Anda di halaman 1dari 15

PERENCANAAN PENYULUHAN

GIZI SEIMBANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Untuk Memenuhi Mata Kuliah Perencanaan Program Gizi

Yang dibimbing oleh :

Bapak Juin Hadisuyitno, SST, M.Kes

Disusun Oleh:

Naufalia Primandita Arie Prasetiawan

P17111171016

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

SARJANA TERAPAN GIZI

JURUSAN GIZI

2020
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Anak sekolah berada pada perkembangan yang cepat dalam proses


intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang aktif.
Untuk menunjang perkembangan dan fisik yang dilakukan oleh anak sekolah tersebut
dibutuhkan berbagai macam zat gizi yang diperlukan dalam jumlah yang mencukupi
untuk memenuhi perkembangan dan pertumbuhan yang baik, karena peran gizi sangat
menentuan keadaan kesehatan anak. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk menciptakan
sumber daya manusia yang tentunya banyak faktor yang langsung yang mempengaruhi
status gizi meliputi konsumsi makanan dan penyakit infeksi. Faktor tidak langsung
meliputi pengetahuan, pendidikan, tingkat pendapatan, pendidikan orang tua, dan besar
keluarga. Di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, masalah gizi
menjadi lebih penting dari segi kesehatan masyarakat karena kekurangan gizi dapat
menurunkan kerentanan tubuh terhadap beberapa penyakit, khususnya penyakit infeksi.

Anak usia sekolah (7-12 tahun) memiliki pertumbuhan yang cepat dan aktif.
Pada masa ini terjadi proses perkembangan fisiologik dan perkembangan kognitif
(Saidin Sukati, 1991 : Hariyani, 2011). Dalam kondisi tersebut anak harus mendapat
asupan gizi dalam kualitas dan kuantitas yang cukup pada makanan yang
dikonsumsinya. Untuk memenuhi asupan gizi tersebut dibutuhkannya gizi yang
seimbang, dimana asupan gizi seimbang dengan aktifitas yang dilakukan. Gizi
seimbang pada anak sekolah dapat berperan dalam pencapaian tujuan Millenium
depelopment Goals (MDGs) diantaranya adalah menurunnya KEP pada kelompok usia
6-19 tahun meningkat dari 30,5% pada tahun 1995 menjadi 29 % pada tahun 1998.
Menurut Susenas tahun 1999 8,10% usia anak sekolah atau sekitar 1,7 juta anak usia
sekolah menderita KEP tingkat berat ( gizi buruk) (Susanto, 2004). Survey kesehatan
Rumah Tangga Indonesia (2007) menemukan bahwa prevalensi gizi kurang untuk
sebesar 22,5% dan gizi buruk sebesar 8,5%, sedangkan data susenas menunjukkan
prevalensi gizi kurang 19,8% dan gizi buruk 6,3%.

Status gizi anak dapat mempengaruhi derajat kesehatan anak itu sendiri,
semakin baik status gizinya semakin baik kesehatannya dan lebih jarang sakit anak

2
tersebut. Status gizi tersebut dapat diperoleh dari konsumsi makanan.kondisi status gizi
yang baik dapat tercapai apabila tubuh memperoleh zat-zat gizi dari makanan. zat-zat
gizi tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan fisik, kemampuan kerja sehingga dapat
mencapai tingkat kesehatan optimal.

2. Tujuan

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan, sasaran mampu memahami pentingnya asupan gizi


dalam pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia sekolah

B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan, sasaran mampu menyebutkan tentang:

1. Mengetahui apa pengertian gizi dan anak usia sekolah.

2. Mengetahui fungsi gizi untuk anak usia sekolah.

3. Mengetahui apa saja asupan makanan untuk anak usia sekolah.

4. Mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Pada Anak Sekolah.

5. Mengetahui Gangguan Gizi Pada Anak Sekolah.

6. Mengetahui bagaimana Upaya Peningkatan Gizi Pada Anak Sekolah.

3. Sasaran
 Anak Sekolah
 Orang tua anak
4. Tempat
 Sekolah
5. Susunan Panitia
 Ketua : Afdhalia
 Sekretaris : Anandya
 Bendahara : Eswahos
 Anggota : 1. Naufalia
2. Mathali’
3. Anindhita
4. Ainul

