(220110120005)
LUSI SRI S.
(220110120012)
GINA NUR A.
(220110120021)
SESI SEPTIANI
(220110120023)
TIANA KURNIA H.
(220110120046)
HIJIR WIRASTIA
(220110120056)
AISYA LESTARI P.
(220110120076)
DWI RATNA S.
(220110120079)
AMANDA SEVIANA
(220110120081)
GHINA AGHISNA
(220110120097)
ANGGI PUTRI A.
(220110120102)
RIZKA CHOIRUNNISA
(220110120114)
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian dengan judulGambaran Tingkat Stres Belajar Mahasiswa
Angkatan 2012 Fakultas Keperawatan UNPAD yang Aktif Berorganisasi.
Proposal penelitian ini dikerjakan demi memenuhi tugas mata kuliah Nursing
Research I di Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran.
Akhir kata, semoga Allah SWT memberi balasan yang lebih baik dan
melimpahkan kasih sayang, rahmat, serta hidayah-Nya kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam menyusun proposal penelitian ini. Penulis berharap bahwa
proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan dan tidak lupa memohon maaf atas segala kekurangannya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A.
B.
Identifikasi Masalah....................................................................4
C.
Tujuan Penelitian........................................................................4
D.
Manfaat Penelitian......................................................................4
E.
Kerangka Pemikiran...................................................................5
F.
TINJAUAN TEORITIS...........................................................................................7
A.
Teori A........................................................................................7
B.
Teori B........................................................................................7
METODE PENELITIAN.........................................................................................8
A.
Rancangan Penelitian..................................................................8
B.
Variabel Penelitian......................................................................8
C.
Definisi Operasional...................................................................8
D.
E.
Etika Penelitian...........................................................................9
F.
G.
H.
Analisis Data.............................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan adalah usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan pikiran, berakhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan dapat diperoleh dari
berbagai disiplin ilmu, baik formal ataupun nonformal.Perguruan tinggi
merupakan salah satu contoh pendidikan formal yang memiliki peran penting
untuk menghasilkan individu yang bermartabat, tangguh serta individu yang
kreatif (Safaria & Nofrans, 2009).
Mahasiswa sebagai peserta didik di perguruan tinggi adalah pemuda
yang mempunyai peran besar dalam menentukan arah perbaikan bangsa
ini.Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang mempunyai kekuatan untuk
memperbaiki dan memperbarui kondisi masyarakat, bangsa, dan negara,
haruslah mempunyai kapasitas diatas rata-rata mayoritas masyarakat
kita.Mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan yang luas dan mempunyai
kemampuan (skill), visi, karakter yang lebih maju dibandingkan masyarakat
pada umumnya (Fathi, Nurhidayah, & Aarum, 2011).
Dengan
menyadari
tanggung
jawabnya
tersebut,
mahasiswa
utama
perkuliahan
termasuk
prestasi
akademik
mahasiswa
berlanjut dari waktu ke waktu dari straise, strest, stresce, dan stress (Yosep,
2009). Menurut (Santrock, 2005), stres merupakan respon individu terhadap
keadaan atau kejadian yang memicu stres (stressor) yang mengancam dan
mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya. Stres sebagai
kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungannya
yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari
situasi dengan sumber daya dari sistem-sistem biologis, psikologis dan sosial
seseorang (Sarafino E. P., 2006).
Baumel dalam (Wulandari, 2011)menyatakan bahwa stres akademik
merupakan stres yang disebabkan oleh stressor akademik, yaitu yang
bersumber dari proses belajar mengajar atau yang berhubungan dengan
kegiatan belajar yang meliputi lama belajar, banyak tugas, birokrasi,
mendapatkan beasiswa, keputusan menentukan jurusan, dan karir serta
kecemasan ujian dan manajemen waktu. Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa stres di bidang akademik adalah respon individu akibat
kesenjangan antara tuntutan lingkungan terhadap prestasi akademik dengan
kemampuan untuk mencapainya sehingga situasi tersebut mengakibatkan
perubahan respon dalam diri individu tersebut, baik secara fisik maupun
psikologis.
Stres
yang
dialami
mahasiswa
aktivis
dalam
belajar
dapat
mahasiswa
PROSES
OUTPUT
Faktor Penyebab Stress: Tingkat stress mahasiswa yang aktif berorganisasi di FKep Unpad
Masalah peran dalam organisasi
Stress Belajar :
Jadwal kuliah yang bentrok
Fisiologis
dengan kegiatan di organisasi
Tanggung jawab yang dipikul
Psikologis
dalam organisasi
Ringan
Waktu untuk mengerjakanPerilaku
tugas yang tersita di organisasi
Sedang
Berat
peneliti.
