Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN KEGIATAN

PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMUNITAS

DI KELURAHAN KETAPING, KEC BATANG ANAI

KAB. PADANG PARIAMAN TAHUN 2022

Dosen Pembimbing:

Ade Nurhasanah Amir,S.St.Keb

Disusun Oleh :

Diva Kardila 1901008

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

TAHUN 2022
2
LAPORAN KEGIATAN

PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMUNITAS

DI KELURAHAN KETAPING, KEC BATANG ANAI

KAB. PADANG PARIAMAN TAHUN 2022

DIAJUKAN OLEH :

DIVA KARDILA 1901008

TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

PEMBIMBING LAPANGAN PEMBIMBING AKADEMIK

ADE NURHASANAH AMIR,S.St.Keb FENNY FERNANDO, S, St, M.Keb

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Klinik Kebidanan

Komunitas ini dan tidak lupa pula kami sampaikan kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa umat kita dari zaman kebodohan ke

zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.

Dalam penulisan Laporan Praktek Kebidanan Komunitas ini


banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:

1. Kepada Ibu Fenny Fernando,M.Keb selaku Ketua Prodi Diploma III


kebidanan STIKES SYEDZA SAINTIKA.
2. Bapak Prof. Dr. Syamsul Amar, MS Ketua Yayasan Pengembangan
Sumber Daya Manusia.
3. Kepada Bapak Drs. Hasrinal,A.Md.Kep,MM selaku Ketua STIKES
SYEDZA SAINTIKA.
4. Kepada Ibu Meldafia Idaman,S.SiT,M.Biomed, Ibu Ika Yulia
Darma,M.Keb, Ibu Ramah Hayu,S.ST,M.Keb, Ibu Aprima Yona
Amir,S.ST,M.Keb, Ibu Fenny Fernando,M.Keb dan Ibu Melia
Pebrina,M.Keb selaku Dosen Pembimbing dalam kegiatan kebidanan
komunitas di STIKES SYEDZA SAINTIKA.
5. Ibuk Emilda Putri Str.Keb sebagai Bidan Koordinator Yang telah banyak
meluangkan waktu serta membimbing dalam kegiatan ini.
6. Bapak Harjoni sebagai wali Korong Talao Mundam yang telah memberi
izin kepada kami untuk melakukan pendataan komunitas.
7. Bapak Irnoldi Sebagai Wali Jorong Kampung Tangah yang telah banyak
membantu dalam kegiatan pendataan komunitas.

2
8. Masyarakat yang telah bersedia menjadi responden untuk melakukan
pendataan.
9. Teristimewa kepada orang tua dan keluarga yang telah memberikan
support dan dukungan serta doa yang tulus bagi kami.
10. Teman-teman sekelompok yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan
Laporan Praktik Klinik Kebidanan Komunitas.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan praktik klinik

kebidanan komunitas ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan

kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu dengan hati terbuka

penulis menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun demi

kesempurnaan dalam penulisan manajemen asuhan kebidanan yang akan datang.

Akhir kata, kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan serta

dalam penyusunan laporan ini dari awal hingga akhir semoga Allah SWT

senantiasa meridhoi segala usaha kita aamiin.

Padang, April 2022

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam beberapa kurun waktu terakhir, masalah kesehatan

mendapat sorotan yang serius dari berbagai elemen masyarakat. Seiring

dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, antusias

masyarakat terhadap kesehatan juga meningkat, masyarakat sudah

membuka mata bahwa kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang dapat

menentukan mutu hidup mereka nantinya. Sekarang pun sedang marak –

maraknya dengan pandemi Covid – 19 di Dunia. Sudah merupakan suatu

kewajiban bagi penyelenggara kesehatan untuk memenuhi kebutuhan

tersebut dan selalu bertindak profesional dalam memberikan pelayanan

masyarakat puas dengan pelayanan kesehatan.

Dalam rangka menghasilkan tenaga yang profesional, maka

diperlukan adanya sumber daya kesehatan yang siap terjun ke lapangan,

mengelola masalah kesehatan di suatu daerah dan memberikan kontribusi

dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkan semua itu,

Stikes Syedza Saintika Padang, khususnya jurusan kebidanan melakukan

Praktik Kerja Lapangan (PKL). Kebidanan Komunitas dengan pusat

kegiatan di Kelurahan Ketaping, kec Batang Anai. Kab. Padang Pariaman

dari tanggal 18 Maret-12 April 2022. Kegiatan PKL Kebidanan Komunitas

ini merupakan suatu penerapan ilmu dan teknologi oleh mahasiswa

jurusan Kebidanan Stikes Syedza Saintika Padang Tahun Ajaran

4
2021/2022 yang menyeluruh sepanjang daur kehidupan wanita, dalam

rangka pemecahan masalah kesehatan dan peningkatan status kesehatan

masyarakat. Dalam prosesnya mahasiswi diharapkan mampu mengenal

masalah dan merumuskan alternative dalam pemecahan masalah. Setelah

itu menyusun rencana pemecahan masalah yang dimiliki dengan

memperhatikan sumber daya yang ada di masyarakat.

Kegiatan PKL Kebidanan Komunitas ini, diharapkan dapat

mencapai tujuan pendidikan di Jurusan Kebidanan Stikes Syedza Saintika

Padang secara maksimal sehingga outputnya dapat berperan di berbagai

sektor kesehatan masyarakat dan mampu bersaing dalam menghadapi era

globalisasi. Peningkatan pelaksanaan program kesehatan masyarakat

menuntut peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam pengenalan

masalah dan penyebab terjadinya masalah serta alternative cara

pemecahan masalah, yaitu perencanaan, pengolahan teknis, dan

administrasi serta penilaian program di tingkat wilayah.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Setelah selesai mengikuti PKL Kebidanan Komunitas di

lapangan mahasiswi mampu melaksanakan asuhan kebidanan

bermutu dan komprehensif kepada keluarga, kelompok, dan

masyarakat sesuai dengan budaya setempat.

5
2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti pratikum asuhan kebidanan komunitas

dilapangan mahasiswi dapat:

1) Mampu mengumpukan data secara lengkap dan sesuai

kebutuhan.

2) Mampu melakukan tabulasi data dan memprioritaskan

masalah.

3) Mampu mengadakan Musyawarah Masyarakat Kelurahan

(MMK) yang menghasilkan rencana interverensi

pemecahan masalah.

4) Mampu menggerakan upaya KIA di wilayah praktek.

5) Mampu membangun jaringan pada pelayanan kebidanan

komunitas.

6) Mampu melaksanakan kunjungan rumah pada kasus

kebidanan dan neonatal.

7) Mampu melaksanakan upaya promotive dan preventif pada

wamita selama daur kehidupan (remaja, pra-nikah, PUS,

dan menopause).

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa

1) Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan

secara nyata di wilayah PKL.

6
2) Mahasiswa mendapat pengalaman dalam

menyelenggarakan PKL serta memperoleh pengetahuan

dan keterampilan dalam menangani masalah kesehatan

yang ada di masyarakat yang berhubungan dengan KIA/KB

3) Dapat bekerja sama dengan institusi terkait dalam rangka

mengurangi masalah kesehatan di tingkat wilayah.

1.
2. Bagi Pemerintah

Dengan adanya PKL kebidanan komunitas diharapkan hasil

temu yang ada dilokasi PKL kebidanan komunitas dijadikan

masukan bagi pemerintah untuk merencanakan program kesehatan

dimasa yang akan datang.

3. Bagi Masyarakat

Dapat menambah pengetahuan masyarakat dalam bidang

kesehatan dan termotivasi untuk bertindak sesuai perilaku hidup

sehat.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan untuk pelaksanaan PKL kebidanan

komunitas dimasyarakat yang akan datang.

7
BAB II

METODIOLOGI

A. Jenis dan Rancangan


Lampiran praktik klinik kebidanan komunitas kelompok di

Kelurahan Ketaping, Kec Batang Anai. Kab. Padang Pariaman.

Pelaksanaan kebidanan komunitas ini menggunakan metode deskriptif

yang dilaksanakan dari tanggal 18 Maret – 12 April 2022.

B. Populasi
Populasi dalam laporan ini adalah semua masyarakat yang berada

di Jorong Kampung Tangah. Kelurahan Ketaping, Kab. Padang Pariaman.

Yang bersedia di data saat dilakukan pendataan yang berjumlah 120 KK di

Kelurahan Ketaping, Kec Batang Anai. Kab. Padang Pariaman.

C. Sampel
Adapun sampel yang digunakan dalam pendataan ini adalah semua

masyarakat yang bersedia ikut dalam pendataan di Jorong Kampung

Tangah yang terdapat di Kelurahan Ketaping, Kec Batang Anai. Kab.

Padang Pariaman.

D. Lokasi
Pendataan ini dilakukan di Jorong Kampung Tangah yang terdapat

di Kelurahan Ketaping, Kec Batang Anai. Kab. Padang Pariaman.

8
E. Cara Pengumpulan Data
1. Data Primer

Data diperoleh dari sumber yang diamati dan diperoleh langsung

dari jawaban penduduk dengan menggunakam kuesioner yang telah

disediakan dan mahasiswa mendatangi langsung kerumah responden.

1. Data Sekunder

Data yang didapatkan bukan dari responden secara langsung,tetapi

mahasiswa mengambil data dari Wali Nagari dan Bidan Desa.

F. Instrumen Pengumpulan Data


Alat yang digunakan saat pendataan berlangsung yaitu kuesioner.

G. Analisa Data
Analisis Univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran

distribusi frekuensi.

9
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Tabulasi
TABULASI DATA PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS

A. KEPENDUDUKAN

Tabel 1. Distribusi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin

NO KELOMPOK UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JML KET


JML % JML %
1 0-12 Bulan - - - - - -
2 >1 Thn – 4 Thn 2 8% 1 4% 3 -
3 5-14 Thn 5 21% 5 20% 10 -
4 14-49 Thn 13 54% 15 54% 28 -
5 50-59 Thn 4 17 3 12% 7 -
6 >60 Thn - - - - - -
JUMLAH 24 100% 25 100% 49 -

Tabel 2.Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan diatas 15 tahun

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH % KET


1 Tidak Tamat SD - -
2 Tamat SD/Sederajat 11 36%
3 Tamat SMP/Sederajat 10 32%
4 Tamat SMU/Sederajat 10 32%
5 Perguruan Tinggi - -
JUMLAH 31 100%

Tabel 3. Distribusi pendudukan berdasarkan mata pencarian (15 tahun ke atas)

NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH % KET


1 Petani 2 6,4%
2 Nelayan - -
3 Peternak - -

10
4 Berburu - -
5 Pekerjaan buruh kasar 5 16%
6 Pengrajin - -
7 Pedagang - -
8 Pegawai negeri -
9 Swasta 3 10%
10 Pensiunan - -
11 Tenaga usaha jasa - -
12 Dll 2 6,4 %
JUMLAH 31 100%

Tidak bekerja = 19 orang (61,2%)

B. STATUS KESEHATAN KELUARGA

Tabel 4. Jenis penyakit yang diderita keluarga pada saat survey dalam 1 bulan
terakhir

PADA SAAT SURVEY DATA DALAM 1


BULAN
NO JENIS PENYAKIT TERAKHIR
JML % JML %
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -

Tabel 5. Distribusi kematian dalam 1 tahun terakhir menurut golongan umur

NO KELOMPOK UMUR POPULASI JUMLAH YANG %


MENINGGAL
1 0 -11 Bulan - - -
2 1 Thn – 4 Thn - - -
3 5 – 14 Thn - - -
4 15 – 49 Thn - - -
5 >50 Thn - - -

11
JUMLAH - - -

Tabel 6. Distribusi penyebab kematian dalam 1 tahun terakhir menurut golongan


umur

DIARE KEJANG CAMPAK KECELAKAAN PENY.KRONIS


JML % JML % JML % JML % JML %
NO KELOMPOK
UMUR
1 0 – 11 Bulan - - - - - - - - - -
2 >1 Thn – 4 - - - - - - - - - -
Thn
3 5 – 14 Thn - - - - - - - - - -
4 15 – 49 Thn - - - - - - - - - -
5 >50 Thn - - - - - - - - - -
JUMLAH - - - - - - - - - -

C. KESEHATAN IBU DAN ANAK

1. IBU HAMIL

Hamil ke …3..

Tabel 7. Kehamilan

NO UMUR KEHAMILAN SEKARANG JUMLAH % KET


1 < 6 Bulan - -
2 >6 Bulan - -
JUMLAH -

Tabel 8. Pemeriksaan Kehamilan

NO PEMERIKSAAN KEHAMILAN JUMLAH % KET


1 YA -
2 TIDAK - -

12
JUMLAH -

Tabel 9. Tempat Pemeriksaan Kehamilan

NO TEMPAT PEMERIKSAAN JUMLAH % KET


KEHAMILAN
1 RS/RB/Pus/Dokter - - -
2 Pustu/Bidan/Perawat - -
3 Posyandu/Polindes - - -
4 Dukun Terlatih - - -
5 Dukun Tidak Terlatih - - -
6 Kader Kesehatan - - -
7 Sendiri - - -
8 Tidak diperiksa - - -
JUMLAH

Tabel 10. Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan

NO FREKUENSI PEMERIKSAAN JUMLAH % KET


TRIMESTER I
1 1 Kali - - -
2 >1 Kali - - -
2 Tidak pernah - - -
JUMLAH

NO FREKUENSI PEMERIKSAAN JUMLAH % KET


TRIMESTER II
1 1 Kali - - -
2 >1 Kali - - -
2 Tidak pernah - - -
JUMLAH - - -

NO FREKUENSI PEMERIKSAAN JUMLAH % KET

13
TRIMESTER III
1 1 Kali - - -
2 >1 Kali - - -
2 Tidak pernah - - -
JUMLAH - - -

Tabel 11. Konsumsi Fe

NO KONSUMSI TABLET FE JUMLAH % KET


1 YA - -
2 TIDAK - - -
JUMLAH - -

Tabel 12. Pemeriksaan Labor

NO PEMERIKSAAN KEHAMILAN JUMLAH % KET


1 PERNAH - - -
2 TIDAK - - -
JUMLAH - - -

Tabel 13. Pengetahuan Gizi Ibu Hamil

NO PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG JUMLAH % KET


IBU HAMIL
YA - - -
2 TIDAK -
JUMLAH

Tabel 14. Penyakit Kronis

NO PENYAKIT KRONIS JUMLAH % KET


1 YA - - -
2 TIDAK - - -
JUMLAH - - -

Tabel 15. Masalah Kehamilan

14
NO MASALAH KEHAMILAN JUMLAH % KET
1 Pendarahan - - -
2 Hipertensi - - -
3 Kelainan Letak - - -
4 Penyakit menyertai kehamilan - - -
5 Pre eklamsia - - -
6 Anemia - - -
7 Dll - - -
JUMLAH - - -