3
6. Metode
 Ceramah
 Diskusi
7. Materi Penyuluhan
a. Pengertian gizi dan usia anak sekolah
b. Fungsi gizi untuk anak sekolah
c. Asupan makanan untuk anak usia sekolah
d. Faktor yang mempengaruhi gizi anak sekolah
e. Gangguan gizi pada anak sekolah
f. Upaya peningkatan gizi pada anak sekolah
8. Alat dan bahan
a. Power point
b. Food model
c. Leaflet
9. Satpel
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Gizi Anak Usia Sekolah


Sub Pokok Bahasan : Pentingnya Asupan Gizi Dalam Pertumbuhan dan
Perkembangan Pada Anak Usia Sekolah
Tempat/Sasaran : Sekolah Dasar Tajinan – Kab.Malang
Hari/tanggal : Senin / 4 Mei 2020
Waktu : 1 x 45 menit ( 08.00 s/d 08.45 WIB )

1. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, sasaran mampu memahami pentingnya asupan
gizi dalam pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia sekolah
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, sasaran mampu menyebutkan tentang:
1. Mengetahui apa pengertian gizi dan anak usia sekolah.
2. Mengetahui fungsi gizi untuk anak usia sekolah.
3. Mengetahui apa saja asupan makanan untuk anak usia sekolah.
4. Mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Pada Anak Sekolah.

4
5. Mengetahui Gangguan Gizi Pada Anak Sekolah.
6. Mengetahui bagaimana Upaya Peningkatan Gizi Pada Anak Sekolah.
2. Materi
Terlampir
3. Sasaran
 Anak Sekolah.
 Orang tua anak.
4. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
5. Mekanisme Kegiatan
1. Pembukaan
2. Penyampaian materi
3. Diskusi
4. Penutup
6. Waktu dan Tempat
1. Tanggal/ Waktu : 08.00 – 08.45 WIB
2. Tempat : Sekolah Dasar Tajinan – Kab. Malang

7. Media dan Alat


1. Power Point
2. Leaflet
3. Food Model
8. Kegiatan Penyuluhan

9. No Waktu Kegiatan Peserta


Kegiatan Penyuluhan
1. 5 menit Pembukaan :  Menjawab salam
 Mendengar dan
 Memberi salam memperhatikan
 Memperkenalkan diri  Mendengar dan
 Menjelaskan kontrak waktu, memperhatikan
topik dan tujuan
penyuluhan

2. 35 menit Pelaksanaan :

5
 Menanyakan pengertian
Gizi  Audien menjawab sesuai
  Menjelaskan pengertian kemampuan
gizi anak usia sekolah.  Mendengarkan
 Menjelaskan fungsi gizi  Mendengarkan
untuk anak usia sekolah.   Mendengarkan

 Menjelaskan apa saja  Mendengarkan


asupan makanan untuk anak  Mendengarkan
usia sekolah.  Mendengarkan
 Menjelaskan Faktor Yang
Mempengaruhi Gizi Pada
Anak Sekolah.
 Menjelaskan Gangguan
Gizi Pada Anak Sekolah.
 Menjelaskan bagaimana
Upaya Peningkatan Gizi
Pada Anak Sekolah.

