Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TUGAS PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Anak

Oleh :

Ary Syahrul Ramdani

NIM. 2206277008

STIKES MUHAMMADIYAH CIAMIS


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Tugas Perkembangan anak usia 6-12 tahun


Sub Pokok Bahasan : Penyimpangan perkembangan anak
Sasaran : pengunjung puskesmas

Hari/Tanggal :

Waktu :

Tempat :

Presentator :

TUJUAN

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1x30 menit klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali
tugas perkembangan anak-anak usia sekolah 6-12 tahun.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan penyuluhan tentang tugas perkembangan anak usia sekolah selama 1x30 menit, klien dan
keluarga diharapkan mampu :
a. Pasien mampu menjelaskan definisi anak usia sekolah 6-12 tahun

b. Pasien mampu menjelaskan aspek-aspek perkembangan anak usia sekolah 6-12 tahun
c. Pasien mampu menjelaskan tugas perkembangan anak usia sekolah 6-12 tahun
d. Pasien mampu menjelaskan perkembangan anak normal
e. Pasien mampu menjelaskan tugas orang tua dalam perkembangan anak usia sekolah 6- 12 tahun
f. Pasien mampu menjelaskan ciri penyimpangan perkembangan anak usia sekolah 6-12 tahun
g. Pasien mampu menjelaskan yang dapat dilakukan keluarga bila terjadi penyimpangan usia sekolah 6-12
tahun
SUB POKOK BAHASAN
Definisi anak usia sekolah 6-12 tahun
Aspek-aspek perkembangan anak usia sekolah 6-12 tahun
Tugas perkembangan anak usia sekolah 6-12 tahun
Perkembangan anak normal
Tugas orang tua dalam perkembangan anak usia sekolah 6-12 tahun
Ciri penyimpangan perkembangan anak usia sekolah 6-12 tahun
Yang dapat dilakukan keluarga bila terjadi penyimpangan usia sekolah 6-12 tahun
KEGIATAN PENYULUHAN

No. Kegiatan Penyuluh Peserta

1. Pendahuluan (5
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
menit)
2. Menjelaskan tujuan 2. Memperhatikan dan
pembelajaran mendengarkan
3. Menyebutkan materi 3. Keluarga memahami
yang diberikan tujuan dengan baik.

4. Menanyakan kesiapan 4. Keluarga berpartisipasi


keluarga dalam diskusi awal.

2. Kerja Melakukan pendidikan kesehatan 1. Pasien dan keluarga


(50menit) dengan mendengarkan dan

cearamah, tanya jawab tentang memperhatikan dengan


baik.
1. Menjelaskan definisi anak
2. Pasien dan keluarga
sekolah usia 6-12 tahun.
mengajukan pertanyaan
2. Tugas perkembangan anak
3. Tersenyum
usia sekolah 6-12 tahun

3. Perkembangan anak normal


4. Tugas orang tua dalam
perkembangan anak usia
sekolah 6-12 tahun

5. Ciri penyimpangan
perkembangan anak usia
sekolah 6-12
tahun

6. Yang dapat dilakukan


keluarga bila terjadi
penyimpangan usia sekolah
6-12 tahun

7. Memberi kesempatan klien


bertanya

8. Memberi reinforcement
positif

3. 1. Menanyakan pada klien


Penutup (5 tentang materi yang telah 1. Memberikan jawaban sesuai
menit) diberikan. dengan pertanyaan.

2. Menyimpulkan materi 2. Mendengarkan


tentang tugas 3. Menjawab salam
perkembangan anak usia
sekolah 6 -12 tahun

3. Mengucapkan salam

METODE

1. Ceramah
2. Tanya jawab

MEDIA/ALAT BANTU

1. Leaflet
2. Lembar balik
MATERI PENYULUHAN

I. Pendahuluan
Secara kodrati manusia selalu ingin mendidik keturunanya yang dilakukan pada setiap tahapan umur. Baik tahapan
janin, bayi, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa maupun usia lanjut. Anak-anak memasuki tahapan dimana mereka
sudah cukup mengerti dan memahamimsesuatu serta mampu memahami mana yang baik dan mana yang buruk. Pada
tahapan ini, seorang individu sedang menggali potensi dirinya yang digunakan dalam rangka mencapai
kematangan ketika individu tersebut beranjak dewasa. Namun, emosi anak-anak kadang kala labil sehingga harus
diarahkan dan diolah sedemikian rupa agar tidak terjerumus pada sesuatu yang dapat merugikan dirinya maupun
orang lain di sekitarnya. Pada masa inilah, setiap individu akan mengalami masa-masa sekolah dimana mereka akan
berinteraksi ke dalam lingkup yang lebih luas dengan berbagai karakteristik yang berbeda- beda. Oleh karena itu,
harus dipelajari dan dipahami setiap karakter anak usia sekolah agar dapat memberikan tugas dengan tepat yang
dapat mengoptimalkan potensi mereka yang sesuai dengan umur mereka.

II. Usia Anak Sekolah

A. Pengertian Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak yang berumur 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman
inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilaku sendiri dalam
hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa
anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa.

