Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GIZI KURANG

DI KELURAHAN KETAPING, KEC BATANG ANAI

KAB. PADANG PARIAMAN TAHUN 2022

Dosen Pembimbing:

Ade Nurhasanah Amir, S. ST.Keb

Disusun Oleh:

Olvina Sarnedi 1901021

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

TAHUN 2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DI KORONG TALAO MUNDAM

Pokok Bahasan : Gizi Kurang

Hari/ Tanggal : Kamis / 07-04-2022

Tempat : Rumah Warga Langsung

Waktu : 13.00 WIB – selesai

A. Latar Belakang
Status Gizi Kurang merupakan salah satu masalah malnutrisiyang
membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini.hal ini karena
kondisi kurang gizi dalam jangka lama dapat mempengaruhi pertumbuhan
balita, gangguan system imun, dan resiko terkena penyakit infeksi serta
meningkatkan resiko terjadinya kematian pada balita (Hong dkk, 2006).
Penelitian devi 2010, mengemukakan beberapa faktor yang menjadi
penyebab terjadinya gizi kurang adalah berat bayi lahir rendah (BBLR),
penyakit penyerta balita, pengetahuan orang tua tentang gizi rendah, keadaan
ekonomi keluarga, keadaan lingkungan, pola asuh orang tua, dan lama
pemberian ASI eklusif, jenis kelamin, status pendidikan ayah, jumlah
kelahiran juga mempengaruhi status gizi balita (asfau dkk. 2015).
Upaya penanggulangan gizi kurang memerlukan pendekatan dari berbagai
segi kehidupan. Pencegahan dan penanggulangan gizi kurang tidak cukup
dengan memperbaiki aspek makanan saja, tetapi juga lingkungan balita
seperti, pola asuh, tersedianyaa air bersih dan kesehatan lingkungan.
(soekirman, 2002)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit,
diharapkan kepada keluarga dapat mengerti tentang Gizi Kurang terhadap
balita.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selam 30 menit di harapkan
mahasiswa dapat menjelaskan tentang
a. Menjelaskan pengertian Gizi Kurang
b. Menjelaskan gejala Gizi Kurang
c. Faktor penyebab Gizi kurang
d. Menjelaskan mengenai makanan seimbang untuk anaknya

1
C. METODE PENYAMPAIAN
1) Penyuluhan
2) Tanya jawab

D. MEDIA
1) Leaflet
2) Smarphone

E. MATERI : Terlampir

F. PELAKSANAAN
Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Role Model Kegiatan Peserta


1 3 Menit Pembukaan : Menjawab salam,
 Memberikan salam mendengarkan, dan
 Menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan

 Memberikan edukasi kepada orang tua


mengenai gizi kurang melalui leflet
2 16 Menit Pelaksanaan : Menyimak dan
Memberikan edukasi kepada orang tua memperhatikan
mengenai gizi kurang melalui leflet secara
berurutan dan teratur
Edukasi : Memperhatikan,
 Menjelaskan pengertian menyimak,dan
Gizi Kurang bertanya
 Menjelaskan gejala Gizi Kurang
 Faktor penyebab Gizi kurang
 Menjelaskan mengenai makanan
seimbang untuk anaknya
3. 8 Menit Evaluasi : Bertanya dan
 Menjelaskan yang di maksud dengan menjawab
Gizi Kurang pertanyaan
 Menjelaskan gejala Gizi Kurang

2
 Menjelaskan faktor penyebab Gizi
Kurang
 Menjelaskan mengenai makanan
seimbang untuk anaknya
4 3 Menit Penutup : Menjawab salam
 Menyimpulkan materi yang telah di
sampaikan
 Menyampaikan terimakasih atas
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
 Mengucapkan salam

G. EVALUASI
Metode evaluasi : diskusi dan Tanya jawab
Jenis pertanyaan : lisan

H. LAMPIRAN MATERI
1. PENGERTIAN GIZI KURANG
Gizi kurang merupakan suatu keadaan dimana kebutuhan nutrisi pada
tubuh tidak terpenuhi dalam jangka waktu tertentu sehingga tubuh akan
memecah cadangan makanan yang berada di bawah lapisan lemak dan
lapisan organ tubuh (Adiningsih, 2010). Gizi kurang merupakan keadaan
kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi
protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup
lama (Sodikin, 2013).
Balita dikategorikan mengalami gizi kurang apabila berat badannya
berada pada rentang Zscore ≥-2.0 s/d Zscore ≤-3.0 (Nasution, 2012). Anak
dengan status gizi kurang ditandai dengan tidak adanya kenaikan berat
badan setiap bulannya atau mengalami penurunan berat badan sebanyak
dua kali selama enam bulan (Depkes, 2005).
Penurunan berat badan yang terjadi berkisar antara 20-30% dibawah
berat badan ideal. Gizi kurang dapat berkembang menjadi gizi buruk, yaitu
keadaan kurang gizi yang berlangsung lama sehingga pemecahan
cadangan lemak berlangsung terus-menerus dan dampaknya terhadap
kesehatan anak akan menjadi semakin kompleks, terlebih lagi status gizi

