Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PENDEWASAAN USIA


PERKAWINAN DI DUSUN PONDOK BUAK, KECAMATAN LINGSAR
KABUPATEN LOMBOK BARAT

OLEH :

1. Ns. I GUSTI AYU MIRAH ADHI, M.Kes (KETUA)


2. NI NYOMAN SANTI TRI ULANDARI, S.Si, M.Kes (ANGGOTA)
3. CITRA SEPRIANA, S.Si, M.Pd (ANGGOTA)
4. HENY NURUL AHDAYANI (ANGGOTA)
5. HUSNUL AINI (ANGGOTA)
6. FALQURIATI AINUN (ANGGOTA)
7. IMANSYAH (ANGGOTA)
8. NI KADEK DWI APRILIANI P. (ANGGOTA)
9. MADE KRISNA YUDA (ANGGOTA)
10. MUHAMAD SUMARDAN (ANGGOTA)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM


TAHUN 2021/2022
I. LATAR BELAKANG
Kasus pernikahan usia anak banyak terjadi di berbagai penjuru dunia dan telah
menjadi perhatian internasional mengingat risiko yang timbul akibat pernikahan anak
yang dipaksakan, hubungan seksual pada usia anak, kehamilan pada usia yang sangat
muda, gangguan perkembangan kepribadian dan menempatkan anak yang dilahirkan
berisiko terhadap kejadian kekerasan dan keterlantaran, infeksi penyakit menular
seksual, serta risiko komplikasi yang terjadi di saat kehamilan dan saat persalinan
pada usia yang relatif sangat muda. Meskipun angka pernikahan anak mengalami
penurunan secara bertahap dari 33 persen pada 1985, 26 persen pada 2010, dan 23
persen pada 2016, namun prevalensinya masih relative konstan. Dalam laporan
“Perkawinan Usia Anak di Indonesia” yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS)
dan United Nations Children’s Fund (UNICEF) pada Januari 2017 terdapat 20
provinsi dengan prevalensi perkawinan usia anak yang lebih tinggi dibanding angka
nasional (22,8 persen). Prevalensi atau angka kejadian pernikahan anak lebih banyak
terjadi di perdesaan dengan angka 27,1persen, dibandingkan dengan di perkotaan
(17,1persen). Permasalahan lain, perkawinan anak di bawah usia 15 tahun tidak
mencerminkan prevalensi yang Rencana Strategis BKKBN 2020-2024 sesungguhnya,
karena banyak perkawinan disamarkan sebagai perkawinan anak perempuan di atas
16 tahun. Perkawinan anak juga akan berdampak besar pada generasi yang
selanjutnya yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan. Keadaan ekonomi rendah
akan mengakibatkan sulitnya akses terhadap fasilitas penunjang keterampilan dan
pendidikan, akses terhadap pelayanan kesehatan, pangan dan gizi serta akses terhadap
lingkungan tempat tinggal yang kondusif. Langkah penanggulangan isu ini
diantaranya dapat melalui penanaman norma sosial dan budaya praktik penundaan
usia menikah melalui keluarga (orang tua), kelompok kegiatan, pendidikan/sosialisasi
kesehatan reproduksi melalui sekolah/guru, serta tokoh agama/tokoh masyarakat.
Berdasarkan data dari Puskesmas Lingsar didapatkan 20 ibu melahirkan
dengan rentang usia 17-19 tahun. Berdasarkan wawancara dengan kepala
Dusun Pondok Buak mengatakan bahwa di Dusun Pondok Buak banyak kasus
pernikahan dibawah umur atau pernikahan dini.
Fenomena-fenomena mengenai pernikahan dibawah umur menunjukkan bahwa
tingkatan pengetahuan penduduk mengenai pendewasaan usia perkawinan masih
rendah, dengan itu diberikan pendidikan kesehatan tentang pendewasaan usia
perkawinan.
II. NAMA KEGIATAN
Pengabdian Masyarakat Tentang Pendewasaan Usia Perkawinan di Dusun
Pondok Buak Wilayah Kerja UPT BLUD Puskesmas Lingsar Kecamatan
Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
III. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Meningkatkan pemahaman remaja tentang pernikahan dini
2. Meningkatkan pengetahuan remaja tentang penyebab pernikahan dini
3. Meningkatkan pengetahuan remaja tentang dampak pernikahan dini
4. Meningkatkan pemahaman remaja tentang pendewasaan usia perkawinan
IV. BENTUK ACARA
- Pendidikan Kesehatan Tentang Pendewasaan Usia Perkawinan
Lampiran I

GAMBARAN ACARA

1. Acara Penyuluhan
Pendidikan Kesehatan dilaksankan pada hari Sabtu 18 Desember 2021 di
Dusun Pondok Buak, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Acara
dimulai pada Pkl. 16:00 WITA - Selesai. Adapun Susunan Acara Penyuluhan
tentang Pendewasaan Usia Perkawinan sebagai berikut :

a. Pembukaan
b. Pre-Test
c. Penyampaian Materi
d. Diskusi Tanya jawab
e. Post-Test
f. Penutup
g. Sesi Foto Bersama
Lampiran II

PENGORGANISASIAN

Pelindung : Ketua Stikes Mataram


Penasehat :
- Wakil Ketua I
- Wakil Ketua II
- Wakil Ketua III
- Ketua Prodi Ners Stikes Mataram
Penanggung Jawab : Ketua Prodi Ners Stikes Mataram
Ketua Tim : Ns. I Gusti Ayu Mirah Adhi, M.Kes
Anggota :
Ni Nyoman Santi Tri Ulandari, S.Si, M.Kes
Citra Sepriana, S.Si, M.Pd
Heny Nurul Ahdayani
Falquriati Ainun
Husnul Aini
Ni Kadek Dwi Apriliani Puspita Sari
Muhamad Sumardan
Made Krisna Yuda
Imansyah
Lampiran III
RINCIAN DANA

Jumlah
No Rincian Pembiayaan
(Rp)

1 Dana Transportasi Narasumber 250.000 

Dorprise 300.000

SUBTOTAL 550.000

2 Pelaksanaan kegiatan  

Konsumsi audiens (30 kotak) 450.000

Konsumsi fasilitator (5 kotak) 100.000

SUBTOTAL 550.000

3 Laporan dan Lain-lain  

Laporan pengmas dan Proposal 100.000

ATK 200.000

Spanduk, Leaflet, Alat dan Media


750.000
Penyuluhan

Dokumentasi 400.000

SUBTOTAL 1.450.000

TOTAL 2.550.000
LAMPIRAN IV
RUNDOWN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN

NO Kegiatan Waktu Tempat Penanggung jawab Sasaran

Paud Dusun Semua anggota


1 Persiapan 15.00-15.50 -
Pondok Buak kelompok
Paud Dusun Masyarakat
Pembukaan 16.00-16.05 Pondok Buak Moderator Khususnya Remaja
Dusun Pondok Buak
Paud Dusun Masyarakat
Pre-Test tentang pendewasaan
2 16.05-16.10 Pondok Buak Fasilitator Khususnya Remaja
usia perkawinan
Dusun Pondok Buak
Penyampaian Materi 16.10-16.45 Paud Dusun Masyarakat
Pondok Buak Pemateri dari Khususnya Remaja
3
BKKBN Dusun Pondok Buak

Diskusi Tanya Jawab 16.45-17.15 Paud Dusun Masyarakat


Pondok Buak Pemateri dan Khususnya Remaja
4
Moderator Dusun Pondok Buak

Post-Test tentang 17.15-17.45 Paud Dusun Masyarakat


pendewasaan usia perkawinan Pondok Buak Moderator Khususnya Remaja
5
& Penutup Dusun Pondok Buak
Lampiran Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai