Di Susun Oleh :
Kelompok 2
1. DIAN APRILIYAH
2. DWI ANDRYANTO
3. ELSA ANTIKA LESTARI
4. HARDIANA SABARIAH
5. HENDRA PEBERYANTO ADENAN
6. HILDAYANTI
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MATARAM
2022
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. LATAR BELAKANG
Menurut Kemenkes RI (2014), anak usia sekolah merupakan anak yang memiliki usia
lebih dari 6 tahun sampai sebelum 18 tahun. Pada usia sekolah ini terdapat dua masa yaitu masa
anak dan masa remaja. Usia sekolah merupakan masa rentan masalah gizi hal ini karena anak
sekolah memerlukan zat-zat gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi, pertumbuhan
dan perkembangan tubuh, serta mengatur proses-proses metabolisme. Anak sekolah yang
rentan masalah gizi berisiko terpapar sumber penyakit dan perilaku hidup tidak sehat, salah satu
risiko perilaku hidup tidak sehat adalah kegemukan atau obesitas (Hardinsyah dan Supariasa,
2016).
Usaha pemerintah indonesia dalam melakukan perbaikan gizi melalui peningkatan
pengetahuan terkait gizi salah satunya dengan melakukan pendidikan gizi. Pendidikan gizi yang
diberikan berupa penyuluhan. Pendidikan gizi yang diberikan tidak hanya kepada petugas
kesehatan tetapi juga kepada masyarakat luas. Salah satu bentuk strategi penyebarluasan
pendidikan gizi yang dilakukan pemerintah yaitu dengan menyediakan materi komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE) terkait gizi (Direktorat Bina Gizi, 2013).
Cara yang paling efektif untuk mensosialisasikan gizi yaitu melalui lembaga
pendidikan. Sebanyak 91% sekolah dasar merupakan target terbaik dalam melakukan
sosialisasi gizi, diikuti dengan sekolah menengah pertama (19%), sekolah menengah atas
(11%), dan perguruan tinggi (9%) (Soekirman,
2011).
Prevalensi anak usia sekolah yang tidak biasa sarapan menunjukkan angka 59% (AIPGI,
2015). Hasil analisis data pangan Riskesdas (2013) pada 35.000 anak usia sekolah
menunjukkan hampir seaparuh (44,6%) anak yang sarapan pun hanya memperoleh asupan
2
energi kurang dari 15%, sedangkan kebutuhan yang seharusnya 15-30% (Hardiansyah & Aries,
2012). (Rahmawati dan Marfuah, 2016).
B. ANALISA SITUASI
1. Peserta
Jumlah peserta di sesuaikan dengan masyarakat yang ada di Dusun Tanjung Gunung
2. Kelas/Ruangan
Rumah warga
3. Moderator
Hardiana Sabariah
4. Penyaji
Hendra Feberyanto Adenan
5. Notulen
Hildayanti dan Dwi Andryanto
6. Konsumsi dan pubdekdok
Dian Apriliyah, dan Elsa Antika Lestari
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit pada remaja dapat memahami tentang
Tugas Perkembangan anak usia sekolah
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit remaja mampu menjelaskan kembali
tentang:
a. Masyarakat mampu menjelaskan definisi anak usia sekolah
f. Masyarakat mampu menjelaskan tugas orang tua dalam perkembangan anak usia sekolah
3
i. Masyarakat mampu menjelaskan yang dapat dilakukan keluarga bila terjadi
penyimpangan usia sekolah
D. SASARAN
Masyarakat di Dusun Tanjung Gunung
E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Sabtu, 13 Agustus 2022
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Warga
F. MATERI
Terlampir
G. PELAKSANAAN KEGIATAN
KEGIATAN
No TAHAP/WAKTU
Moderator Peserta
1. Pembukaan Memberi salam dan Perkenalan Menjawab salam
5 menit Menjelaskan tujuan, manfaat dan Mendengarkan
cakupan materi dan
memperhatikan
2. Penyajian 1. Menggali pengetahuan awal Mendengarkan
(pengembangan) 15 audiens terkait materi yang akan dan
menit disampaikan memperhatikan
2. Menjelaskan definisi anak usia Bertanya jika ada
sekolah yang tidak jelas.
3. Menjelaskan aspek-aspek
perkembangan anak usia sekolah
4. Menjelaskan tugas
perkembangan anak usia sekolah
5. Menjelaskan perkembangan
anak normal
6. Menjelaskan tugas orang tua
dalam perkembangan anak usia
sekolah
4
7. Menjelaskan ciri penyimpangan
perkembangan anak usia sekolah
8. Menjelaskan yang dapat
dilakukan keluarga bila terjadi
penyimpangan usia sekolah
3. Penutup Berdiskusi mengenai materi yang Bertanya atau
5 menit disampaikan menjawab
Mengevaluasi pengetahuan pertanyaan
remaja tentang materi yang Mendengarkan
disampaikan dengan memberi dan menjawab
sesi tanya jawab Mendengarkan
Menyimpulkan materi yang telah dan
disampaikan. memperhatikan
Memberi salam Menjawab salam
H. METODE
Metode yang digunakan adalah:
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
I. MEDIA DAN ALAT
Leaflet
J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Masyarakat yang hadir dalam acara penyuluhan.
b. Kesiapan materi penyaji.
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
a. Masyarakat hadir sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
b. Masyarakat antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
c. Masyarakat menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa
5
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
b. Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
4. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
b. Adanya kesepakatan masyarakat dengan penyuluh dalam melaksanakan implementasi
keperawatan selanjutnya.
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang tugas perkembangan anak usia sekolah yang
diterima oleh masyarakat dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir ceramah.
5. Daftar Pertanyaan
a. Definisi anak usia sekolah?
b. Aspek-aspek perkembangan anak usia sekolah?
c. Menjelaskan tugas perkembangan anak usia sekolah?
d. Menjelaskan perkembangan anak normal?
e. Menjelaskan tugas perkembangan anak usia sekolah?
f. Menjelaskan tugas orang tua dalam perkembangan anak usia sekolah?
g. Menjelaskan tugas perkembangan anak usia sekolah?
h. Menjelaskan ciri penyimpangan perkembangan anak usia sekolah?
i. Menjelaskan yang dapat dilakukan keluarga bila terjadi penyimpangan usia sekolah?
6
MATERI PENYULUHAN
TUGAS KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH
A. Pendahuluan
Secara kodrati manusia selalu ingin mendidik keturunanya yang dilakukan pada setiap
tahapan umur. Baik tahapan janin, bayi, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa maupun usia
lanjut. Anak-anak memasuki tahapan dimana mereka sudah cukup mengerti dan memahami
sesuatu serta mampu memahami mana yang baik dan mana yang buruk.
Pada tahapan ini, seorang individu sedang menggali potensi dirinya yang digunakan
dalam rangka mencapai kematangan ketika individu tersebut beranjak dewasa. Namun, emosi
anak-anak kadang kala labil sehingga harus diarahkan dan diolah sedemikian rupa agar tidak
terjerumus pada sesuatu yang dapat merugikan dirinya maupun orang lain di sekitarnya.
Pada masa inilah, setiap individu akan mengalami masa-masa sekolah dimana mereka
akan berinteraksi ke dalam lingkup yang lebih luas dengan berbagai karakteristik yang
berbeda- beda. Oleh karena itu, harus dipelajari dan dipahami setiap karakter anak usia sekolah
agar dapat memberikan tugas dengan tepat yang dapat mengoptimalkan potensi mereka yang
sesuai dengan umur mereka.
B. Usia Anak Sekolah
1. Pengertian Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak yang berumur 6-12 tahun, yang artinya sekolah
menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung
jawab atas perilaku sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan
orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan
untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa.
2. Aspek-aspek Perkembangan
a. Perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki masa
remaja yang pertumbuhannya begitu cepat. Masa yang tenang ini diperlukan oleh anak
7
untuk belajar berbagai kemampuan akademik.
Menurut seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik meliputi perubahan-
perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ
indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dan lain-lain), dan perubahan-
perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti
perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan
dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan
sebagainya).
Bagi anak kegiatan fisik diperlukan untuk mengembangkan kestabilan
tubuh dan kestabilan gerak serta melatih koordinasi untuk menyempurnakan
berbagai keterampilan. Kebutuhan untuk selalu bergerak perlu bagi anak karena
energy yang terumpuk pada anak perlu penyaluran. Di samping itu kegiatan
jasmani diperlukan untuk lebih menyempurnakan berbagai keterampilan menuju
keseimbangan tubuh,seperti bagaimana menendang bola dengan tepat sasaran,
mengantisipasi gerakan. Pada prinsipnya selalu aktif bergerak penting bagi anak.
b. Perkembangan kognitif
Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasi konkret
dalam berpikir (usia 6 -13 tahun). Piaget menemukan beberapa konsep dan prinsip
tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak, diantaranya:
Anak tidak hanya mengobservasi dan mengingat apa-apa yang mereka lihat dan
dengar secara pasif, tetapi mereka secara natural memiliki rasa ingin tahu tentang
dunia mereka dan secara aktif berusaha mencari informasi untuk membantu
pemahaman dan kesadarannya tentang realitas tentang dunia yang mereka hadapi.
2. Anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya.
Anak-anak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari fakta-
8
fakta yang terpisah menjadi suatu kesatuan. Sebaliknya, anak secara gradual
membangun suatu pandangan menyeluruh tentang bagaimana dunia bergerak.
3. Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan
akomodasi.
Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam
pengetahuan yang sudah ada, yakni anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam
suatu skema. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi
baru, yakni anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya.
4. Proses equilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk
pemikiran yang lebih komplek. Melalui proses asimilasi dan akomodasinya,
sistem kognisi seseorang berkembang dari satu tahap ke tahap selanjutnya,
sehingga kadang-kadang mencapai keadaan equilibrium, yakni keadaan seimbang
antara struktur kognisinya dan pengalamannya di lingkungan.
c. Perkembangan bahasa
Sampai usia 8 tahun anak membaca penuh semangat terutama tentang ceritera-
ceritera khayal seperti misalnya karya Anderson dan Grimm. Sedangkan, pada
usia 10-12 tahun perhatian membaca mencapai puncaknya. Materi bacaan
9
semakin luas. Dari kegiatan membaca inilah anak memperkaya perbendaharaan
kata dan tata bahasa sebagai bekal untuk berbicara dan berkomunikasi dengan
orang lain.
1
d. Perkembangan moral
Menurut Piaget, anatar usia 6-13 tahun konsep anak mengenaia keadilan sudah
berubah. Piaget menyatakan bahwa relativisme moral menggantikan moral yang kaku.
Misalnya: bagi anak usia 6 tahun, berbohong adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak
yang lebih besar sadar bahwa dalam beberapa situasi, berbohong adalah dibenarkan
dan oleh karenanya berbohong tidak terlalu buruk. Piaget berpendapat bahwa anak
yang lebih muda ditandai dengan moral yang heteronomous sedangkan anak pada usia
10 tahun mereka sudah bergerak ke tingkat yang lebih tinggi yang disebut moralitas
autonomous.
1
e. Perkembangan Emosi
Emosi memainkan peran yang penting bagi perkembangan. Akibat dari emosi ini
juga dirasakan oleh fisik anak terutama bila emosi itu kuat dan berulang-ulang. Hurlock
menyatakan bahwa ungkapan emosi yang muncul pada masa ini masih sama dengan
masa sebelumnya, seperti: marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan
kasih sayang.
Ciri-ciri emosi emosi masa kanak-kanak akhir:
1. Emosi anak berlangsung relative lebih singkat (sebentar), hanya beberapa menit
dan sifatnya tiba-tiba.
2. Emosi anak kuat atau hebat. Hal ini terlihat bila anak: takut, marah atau sedang
bersendau gurau.
3. Emosi anak mudah berubah.
6. Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya.
Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau
interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan
norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama. Perkembangan social anak dipengaruhi
oleh keluarga, teman sebaya dan guru.
1. Kegiatan bermain
Bermain sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis dan social anak. Dengan bermain
anak berinteraksi dengan teman main yang banyak memberikan berbagai pengalaman
berharga. Bermain secara kelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak untuk
berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesame teman.
2. Teman sebaya
Teman sebaya memberikan pengaruh pada perkembangan social baik yang bersifat positif
1
maupun yang negatif. Pengaruh positif terlihat pada pengembangan konsep diri dan
pembentukan harga diri. Pengaruh negatif membawa dampak seperti merokok, mencuri,
membolos, menipu serta perbuatan antisosial lainnya.
b. Mulai melakukan sesuatu sendiri dan tidak mau di perintah . Misal : makan sendiri,
minum sendiri.
c. Hanya sebentar mau di pisahkan dengan orang tua.
1
G. Bagaimana Ciri-Ciri Penyimpangan Anak Usia Sekolah
b. Malas belajar
c. Keras kepala
b. Upaya menanggulangi masalah kenakalan tidak meluas dan merugikan masyarakat : anak
dikembalikan ke orang tua
c. Upaya pembinaan : pembinaan upaya menjaga jangan sampai terjadi kenakalan remaja.
Pembinaan ilmu pengetahuan, pembinaan kepribadian yang wajar untuk mencapai pribadi
yang sehat dan stabil
1
DAFTAR PUSTAKA
Sumiati, Dkk, 2009, Kesehatan Jiwa anak dan Konseling, Cetakan Pertama, Jakarta : Trans
Info Medika.
Rosdakarya