3
yang buruk dapat menyebabkan kematian (Adiningsih, 2010). Secara
umum, status gizi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor langsung dan
tidak langsung.
2. ETIOLOGI
Secara umum, status gizi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
langsung dan tidak langsung.
a) Faktor langsung
Terdapat dua faktor yang memengaruhi status gizi secara
langsung yaitu asupan nutrisi dan infeksi suatu penyakit. Asupan
nutrisi sangat memengaruhi status gizi, apabila tubuh memperoleh
asupan nutrisi yang dibutuhkan secara optimal maka pertumbuhan
fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan akan
berlangsung maksimal sehingga status gizi pun akan optimal
(Almatsier, 2002). Infeksi penyakit berkaitan erat dengan perawatan
dan pelayanan kesehatan. Infeksi penyakit seperti diare dan infeksi
saluran pernapasan atas (ISPA) akan mengakibatkan proses
penyerapan nutrisi terganggu dan tidak optimal sehingga akan
berpengaruh terhadap status gizi.
1) Asupan nutrisi Asupan nutrisi harus memenuhi jumlah dan
komposisi zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, konsumsi
makanan harus beragam, bergizi dan berimbang. Makanan yang
bergizi adalah makanan yang mengandung semua zat gizi yang
dibutuhkan tubuh diantaranya, karbohidrat, protein, vitamin dan
mineral. Namun, seringkali anak cenderung kurang berminat
terhadap makanan bergizi dan bermasalah dalam pemberian
makanan karena faktor kesulitan makan, anak memilih-milih
makanan dan lain sebagainya (Judarwanto, 2004). Gangguan
kesulitan makan pada anak perlu mendapat perhatian yang serius
agar tidak menimbulkan dampak negatif nantinya. Dampak
negatif yang ditimbulkan diantaranya adalah kekurangan gizi,
menurunnya daya intelegensi dan menurunnya daya tahan tubuh
anak yang akan berdampak pula terhadap kesehatan anak, anak
lebih mudah terserang penyakit dan tumbuh kembang anak.
2) Infeksi Infeksi suatu penyakit berkaitan erat dengan buruknya
sanitasi lingkungan dan tingginya kejadian penyakit menular.
Infeksi penyakit terutama infeksi berat dapat memperburuk
status gizi karena memengaruhi asupan gizi sehingga
kemungkinan besar akan menyebabkan kehilangan zat gizi yang

4
dibutuhkan tubuh. Keadaan patologis seperti diare, mual muntah,
batuk pilek atau keadaan lainnya mengakibatkan penurunan
nafsu makan dan asupan makanan serta peningkatan kehilangan
cairan tubuh dan zat gizi. Berkurang atau hilangnya nafsu makan
mengakibatkan penurunan asupan nutrisi sehingga absorpsi zat
gizi pun menurun (Santoso, 2004).
b) Faktor tidak langsung
1) Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku tentang gizi dan
kesehatan Walaupun bahan makanan dapat disediakan oleh
keluarga dan daya beli memadai, tetapi karena kekurangan
pengetahuan ini dapat menyebabkan keluarga tidak menyediakan
makanan beraneka ragam setiap harinya, terjadi
ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dengan kebutuhan tubuh
(Marimbi, 2010).
2) Pendapatan keluarga Sebagian besar jumlah pendapatan
penduduk Indonesia adalah golongan rendah dan menengah, hal
ini akan berdampak pada pemenuhan bahan makanan terutama
makanan bergizi. Oleh sebab keterbatasan ekonomi yang dialami,
maka masyarakat cenderung tidak mampu untuk membeli bahan
pangan/ makanan yang baik sehingga berdampak terhadap tingkat
pemenuhan kebutuhan nutrisi yang cenderung menurun (Marimbi,
2010).
3) Sanitasi lingkungan Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik
memungkinkan terjadinya berbagai jenis penyakit antara lain diare,
kecacingan dan infeksi saluran cerna. Apabila anak menderita
infeksi saluran cerna maka penyerapan zat-zat gizi akan terganggu,
hal ini akan menyebabkan terjadinya kekurangan zat gizi.
Kekurangan zat gizi dalam tubuh akan menyebabkan mudah
terserang penyakit sehingga pertumbuhan akan terganggu
(Supariasa, 2016).

3. PATOFISIOLOGI
Gizi kurang pada balita terjadi sebagai dampak kumulatif dari
berbagai faktor baik yang berpengaruh secara langsung maupun tidak
langsung. Faktor yang berpengaruh langsung terhadap status gizi balita
diantaranya asupan nutrisi yang tidak tercukupi dan adanya infeksi.
Asupan nutrisi sangat memengaruhi status gizi, apabila tubuh
memperoleh asupan nutrisi yang dibutuhkan secara optimal maka

5
pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan
akan berlangsung maksimal sehingga status gizi pun akan optimal
(Almatsier, 2002). Infeksi penyakit berkaitan erat dengan perawatan dan
pelayanan kesehatan. Infeksi penyakit seperti diare dan infeksi saluran
pernafasan atas (ISPA) akan mengakibatkan proses penyerapan nutrisi
terganggu dan tidak optimal sehingga akan berpengaruh terhadap status
gizi (Supariasa, 2016).
Faktor yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap status
gizi balita diantaranya faktor tingkat pengetahuan orang tua mengenai
pemenuhan kebutuhan nutrisi, faktor ekonomi dan sanitasi lingkungan
yang kurang baik. Tingkat pengetahuan yang kurang serta tingkat
ekonomi yang rendah akan mengakibatkan keluarga tidak menyediakan
makanan yang beragam setiap harinya sehingga terjadilah
ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dengan kebutuhan metabolik
tubuh. Sanitasi lingkungan yang kurang baik menjadi faktor pencetus
terjadinya berbagai masalah kesehatan misalnya diare, kecacingan dan
infeksi saluran cerna (Marimbi, 2010).
Asupan nutrisi yang tidak adekuat dan tidak mampu memenuhi
kebutuhan metabolik tubuh serta adanya penyakit infeksi akan
mengakibatkan absorpsi nutrien tidak berlangsung seperti seharusnya
sehingga akan berdampak terhadap keberlangsungan sistem tubuh.
Apabila hal ini dibiarkan berlangsung dalam jangka waktu tertentu maka
terjadilah penurunan berat badan, pucat pada kulit, membran mukosa
dan konjungtiva, kehilangan rambut berlebihan, hingga kelemahan otot
yang merupakan tanda dan gejala defisit nutrisi.

a. Gejala anak kurang gizi


Pada anak-anak yang mengalami kurang gizi berbagai tanda-tanda yang
muncul, yakni:
1) Nafsu makan rendah
2) Anak mengalami gagal tumbuh (dilihat dari berat badan, tinggi
badan, atau keduanya yang tidak sesuai dengan umurnya)
3) Kehilangan lemak dan massa otot tubuh
4) Kekuatan otot tubuh menghilang
5) Sangat mudah untuk marah, terlihat lesu, bahkan dapat
menangis secara berlebihan
6) Mengalami kecemasan dan kurang perhatian terhadap
lingkungan sekitar
7) Sulit berkonsentrasi dengan baik.

6
8) Kulit dan rambut kering, bahkan rambut mudah sekali rontok
9) Pipi dan mata tampak cekung
10) Proses penyembuhan luka sangat lama
11) Rentan terserang penyakit, dengan proses penyembuhan yang
cenderung lama
12) Risiko komplikasi meningkat jika melakukan operasi

7
b. Apa saja permasalahan kurang gizi pada anak?
Menurut WHO, ada berbagai permasalahan yang timbul ketika anak
mengalami kurang gizi (undernutrition), meliputi:
1. Berat badan kurang (underweight)
Berat badan anak kurang atau underweight ditandai ketika
berat badan anak tidak setara dengan berat normal di kelompok
usianya.Namun, kondisi ini juga menunjukkan ketidakselarasan
antara berat dan tinggi badan anak. Dalam arti, berat anak
biasanya terlalu ringan untuk ukuran tinggi badan yang
dimilikinya.Oleh karena, berat badan kurang dapat diukur
dengan menggunakan indikator berat badan berbanding
dengan usia (BB/U) atau berbanding dengan tinggi badan
(BB/TB).
Anak dikatakan memiliki berat badan kurang ketika nilai
pengukuran z score di grafik pertumbuhan berada di antara <-2
SD sampai -3 standar deviasi (SD). Selain tubuh yang kurus,
gejala khas lainnya yang muncul ketika berat badan anak kurang
yakni rentan sekali terserang penyakit. Kondisi ini sulit
ditentukan sendiri oleh orangtua. Butuh bantuan dokter gizi
anak untuk mengeceknya.
2. Kurus (wasting)
Berbeda dengan berat badan kurang (underweight), anak
yang sangat kurus (wasting) memiliki berat yang sangat rendah
dan tidak sesuai dengan tinggi badan. Berat badan anak yang
mengalami wasting biasanya jauh berada di bawah rentang
normal yang seharusnya. Indikator yang digunakan untuk
menilai kemungkinan wasting pada anak yakni berat badan
berbanding dengan tinggi badan (BB/TB).
Kondisi anak kurang gizi berat juga kerap digunakan untuk
menggambarkan wasting. Pasalnya, anak yang bertubuh sangat
kurus biasanya sudah tidak mendapatkan asupan gizi yang
cukup dalam waktu lama. Bahkan, anak tersebut juga bisa saja
mengalami penyakit yang berhubungan dengan kehilangan
berat badan, misalnya diare.

8
Gejala khas yang mudah terlihat jika anak mengalami
wasting yaitu memiliki tubuh yang sangat kurus karena berat
badannya sangat rendah.
3. Pendek (stunting)
Pendek (stunting) adalah kondisi yang membuat
pertumbuhan tubuh anak terganggu, sehingga tinggi badan
anak tidak normal atau tidak setara dengan teman-teman
seusianya.Stunting tidak terjadi dalam waktu singkat, melainkan
sudah terbentuk sejak lama karena tidak tercukupinya
kebutuhan nutrisi anak selama masa pertumbuhan.
Selain asupan gizi, stunting juga disebabkan oleh penyakit
infeksi berulang serta berat badan lahir rendah (BBLR).Sejak
anak berusia 3 bulan, kondisi stunting umumnya sudah mulai
meningkat, hingga prosesnya semakin melambat saat anak
berusia sekitar 3 tahun.
Mulai sejak inilah grafik pertumbuhan tinggi badan anak
bergerak mengikuti grafik normal, tapi dengan penilaian yang
berada di bawah normal. Indikator yang digunakan untuk
menilai kemungkinan stunting pada anak yakni tinggi badan
berbanding dengan usia (TB/U). Anak dinyatakan bertubuh
stunting jika grafik pertumbuhan tinggi badan sesuai usianya
berada di angka kurang dari -2 SD.
4. Kekurangan vitamin dan mineral
Bukan anak kurang gizi saja yang bisa mengalami
kekurangan vitamin dan mineral, tapi anak dengan berat badan
normal pun punya risiko yang sama. Tanda kekurangan vitamin
menjadi salah satu kondisi anak kurang gizi. Mengutip dari
WHO, beberapa jenis kekurangan vitamin dan mineral yang
paling umum yaitu:
a) Vitamin A
Kekurangan vitamin A terjadi ketika asupan vitamin A dari
makanan harian balita tidak mampu mencukupi kebutuhannya.
Kondisi tersebut bisa semakin memburuk jika anak rentan terserang
penyakit infeksi, seperti diare dan campak. Sulit melihat di malam
hari merupakan salah satu gejala khas karena kekurangan vitamin

9
Dalam kondisi yang lebih parah, kekurangan vitamin A pada anak
bisa mengakibatkan kebutaan karena rusaknya bagian retina dan
kornea mata.Jika tidak segera diatasi, anak yang kekurangan vitamin
A berisiko mengalami masalah pernapasan dan penyakit infeksi.Di
sisi lain, kondisi ini juga mengarah pada terhambatnya laju
pertumbuhan serta perkembangan tulang anak.

Ketika anak mengalami kekurangan vitamin A, beberapa gejala


yang muncul meliputi:

1) Kulit dan mata kering


2) Pertumbuhan terhambat
3) Penglihatan anak kurang optimal pada malam hari atau saat
kondisi cahaya redup
4) Infeksi pada saluran pernapasan
5) Proses penyembuhan luka lambat
b) Zat besi
Kurang darah atau anemia terjadi ketika simpanan zat besi
yang ada di dalam darah habis, serta persediaannya di dalam
otot sangat sedikit. Jika sudah sampai mengalami anemia,
artinya kondisi kekurangan zat besi yang dialami anak tergolong
parah. Dengan kata lain, kadar hemoglobin dan hematokrit yang
ada di dalam sel darah merah telah berada di bawah nilai normal
atau cut off.Jika anak mengalami kurang gizi karena zat besi,
berbagai gejala yang akan terlihat seperti:
1) Kulit pucat
2) Mudah lelah
3) Pertumbuhan dan perkembangan lambat
4) Nafsu makan menurun
5) Merasa kesulitan dalam bernapas
6) Sering mengalami penyakit infeksi
7) Keinginan untuk makan makanan tertentu meningkat, seperti
es krim, sumber karbohidrat, atau lainnya
8) Segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih
lanjut.