B. Aspek-aspek Perkembangan

1) Perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki masa remaja yang pertumbuhannya
begitu cepat. Masa yang tenang ini diperlukan oleh anak untuk belajar berbagai kemampuan akademik.
Menurut seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik meliputi perubahan- perubahan dalam tubuh
(seperti: pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon,
dan lain-lain), dan perubahan- perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya
(seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam
kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya). Bagi anak kegiatan
fisik diperlukan untuk mengembangkan kestabilan tubuh dan kestabilan gerak serta melatih koordinasi
untuk menyempurnakan berbagai keterampilan. Kebutuhan untuk selalu bergerak perlu bagi anak karena
energy yang terumpuk pada anak perlu penyaluran. Di samping itu kegiatan jasmani diperlukan untuk
lebih menyempurnakan berbagai keterampilan menuju keseimbangan tubuh,seperti bagaimana
menendang bola dengan tepat sasaran, mengantisipasi gerakan. Pada prinsipnya selalu aktif bergerak
penting bagi anak.
2) Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan berpikir anak berkembang dan berfungsi.
Kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta
kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Kemampuan berpikir anak berkembang dari
tingkat yang sederhana dan konkret ke tingkat yang lebih rumit dan abstrak.

Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasi konkret dalam berpikir (usia 7-12 tahun).
Piaget menemukan beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak,
diantaranya:

a. Anak adalah pembelajar yang aktif.


Anak tidak hanya mengobservasi dan mengingat apa-apa yang mereka lihat dan dengar secara pasif,
tetapi mereka secara natural memiliki rasa ingin tahu tentang dunia mereka dan secara aktif
berusaha mencari informasi untuk membantu pemahaman dan kesadarannya tentang realitas tentang
dunia yang mereka hadapi.
b. Anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya.
c. Anak-anak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari fakta- fakta yang
terpisah menjadi suatu kesatuan. Sebaliknya, anak secara gradual membangun suatu pandangan
menyeluruh tentang bagaimana dunia bergerak.

d. Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam

pengetahuan yang sudah ada, yakni anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu skema.
Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi
baru, yakni anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya.

e. Proses equilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran yang


lebih komplek.
Melalui proses asimilasi dan akomodasinya, sistem kognisi seseorang berkembang dari satu tahap
ke tahap selanjutnya, sehingga kadang-kadang mencapai keadaan equilibrium, yakni keadaan
seimbang antara struktur kognisinya dan pengalamannya di lingkungan.

3) Perkembangan bahasa
Anak memiliki kemampuan yang lebih dalam memahami da menginterpretasikan komunikasi lisan dan
tulisan. Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan tata
bahasa. Anak-anak semakin banyak menggunakan kata kerja yang tepat untuk menjelaskan satu tindakan
seperti memukul, melempar, menendang, atau menampar. Mereka belajar tidak hanya untuk
menggunakan banyak kata lagi, tetapi juga memilih kata yang tepat untuk penggunaan tertentu. Area
utama dalam pertumbuahan bahasa adalah pragmatis, yaitu

penggunaan praktis dari bahasa untuk komunikasi.


a. Perkembangan bicara
Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berkelompok. Anak belajar bagaimana
berbicara dengan baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Anak menggunakan kemampuan
bicara sebagai bentuk komunikasi, bukan semata-mata sebagai bentuk latihan verbal.
b. Minat membaca
Sampai usia 8 tahun anak membaca penuh semangat terutama tentang ceritera- ceritera khayal
seperti misalnya karya Anderson dan Grimm. Sedangkan, pada usia 10-12 tahun perhatian
membaca mencapai puncaknya. Materi bacaan semakin luas. Dari kegiatan membaca inilah anak
memperkaya perbendaharaan kata dan tata bahasa sebagai bekal untuk berbicara dan
berkomunikasi dengan orang lain.

4) Perkembangan moral

Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma dan etika yang
berlaku di masyarakat. Perilaku moral banyak dipengaruhi oleh
pola asuh orang tua serta perilaku moral dari orang-orang di sekitarnya. Perkembangan moral ini juga
tidak terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak. Perkembangan moral tidak terlepas dari
perkembangan kognitif dan emosi anak.
Menurut Piaget, anatar usia 5-12 tahun konsep anak mengenaia keadilan sudah berubah. Piaget
menyatakan bahwa relativisme moral menggantikan moral yang kaku. Misalnya: bagi anak usia 5 tahun,
berbohong adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak yang lebih besar sadar bahwa dalam beberapa situasi,
berbohong adalah dibenarkan dan oleh karenanya berbohong tidak terlalu buruk. Piaget berpendapat
bahwa anak yang lebih muda ditandai dengan moral yang heteronomous sedangkan anak pada usia 10
tahun mereka sudah bergerak ke tingkat yang lebih tinggi yang disebut moralitas autonomous.
Kohlberg menyatakan adanya 6 tahap perkembangan moral. Ke-enam tahap tersebut terjadi pada tiga
tingkatan, yakni tingkatan:
a. Pra-konvensional, anak peka terhadap peraturan-peraturan yang belatar belakang budaya dan terhadap
penilaian baik-buruk, benar-salah tetapi anak mengartikannya dari sudut akibat fisik suatu
tindakan.