Tabel 16. Senam Hamil

NO SENAM HAMIL JUMLAH % KET


1 YA - - -
2 TIDAK
JUMLAH

Tabel 17. Pemeriksaan PMS

NO PEMERIKSAAN PMS JUMLAH % KET


1 YA - - -
2 TIDAK - - -
JUMLAH - - -

Tabel 18. Hasil PMS

NO HASIL PEMERIKSAAN PMS JUMLAH % KET


1 YA - - -
2 TIDAK - - -
JUMLAH - - -

Tabel 19.TT

NO SUNTIK TT JUMLAH % KET


1 YA
2 TIDAK -

15
JUMLAH

Tabel 20. Buku KIA

NO BUKU KIA JUMLAH % KET


1 YA
2 TIDAK -
JUMLAH

2. IBU BERSALIN

Tabel 21. Tempat Persalinan

NO TEMPAT PEMERIKSAAN JUMLAH % KET


KEHAMILAN

1 RS/RB/Pus/Dokter - - -
2 Pustu/Bidan/Perawat - - -
3 Posyandu/Polindes - - -
4 Dukun Terlatih - - -
5 Dukun Tidak Terlatih - - -
6 Kader Kesehatan - - -
7 Sendiri - - -
8 Tidak diperiksa - - -
JUMLAH

3. IBU NIFAS

Tabel 22. Kondisi ibu nifas sesuai dengan periode nifas

NO PERIODE NIFAS ADA TIDAK


JML % JML %

1 KF 1(2-6 Jam) - - - -
2 KF 2 (2-6 Jam) - - - -
3 KF 3 (2-6 Jam) - - - -

16
JUMLAH - - - -

Tabel 23. Pemberian Vitamin A

NO PEMBERIAN VITAMIN A JUMLAH %


1 YA - -
2 TIDAK - -
JUMLAH - -

4.BAYI

Tabel 24. Kunjungan Neonatus

NO PERIODE NEONATAL ADA TIDAK


JML % JML %

1 KN 1 - - - -
2 KN 2 - - - -
JUMLAH - - - -

Tabel 25. Keadaan Bayi Baru Lahir

NO KEADAAN BAYI JUMLAH %


1 NORMAL - -
2 TIDAK NORMAL - -
JUMLAH - -

Tabel 26. Distribusi jumlah bayi <1thn yang mendapat imunisasi

IMUNISASI
BCG % HB % POLIO % DPT % CAMPA %
GOL UMUR
NO K
ada t.ada ada t.ada ada t.ada Ad t.ada ada t.ada
a

17
- - - - - - - - - - - - - - -
1 0-3 bln

- - - - - - - - - - - - - - -
2 4-6 bln

- - - - - - - - - - - - - - -
3 7-8 bln

- - - - - - - - - - - - - - -
4 7-11 bln

JUMLAH - - - - - - - - - - - - - - -

Tabel 27. Status Gizi Bayi (bayi 0-12 bulan )

NO JENIS JUMLAH % KET


1 Jalur Hijau (Baik) - - -
2 Jalur Kuning (Sedang) - - -
3 Jalur merah (Jelek) - - -
JUMLAH - - -

Tabel 28. Buku KIA

NO Buku KIA JUMLAH % KET


1 ADA - - -
2 TIDAK - - -
JUMLAH - - -

Tabel 29. Bayi menjelang 1 Tahun ditimbang

NO DITIMBANG JUMLAH % KET


1 YA - - -
2 TIDAK - - -
JUMLAH - - -

Tabel 30. Bayi menjelang 1 tahun ditimbang 1 bulan terakhir

18
NO TEMPAT JUMLAH % KET
1 RS/RB/Pus/Dokter - - -
2 Pustu/Bidan/Perawat - - -
3 Posyandu/Polindes - - -
4 Dukun Terlatih - - -
5 Dukun Tidak Terlatih - - -
6 Kader Kesehatan - - -
7 Sendiri - - -
8 Tidak diperiksa - - -
JUMLAH - - -

Tabel 31. Distribusi jumlah bayi dan balita ditimbang 1 bulan terakhir

NO GOLONGAN UMUR POPULASI DITIMBANG KET


1 0 – 5 Bulan - - -
2 6 – 11 bulan - - -
3 1 thn - - -
4 2 thn 1 33% -
5 3 thn 1 33% -
6 4 thn 1 34% -
JUMLAH 3 100% -

Tabel 32. Buku KMS

NO Buku KMS JUMLAH % KET


1 ADA - - -
2 TIDAK ADA - - -
JUMLAH - - -

Tabel 33. Anak (5-15 tahun) mendapat DT

No DT JUMLAH % KET

19
1. Ada
2. Tidak ada
Jumlah

Tabel 34. Anak (5-15 tahun) mendapatkan TT

No TT JUMLAH % KET
1. Ada -
2. Tidak ada
Jumlah

Tabel 35. Anak ditimbang

No Anak ditimbang JUMLAH % KET


1. Ada
2. Tidak ada
Jumlah

Tabel 36. Jumlah ibu yang memberikan ASI(0-6 bulan)

No Tindakan Diare JUMLAH % KET


1. ASI Ekslusif - -
2. Tidak ASI Ekslusif - -
Jumlah - -

Tabel 37. Makanan PASI (bayi 7-12 bulan)

No Jenis JUMLAH % KET


1. ASI - - -
2. PASI - - -
3. Buah - - -
4. BBS - - -
5. Tim - - -
6. Nasi lembek - - -
7 Nasi - - -
Jumlah - - -

20
Tabel 38. Diare 1 bulan terakhir (bayi >6 – 11 bulan)

No Diare JUMLAH % KET


1. Ada - - -
2. Tidak ada - - -
Jumlah - - -

Tabel 39. Jika ada, tempat berobat

No Tempat berobat JUMLAH % KET


1. RS/RB/PUSK/Dokter - - -
2. Pustu-Bidan-perawat - - -
3. Posyandu/Polindes - - -
4. Dukun Terlatih - - -
5. Dukun tak terlatih - - -
6. Kader Kesehatan - - -
7 Sendiri - - -
8. Tidak diperiksa - - -
Jumlah - - -

Tabel 40. Tindakan Diare

No Tindakan Diare JUMLAH % KET


1. Infus - - -
2. Oralit - - -
3. LLG - - -
4. Caairan lain - - -
5. Obat modern - - -
6. Obat tradisional - - -
7 Di biarkan saja - - -
Jumlah - - -