 Memberikan  Beberapa audien mengajukan
kesempatan pertanyaan
pada audien untuk  Mendengarkan dan
bertanya memperhatikan
 Menjawab pertanyaan
yang diajukan audien

3. 5 menit Penutup :
 Mendengarkan dan
 Menyimpulkan materi memperhatikan
penyuluhan  Menjawab Salam
 Menutup penyuluhan
dan memberi salam

10. Pembimbing
Akademik : Juin Hadisuyitno, SST, M.Kes
11. Evaluasi hasil
a. Evaluasi struktur
b. Sasaran yang hadir di ruang penyuluhan menghadap ke arah presentator
c. Tersedianya media penyuluhan sebelum penyuluhan dimulai
12. Evaluasi Proses
a. Sasaran memperhatikan penyuluhan yang disampaikan oleh presentator
b. Sasaran berpartisipasi aktif dalam mengikuti penyuluhan
c. Sasaran mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir
d. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan

6
13. Evaluasi Hasil
a. Seluruh materi penyuluhan dapat dipresentasikan sesuai waktu yang disediakan
b. Seluruh sasaran mendapatkan leaflet tentang materi yang diberikan

Lampiran Materi Penyuluhan

PENGERTIAN GIZI DAN USIA ANAK SEKOLAH

a. Pengertian Gizi
Gizi merupakan ilmu terapan yang mempergunakan berbagai disiplin ilmu dasar, seperti
Biokimia, Biologi, Ilmu hayat (fisiologi), ilmu penyakit (pathologi), dan beberapa lagi.
Sedangkan definisi gizi sekarang menjadi ilmu yang mempelajari hal ihwal makanan,
dikaitkan dengan kesehatan tubuh.
b. Pengertian Usia Anak Sekolah
Berikut adalah beberapa tentang pengertian usia anak sekolah:
1. UU no 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO yang dikatakan masuk
usia anak adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah
2. American Academic of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain
tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun.
3. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial,
perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya.
4. Pembagian golongannya:
a) Taman kanak-kanak (pra sekolah usia 4-6 tahun)
b) Sekolah dasar 7-12 tahun
c) Remaja 13-18 tahun
FUNGSI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH
a. Supaya pertumbuhan dan perkembangan anak maksimal
b. Memperbaiki gizi anak
c. Menentukan perkembangan anak untuk usia selanjutnya
ASUPAN MAKANAN UNTUK ANAK USIA SEKOLAH
a. Kebutuhan Gizi Berkaitan dengan Proses Tubuh
Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang
dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan
baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial

7
adalah zat gizi yang harus didatangkan dari makanan. Bila dikelompokkan, ada tiga
fungsi zat gizi dalam tubuh, yaitu :
1. Memberi Energi
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk beraktivitas.
2. Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh
Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan
unutk membentuk sel-se baru, memelihara, dan mengganti sels-sel yang rusak. Dalam
fungsi ketiga ini zat gizi dinamakan zat pembangun.
3. Mengatur Proses Tubuh
Protein, mineral, air, dan vitamin deiperlukan untuk mengatur prose tubuh. Protein
mengatur keseimbangan air di dalam sel. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai
pengatur dalam peroses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak
peroses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk proses penuaan.
b. Angka Kecukupan Gizi dan Angka Kebutuhan Gizi
Angka kecukupan gizi adalah nilai yang menunjukan jumlah zat gizi yang diperlukan
tubuh unutk hidup sehat setiap hari bagi semua populasi menurut kelompok umur, jenis
kelamin dan kondisi fisiologi tertentu. Angka kecukupan gizi berbeda dengan angka
kebutuhan gizi (dietary requirements). Angka kebutuhan gizi adalah jumlah zat-zat gizi
minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertajankan status gizi adekuat.
AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing
kelompok umur, gender, dan aktivitas fisik. Dalam penggunaannya, bila kelompok
penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan
yang digunakan, maka diperlukan penyesuaian. AKG tidak dipergunakan untuk
individu. Dalam menentukan AKG, perlu dipertimbangkan setiap faktor yang
berpengaruh terhadap absorpsi zat-zat gizi atau efisiensi penggunaannya di dalam tubuh.
Untuk sebagian zat gizi, sebagian dari kebutuhan mungkin dapat dipenuhi dengan
mengkonsumsi suatu zat yang di dalam tubuh kemudian dapat diubah menjadi zat gizi
esensial. Pada kebanyakan zat gizi, pencernaan dan atau absorpsinya tidak komplit,
sehingga AKG yang dianjurkan harus sudah memperhitungkan bagian zat gizi yang tidak
di absrorpsi.
Dalam memenuhi kebutuhan AKG seriap harinya, perlu dilakukan memberi variasi
makanan yagn berbeda setiap harinya yang nantinya diharapkan cukup dapat memenuhi
semua kebutuhan gizi. Di Indonesia pola menu seimbang tergambar dalam menu 4 Sehat