10
c) Yodium
Yodium adalah jenis mineral yang penting untuk mendukung
produksi hormon tiroid, tiroksin, dan triodotyronine. Berbagai
gejala kekurangan yodium pada anak seperti:
1) Pembengkakan di leher (gondok)
2) Kelelahan parah
3) Rambut mudah rontok
4) Kulit kering
5) Detak jantung melambat
6) Kesulitan dalam belajar dan berkonsentrasi
7) Apabila anak Anda menunjukkan tanda-tanda seperti yang
disebutkan sebelumnya, sebaiknya segera bawa anak Anda ke
dokter.

11
c. Bagaimana cara mengatasi kurang gizi pada anak?
Sebenarnya penanganan kurang gizi pada anak akan disesuaikan
kembali dengan tingkat keparahan dan kondisi khusus yang dialami
masing-masing anak. Adanya komplikasi yang turut menyerati gizi
kurang juga akan menjadi pertimbangan tersendiri. Anak usia 1
tahun ke atas Secara umum, berikut beragam pengobatan yang
dapat dilakukan untuk memulihkan anak yang kurang gizi:
1) Ubah pola makan anak
Dokter atau ahli gizi anak mungkin merekomendasikan
perubahan dalam jenis dan jumlah makanan anak Anda, dan
mungkin meresepkan suplemen makanan seperti vitamin,
mineral, dan protein.Perubahan pola makan anak biasanya akan
disarankan secara bertahap meningkatkan asupan kalori,
protein, karbohidrat, cairan, vitamin, dan mineral. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi risiko anak Anda mengalami
komplikasi seperti infeksi.
Anak Anda mungkin juga disarankan untuk mengonsumsi
suplemen nutrisi khusus yang dapat meningkatkan asupan
energi dan protein. Anak-anak dengan kekurangan gizi yang
berat perlu diberi makan dan minum dengan sangat hati-hati
sehingga tidak dapat diberikan pola makan normal dengan
segera. Jika kondisinya seperti itu, anak Anda membutuhkan
perawatan khusus di rumah sakit.
2) Pemberian suplemen
Suplemen vitamin dan mineral, baik yang berbentuk bubuk
atau tablet, untuk remaja dengan gizi kurang bermanfaat agar
nafsu makannya meningkat. Namun, alangkah lebih baik bila
Anda konsultasi lebih lanjut dengan dokter. Dokter mungkin
akan meresepkan vitamin penambah nafsu makan anak jenis
tertentu tergantung dari kondisi kesehatan dan tingkat
keparahan gizi kurang pada remaja.
3) Pantau perkembangan dan status gizi anak
Lakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin untuk mengetahui
bagaimana perkembangan kondisi dan status gizi anak.

12
Selain itu, meski Anda melakukan perawatan di rumah, Anda
tetap butuh arahan dari dokter atau ahli gizi untuk mencukupi
kebutuhan nutrisi anak yang kekurangan gizi.

d. Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah kurang gizi pada


anak
Cara mencegah kurang gizi pada anak yang paling utama
adala memberikan makanan dengan gizi seimbang.
Adapun makanan bergizi seimbang ini terdiri dari empat kelompok
makanan utama, yaitu:
1) Buah-buahan dan sayuran, setidaknya berikan anak 5 porsi per
hari.
2) Makanan sumber karbohidrat, yaitu nasi, kentang, roti, pasta,
dan sereal.
3) Makanan sumber protein, yaitu daging, telur, ayam, ikan,
kacang-kacangan dan produknya.
4) Susu dan produk susu, seperti keju dan yogurt.
5) Berikan imunisasi lengkap pada anak untuk meningkatkan
kekebalan tubuh anak sehingga anak terhindar dari penyakit
infeksi.
6) Berikan juga kapsul vitamin A setiap bulan Februari dan
Agustus sampai anak berusia 5 tahun

13
14

Anda mungkin juga menyukai