D. KELUARGA BERENCANA

21
Tabel 41. Distribusi Akseptor menurut golongan umur dan jenis Kontrasepsi yang
digunakan

AKSEPTOR
KB
POPU
NO GOLONGAN IMP
LASI SUNTI KON DL
JML % PIL IUD LAN
K DOM L
T
1. 15 – 20 thn - - - - - - - - -
2. 21 – 35 thn 2 2 50% - 2 - - -
3. 36 – 49 thn 2 2 50% 1 - 1 - - -
Jumlah 4 4 100% 1 - 3 - - -

A. JAMINAN SOSIAL

Tabel 42. Kepemilikan jaminan Sosial

NO Kepemilikan jaminan sosial Jumlah % Ket


1. Ada 2 20%
2. Tidak Ada 8 80%
Jumlah 10 100%

B. KEPEMILIKAN KENDARAAN

Tabel 43. Kepemilikan kendaraaan

NO Kepemilikan Kendaraan Jumlah % Ket


1. Ada 10 100%
2. Tidak ada - - -
Jumlah 10 100%

C. KEGIATAN MASYARAKAT DALAM JARINGAN SOSIAL

Tabel 44. Distribusi kegiatan masyarakat dalam kegiatan sosial

Kegiatan Masyarakat dalam


NO Jumlah % Ket
Jaringan social
1. Ada 9 90%

22
2. Tidak ada 1 10%
Jumlah 10 100%

D. KESEHATAN REMAJA
Tabel 45. Remaja Menarche

NO Menarche Jumlah % Ket


1. Sudah 4 80%
2. Belum 1 10% -
Jumlah 5 100%

Tabel 46. Pendidikan tentang kesehatan Reproduksi

NO Pendidikan kesehatan Jumlah % Ket


1. Ada 4 80%
2. Tidak ada 1 20% -
Jumlah 5 100%

Tabel 47. sumber informasi Kesehatan

NO Sumber Informasi Kesehatan Jumlah % Ket


1. Petugas kesehatan 3 60%
2. Media Massa 2 20% -
3 Tau Senddiri - - -
4 Lain-lain - - -
Jumlah 5 100%

Tabel 48. Distribusi menarche remaja

NO Usia menarche remaja Jumlah % Ket


1. 12- 14 thn 2 40%
2. 14 – 18 thn 1 20% -
3 >18 thn 2 40% -
Jumlah 5 100%

Table 50. distribusi kesehatan remaja

23
Mendapat Informasi
Kegiatan yang diikuti
NO Kesehatan Remaja Kesehatan Ket
JUMLAH % JUMLAH %
1. Ada - - 3 60%
2. Tidak ada 5 100% 2 40%
Jumlah 5 100% 5 100%

E. Kesehatan Klimakterium dan Menopause


Tabel 51. Distribusi Kesehatan Klimakterium dan Menopause

Kegiatan Sosial yg
Klimakterium dan Masih Haid
NO Diikuti Ket
Menopause
JUMLAH % JUMLAH %
1. Ada 6 86% 2 29%
2. Tidak ada 1 14% 5 71%
Jumlah 7 100% 7 100%

F. Kesehatan Lingkungan
Tabel 52. Type Rumah
NO Type rumah Jumlah % Ket
1. Permanen 10 100%
2. Semi Permanen - -
3. Tidak Permanen - - -
Jumlah 10 100%

Tabel 53. Status Kepemilikan Rumah

NO Status kepemilikan rumah Jumlah % Ket


1. Milik sendiri 8 80%
2. Numpang - - -
3. Sewa 2 20%
Jumlah 10 100%

Tabel 54. Jenis Lantai rumah

NO Jenis Lantai Rumah Jumlah % Ket

24
1. Tanah - - -
2. Papan - - -
3. Keramik 4 40%
4 Semen 6 60%
Jumlah 10 100%

Tabel 55. Sistem Ventilasi Rumah

NO Sistem Ventilasi Rumah Jumlah % Ket


1. Ada 10 100%
2. Tidak Ada - - -
Jumlah 10 100%

Tabel 56. Sistem Pencahayaan Rumah

NO Sistem Penerangan Jumlah % Ket


1. Listrik 10 100%
2. Diesel - - -
3. Petromax - - -
Jumlah 10 100%

Tabel 57. Jarak Rumah Dengan Tetangga

Jarak Rumah Dengan


NO Jumlah % Ket
Tetangga
1. Bersatu -
2. Dekat 3 30%
3. Terpisah 7 70% -
Jumlah 10 100%

Tabel 58. Sumber Air Bersih

NO Sumber Air Bersih Jumlah % Ket


1. PAM 8 80%
2. Mata Air Terlindung - - -
3. Sumur 2 20% -

25
4 Air Mineral - - -
4 Sungai - - -
Jumlah 10 100%

Tabel 59. Sistem Pengolahan Air Minum

NO Pengolahan Air Minum Jumlah % Ket


1. Dimasak 9 90%
2. Tidak Dimasak 1 10% -
Jumlah 10 100%

Tabel 60. Sumber Air Untuk Mandi Dan mencuci

Sumber Air Untuk Mandi


NO Jumlah % Ket
Dan mencuci
1. Air PAM 8 80%
2. Air Sumur 2 20% -
3. Air Sungai - - -
Jumlah 10 100%

Tabel 61. Jarak Sumber Air Dengan Septik Tank

Jarak Sumber Air Dengan


NO Jumlah % Ket
Septik Tank
1. Kurang dari 10 Meter 3 60%
2. Lebih Dari 10 Meter 2 40% -
Jumlah 5 100%

Tabel 62. Sumber air untuk mandi dan mencuci

Sumber air untuk mandi dan


NO Jumlah % Ket
mencuci
1. Berwarna - - -
2. Berbau - - -

26
3. Berasa - - -
4. Tidak Berwarna dan tidak Berasa 10 100%
Jumlah 10 100%

Tabel 63. Pembuang sampah

NO Pembuang sampah Jumlah % Ket


1. Tempat pembuangan umum 9 90% -
2 Di Sungai - - -
3 Ditimbun - - -
4. Dibakar 1 10%
5 Disembarang Tempat - - -
Jumlah 10 100%

Tabel 64. Tempat penampungan sampah sementara

Tempat penampungan
NO Jumlah % Ket
sampah sementara
1. Ada 10 100%
2. Tidak ada - - -
Jumlah 10 100%

Tabel 65. Kondisi tempat penampungan sampah sementara

Kondisi tempat
NO penampungan sampah Jumlah % Ket
sementara
1. Terbuka 5 50%
2. Tertutup 5 50% -
Jumlah 10 100%

Tabel 66. Tempat Pembuangan Tinja

NO Tempat Pembuangan Tinja Jumlah % Ket


1. Kakus 10 100%
2. Kolam - - -

27
3. Sungai/Kali - - -
4 Sembarangn - - -
Jumlah 10 100%

Tabel 67. Cara pembuangan Limbah

NO Cara Pembuangan Limbah Jumlah % Ket


1. Dialirkan 5 50%
2. Dibuang kesungai - - -
3. Septik tank 5 50% -
4 Ditampung - - -
Jumlah 10 100%

Tabel 68. Halaman Disekitar Rumah

NO Halaman Disekitar Rumah Jumlah % Ket


1. Ada 6 60%
2. Tidak ada 4 40%
3. Jumlah 10 100%

Tabel 69. Pemanfaatan Pekarangan Rumah

NO Pemanfaatan Pekarangan Jumlah % Ket


Rumah
1. Kebun 1 17%
2. Kolam - - -
3. Kandang ternak - - -
4. Tidak dimanfaatkan 5 83%
Jumlah 6 100%

Tabel 70. Jarak kandang Ternak

NO Jarak kandang Ternak Jumlah % Ket


1. 0 – 10 meter - - -
2. Lebih dari 10 meter - - -
Jumlah - - -

28
Tabel 71. Sumber informasi Kesehatan

NO Sumber informasi Kesehatan Jumlah % Ket


1. Petugas kesehatan 8 80%
2. Media massa 2 20% -
3. Tahu sendiri - - -
4 Lain-lain - - -
Jumlah 10 100%

Tabel 72. Kendaraan yang dimanfaatkan

NO Kendaraan yang Jumlah % Ket


dimanfaatkan
1. Sepeda - - -
2. Kendaraan bermotor 10 100%
3. Mobil - - -
4 Becak - - -
5 Dll - - -
Jumlah 10 100%

Tabel 73. Kepemilikan Jaminan sosial

NO Kepemilikan Jaminan social Jumlah % Ket


1. JKN 2 100% -
2. Asuransi - - -
3. Dll (KIS) - 100%
Jumlah 2 100%

29
Tabel 74. Kegiatan Masyarakat dalam jaringan sosial

NO Kegiatan Masyarakat dalam Jumlah % Ket


jaringan sosial
1. Dana sehat - - -
2. Ambulance Desa - - -
3. Tabulin - -
4. Kumpulan donor darah - - -
5. Dasa wisma - - -
6. Posyandu -
7. Dll (Arisan) 9 100%
Jumlah 9 100%

Tabel 75. Perilaku tradisi yang merugikan masyarakat

NO Perilaku tradisi yang merugikan Jumlah % Ket


masyarakat
1. Merokok 8 100%
2. Minuman keras - - -
3. Ibu nifas tidak boleh makan ikan - - -
4. Dll - - -
Jumlah 8 100%

Tabel 76. Pengambilan keputusan dalam keluarga

NO Pengambilan keputusan Jumlah % Ket


dalam keluarga
1. Suami - - -
2. Orang tua 10 100%
3. Ibu(klien) sendiri
4 Dll - - -
Jumlah 10 100%

Tabel 77. Penanggulangan kegawat daruratan

30
NO Penanggulangan kegawat Jumlah % Ket
daruratan
1. Di tanggulangi sendiri - - -
2. Memberitahu masyarakat - - -
3. Dibawa ke petugas kesehatan 10 100%
4. Dll - - -
Jumlah 10 100%

1. Data Umum

Data Penduduk Sasaran Program Kesehatan Di Kecamatan


Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

1. Jumlah ibu hamil :-


2. Jumlah ibu bersalin :-
3. Jumlah ibu nifas :-
4. Jumlah ibu meneteki :-
5. Jumlah bayi :-
6. Jumlah balita : 2 Orang
7. Jumlah PUS : 7 Orang
8. Jumlah WUS : 2 Orang
9. Jumlah Akseptor aktif : 4 Orang
10. Jumlah anak SD kelas I :-
11. Jumlah anak SD kelas IV : 4 orang
12. Jumlah manula (pria/wanita 49 thn ke atas) : 11 orang
13. Jumlah Menopause : 7 orang
14. Jumlah KK : 10 KK

2. Teknik Pemrioritasan Masalah Kebidanan Komunitas


PEMBOBOTAN MASALAH DI KELURAHAN KETAPING KABUPATEN
PADANG PARIAMAN

NO MASALAH U S G TOTAL

1. TBC 5 5 4 14

31
2. Gizi Kurang 5 4 4 13

3. Sampah yang masih ditemukan 4 3 3 10


dibeberapa tempat

KETERANGAN : BERDASARKAN SKALA LIKERT 1 – 5

5 = SANGAT BESAR

4 = BESAR

3 = SEDANG

2 = KECIL

1 = SANGAT KECIL

PLANT OF ACTION DI KELURAHAN KETAPING KABUPATEN


PADANG PARIAMAN

Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Tempat Penanggung Evaluasi


jawab
1. Gizi Penyuluhan, Untuk Seluruh Jumat, poskestri Mahasiswa
kurang pemberian meningkatkan anggota 1april2 D3
leaflet, gizi keluarga 022 kebidanan,
pemberian masyarakat bidan, ahli
makanan gizi,
tambahan

32
2. TBC Penyuluhan, Untuk seluruh Jumat poskestri Mahasiswa
pemberian melakukan anggota 1 april D3
leaflet, pencegahan kelurga 2022. kebidanan,
pembagian penularan bidan,ahli
masker pada kelurga gizi
kepada dan
anggota lingkungan
kelurga
yang
menderita
TBC.
3. Masih 1.Pembuata 1. Supaya Seluruh Sabtu- Diperbata Mahasiswa
adany n palang sampah tidak masyaraka Senin san D3
a daerah menumpuk, t Jorong 02-04 rumah Kebidanan,
sampa dan tidak Kampung April warga Wali
h yang 2. dapat Tangah 2022 Korong
ditem Pembuatan menimbulkan dan Jorong Talao
ukan tempat penyakit Kampung Mundam,
di sampah dan terhadap Petak Jorong
bebera olahan botol lingkungan Kampung
pa bekas air dan Tangah dan
tempat minum masyarakat Kampung
sekitar Petak

2.Lingkungan
menjadi lebih
bersih dan
baik

3.Meningkatk
an kreativitas
dan
keterampilan
masyarakat
Jorong
Kapung
Tangah dan
Kampung
Petak.
PLANNING OF ACTION DI KELURAHAN SUNGAI BULUH SELATAN

33
NO MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT TANGGAL EVAL
UASI

1. Gizi Kurang Penyuluhan Untuk Keluarga 13.00 Dor to dor 07 April Tanya
meningkat An. WIB 2022 jawab
kan gizi Muhamma
seimbang d Hafizhan
pada Yusuf
keluarga
terutama
bayi

34
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah pelaksanaan kebidanan komunitas mahasiswa kebidanan Stikes

Syedza Santika Padang yang berlangsung dari tanggal 18 Maret 2022 sampai

12 April 2022 di Desa Talao Mundam,Kec Batang Anai Kab. Padang

Pariaman dapat di ambil kesimpulan bahwa masalah kesehatan yang ada di

sekitaran Kelurahan Ketaping ini adalah sebagai berikut : TBC, dan Gizi

Kurang

B. Saran
1. Pada Masyarakat

Dari seluruh kegiatan yang dilakukan baik fisik maupun non fisik

diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar,di pertahankan dan di

kembangkan.

2. Instansi Pemerintah

Mohon seluruh instansi dalam unit kerja baik lintas program maupun

sektoral untuk selalu memberikan dukungan dan pengarahan pada masyarakat

dalam meningkatkan status kesehatan.