BAB II
10
TINJAUAN TEORITIS
A. Teori A
[mulai tuliskan disini]
B. Teori B
[mulai tuliskan disini]
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitaif
non-eksperimental dengan menggunakan pendekatan waktu cross sectional.
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat stres belajar mahasiswa
fakultas keperawatan universitas padjadjaran angkatan 2012 yang aktif
berorganisasi di lingkungan kampus, dan subvariabelnya adalah respon
fisiologis, psikologis dan perilaku mahasiswa terhadap stressor belajar.
C. Definisi Operasional
Untuk dapat melihat secara jelas definisi operasional dari penelitian
ini dapat terlihat pada tabel berikut.
Tabel 1 : Definisi Operasional
Variabel
Penelitian
Tingkat
Stress
Belajar
Definisi
Operasional
Kondisi yang tidak
menyenangkan
atau tertekan baik
secara fisik
Cara Ukur
Responden
mengisi
kuisioner
yang
Hasil Ukur
Normal: 0-8
Ringan: 9-16
Sedang: 17-
Skala
Ordinal
11
Variabel
Penelitian
Definisi
Operasional
maupun psikis
yang mengganggu
individu sebagai
akibat
ketidakseimbanga
n antara kebutuhan
dan kemampuan
individu dengan
tuntutan
lingkungan yang
ada dan individu
merasakannya
sebagai suatu
gangguan
psikologis yang
meliputi perasaan
tertekan,
ketegangan dan
kecemasan yang
muncul sebagai
reaksi adanya rasa
terancam.
Cara Ukur
diberikan
oleh peneliti
yang telah
disiapkan dan
disusun
sedemikian
rupa sehingga
responden
hanya tinggal
mengisi atau
menandainya
dengan
mudah dan
cepat
Hasil Ukur
Skala
24
Berat: 25-33
Sangat
berat:34-42
12
E. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan izin
penelitian dari institusi Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran,
setelah itu peneliti melakukan penelitian dengan menjamin hak-hak
responden selama penelitian ini berlangsung, diantaranya:
1. Respect for autonomy
Dilakukan saat peneliti menjelaskan cara pengisian kuisioner, dan
peneliti menjelaskan kepada responden bahwa responden diberikan
kebebasan dalam memilih pertanyaan yang telah disediakan. Lalu
pada saat pengisian, peneliti memberikan kebebasan kepada
responden untuk mengisi kuisioner tanpa mengarahkan jawaban.
2. Justice
Penelitian ini dilakukan pada responden yang ada ditempat penelitian
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti, tanpa membedabedakan suku, ras, agama, dan jenis kelamin.
3. Beneficence
Dilakukan saat peniliti sedang melakukan penelitian, peneliti tidak
memaksa waktu aktifitas responden untuk mengisi kuisioner.Peneliti
tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan responden.
13
Pernyataan
Tidak pernah dialami
Jarang dialami
Sering dialami
Setiap hari dialami
(Sumber : Rasmun, 2008 : 200)
14
19-25 (sedang), 26-33 (berat) dan >34 (Sangat berat) (Sriati, 2008). Skala
ukur yang digunakan adalah ordinal.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kuisioner Depression Anxiety Stress scale
(Sebelum Uji)
Variabel
Tingkat stres
Mahasiswa
Fakultas
Dimensi
Stress
Indikator
Jengkel pada hal yang kecil
Reaksi berlebihan
Sulit rileks
Energi yang terbuang
No Soal
1, 4, 7
percuma
Tidak sabaran
Menjengkelkan bagi orang
lain
Sulit mentolelir gangguan
Tegang
Gelisah
Keperawatan
Unpad angkatan
2012 yang aktif
berorganisasi
2
3, 8, 10
6
9
11, 13
12
14
2. Uji validitas
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji coba terpakai yaitu
penelitian langsung dijadikan sebagai dasar analisa. Penelitian ini
menggunakan instrumen DASS 42, skala stres ini tidak dilakukan uji
validitas karena menggunakan instrumen bakuDepression Anxiety Stress
Scale 42 (DASS 42) dengan nilai koefisien alfa depresi 0.947, ansietas
0,897 dan stress 0.933 (Crawford & Henry, 2005).
3. Uji Reliabilitas
Cronbachs Alpa menggunakan Depression Anxiety Stress Scale 42
(DASS 42) ditemukan memiliki nilai alpa 0,93 (Crawford & Henry,
2005)sehingga instrumen penelitian ini reliabel.
15
16
Stress
08
9 16
17 24
25 33
34 42
3. Tabulasi
Proses tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengan
tujuan penelitian. Data dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian
kemudian dimasukkan ke dalam tabel yang sudah disiapkan untuk
mempermudah proses pendataan sehingga mudah dibaca. Setiap data
diberi kategori sesuai dengan kode yang telah ditetapkan.Setelah data
dimasukkan ke dalam tabel sesuai kategorinya, data diolah menggunakan
program SPSS.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
presentase
distribusi
frekuensi
yang
berfungsi
untuk
meringkas,
17
BAB 4
18
dianalisis
dengan
menggunakan
persentase
distribusi
frekuensi
untuk
Tingkat Stress
Normal
Ringan
Sedang
Berat
Sangat Berat
Jumlah
Frekuensi
10
44
34
1
1
90
Persentase
11,1
48,9
37,8
1,1
1,1
100
19
Tingkat Stress
Normal
Ringan
Sedang
Berat
Sangat Berat
Jumlah
Frekuensi
90
0
0
0
0
90
Persentase
100
0
0
0
0
100
Pada tabel 4.2 diatas tingkat respon stress fisik dari mahasiswa angkatan 2012
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran yang aktif berorganisasi semua
responden atau sebanyak 90 responden (100%) berada pada tingkat stress normal,
tidak ada responden yang berada pada tingkat stress ringan, sedang, berat atau
sangat berat.
Tabel 4.3 : Respon Stress Psikologis
No
1
2
3
4
5
Tingkat Stress
Normal
Ringan
Sedang
Berat
Sangat Berat
Jumlah
Frekuensi
88
2
0
0
0
90
Persentase
97,8
2,2
0
0
0
100
Pada tabel 4.3 diatas tingkat respon stress psikologis dari mahasiswa angkatan
2012 Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran yang aktif berorganisasi
sebagian besar responden atau 88 responden (97,8%) berada pada tingkat stress
normal, dan hanya ada 2 responden atau 2,2% yang berada pada tingkat stress
ringan, tidak ada responden yang berada pada tingkat stress sedang, berat atau
sangat berat.
Tabel 4.4 : Respon Stress Perilaku
20
No
1
2
3
4
5
Tingkat Stress
Normal
Ringan
Sedang
Berat
Sangat Berat
Jumlah
Frekuensi
30
59
1
0
0
90
Persentase
39,3
65,5
1,2
0
0
100
Pada tabel 4.3 diatas tingkat respon stress perilaku dari mahasiswa angkatan 2012
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran yang aktif berorganisasi lebih
banyak berada pada tingkat stress ringan yaitu 59 responden (65,5%), 30
responden (39,3%) berada pada tingkat stress ringan dan hanya 1 responden
(1,1%) yang berada pada tingkat stress sedang. Tidak ada responden yang berada
pada tingkat stress berat atau sangat berat.
4.2. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan dengan tujuan
untuk melihat ada tidaknya tingkat stress belajar pada mahasiswa angkatan 2012
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran yang aktif berorganisasi. Penelitian
dilakukan selama 3 hari yang berlokasi di Fakultas Keperawatan Universitas
Padjadjaran.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat stres belajar pada mahasiswa
Keperawatan yang aktif berorganisasi pada tingkat stress ringan. Hal ini dapat
dilihat dari skor tingkat stress yang didapat, 44 responden (48,9% ) berada pada
tingkat stress ringan, 34 responden berada pada tingkat stress sedang (37,8%), 10
responden berada pada tingkat stress normal (11,1%) dan 1 responden berada pada
tingkat stress berat (1,1%) serta 1 responden berada pada tingkat stress sangat
berat (1,1 %).
Stress dapat merupakan faktor pencetus, faktor penyebab, sekaligus
penyebab dari suatu gangguan atau penyakit (Yosep, 2009). Secara fisiologis,
tubuh memiliki kemampuan untuk mempertahankan keadaan relatif seimbang,
21
mekanisme ini dikontrol oleh sistem saraf dan endokrin dan tidak mencakup
perilaku sadar. Dengan adanya mekanisme ini, seseorang umumnya dapat
mengadaptasi stress jangka panjang atau menghadapi stress jangka pendek sampai
stress tersebut berlalu. Namun demikian, stress juga dapat menimbulkan tuntutan
yang besar dalam kehidupan seseorang, jika orang tersebut tidak dapat
mengadaptasi maka dapat terjadi penyakit (Santrock, 2005)
Menurut (Djamarah, 2008), tingkat stress normal terjadi saat individu masih
bisa mengatasi semua aktivitas belajar dengan baik. Tingkat stress belajar ringan
terjadi saat individu menganggap stress sebagai motivator yang memberikan
dampak positif pada aktivitas belajar. Stress sedang terjadi saat individu merasa
ada tantangan dan ketegangan dalam belajar tetapi masih ada dalam rentang
positif. Tingkat stress belajar berat terjadi ketika individu merasakan adanya
ancaman, mengalami gangguan fisiologis, dan tingkah laku belajar. Tingkat stress
belajar berat terjadi ketika individu merasakan adanya ancaman, mengalami
gangguan fisiologis, psikologis dan tingkah laku belajar.
Stress belajar pada tingkat normal sampai sedang merangsang tubuh
meningkatkan kemampuan untuk beraksi. Pada saat itulah individu sering
melakukan belajarnya lebih baik, intensif atau lebih cepat. Tetapi ketika stress
belajar berat sampai sangat berat akan menempatkan tuntutan yang tidak dapat
dicapai sehingga menyebabkan terjadinya kendala pada seseorang yng
mengakibatkan belajar menjadi menurun.
Tingkat stress belajar ringan mahasiswa keperawatan angkatan 2012 harus
dijaga agar tidak beralih ke tingkat yang sedang hingga berat. Menurut individu
yang mencapai tingkat stress pada titik optimal akan menunjukan aktivitas belajar
yang efisien, menghasilkan prestasi yang baik. Stress ringan akan menunjukan
gejala seperti malas, sulit beristirahat, lesu dan kesulitan untuk relaksasi.Saat
seseorang mengalami stress belajar tingkat ringan, tantangan belajar tidak ada
sehingga prestasi cenderung rendah karena tidak ada usaha unuk mengatasi
tantangan.
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Tingkat Stress Belajar Mahasiswa
Dari 90 mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Keperawatan Universitas
Padjadjaran yang aktif berorganisasi menunjukan bahwa sebagian
besar responden yaitu 44 responden (48,9% ) berada pada tingkat
stress ringan, jumlah responden yang berada pada tingkat stress sedang
lebih sedikit daripada stress normal yaitu 34 responden (37,8%),
sedangkan 10 responden berada pada tingkat stress normal (11,1%)
dan hanya 1 responden yang berada pada tingkat stress berat (1,1%)
juga 1 responden yang berada pada tingkat stress sangat berat (1,1%)
2. Tingkat Stress Belajar Mahasiswa Fisik
Dari 90 mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Keperawatan Universitas
Padjadjaran yang aktif berorganisasi menunjukan bahwa semua
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson. (2000). Pengantar Psikologi . Jakarta: Erlangga.
Crawford, & Henry. (2005). Assessment Scales in Depression, Mania and Anxiety.
United Kingdom: Taylor.
Djamarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta.
Erikson, E. H. (1990). Identity and The Life Cycle. New York: Norton.
Fathi, Nurhidayah, & Aarum. (2011). Persepsi Mahasiswa tentang Metode
Pembelajaran KBK. Universitas Sumatra Utara: Tidak dipublikasikan.
Hawari, D. (2004). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: Gaya Baru.
Lubis, N. L. (2009). Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana Prenada
Media.
Martono, N. (2014). Metodelogi Penelitian Kuantitatif : Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers.
Penyusun, T. (2001). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Safaria, T., & Nofrans, S. (2009). Manajemen Emosi: Sebuah Panduan Cerdas
Bagaimana Mengelola Emosi Positif dalam Hidup Anda. Jakarta: Bumi
Aksara.
Santrock, J. W. (2005). Psychology. New York: Mc Graw Hill.
Sarafino, E. P. (2006). Health psychology biopsychososial interaction, fifth
edition. USA: John Wiley & Sons.
Sherwood, L. (2000). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.
Wisantya, N. (2012, Januari Minggu). Gambaran Stres Di Bidang Akademik Pada
Pelajar Sindrom Hurried Child Di Sekolah Chandra Kusuma. Retrieved
25
April
Jum'at,
2015,
from
repository.usu.ac.id:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41168/4/Chapter%20I.pdf
Wulandari, L. H. (2011, Oktober Minggu). rPerbedaan Tingkat Stres Akademik
dan Strategi. Pengelolaannya antara Siswa SMP Program Akselerasi
dengan Kelas Reguler. Retrieved April Jum'at, 2015, from
repository.usu.ac.id:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37993/4/Chapter%20II.pdf
Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.