8
5 Sempurna dan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Saat ini dikenal juga menu
pelangi, yaitu menu makanan yang berwarna-warni seperti pelangi untuk memenuhi
kebutuhan vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh seperti sayur-sayuran. Perlu
pendidikan khusus bagi anak usia sekolah atau sekolah dasar dalam memilih makanan
yang berwarna-warni. Peran orang tua sangat diperlukan, jangan sampai anak memilih
makanan yang berwarna-warni yang menggunakan zat pewarna. Dalam menyusun menu,
selain AKG perlu pula dipertimbangkan aspek akseptibilitas makan yang disajikan,
karena selain sebagai sumber zat-zat gizi, makanan juga mempunyai nilai sosial dan
emosional. Untuk itu dalam memenuhi AKG harus sesuai dengan prinsip-prinsip gizi
seimbang, yaitu :
1. Variasi makanan
2. Pola hidup bersih
3. Menghindari rokok, alkohol dan narkoba
4. Aktivitas fisik
5. Pantau BB
Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari berperan besar
untuk kehidupan anak tersebut. Untuk dapat memenuhi dengan baik dan cukup, ternyata
ada beberapa masalah yang berkaitan dengan konsumsi zat gizi untuk anak. Contoh
masalah gizi masyarakat mencakup berbagai defisiensi zat gizi atau zat makanan.
Seorang anak juga dapat mengalami defisiensi gizi atau makanan. Seorang anak juga
dapat mengalami defisiensi zat gizi tersebut yang berakibat pada berbagai aspek fisik
maupun mental. Masalah ini dapat ditanggulangi secara cepat, jangka pendek, dan jangka
panjang serta dapat dicegah oleh masyarakat sendiri sesuai dengan klasifikasi dampak
defisiensi zat gizi antara lain melalui pengaturan makan yang benar.
Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makan yang dikonsumsi
beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Di masyarakat dikenal pola makan
atau kebiasaan makan dan selera makan, yang terbentuk dari kebiasaan alam
masyarakatnya. Jika menyusun hidangan untuk anak, hal ini perlu diperhatikan di
samping kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat dan bertumbuh kembang. Kecukupan zat
gizi ini berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak, maka pengetahuan dan
kemampuan mengelola makanan sehat untuk anak adalah suatu hal yang sangat amat
penting.
c. Faktor yang Berperan dan Permasalahan pada Tumbuh Kembang

9
Ada dua faktor utama yang mempengaruhi proses tumbuh kembang optimal seorang
anak, yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam merupakan faktor-faktor yang ada
dalam diri anak itu sendiri, baik faktor bawaan maupun faktor yang diperoleh. Faktor
luar yaitu faktor-faktor yang ada di luar atau berasal dari luar diri anak, mencakup
lingkungan fisik dan sosial serta kebutuhan fisik anak.
Selain kedua faktor tersebut, faktor yang berperan dalam proses tumbuh kembang anak
dapat ditentukan oleh keluarga, status gizi, budaya, dan teman bermain. Keluarga
hendaknya menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Status
gizi anak dapat ditentukan oleh tingkat konsumsi atau kualitas makanan. Kualitas
makanan ditentukan oleh zat-zat bergizi yang dibutuhkan oleh anak. Permasalahan
tumbuh kembang anak ada dua macam, yaitu gizi lebih dan gizi kurang.
Akibat dari status gizi yang buruk, maka dapat menimbulkan penyakit. Lingkungan
masyarakat dalam hal ini asuhan dan kebiasaan suatu masyarakat dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Tata cara dan kebiasaan yang diberlakukan
masyarakat tidak selalu sesuai dengan syarat-syarat kebersihan dan kesehatan. Teman
bermain dan sekolah juga berperan dalam mempengaruhi makanan yang dikonsumsi oleh
anak. Ketika mereka berinteraksi dengan teman bermain atau teman sekolahnya,
makanan atau jajanan yang dipilih biasanya sejenis dengan yang dipilih oleh teman dekat
atau lingkungan sekitarnya. Makhluk hidup memerlukan makanan untuk melangsungkan
kehidupannya. Makanan itu terdiri atas bagian-bagian yang berbentuk iktan-ikatan kimia
atau unsur-unsur anorganik yang disebut zat-zat makanan atau zat gizi.Manusia
mendapatkan zat makanannya dalam bentuk bahan makanan. Yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan atau hewan. Satu macam saja bahan makanan tidak dapat memenuhi semua
keperluan tubuh akan berbagai zat makanan, karena masing-masing bahan makanan
mengandung zat makanan yang berlainan macam maupun banyaknya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI PADA USIA SEKOLAH


Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World Healt Organization) adalah
kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk itu keduanya diperhatikan detil untuk masalah
asupan gizi dan konsumsi makanan sehari-harinya.
Kali ini penulis akan coba share dengan pembaca mengenai kebutuhan energi dan zat
gizi anak usia sekolah. Kembali lagi ke WHO, mengapa perlunya memperhatikan
kebutuhan gizi anak usia sekolah, ada beberapa alasan mengapa kebutuhan gizi anak
sekolah sangat diperhatikan, berikut point-pointnya :

10
Faktor yang mempengaruhi gizi pada usia anak sekolah
a. Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.
Anak Sd yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan
paling pesat kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal akan
menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan
sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakan untuk perkembangan mental yang
mengacu pada skil anak.
Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan mental anak.
Karena tentunya fisik dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling
berkaitan. makanan yang kaya akan nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh
kembang otak dan organ-organ lain yang dibutuhkan anak untuk mencapai hasil
pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga adalah pihak pertama yang harus
memperhatikan asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga akan gizi sangat
berpengaruh disini.

2. Selalu Aktif.
Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisi dan energi juga akan semaki banyak
diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah merupakan usia yang senang bermain.
Senang menghabiskan waktunya untuk belajar mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu
perlunya nutrisi dan asupan energi yang banyakuntuk menunjang aktifitas fisiknya.
Sulitnya untuk mengkonsumsi makanan bergizi adalah tantangan yang perlu dihadapi
oleh orang tua. Untuk itu pengetahuan mengenai gizi anak sangat disarankan untuk
mempelajarinya.

3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan.


Anak Usia SD tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini sedang ia senangi,
perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah perhatian ibu terhadap pengaruh pola
konsumsi makanan sepertinya harus digalakan.

4. Tidak suka makanan-makanan yang bergizi.


Ya telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi makanan-
makanan yang sedang ia perlukan untuk masa pertumbuhan. Kriteria makanan yang

11
banyak disukai oleh anak usia ini adalah makanan yang banyak mengandung gula dan
mempunyai warna yang cerah sehingga menarik anak untuk mengkonsumsinya.
Beberapa tips diatas penulis rasa, dapat anda manfaatkan pada saat anda membeli
makanan dimanapun, tidak hanya disupermarket namun di tempat penjualan produk
makanan yang sering anda kunjungi. Ingin sehat tidak asal pilih dan beli.

E. GANGGUAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH


Nutrisi merupakan komponen penting bagi kesehatan anak. Pertumbuhan dan
perkembangan yang dialami oleh anak-anak membuat mereka membutuhkan nutrisi yang
baik dalam hal protein, energi dan komponen nutrien lainnya. Hal tersebut juga membuat
mereka rentan terhadap kekurangan nutrisi dan gangguan pertumbuhan. Pola makan yang
dimulai sejak masa kanak kanak dapat mempengaruhi kesehatan mereka selanjutnya.
Pada masa kanak-kanak, pemberian nutrisi yang kurang baik dapat mengakibatkan gagal
tumbuh, obesitas, dan penyakit-penyakit terkait defisiensi nutrisi. Akibat jangka panjang
yang dapat ditimbulkan adalah meningkatnya risiko penyakit degeneratif kelak saat usia
lanjut.
Masalah gizi yang dihadapi oleh anak-anak pada usia sekolah dasar antara lain: obesitas,
gagal tumbuh, anemia karena kekurangan zat besi, dan karies pada gigi geligi serta
infeksi kecacingan. Obesitas biasanya disebabkan karena konsumsi makanan yang
melebihi kebutuhannya per hari. Sebaliknya, gagal tumbuh biasanya disebabkan karena
kurangnya asupan nutrisi. Selain gagal tumbuh, kurangnya asupan nutrisi juga dapat
menyebabkan terjadinya anemia dan membuat anak rentan terhadap infeksi. Karies
disebabkan karena konsumsi makanan yang mengandung gula berlebihan disertai dengan
kebersihan gigi yang kurang terjaga. Infeksi kecacingan disebabkan karena kurangnya
kebiasaan cuci tangan saat makan dan seringnya tidak menggunakan alas kaki saat
beraktifitas.
Masalah gizi pada anak sekolah dasar masih cukup memprihatinkan. Hal ini dapat
terlihat dari beberapa penelitian yang dilakukan terhadap anak usia sekolah dasar di
Indonesia. Anak usia sekolah dasar dalam hal ini adalah anak dengan kisaran usia 7-12
tahun. Pada penelitian yang dilakukan oleh dr. Saptawati Bardosono, ahli gizi dari
Universitas Indonesia, di 5 sekolah dasar di jakarta, didapatkan sebanyak 94,5% anak
mendapatkan asupan gizi di bawah angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Hal senada
diungkapkan oleh Endang Dewi Lestari dengan penelitiannya pada 10 sekolah dasar di
Solo. Didapatkan semuanya menderita defisiensi zat seng. Rendahnya kecukupan gizi

12
pada kelompok anak usia sekolah dasar berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik,
konsentrasi dan prestasi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Satoto, ditemukan
sebanyak 30-35% anak sekolah dasar tumbuh di bawah baku yang ada.
Infeksi yang lama dan berat juga berhubungan erat dengan masalah gizi berupa
malnutrisi. Infeksi dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi. Seorang anak yang
mengalami infeksi membutuhkan asupan nutrisi yang lebih banyak dari biasanya.
Sementara beberapa gejala yang dialami saat infeksi seperti diare dan tidak nafsu makan
membuat asupan nutrisi menjadi sulit. Sebaliknya, malnutrisi juga dapat menyebabkan
individu rentan terhadap terjadinya infeksi. Daya tahan tubuh kita didukung oleh protein,
zat besi, vitamin dan beberapa mikronutrien lainnya. Jika asupan zat gizi tersebut kurang,
kerja daya tahan tubuh menjadi tidak optimal.
Untuk mengatasi masalah gizi diperlukan beberapa upaya, terutama dari pihak orang tua
dan pihak sekolah. Makanan anak-anak pada usia sekolah dasar perlu diperhatikan,
terutama karena pada usia ini anak-anak tersebut masih dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan, sehingga keseimbangan gizi perlu dijaga.
Anak dengan usia sekolah dasar sudah dapat menentukan makanan yang disukainya.
Makanan yang diberikan pada anak usia sekolah dasar ditentukan berdasarkan berat
badan, usia dan aktivitas anak. Anak laki-laki umumnya lebih banyak melakukan
aktivitas fisik dibandingkan anak perempuan, sehingga asupan makanan yang
mengandung lebih banyak energi perlu ditingkatkan. Sedangkan anak perempuan pada
usia sekolah dasar mulai memasuki usia haid, sehingga memerlukan lebih banyak protein
dan zat besi.
Sarapan pagi bagi anak-anak usia sekolah dasar sangat penting mengingat aktivitas di
sekolah yang melibatkan fisik dan konsentrasi belajar. Lingkungan sekolah dasar
umumnya memiliki banyak jajanan. Banyak anak menyukai makanan jajanan yang hanya
mengandung karbohidrat dan garam. Makanan tersebut hanya akan membuat seorang
anak cepat kenyang dan mengurangi nafsu makan anak.
Asupan gizi pada anak usia sekolah mulai dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena
anak-anak usia ini sudah mulai mengenal lingkungannya. Oleh karena itu, perhatian
orang tua dan pihak sekolah perlu ditingkatkan untuk mencegah gangguan nutrisi berupa
malnutrisi atau pun obesitas. Peran serta dari berbagai pihak dalam hal asupan gizi
diperlukan untuk memperbaiki status gizi anak-anak di Indonesia pada umumnya dan
anak-anak usia sekolah dasar pada khususnya.

13
F. UPAYA PENINGKATAN GIZI ANAK SEKOLAH
WHO telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting School, melalui
upaya promotif danpreventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang
berkualitas adalah :
a) Promotif dan Pencegahan
1. Pemberian nutrisi yang baik dan benar (PMT, Sarapan dll)
2. Perilaku hidup sehat jasmani dan rohani
3. Deteksi dini dan pencegahan penyakit menular
4. Deteksi dini gangguan penyakit kronis pada anak sekolah
5. Deteksi dini gangguan pertumbuhan anak usia sekolah
6. Deteksi dini gangguan perilaku dan gangguan belajar
7. Imunisasi anak sekolah
b) Kuratif dan rehabilitasi.
1. Penganan pertama kegawat daruratan di sekolah
2. Pengananan pertama kecelakaan di sekolah
3. Keterlibatan guru dalam penanganan anak dengan gangguan perilaku dan gangguan
belajar
2. Indikator Keberhasilan
a. Pola makan anak berubah
b. Orang tua memahami materi yang telah disampaikan
c. Anak memahami materi yang telah disampaikan
d. Angka gizi buruk/gizi kurang berkurang di Desa Tajinan

A. Persiapan

Persiapan dilaksanakan oleh mahasiswa dengan terlebih dahulu membuat undangan


kepada kepala sekolah dan orang tua dari siswa. Persiapan dilakukan satu minggu
sebelum pelaksanaan kegiatan diantaranya meminta izin kepada Kepala Desa, membuat
laporan pendahuluan, mempersipakan matei mengenai gizi anak usia sekolah. Dan tak
lupa mahasiswa juga menghubungi dosen pembimbing untuk keikutsertaannya dalam
kegiatan tersebut.

B. Pelaksanaan

14
Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2020 pukul 09.00 – 11.00 WIB di Sekolah
Dasar X Desa Tajinan Kabupaten Malang sesuai dengan yang direncanakan :

 Satu jam sebelum acara dimulai kelompok mempersiapkan alat – alat seperti;
daftar hadir, LCD, laptop, alat tulis, dan lefleat.

 Acara di ikuti oleh seluruh siswa dan orang tua.

 Acara dimulai dari pukul 09.00 – 11.00 WIB dibawa oleh pembawa acara
sekaligus menjelaskan susunan acara.

 Penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yang pertama tentang pembukaan, yang kedu
tentang inti penyuluhan dan yang terakhir penutupan.

 Setelah diberikan penyuluhan kesehatan peserta diberikan beberapa pertanyaan


tetntang materi yang sudah dijelaskan kemudian mahasiswa memberikan
reinforcement.

 Acara selesasi dan pembacaac do’a.

15

Anda mungkin juga menyukai