tabel berikut.
Tabel 1 : Definisi Operasional
Variabel
Penelitian
Tingkat
Stress
Belajar

Definisi
Operasional
Kondisi yang tidak
menyenangkan
atau tertekan baik
secara fisik

Cara Ukur
Responden
mengisi
kuisioner
yang

Hasil Ukur
Normal: 0-8
Ringan: 9-16
Sedang: 17-

Skala
Ordinal

11

Variabel
Penelitian

Definisi
Operasional
maupun psikis
yang mengganggu
individu sebagai
akibat
ketidakseimbanga
n antara kebutuhan
dan kemampuan
individu dengan
tuntutan
lingkungan yang
ada dan individu
merasakannya
sebagai suatu
gangguan
psikologis yang
meliputi perasaan
tertekan,
ketegangan dan
kecemasan yang
muncul sebagai
reaksi adanya rasa
terancam.

Cara Ukur
diberikan
oleh peneliti
yang telah
disiapkan dan
disusun
sedemikian
rupa sehingga
responden
hanya tinggal
mengisi atau
menandainya
dengan
mudah dan
cepat

Hasil Ukur

Skala

24
Berat: 25-33
Sangat
berat:34-42

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalahmahasiswa fakultas keperawatan
universitas padjadjaran angkatan 2012 yang aktif berorganisasi sebanyak
90 orang.
2. Sampel Penelitian
Kriteria sampel pada penelitian ini yaitu mahasiswa fakultas
keperawatan angkatan 2012 yang aktif berorganisasi baik di dalam
maupun di luar fakultas.Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
yaituTotal Sampling, sehingga sampel pada penelitian ini adalah semua
mahasiswa angkatan 2012 fakultas keperawatan universitas padjadjaran
yang aktif berorganisasi sejumlah 90 mahasiswa.

12

E. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan izin
penelitian dari institusi Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran,
setelah itu peneliti melakukan penelitian dengan menjamin hak-hak
responden selama penelitian ini berlangsung, diantaranya:
1. Respect for autonomy
Dilakukan saat peneliti menjelaskan cara pengisian kuisioner, dan
peneliti menjelaskan kepada responden bahwa responden diberikan
kebebasan dalam memilih pertanyaan yang telah disediakan. Lalu
pada saat pengisian, peneliti memberikan kebebasan kepada
responden untuk mengisi kuisioner tanpa mengarahkan jawaban.
2. Justice
Penelitian ini dilakukan pada responden yang ada ditempat penelitian
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti, tanpa membedabedakan suku, ras, agama, dan jenis kelamin.
3. Beneficence
Dilakukan saat peniliti sedang melakukan penelitian, peneliti tidak
memaksa waktu aktifitas responden untuk mengisi kuisioner.Peneliti
tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan responden.

F. Alat Pengumpulan Data


1. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen atau alat
pengumpul data dengan angket atau kuisioner.Untuk alat ukur tingkat stres
yang diadopsi dari DASS 42.Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap
berat ringannya stres yang dialami seseorang (Hardjana, 2005). Tingkat
stres ini diukur dengan menggunakanDepression Anxiety Stress Scale 42

13

(DASS 42).Psychometric Properties of The Depression Anxiety Stress


Scale 42 ini terdiri dari 42 item pertanyaan, yang mencakup 3 subvariabel
diantaranya 1) fisik 2) emosi/psikologis 3) perilaku. Pada penelitian ini,
untuk mengukur tingkat stress, digunkan 14 pertanyaan dari 42 pertanyaan
tersebut. DASS merupakan seperangkat skala subjektif yang dibentuk
untuk mengukur status emosional negatif dari depresi, kecemasan dan
stres. DASS 42 dibentuk tidak hanya untuk mengukur secara konvensional
mengenai status emosional, tetapi untuk proses yang lebih lanjut untuk
pemahaman, pengertian dan pengukuran yang berlaku dimanapun dari
status emosional, secara signifikansi biasanya digambarkan sebagai stres.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Pertanyaan dalam Instrumen
Indikator
Nomor Pertanyaan
Jumlah
Fisik
5
1
Psikologis
1,2,4,7,9,10,11,12,14
9
Perilaku
3,6,8, 13
4
(Sumber :Psychometric Properties of The Depression Anxiety Stress Scale
42 (DASS 42))
Tabel 3.2
Penilaian Pertanyaan Dengan Memberikan Skor
Skor
0
1
2
3

Pernyataan
Tidak pernah dialami
Jarang dialami
Sering dialami
Setiap hari dialami
(Sumber : Rasmun, 2008 : 200)