b. Konvensional, memenuhi harapan-harapan keluarga, kelompok atau agama dianggap sebagai


sesuatu yang berharga pada dirinya sendiri, anak tidak perduli apapun akan akibat-akibat langsung
yang terjadi. Sikap yang nampak pada tahap ini terlihat dari sikap ingin loyal, ingin menjaga,
menjunjung dan member justifikasi pada ketertiban.
c. Pasca-konvensional, ditandai dengan adanya usaha yang jelas untuk mengartikan nilai-nilai moral
dan prinsip-prinsip yang sohih serta dapat dilaksanakan, terlepas dari otoritas kelompok atau orang
yang memegang prinsip-prinsip tersebut terlepas apakah individu yang bersangkutan termasuk
kelompok itu atau tidak.

5) Perkembangan Emosi

Emosi memainkan peran yang penting bagi perkembangan. Akibat dari emosi ini juga dirasakan oleh fisik
anak terutama bila emosi itu kuat dan berulang-ulang.
Hurlock menyatakan bahwa ungkapan emosi yang muncul pada masa ini masih sama dengan masa
sebelumnya, seperti: marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang.
Ciri-ciri emosi emosi masa kanak-kanak akhir:

a. Emosi anak berlangsung relative lebih singkat (sebentar), hanya beberapa menit dan sifatnya tiba-
tiba.

b. Emosi anak kuat atau hebat. Hal ini terlihat bila anak: takut, marah atau sedang bersendau gurau.
c. Emosi anak mudah berubah.

d. Emosi anak nampak berulang-ulang.


e. Respon emosi anak berbeda-beda.

f. Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya.

g. Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya.

h. Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional.


6) Perkembangan sosial
Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial.
Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok,
tradisi, dan moral agama. Perkembangan social anak dipengaruhi oleh keluarga, teman sebaya dan guru.
a. Kegiatan bermain

Bermain sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis dan social anak. Dengan bermain anak
berinteraksi dengan teman main yang banyak memberikan berbagai pengalaman berharga. Bermain
secara kelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak untuk berinteraksi, bertenggang rasa
dengan sesame teman.

b. Teman sebaya
Teman sebaya memberikan pengaruh pada perkembangan social baik yang bersifat positif maupun
yang negatif. Pengaruh positif terlihat pada

pengembangan konsep diri dan pembentukan harga diri. Pengaruh negatif membawa dampak seperti
merokok, mencuri, membolos, menipu serta perbuatan
antisosial lainnya.

C. Tugas Perkembangan Anak Sekolah


Tugas perkembangan anak sekolah adalah sebagai berikut :

a. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.


b. Belajar bergaul dengan teman sebaya
c. Belajar menjadi pribadi yang mandiri
d. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan
e. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
f. Mengembangkan konsep diri tuntuk kehidupan sehari-hari
D. Ciri-Ciri Perkembangan Anak Normal
1. Mengenal dan mengakui namanya.
2. Mulai melakukan sesuatu sendiri dan tidak mau di perintah . Misal : makan sendiri, minum sendiri.
3. Hanya sebentar mau di pisahkan dengan orang tua.
4. Bertanya hal atau benda asing baginya.
5. Mulai berinteraksi dengan orang lain tanpa di perintah .
6. Menunjukkan rasa suka cita dan rasa tidak suka.
7. Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain di luar keluarganya.
8. Mengikuti ritual keeagamaan yang dilakukan keluarga misalnya sholat.
E. Tugas Orang Tua Dalam Perkembangan Anak Usia Sekolah
a. Memberikan perhatian dan mulai berkomunikasi. Anak merespon komunikasi orangtuanya
melalui senyuman, kerutan kening, celotehan dan sentuhan.

b. Membantu anak belajar memiliki kompetensi sosial yaitu perseptif terhadap orang lain, kooperatif,
asertif, ramah kepada teman sebaya, dan santun kepada orang
dewasa.

F. Bagaimana Ciri-Ciri Penyimpangan Anak Usia Sekolah


Penyimpangan yang terjadi pada anak usia sekolah antara lain :

a. Suka membolos dari sekolah

b. Malas belajar

c. Keras kepala

G. Tindakan Keluarga Bila Terjadi Penyimpangan Keluarga


1. Upaya di sekolah : mengintensifkan pelajaran agama disekolah, mengintensifkan bagian bimbingan
konseling di sekolah.

2. Upaya menanggulangi masalah kenakalan tidak meluas dan merugikan masyarakat : anak dikembalikan
ke orang tua

3. Upaya pembinaan : pembinaan upaya menjaga jangan sampai terjadi kenakalan remaja. Pembinaan
ilmu pengetahuan, pembinaan kepribadian yang wajar untuk mencapai pribadi yang sehat dan stabil
Daftar Pustaka

Sumiati, Dkk, 2009, Kesehatan Jiwa anak dan Konseling, Cetakan Pertama, Jakarta : Trans Info Medika.

Sarwono, Sarlito Wirawa. 2011. Psikologi Anak. RajaGrafindo Persada. Jakarta Desmita. 2011. Psikologi

Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai