Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DENGAN GIZI KURANG

DS.MANGUNDIKARAN KECAMATAN NGANJUK


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok bahasan : Gizi Kurang

Sub Pokok Bahasan : Penyuluhan Gizi Kurang Pada Balita

Sasaran : keluarga dengan anak balita

Target :

Waktu :

Tanggal/Tempat :

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan klien mampu memahami tentang gizi kurang.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan selama 55 menit diharapkan klien dan keluarga dapat :

1. Menjelaskan tentang gizi kurang

2. Menyebutkan penilaian Status Gizi

3. Menyebutkan ciri-ciri bayi gizi kurang

4. Menyebutkan faktor penyebab gizi kurang

5. Menyebutkan cara mencegah terjadinya gizi kurang

6. Menyebutkan dampak buruk penggunaan gadget pada gizi kurang

7. Menyebutkan pentingnya pengawasan orangtua dalam penggunaan gadget


C. Materi Penyuluhan Gizi Kurang

1. Pengertian gizi kurang

2. Penilaian status gizi

3. Ciri-ciri bayi gizi kurang

4. Faktor penyebab gizi kurang

5. Cara mencegah terjadinya gizi kurang

6. Masalah gizi kurang dan gizi lebih

D. Kegiatan Pembelajaran

1. Metode : Ceramah dan diskusi

2. Langkah-langkah kegiatan :

No Kegiatan Waktu
1. Fasilitator menyiapkan tempat dan lingkungan 5 menit
2.  Jelaskan kepada peserta maksud dan tujuan tentang penyuluhan gizi
kurang. 15 menit
 Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya.
3. Fasilitator menjelaskan tahapan kegiatan yang telah dilalui untuk 10 menit
penyuluhan gizi kurang.
4.  Setelah fasilitator selesai memberikan arahan, minta peserta
memperhatikan penyuluhan tentang gizi kurang dengan
membagikan leaflet 10 menit

 Berikan penguatan positif bila peserta telah berhasi mengikuti


kegiatan
5.  Rangkumlah seluruh hasil kegiatan ini 15 menit
 Fasilitasi peserta dalam melaksanakan diskusi dan tanya jawab

E. Media Dan Sumber

Media : Leaflet
MATERI GIZI KURANG

A. Pengertian

Kekurangan energy protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya

konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka

kecukupan gizi (AKG. Menurut Supariasa, 2000). Kurang energy protein (KEP) Adalah

seorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energy dan protein

dalam makanan sehari-hari dana tau gangguan penyakit tertentu.

Gizi merupakan bagian dari proses kehidupan dan proses tumbuh kembang seseorang,

sehingga pemenuhan kebutuhan gizi secara adekuat turut menentukan kualitas tumbuh

kembang sebagai sumber manusia dimasa datang.

Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau ketidakseimbangan zat

gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir dan semua hal yang berhubungan

dengan kehidupan. Kekurangan zat gizi adaptif bersifat ringan sampai berat. Gizi kurang

banyak terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun.

B. Penilaian Status Gizi

Penilaian status merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh dengan

menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau individu yang

memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih.

1. Penilaian langsung

a. Antropometri

b. Klinis

c. Biokimia

d. biofisik
2. Penilaian tidak langsung

a. Survei konsumsi makanan

b. Statistik vital

c. Faktor ekologi

C. Ciri-Ciri Bayi Gizi Kurang

1. Kenaikan berat badan berkurang, terhenti, atau bahkan menurun

2. Ukuran lingkaran lengan atas menurun

3. Maturase tulang terlambat

4. Resio berat terhadap tinggi, normal atau cenderung menurun

5. Tebal lipat kulit normal atau semakin berkurang

D. Akibat Gizi Kurang

Anak gizi kurang akan berakibat gizi buruk, sehingga bayi mengalami :

1. Mengganggu fungsi pertumbuhan

2. Menurunnya daya tahan tubuh

3. Menghambat perkembangan struktur dan fungsi otak

4. Menimbulkan perilaku tidak tenang

E. Faktor Penyebab Gizi Kurang

1. Faktor Sosial

Yang dimaksud disini adalah redahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan

bergizi bagi pertumbuhan anak.

2. Kemiskinan
Sering dituding sebagai biang keladi munculnya penyakit ini di negara-negara

berkembang. Rendahnya pendapatan masyarakat menyebabkan kebutuhan paling

mendasar, yaitu pangan pun seringkali tidak bisa terpenuhi.

3. Laju penambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya persediaan

bahan pangan akan menyebabkan krisis pangan. Ini pun terjadi penyebab munculnya

penyakit.

4. Infeksi

Tak dapat dipungkiri memang ada hubungan erat antara infeksi dengan mulnutrisi.

5. Tindak pencegahan otomatis sudah dilakukan bila faktor-faktor penyebabnya bisa

dihindari.

Dalam hal ini, kelebihan asupan nutrisi juga menyebabkan balita gizi kurang. Karena

itulah penting untuk menjalankan diet gizi seimbang untuk menjaga kadar nutrien yang

cukup di dalam tubuh. Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab balita

gizi kurang:

1. Kurang makan: Kurangnya asupan makanan bisa memicu kekurangan nutrien yang

penting hingga berujung pada gizi kurang.

2. Makan tidak teratur: Makan secara tidak teratur bisa memicu masalah pencernaan dan

malnutrisi.

3. Gangguan pencernaan: Beberapa anak mungkin mengalami gangguan pencernaan,

seperti penyakit Crohn’s, yang membatasi kemampuan tubuh untuk menyerap nutrien

meski mengonsumsi makanan sehat.

4. Kurang ASI: Air susu ibu bagi anak yang baru lahir sangat penting karena mengandung

nutrien penting. Kurangnya ASI berisiko menyebabkan bayi gizi kurang.


5. Kurang aktivitas: Pencernaan tidak akan berjalan lancar jika anak kurang beraktivitas

hingga memicu malnutrisi.

6. Fasilitas layanan dasar buruk: Sejumlah layanan dasar, misalnya sanitasi, yang buruk

juga bisa memicu masalah gizi.

F. Cara Mencegah Terjadinya Gizi Kurang

1. Lingkungan harus disehatkan misalnya dengan mengupayakan pekarangan rumah

menjadi taman gizi

2. Perilaku harus di ubah sehingga menjadi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS).

PHBS bidang gizi yang harus diperhatikan adalah :

a. Makan dengan gizi seimbang

b. Minum tablet besi selama hamil

c. Memberi bayi ASI ekslusif

d. Mengkonsumsi garam beryodium

e. Memberi bayi dan balita kapsul vitamin A

G. Masalah Gizi Kurang Dan Gizi Lebih

1. Masalah Gizi Kurang

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau

status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan

secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,

kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.

Gizi kurang dapat terjadi karena seseorang mengalami kekurangan salah satu zat gizi

atau lebih didalam tubuh

2. Masalah gizi lebih


Status gizi lebih merupakan keadaan tubuh seseorang yang mengalami kelebihan berat

badan, yang terjadi karena kelebihan jumlah asupan energy yang disimpan dalam

bentuk cadangan berupa lemak.

H. Dampak penggunaan gadged pada gizi kurang

Gadget seolah tak bisa dilepaskan dari kehidupan anak-anak yang lahir di zaman milenial

saat ini. Padahal, potensi gadget merusak otak anak bisa terjadi jika anak dibiarkan terlalu

lama menatap layar gadget tersebut. Istilah terhadap perilaku kecanduan gadget adalah

screen dependency disorder (gangguan ketergantungan terhadap layer gadget) atau SDD.

Sebuah penelitian terbaru menemukan 30% anak di bawah usia enam bulan sudah

mengalami paparan gadget secara rutin dengan rata-rata 60 menit per hari.

Beberapa tanda-tanda anak yang mengalami SDD dan perlu diwaspadai oleh orang tua di

antaranya adalah:

1. Anak yang sibuk dengan gadget menjadi agresif atau pemarah jika tidak memegang

gadget

2. Malas mengerjakan rutinitas sehari-hari. Bahkan untuk makanpun harus disuap, karena

sedang asyik menggunakan gadgetnya.

3. Anak menjadi tantrum bila gadget diambil darinya

4. Anak menolak untuk berhenti bermain gadget meski orang tua telah memintanya berhenti

memegang gadget

5. Tidak tertarik bermain di luar rumah atau kegiatan ekstra di sekolahq

6. Tetap bermain gadget meski sudah mengetahui dampak negatifnya

7. Memaksimalkan setiap kesempatan agar bisa bermain gadget lebih lama dan cenderung

berbohong kepada orang tua, dan


8. Menggunakan gadget untuk mengalihkan perhatian dan meminta waktu lebih untuk

memegang gadget.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat data yang menggambarkan besarnya

dampak anak yang terlalu sering menggunakan gadget. Kerusakan yang diakibatkan di

antaranya adalah paparan layar gadget yang merusak otak anak hingga akibat pada tumbuh

kembang otak pada anak. Selain itu, anak juga akan mengalami kurang tidur sehingga

kemampuan untuk fokus sangat rendah. Anak pun cenderung tidur di siang hari dan terjaga di

malam hari. Setiap penggunaan gadget selama 15 menit dapat mengurangi waktu tidur anak

sekitar 60 menit.

Dampak lain yang mengkhawatirkan adalah terjadinya speech delay (terlambat berbicara)

pada anak; mengalami masalah dalam tumbuh kembang fisik anak seperti berat badan turun

atau justru naik dengan drastis, sakit kepala, kurang gizi, insomnia, hingga masalah

penglihatan; dan masalah tumbuh kembang anak seperti kecemasan, perasaan kesepian, rasa

bersalah, isolasi diri, dan perubahan mood yang drastis.

Orang tua harus melakukan berbagai cara agar anak tidak terpapar oleh dampak negatif

gadget salah satunya yaitu :

1. Sibukkan anak dengan kegiatan dan tidak menggunakan gadget selama melakukan

kegiatan tersebut.

Anak-anak yang ketergantungan gadget disebabkan karena tidak ada kegiatan

anak yang dapat dikerjakan. Karena tidak ada keadaan yang memaksa anak kita untuk

melakukan sesuatu, maka timbul perasaan malas dan enggan untuk bergerak karena

terbiasa tidak melakukan sesuatu. Ketika anak mulai malas, anak hanya ingin melakukan
kegiatan yang tidak harus berpindah atau bergerak misalnya bermain gadget. Hal ini

dikarenakan anak merasa nyaman dengan keadaan seperti itu. Keadaan inilah yang bisa

membuat anak kita ketergantungan kepada benda kecil berjuta kesenangan ini. Nah,

dengan mengikuti suatu kegiatan atau menyibukkan diri dengan berorganisasi, maka kita

sudah berupaya agar anak tidak ketergantungan pada gadget. Agenda-agenda dalam

kegiatan berorganisasi pun akan membuat fokus anak-anak teralihkan, dari yang hanya

berdiam diri menjadi orang yang lebih produktif.

2. Bersikaplah tegas dalam mendidik anak.

Sikap tegas bisa dilakukan seperti dengan membekali anak dengan gadget lawas

(jadul) yang tidak bisa mengakses internet, dan meng-uninstall aplikasi dan games yang

membuat anak menjadi ketergantungan gadget. Tidak bisa dipungkiri, jika memainkan

games atau mengecek akun media sosial merupakan satu di antara hal yang

menyenangkan. Namun, tunggu dulu, hal yang menyenangkan belum tentu bermanfaat.

Semakin anak kita menyukai sebuah aplikasi, maka semakin besar kemungkinan anak

kita akan terus membukanya, dan akibatnya anak menjadi ketergantungan pada gadget.

Untuk mencegah hal itu terjadi, kita bisa meng-uninstall aplikasi yang ada di gadget

dengan tujuan agar keinginan anak kita untuk membuka dan mengambil gadget kita,

bahkan tanpa setahu kita untuk membuka aplikasi tersebut bisa berkurang, karena telah

dihapus dari gadget. Tidak adanya aplikasi tersebut, maka anak jadi tidak memiliki

dorongan lagi untuk selalu berkutat pada gadget.

I. Pentingnya Pengawasan Orangtua dalam Penggunaan Gadget

Melihat untung ruginya mengenalkan gadget pada anak pada akhirnya memang sangat

tergantung pada kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan mengawasi anak saat bermain
gadget. Orang tua perlu menerapkan sejumlah aturan kepada anak-anknya dalam

menggunakan gadget.

1. Berikan kesempatan pada anak untuk belajar mengggunakan gadget untuk belajar dan

berinteraksi sejak dini.

Karena penggunaan gadget pada saat ini adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari

pada saat ini dan pada masa yang akan datang. Kemudian sudah jelas bahwa gadget

mempunyai efek-efek tertentu terhadap penggunanya. Termasuk efek fisik pada

seseorang. Kemudian sudah jelas manfaat dan tujuan dalam penggunaan gadget yaitu

memberikan arahan kepada anak bagaimana menggunakan gadget dengan benar. Entah

posisi duduk dan dengan cara memperhatikan letak cahaya dan jarak pandang mata

dengan gadget. Karena jarak pandang yang terlalu dekat akan mengganggu penglihatan

anak.

2. Pilihlah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan anakanak.

Sesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Semua permainan, sosial media,

video itu semua harus melewati pengawasan orangtua. Sebab unsur kekerasan dan

pornografi rentan terjadi atau mudah didapatkan pada konten tersebut di atas. Kemudian

berikan penjelasan secara bijak setiap fungsi dari konten yang ada pada gadget. Anak-

anak akan bisa menerima penjelasan sebelum mereka asik dengan gadget nya. Anak-

anak mampu memahami bahwa dengan gadget kita bisa berinteraksi seperlunya baik

dengan sesama anggota keluarga ataupun dengan warga sekitar lingkungan. Semua

komunikasi tersebut bisa menggunakan sosial media yang selama ini digunakan. Orang

tua harus memberikan secara jelas dan rinci tentang penggunaan setiap software. Orang

tua harus lebih tau tentang semua konten yang ada pada gadget anak-anaknya.
3. Tempatkan gadget di ruang umum.

Kadang orang tua merasa bangga dengan dapat meletakkan gadget dalam kamar

anak mereka. Hal ini sebenarnya membahayakan karena orangtua susah memantau

kegiatan anaknya dalam menggunakan gadget. Pilihkan kursi atau meja yang nyaman

untuk bermain gadget. karena kebiasaan bermain gadget dengan posisi tidur tidak baik

untuk kesehatan mata.

4. Mengatur durasi penggunaan gadget.

Jangan biarkan anak-anak asik dengan gadget. Semua sarana ini memang

mengasikkan hingga anak-anak lupa waktu. Untuk itu orangtua harus bisa menegaskan

batas waktu penggunaan gadget pada anak-anaknya. Kemudian orang tua selalu

membangun interaksi yang baik dengan anaknya. Kemudian orangtua memberikan

contoh penggunaan gadget secara positif. Karena setiap anak yang hingga kini mahir

menggunakan gadget pada awalnya mencontoh pada orang tua. Untuk itu. Orang tua bisa

memberikan contoh yang baik dalam menggunakan gadget sejak awal.

5. Bantu agar anak-anak dapat membuat keputusan sendiri.

Kadang anak ingin menciptakan suasana yang baru tetapi tidak berani

berkomunikasi dengan orang tua. Di sini orang tua harus selalu mengajak diskusi bahkan

mengajak bercerita supaya anak bisa menampilkan atau berkreasi dengan ide-ide yang

ada di pikirannya. Tanamkan pula rasa takut terhadap Tuhan sehingga jika tidak ada

orang tua dia tahu bahwa Tuhan memperhatikan dan melihat apa yang dilakukan. Dan

hal ini bisa membuat anak membuat keputusan sendiri tanpa berfikir yang tidak baik.

Anda mungkin juga menyukai