3. Instansi Kesehatan

35
Pihak puskesmas dapat menjadikan data-data yang telah kami peroleh

sebagai bahan acuan bagi pihak puskesmas untuk perkembangan pemantauan

selalu kesehatan pada masyarakat tertentu.

PETA STIKes SYEDZA SAINTIKA PADANG

36
BIODATA KK BINAAN

Nama : Baharudin

Tanggal Lahir : 04 November 1952

Jens Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Buruh Tani

Agama : Islam

Status TBC : TBC lanjut (Konsumsi Obat 6 bulan)

37
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TUBERKULOSIS

DI KELURAHAN KETAPING, KEC BATANG ANAI

KAB. PADANG PARIAMAN TAHUN 2022

Dosen Pembimbing:

Ade Nurhasanah Amir, S. ST.Keb

Disusun Oleh:

Diva kardila 1901008

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

TAHUN 2022

38
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DI KORONG TALAO MUNDAM

Pokok Bahasan : Tuberkulosis

Hari/ Tanggal : Jumat / 08-04-2022

Tempat : Rumah Warga Langsung

Waktu : 10.00 WIB – selesai

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, dari sinilah derajat kesehatan

masyarakat akan ditentukan. Oleh karena itu pembinaan pada keluarga sangat

diperlukan untuk mewujudkan keluarga sejahtera yang sadar, mau, mampu

memelihara serta meningkatkan kesehatannya.

Pembinaan pada keluarga tidak cukup hanya dilakukan sekali saja karena untuk

merubah sikap dan perilaku memerlukan waktu untuk proses adaptasi. Untuk itu

diperlukan cara-cara yang efektif, baik dengan ajakan, himbuan, memberikan

informasi, memberikan kesadaran dsb.

Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal berbagai faktor

memegang peranan penting diantaranya adalah status kesehatan untuk keluarga,

tingginya angka kematian dan meningkatnya penyakit akibat kebiasaan atau pola

hidup merupakan tanggung jawab berbagai pihak terutama tenaga kesehatan

39
dimana hal tersebut dapat dicegah dengan peningkatan kesadaran keluarga yang

merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Namun tidak semua keluarga sadar

akan pentingnya kesadaran untuk hidup sehat, disinilah bidan sebagai tenaga

kesehatan memegang peranan penting. Tuberkulosis (TBC)  atau TB

adalah penyakit menular akibat infeksi bakteri. TBC umumnya menyerang paru-

paru, tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lain, seperti ginjal, tulang

belakang, dan otak.

Menurut WHO, sebanyak 1,5 juta orang meninggal akibat penyakit TBC di

tahun 2020. Penyakit ini merupakan penyakit dengan urutan ke–13 yang paling

banyak menyebabkan kematian. Indonesia berada di urutan ke–3 negara dengan

kasus TBC tertinggi di dunia setelah India dan Cina. Data tahun 2019

menunjukkan, ada sekitar 845.000 penderita TBC di Indonesia. Penyakit ini dapat

berakibat fatal bagi penderitanya jika tidak segera ditangani. Meski begitu, TBC

adalah penyakit yang dapat disembuhkan dan bisa dicegah.

Hal pertama yang terjadi ketika seseorang divonis TBC adalah gangguan

psikologi seperti depresi, kecemasan, kemarahan, melemahnya keyakinan untuk

menghadapi berbagai persoalan, serta merasa tidak berdaya dan tidak berguna.

Khan menemukan bahwa 72,2% pasien khawatir, frustrasi, atau kecewa dengan

diagnosis tersebut, dan 27,8% awalnya tidak menerima diagnosis mereka dan

berisiko pada penundaan atau penolakan terapi. Selain itu, pasien juga merasakan

kesedihan bahwa penyakit mereka mungkin akan tersebar kepada orang lain serta

40
akan berdampak pada kondisi ekonominya. Pengaruhnya pada diri pasien adalah

pasien tidak mau bergaul dengan lingkungan dan tidak mau melakukan aktivitas

seperti biasanya (Lismayanti, 2017).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah selesai mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan

kepada keluarga dapat mengerti tentang Tuberkulosis.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selam 30 menit di harapkan

mahasiswa dapat menjelaskan tentang

a. Menjelaskan pengertian Tuberkulosis

b. Menjelaskan gejala Tuberkulosis

c. Faktor penyebab Tuberkulosis

d. Menjelaskan upaya pencegahan dan pengobatan Tuberkulosis.

C. METODE PENYAMPAIAN

1) Penyuluhan

2) Tanya jawab

D. MEDIA

1) Leaflet

2) Smarphone

E. MATERI : Terlampir

41
F. PELAKSANAAN

Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Role Model Kegiatan Peserta


1 3 Menit Pembukaan : Menjawab salam,
 Memberikan salam mendengarkan, dan
 Menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan

 Memberikan edukasi kepada penderita


dan keluarga mengenai Tuberkulosis
melalui leflet
2 16 Menit Pelaksanaan : Menyimak dan
Memberikan edukasi kepada penderita dan memperhatikan
keluarga mengenai Tuberkulosis melalui leflet
secara berurutan dan teratur
Edukasi : Memperhatikan,
 Menjelaskan pengertian menyimak,dan bertanya
Tuberkulosis
 Menjelaskan gejala Tuberkulosis
 Faktor penyebab Tuberkulosis
 Menjelaskan upaya pencegahan dan
pengobatan Tuberkulosis
3. 8 Menit Evaluasi : Bertanya dan menjawab
 Menjelaskan yang di maksud dengan pertanyaan
Tuberkulosis
 Menjelaskan gejala Tuberkulosis
 Menjelaskan faktor penyebab

42
Tuberkulosis
 Menjelaskan upaya pencegahan dan
pengobatan Tuberkulosis
4 3 Menit Penutup : Menjawab salam
 Menyimpulkan materi yang telah di
sampaikan
 Menyampaikan terimakasih atas
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
 Mengucapkan salam

G. EVALUASI
Metode evaluasi : diskusi dan Tanya jawab
Jenis pertanyaan : lisan

H. LAMPIRAN MATERI

1. PENGERTIAN TUBERKULOSIS

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang biasanya menyerang paru-

paru dan disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, meskipun

dapat mengenai organ apa pun di dalam tubuh. Infeksi TB berkembang ketika

bakteri masuk melalui droplet di udara. TB bisa berakibat fatal, tetapi dalam

banyak kasus, TB dapat dicegah dan diobati. TB adalah penyebab utama

kematian di seluruh dunia. Setelah perbaikan dalam terapi dan perkembangan

43
antibiotik, prevalensi TB turun secara dramatis di negara-negara industri.

(Kemenkes 2021).

Gejala utama pasien TBC paru yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau

lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur

darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat

badan menurun, malaise (kurang enak badan), berkeringat malam hari tanpa

kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan (Kemenkes, 2018).

2. Perkembangan Penyakit Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis telah hadir pada manusia sejak jaman dahulu. Deteksi

jelas awal Mycobacterium tuberculosis adalah sisa-sisa bison tanggal 17.000

tahun sebelum sekarang ini. Namun., Apakah berasal TBC pada sapi dan

kemudian ditransfer ke manusia, atau menyimpang dari satu nenek moyang,

saat ini tidak jelas. Menunjukkan sisa-sisa kerangka manusia prasejarah (4000

SM) telah TB, dan pembusukan TBC telah ditemukan di punggung mumi

Mesir 3000-2400 SM penyakit paru-paru adalah istilah Yunani untuk

konsumsi;. sekitar 460 SM, Hippocrates diidentifikasi penyakit paru-paru

sebagai penyakit yang paling luas kali melibatkan batuk darah dan demam,

yang hampir selalu fatal. Studi genetik menunjukkan bahwa TB hadir di The

Amerika dari sekitar tahun 100 Masehi.

44
Sebelum Revolusi Industri, tuberkulosis kadang-kadang mungkin

telah dianggap sebagai vampir. Ketika salah satu anggota keluarga

meninggal dari itu, anggota lain yang terinfeksi akan kehilangan kesehatan

mereka perlahan-lahan. Orang percaya bahwa ini disebabkan oleh korban

asli menguras kehidupan dari anggota keluarga lainnya. Selanjutnya, orang

yang memiliki TB menunjukkan gejala mirip dengan apa yang orang

dianggap sifat vampir. Orang dengan TB seringkali memiliki gejala seperti

merah, mata bengkak (yang juga menciptakan kepekaan terhadap cahaya

terang), kulit pucat dan batuk darah, menunjukkan gagasan bahwa satu-

satunya cara untuk menderita untuk mengisi ini kehilangan darah adalah

dengan menghisap darah.

Meskipun didirikan bahwa bentuk paru dikaitkan dengan “tuberkel

‘oleh Dr Richard Morton tahun 1689, karena berbagai gejalanya, TB tidak

diidentifikasi sebagai penyakit tunggal hingga 1820-an dan tidak bernama

‘TBC’ sampai 1839 oleh Schönlein JL. Selama tahun 1838-1845, Dr John

Croghan, pemilik Mammoth Cave, membawa jumlah penderita tuberkulosis

ke dalam gua dengan harapan penyembuhan penyakit dengan suhu konstan

dan kemurnian udara gua: mereka meninggal dalam setahun Yang sanatorium

TB pertama kali dibuka pada 1859 di Sokołowsko, Polandia oleh Hermann

Brehmer..

45
Dr Robert Koch menemukan basil tuberkulosis.

Basil yang menyebabkan tuberkulosis, Mycobacterium tuberculosis, telah

diidentifikasi dan dijelaskan pada tanggal 24 Maret 1882 oleh Robert Koch. Ia

menerima Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun

1905 untuk penemuan ini Koch tidak percaya bahwa bovine (sapi) dan TB

manusia adalah serupa, yang menunda pengakuan susu yang terinfeksi sebagai

sumber infeksi.. Kemudian, sumber ini telah dieliminasi oleh proses

pasteurisasi. Koch mengumumkan gliserin ekstrak dari basil tuberkulum

sebagai “obat” untuk TB pada tahun 1890, menyebutnya “tuberkulin”. Itu

tidak efektif, tetapi kemudian diadaptasi sebagai tes untuk pre-gejala

TB.Keberhasilan asli pertama di imunisasi terhadap TBC dikembangkan dari

sapi-regangan dilemahkan oleh Albert Calmette TB dan Camille Guerin pada

tahun 1906. Itu disebut ‘BCG’ (Bacillus Calmette dan Guerin dari). Vaksin

BCG pertama kali digunakan pada manusia pada tahun 1921 di Perancis,

tetapi tidak sampai setelah Perang Dunia II yang BCG menerima penerimaan

luas di Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman.

Tuberkulosis disebabkan perhatian publik yang paling luas di abad ke-

20 ke-19 dan awal sebagai penyakit endemis masyarakat miskin perkotaan.

Pada tahun 1815, satu dari empat kematian di Inggris konsumsi; oleh 1918

satu dari enam kematian di Prancis masih disebabkan oleh TB. Setelah

berdirinya di tahun 1880-an bahwa penyakit ini menular, TB adalah membuat

46
penyakit dilaporkan di Inggris, ada kampanye untuk berhenti meludah di

tempat umum, dan kaum miskin terinfeksi “didorong” untuk masuk

sanatorium yang mirip penjara, sedangkan santoria untuk kelas menengah dan

atas menawarkan perawatan yang sangat baik dan perhatian medis konstan.

Apapun manfaat yang diklaim sebagai udara segar dan tenaga kerja di

sanatorium, bahkan di bawah kondisi terbaik, 50% dari mereka yang

memasuki mati dalam lima tahun (1916).

3. Penyebaran Penyakit Tuberkulosis

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksius terbanyak penyebab kematian

di dunia. Menurut WHO pada tahun 2014, 9,6 juta jiwa terjangkit penyakit

Tuberkulosis dan 1,5 juta diantaranya meninggal akibat penyakit tersebut.

Hampir 95 % kasus kematian akibat Tuberkulosis (TB) berada di negara

berpendapatan menengah ke bawah. Tuberkulosis bukan hanya banyak

ditemukan pada dewasa, namun juga pada anak-anak. Bersumber yang sama

dari WHO, sekitar 1 juta anak-anak terkena penyakit TB dan 140.000

diantaranya meninggal akibatnya.

Indonesia menempati peringkat keempat di antara negara-negara TB

tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi TB di Indonesia dikutip dari TB

Indonesi adalah sekitar 690.000 pada tahun 2011, dan perkiraan jumlah

47
kematian akibat TB adalah sebanyak 64.000 kematian per tahun. TB

merupakan penyebab tersering kematian pada seseorang dengan HIV positif.

Pada tahun 2015, di dunia 1 dari 3 pasien dengan HIV meninggal akibat TB.

Dan kasus yang lebih serius saat ini adalah kasus Multidrug-resistant

TB (MDR TB). Secara global di seluruh dunia, kasus MDR TB mencapai

480.000 orang.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013

terdapat 9 juta penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB (WHO, 2014). Pada

tahun 2014 terdapat 9,6 juta penduduk dunia terinfeksi kuman TB (WHO,

2015). Pada tahun 2014, jumlah kasus TB paru terbanyak berada pada wilayah

Afrika (37%), wilayah Asia Tenggara (28%), dan wilayah Mediterania Timur

(17%) (WHO, 2015). Di Indonesia, prevalensi TB paru dikelompokkan dalam

tiga wilayah, yaitu wilayah Sumatera (33%), wilayah Jawa dan Bali (23%),

serta wilayah Indonesia Bagian Timur (44%) (Depkes, 2008). Penyakit TB

paru merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan

saluran pernafasan pada semua kelompok usia serta nomor satu untuk

golongan penyakit infeksi. Korban meninggal akibat TB paru di Indonesia

diperkirakan sebanyak 61.000 kematian tiap tahunnya (Depkes RI, 2011). 2

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Sumatera Barat merupakan salah

satu provinsi di Indonesia yang angka kejadian TB parunya cukup tinggi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada

48
tahun 2013, angka kejadian TB paru di Sumatera Barat adalah 0,2 %. Angka

kejadian TB paru di Sumatera Barat terus mengalami peningkatan setiap

tahunnya yaitu pada tahun 2007 sebanyak 3660 kasus, tahun 2008 sebanyak

3896 kasus, tahun 2009 sebanyak 3914 kasus, dan pada tahun 2010 ditemukan

sebanyak 3926 kasus yang tersebar dalam 19 kabupaten/kota dalam Propinsi

Sumatera Barat termasuk Kota Padang. Kota Padang sebagai ibu kota provinsi

Sumatera Barat merupakan salah satu kabupaten/kota yang menyumbang

angka kejadian TB paru yang cukup tinggi. Jumlah kasus TB paru di kota

Padang pada tahun 2008 sebanyak 699 kasus (52%), tahun 2009 sebanyak 748

kasus (56,6%), tahun 2010 sebanyak 853 kasus (62%), tahun 2011 sebanyak

942 kasus, tahun 2012 sebanyak 628 kasus ditambah dengan kasus lama

(kambuh) 8 kasus, dan tahun 2013 jumlah kasus baru sebanyak 927 kasus

dengan jumlah seluruh kasus TB paru adalah 1.288 kasus (Riskesdas, 2013).

Tingginya angka kejadian TB paru di seluruh dunia sering terjadi karena

kepatuhan pasien dalam pengobatan yang rendah (45%)(Viney,

2011).Kepatuhan minum obat merupakan salah satu indikator penting dalam

keberhasilan pengobatan suatu penyakit.Kepatuhan rata-rata pasien pada

pengobatan jangka panjang terhadap penyakit kronis sangat bervariasi.Di

negara maju persentase kepatuhan pasien minum obat adalah sebesar 50%

sedangkan untuk negara berkembang persentase hanya sekitar 24% (WHO,

2003).

4. Gejala dan Penyebab Penyakit Tuberkulosis

49
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi 2, yaitu gejala umum dan gejala

khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis

tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk

menegakkan diagnosa secara klinik.

1. GejalaSistemik/Utama    

a. Demam tidak  terlalu  tinggi  yang  berlangsung  lama, biasanya

dirasakan malam hari disertai keringat malam.

b. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang

timbul.

c. Penurunan nafsu makan dan berat badan.

d. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai

dengan darah).

e. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

1. Gejala Khusus

a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi

sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-

paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar,

akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai

sesak.

b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat

disertai dengan keluhan sakit dada.

50
c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang

yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada

kulit diatasnya, pada muara  ini  akan keluar  cairan nanah.

d. Pada anak–anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan

disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah

demam tinggi,  adanya penurunan kesadaran dan kejang – kejang.

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Menurut Tanto C & Hanifati S ( 2014) diagnosis dapat ditegakkan

berdasarkan dari gambaran klinis, pemeriksaan mikrobiologi, dan hasil

radiologi:

a. Pemeriksaan bakteriologi

Diambil dari specimen: dahak, cairan pleura, cairan serebrospinal,

bilasanbronkus dan lambung, bronchoarveolar lavage, biopsy. Untuk

pengambilanspesemen dahak dilakukan tiga kali yaitu sewaktu kunjungan,

pagikeesokan harinya atau setiap pagi tiga hari berturut-turut.

Prosespengiriman bahan dapat ditaruh di pot dengan mulut lebar, tutup

berulir,penampang 6cm atau dibuat sediaan apus di gelas objek atau

menggunakan kertas saring. Pemeriksaan spesemen ini dilakukan secara

mikroskopis danbiakan. Pewarnaan mikroskopis biasa dengan Ziehl-Nielsen

sedangkanfluoresens dengan auramin-rhodamin. Kultur M.tb dapat

menggunakanmetode Lowenstein-jensen.

Interpretasi hasil dahak

51
1) BTA (+) : 3x positif, atau 2x positif, 1x negative

2) BTA (-) : 3x negative

3) Jika hasil 1x positif, 2x negative diulang pemeriksaan BTA 3x lagi

Interpretasi pembacaan dengan mikroskop dengan skala IUATLD

1) Tidak ada BTA dalam 100 lapang pandang, negative

2) Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman

3) yang terlihat

4) Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang 1+

5) Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, 2+

6) Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang, 3+

b. Radiologi

Foto polos torak PA yang biasa dilakukan. Atas indikasi foto lateral,

toplordotik, oblik, CT scan. Dicurigai lesi TB aktif :

1) Bayangan berawan/ nodular di lobus atas paru segmen apical

danposterior, lobus bawah segmen posterior

2) Kavitas

3) Bercak miler

4) Efusi pleura unilateral

Gambaran foto polos torak lainnya

1) Gambaran lesi tidak aktif, fibrotic, klasifikasi, schwarte atau penebalan

pleura

2) Destroyed lung, atelektasos, kavitas multiple, fibrosis di parenkim paru.

52
3) Lesi minimal: lesi pada satu atau dua paru tidak melebihi sela iga 2

depan, tidak ada kavitas

4) Lesi luas, jika lebih luas dari lesi minimal

c. Pemeriksaan penunjang lain

1) Analisis cairan pleura- uji rivalta (+), eksudat, limfosi dominan,glukosa

rendah

2) Biopsy, diambil 2 spesimen untuk dikirim ke laboratoriummikrobiologi

dan histology

3) Darah, tidak spesifik, termasuk limfosit yang meningkat, LED jam

pertama, kedua dapat menjadi indicator penyembuhan pasien.

4) MTB/RIF

6. Penularan Penyakit Tuberkulosis

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan

bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita

TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari

penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam

paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang

dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui

pembuluh darah atau kelenjar getah bening.

Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ

tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan,

53
tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh

yang paling sering terkena yaitu paru-paru. Saat Mikobakterium tuberkulosa

berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni

bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian

reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui

pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.

Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya

menjadi  jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat).

Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada

pemeriksaan fotorontgen.

7. PENCEGAHAN TUBERKOLOSIS

a. Paham etika batuk efektif

b. Menggunakan masker ketika kontak dengan orang lain

c. Mendesign rumah bersih dan rapi

d. Ventilasi yang cukup

e. Pencahayaan secara langsung

f. Membuang dahak ditempat yang susah di dekati orang lain

54
DOKUMENTASI

55
GEJALA-
TUBERKULOSIS
GEJALA
TBC
Gejala Utama

Batuk berdahak maupun


tidak berdahak

Gejala Lainnya

Deman Meriang
(Demam tidak terlalu tinggi)

Batuk Berdahak
(Dapat bercampur darah)

Penyakit menular yang


disebabkan oleh bakteri Nyeri Dada

Mycrobacterium tuberculosis.
Berkeringat Tanpa Sebab
Penularan terjadi apabila Terutama pada sore-malam hari)
menghirup udara yang
Nafsu Makan Berkurang
mengandung percikan dahak
orang yang terinfeksi TBC pada 56
Berat Badan Menurun
waktu batuk, bersin, dan bicara.
Gaya Hidup Sehat Dan

Pencegahan TBC
Makanan yang bergizi
untuk meningkatkan daya
tahan tubuh

Membuka jendela agar


rumah mendapatkan
cukup sinar matahari
dan udara segar

Menjemur alas tidur


agar tidak lembab

Mendapatkan suntikan
vaksin BCG anak usia
dibawah 5 tahun

Olahraga Teratur Periksa Dan


Obati TBC
57

Tidak Merokok Hingga


Sembuh

Anda mungkin juga menyukai