Kategori tingkat stres menggunakan instrumen DASS 42 yang


terdiri dari normal, ringan, sedang, berat dan sangat berat.Jumlah skor dari
pernyataan item tersebut, memiliki makna 0-14 (normal).15-18 (ringan),

14

19-25 (sedang), 26-33 (berat) dan >34 (Sangat berat) (Sriati, 2008). Skala
ukur yang digunakan adalah ordinal.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kuisioner Depression Anxiety Stress scale
(Sebelum Uji)
Variabel
Tingkat stres
Mahasiswa
Fakultas

Dimensi
Stress

Indikator
Jengkel pada hal yang kecil
Reaksi berlebihan
Sulit rileks
Energi yang terbuang

No Soal
1, 4, 7

percuma
Tidak sabaran
Menjengkelkan bagi orang

lain
Sulit mentolelir gangguan
Tegang
Gelisah

Keperawatan
Unpad angkatan
2012 yang aktif
berorganisasi

2
3, 8, 10

6
9
11, 13
12
14

2. Uji validitas
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji coba terpakai yaitu
penelitian langsung dijadikan sebagai dasar analisa. Penelitian ini
menggunakan instrumen DASS 42, skala stres ini tidak dilakukan uji
validitas karena menggunakan instrumen bakuDepression Anxiety Stress
Scale 42 (DASS 42) dengan nilai koefisien alfa depresi 0.947, ansietas
0,897 dan stress 0.933 (Crawford & Henry, 2005).
3. Uji Reliabilitas
Cronbachs Alpa menggunakan Depression Anxiety Stress Scale 42
(DASS 42) ditemukan memiliki nilai alpa 0,93 (Crawford & Henry,
2005)sehingga instrumen penelitian ini reliabel.

15

Menurut Lovibond (1995) yang dikutip oleh Crawford & Henry


(2003) dalam jurnalnya yang berjudul DASS : Normative data & latent
structure in large non-clinical sample. DASS mempunyai tingkatan
discrimant validity dan mempunyai reliabilitas sebelas 0,91 yang diolah
berdasarkan penilaian Cronbachs Alpha.
G. Prosedur Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuisioner
dalam bentuk daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian
rupa sehingga responden hanya tinggal mengisi atau menandainya dengan
mudah dan cepat. Kuisioner ini diisi oleh mahasiswa angkatan 2012 yang
memenuhi kriteria sampel.
H. Analisis Data
Setelah dilakukan pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah
melakukan pengolahan data yang sudah terkumpul. Langkah-langkah
pengolahan data yang digunakan adalah
1. Editing
Pada tahap ini, kuesioner yang telah diiisi oleh responden dilakukan
pengecekan kebenaran dan kelengkapan data-data dari responden, meliputi
biodata dan jawaban-jawaban kuesioner. Hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan dalam proses pengolahan data selanjutnya.
2. Scoring
Untuk hasil dari kuesioner, masing-masing jawaban ditambahkan skor
untuk mengetahui skor total. Kriteria penilaian dikategorikan dalam empat
tingkatan yaitu
a. Tidak pernah dialami, diberi skor 0
b. Jarang dialami, diberi skor 1
c. Sering dialami, diberi skor 2

16

d. Setiap hari dialami, diberi skor 3


Hasil penghitungan skor kemudian disesuaikan dengan tingkat stres yuang
dialami, yaitu sebagai berikut:
Tingkat
Normal
Ringan
Sedang
Berat
Sangat berat

Stress
08
9 16
17 24
25 33
34 42

3. Tabulasi
Proses tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengan
tujuan penelitian. Data dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian
kemudian dimasukkan ke dalam tabel yang sudah disiapkan untuk
mempermudah proses pendataan sehingga mudah dibaca. Setiap data
diberi kategori sesuai dengan kode yang telah ditetapkan.Setelah data
dimasukkan ke dalam tabel sesuai kategorinya, data diolah menggunakan
program SPSS.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
presentase

distribusi

frekuensi

yang

berfungsi

untuk

meringkas,

mengklasifikasikan dan menyajikan data.


f
P = n x 100
Keterangan :
P : Persentase
f : Frekuensi
n : Jumlah Sampel
Setelah didapat hasilnya, dilihat presentase yang paling besar dan
yang paling kecil.Presentase yang besar (>50%) menunjukan sebagian
besar responden mengalami stress belajar.Presentase yang kecil (<50%)
menunjukan sebagian kecil responden mengalami stress belajar.

17

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya tingkat stress
belajar pada mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Keperawatan Universitas
Padjadjaran yang aktif berorganisasi.
Bab ini menyajikan data-data hasil penelitian deskriptif yang meliputi skor
tingkat stress belajar mahasiswa yang aktif berorganisasi. Data yang disajikan
merupakan hasil pengelompokkan dan tabulasi data dari hasil penelitian dengan
jumlah responden 90 orang. Hasil penelitian disusun dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi yang kemudian dideskripsikan.
4.1. Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kampus Fakultas Keperawatan Universitas
Padjadjaran Jatinangor mulai tanggal 20 Mei 2015 sampai 22 Mei 2015, dengan
jumlah sampel 90 orang, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Total
Sampling.
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran tingkat stress belajar dengan
menggunakan kuisioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) oleh
Lovibond (1995) yang telah dimodifikasi. Data yang diperoleh kemudian

18

dianalisis

dengan

menggunakan

persentase

distribusi

frekuensi

untuk

mendapatkan gambaran distribusi responden.


4.1.1Tingkat Stres Belajar Mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas
Keperawatan Unpad Yang Aktif Berorganisasi
Hasil pengukuran tingkat stress belajar mahasiswa angkatan 2012
Fakultas Keperawatan Unpad yang aktif berorganisasi dapat dilihat dalam
tabel 4.1.

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Gambaran Tingkat Stres Belajar


Mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas Keperawatan Unpad Yang
Aktif Berorganisasi
No
1
2
3
4
5

Tingkat Stress
Normal
Ringan
Sedang
Berat
Sangat Berat
Jumlah

Frekuensi
10
44
34
1
1
90

Persentase
11,1
48,9
37,8
1,1
1,1
100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat di interpretasikan bahwa tingkat stress belajar


mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran yang
aktif berorganisasi berada pada tingkat stress ringan, terbukti dari 90 responden,
44 responden (48,9% ) berada pada tingkat stress ringan, 34 responden berada
pada tingkat stress sedang (37,8%), 10 responden berada pada tingkat stress
normal (11,1%) dan 1 responden berada pada tingkat stress berat (1,1%) serta 1
responden berada pada tingkat stress sangat berat (1,1 %).

19

4.1.2 Berdasarkan Respon Stress


Tabel 4.2 : Respon Stress Fisik
No
1
2
3
4
5

Tingkat Stress
Normal
Ringan
Sedang
Berat
Sangat Berat
Jumlah

Frekuensi
90
0
0
0
0
90

Persentase
100
0
0
0
0
100

Pada tabel 4.2 diatas tingkat respon stress fisik dari mahasiswa angkatan 2012
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran yang aktif berorganisasi semua
responden atau sebanyak 90 responden (100%) berada pada tingkat stress normal,
tidak ada responden yang berada pada tingkat stress ringan, sedang, berat atau
sangat berat.
Tabel 4.3 : Respon Stress Psikologis
No
1
2
3
4
5

Tingkat Stress
Normal
Ringan
Sedang
Berat
Sangat Berat
Jumlah

Frekuensi
88
2
0
0
0
90

Persentase
97,8
2,2
0
0
0
100

Pada tabel 4.3 diatas tingkat respon stress psikologis dari mahasiswa angkatan
2012 Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran yang aktif berorganisasi
sebagian besar responden atau 88 responden (97,8%) berada pada tingkat stress
normal, dan hanya ada 2 responden atau 2,2% yang berada pada tingkat stress
ringan, tidak ada responden yang berada pada tingkat stress sedang, berat atau
sangat berat.
Tabel 4.4 : Respon Stress Perilaku

20

No
1
2
3
4
5

Tingkat Stress
Normal
Ringan
Sedang
Berat
Sangat Berat
Jumlah

Frekuensi
30
59
1
0
0
90

Persentase
39,3
65,5
1,2
0
0
100

Pada tabel 4.3 diatas tingkat respon stress perilaku dari mahasiswa angkatan 2012
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran yang aktif berorganisasi lebih
banyak berada pada tingkat stress ringan yaitu 59 responden (65,5%), 30
responden (39,3%) berada pada tingkat stress ringan dan hanya 1 responden
(1,1%) yang berada pada tingkat stress sedang. Tidak ada responden yang berada
pada tingkat stress berat atau sangat berat.
4.2. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan dengan tujuan
untuk melihat ada tidaknya tingkat stress belajar pada mahasiswa angkatan 2012
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran yang aktif berorganisasi. Penelitian
dilakukan selama 3 hari yang berlokasi di Fakultas Keperawatan Universitas
Padjadjaran.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat stres belajar pada mahasiswa
Keperawatan yang aktif berorganisasi pada tingkat stress ringan. Hal ini dapat
dilihat dari skor tingkat stress yang didapat, 44 responden (48,9% ) berada pada
tingkat stress ringan, 34 responden berada pada tingkat stress sedang (37,8%), 10
responden berada pada tingkat stress normal (11,1%) dan 1 responden berada pada
tingkat stress berat (1,1%) serta 1 responden berada pada tingkat stress sangat
berat (1,1 %).
Stress dapat merupakan faktor pencetus, faktor penyebab, sekaligus
penyebab dari suatu gangguan atau penyakit (Yosep, 2009). Secara fisiologis,
tubuh memiliki kemampuan untuk mempertahankan keadaan relatif seimbang,

21

mekanisme ini dikontrol oleh sistem saraf dan endokrin dan tidak mencakup
perilaku sadar. Dengan adanya mekanisme ini, seseorang umumnya dapat
mengadaptasi stress jangka panjang atau menghadapi stress jangka pendek sampai
stress tersebut berlalu. Namun demikian, stress juga dapat menimbulkan tuntutan
yang besar dalam kehidupan seseorang, jika orang tersebut tidak dapat
mengadaptasi maka dapat terjadi penyakit (Santrock, 2005)
Menurut (Djamarah, 2008), tingkat stress normal terjadi saat individu masih
bisa mengatasi semua aktivitas belajar dengan baik. Tingkat stress belajar ringan
terjadi saat individu menganggap stress sebagai motivator yang memberikan
dampak positif pada aktivitas belajar. Stress sedang terjadi saat individu merasa
ada tantangan dan ketegangan dalam belajar tetapi masih ada dalam rentang
positif. Tingkat stress belajar berat terjadi ketika individu merasakan adanya
ancaman, mengalami gangguan fisiologis, dan tingkah laku belajar. Tingkat stress
belajar berat terjadi ketika individu merasakan adanya ancaman, mengalami
gangguan fisiologis, psikologis dan tingkah laku belajar.
Stress belajar pada tingkat normal sampai sedang merangsang tubuh
meningkatkan kemampuan untuk beraksi. Pada saat itulah individu sering
melakukan belajarnya lebih baik, intensif atau lebih cepat. Tetapi ketika stress
belajar berat sampai sangat berat akan menempatkan tuntutan yang tidak dapat
dicapai sehingga menyebabkan terjadinya kendala pada seseorang yng
mengakibatkan belajar menjadi menurun.
Tingkat stress belajar ringan mahasiswa keperawatan angkatan 2012 harus
dijaga agar tidak beralih ke tingkat yang sedang hingga berat. Menurut individu
yang mencapai tingkat stress pada titik optimal akan menunjukan aktivitas belajar
yang efisien, menghasilkan prestasi yang baik. Stress ringan akan menunjukan
gejala seperti malas, sulit beristirahat, lesu dan kesulitan untuk relaksasi.Saat
seseorang mengalami stress belajar tingkat ringan, tantangan belajar tidak ada
sehingga prestasi cenderung rendah karena tidak ada usaha unuk mengatasi
tantangan.

22

Stress yang tingkatannya ringan hingga sedang menstimulasi tubuh dan


meningkatkan kemampuan untuk beraksi, pada keadaan ini respon perilaku yang
ditunjukkan adalah mengerjakan tugas dengan lebih baik, lebih intens dan lebih
cepat, sehingga tingkat stress ringan dapat meningkatkan belajar mahasiswa
(Lubis, 2009).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Tingkat Stress Belajar Mahasiswa
Dari 90 mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Keperawatan Universitas
Padjadjaran yang aktif berorganisasi menunjukan bahwa sebagian
besar responden yaitu 44 responden (48,9% ) berada pada tingkat
stress ringan, jumlah responden yang berada pada tingkat stress sedang
lebih sedikit daripada stress normal yaitu 34 responden (37,8%),
sedangkan 10 responden berada pada tingkat stress normal (11,1%)
dan hanya 1 responden yang berada pada tingkat stress berat (1,1%)
juga 1 responden yang berada pada tingkat stress sangat berat (1,1%)
2. Tingkat Stress Belajar Mahasiswa Fisik
Dari 90 mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Keperawatan Universitas
Padjadjaran yang aktif berorganisasi menunjukan bahwa semua

23

responden (100%) berada pada tingkat stress normal berdasarkan


respon fisik.
3. Tingkat Stress Belajar Berdasarkan Psikologis
Dari 90 mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Keperawatan Universitas
Padjadjaran yang aktif berorganisasi menunjukan bahwa sebagian
besar responden yaitu 88 responden (97,8%) berada pada tingkat stress
normal berdasarkan respon psikologis.
4. Tingkat Stress Belajar Mahasiswa Perilaku
Dari 90 mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Keperawatan Universitas
Padjadjaran yang aktif berorganisasi menunjukan bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 59 responden (65,5%) berada pada tingkat
stress normal dan kurang dari setengah responden yaitu sebanyak 30
responden (39,3%) berada pada tingkat stress normal dan hanya sedikit
responden yaitu 1 responden (1,2%) berada pada tingkat stress sedang
berdasarkan respon perilaku.
5.2. Saran
1. Bagi Institusi Keperawatan
Bagi institusi keperawatan hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan untuk membentuk program konsultasi
bagi mahasiswa yang bekerja di institusi yang bersangkutan, agar
tingkat stres belajar yang ringan tidak menjadi tingkat berat sampai
sangat berat. Karena stres belajar yang ringan akan menyebabkan
tantangan untuk belajar tidak ada, sehingga prestasi belajar menjadi
rendah, karen tidak ada usaha untuk menghadapi tantangan. Demikian
juga dengan stress belajar yang berat sampai sangat berat, diharapkan
stres berat sampai sangat berat tidak berlarut-larut dan masuk ke tahap
burnout. Karena ketika seseorang merasakan stres berat sampai sangat
berat terus menerus akan mengakibatkan terjadinya burnout, yaitu
kondisi kelelahan fisik, emosional dan mental yang disebabkan oleh
keterlibatan jangka panjang dalam situasi yang menuntut secara

24

emosional. Pihak institusi juga bisa melakukan pengkajian stres belajar


mahasiswa secara berkala, sehingga dapat tergambarkan kondisi stres
belajar mahasiswa apakah ringan atau berat.
2. Untuk Peneliti Selanjutnya
Bagi calon peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai hubungan tingkat stres belajar mahasiswa
angkatan 2012 fakultas keperawatan unpad yang aktif dan tidak aktif
berorganisasi. Penelitian dapat juga dilakukan untuk melihat hubungan
tingkat stres belajar mahasiswa angkatan 2012 fakultas keperawatan
unpad yang aktif dan tidak aktif berorganisasi. Sehingga terdapat
perbedaan tingkat stres mahasiswa yang aktif berorganisasi dengan
yang tidak aktif berorganisasi.

DAFTAR PUSTAKA
Atkinson. (2000). Pengantar Psikologi . Jakarta: Erlangga.
Crawford, & Henry. (2005). Assessment Scales in Depression, Mania and Anxiety.
United Kingdom: Taylor.
Djamarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta.
Erikson, E. H. (1990). Identity and The Life Cycle. New York: Norton.
Fathi, Nurhidayah, & Aarum. (2011). Persepsi Mahasiswa tentang Metode
Pembelajaran KBK. Universitas Sumatra Utara: Tidak dipublikasikan.
Hawari, D. (2004). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: Gaya Baru.
Lubis, N. L. (2009). Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana Prenada
Media.
Martono, N. (2014). Metodelogi Penelitian Kuantitatif : Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers.
Penyusun, T. (2001). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Safaria, T., & Nofrans, S. (2009). Manajemen Emosi: Sebuah Panduan Cerdas
Bagaimana Mengelola Emosi Positif dalam Hidup Anda. Jakarta: Bumi
Aksara.
Santrock, J. W. (2005). Psychology. New York: Mc Graw Hill.
Sarafino, E. P. (2006). Health psychology biopsychososial interaction, fifth
edition. USA: John Wiley & Sons.
Sherwood, L. (2000). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.
Wisantya, N. (2012, Januari Minggu). Gambaran Stres Di Bidang Akademik Pada
Pelajar Sindrom Hurried Child Di Sekolah Chandra Kusuma. Retrieved

25

April
Jum'at,
2015,
from
repository.usu.ac.id:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41168/4/Chapter%20I.pdf
Wulandari, L. H. (2011, Oktober Minggu). rPerbedaan Tingkat Stres Akademik
dan Strategi. Pengelolaannya antara Siswa SMP Program Akselerasi
dengan Kelas Reguler. Retrieved April Jum'at, 2015, from
repository.usu.ac.id:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37993/4/Chapter%20II.pdf
Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai