Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MPASI

Oleh :
RAHMI YULITA

DOSEN PEMBIMBING:
Ns. YASLINA, M.Kep, Sp.Kep.Kom

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESI
TAHUN 2022/2023
SAP TERAPI BERMAIN
A. Latar Belakang
Makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) adalah makanan dan minuman yang
mengandung zat gizi, yang diberikan pada bayi atau anak yang berusia 6-24 bulan guna
memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes RI, 2006). Menurut WHO MP-ASI
harus diberikan setelah anak berusia 6 bulan dan berlanjut sampai usia 24 bulan, karena
pada masa tersebut produksi ASI makin menurun sehingga suplai zat gizi dari ASI tidak
lagi memenuhi kebutuhan gizi anak yang semakin meningkat (WHO, 2003). Pemberian
MP-ASI sendiri menurut Depkes RI (2007) mempunyai aturan khusus diantaranya bayi
usia 0-6 bulan hanya minum ASI, bayi usia 6-9 bulan minum ASI dan diperbolehkan
konsumsi makanan lumat, bayi usia 9-12 bulan, selain ASI juga diperbolehkan konsumsi
makanan lumat dan makanan lunak dan bayi usia 12-24 diperbolehkan konsumsi ASI,
makanan lumat, makanan lunak juga makanan padat. Persepsi adalah pengalaman yang
dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, dan penciuman. Dengan persepsi
yang benar tentang ibu menyusui dalam pemberian makanan pendamping ASI pada bayi
usia 6-24 bulan (Setiawati dan Dermawan, 2008:57). Kenyataannya di posyandu wilayah
kerja puskesmas jambon masih belum diketahui bagaimana persepsi ibu menyusui
tentang pemberian MP- ASI di wilayah tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan dan pemahaman masyarakat diwilayah tersebut, jika tingkat pengetahuan
dan pemahaman masyarakat sudah cukup dan sebaliknya jika memang pengetahuan dan
pemahamannya tentang pemberian MP-ASI masih kurang (Depkes RI, 2007). Sampai
saat ini pelaksanaan pemberian MP ASI setelah usia 6-24 bulan pada anak belum jelas.
Menurut WHO dari 15.264 bayi 0-11 bulan yang diperiksa, yang minum ASI eksklusif
sebanyak 9.254 bayi (60,6%). yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 6.010
bayi (39,3%) sedangkan yang memberikan makanan pendamping ASI tepat waktu 41%,
yang memberikan MP-ASI dini 53%, dan yang ditunda dalam pemberian MP-ASI 5,1%.
Di Asia 5,542 bayi (43,8%) dari 12.642 bayi 0-11 bulan yang diperiksa, yang
mendapatkan ASI eksklusif 7.100 bayi (56,1%) yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
sebanyak 5,542 bayi (43,8%). Berdasarkan data Riskesdas di Indonesia bayi yang
mendapat ASI eksklusif hanya 30,2% sedangkan yang tidak mendapat ASI eksklusif
69,8%, ini berarti bayi yang mendapat MP-ASI usia 6-24 bulan sebanyak 30,2% dan yang
mendapat MP-ASI dini sebanyak 69,8%. Di Jawa timur dari 9.531 bayi 0-11 bulan yang
mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 8.578 bayi (90,0%) yang tidak mendapatkan ASI
eksklusif sebanyak 953 bayi (9,9%) dari pemberian ASI eksklusif tersebut yang
mengalami penambahan berat badan sebanyak 450 bayi (5,24%). Di Ponorogo jumlah
bayi yang diperiksa sebanyak 6.593 bayi, yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak
4.629 bayi (70,2%), yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 1.964 bayi (29,8%)
ini berarti jumlah pemberian MP-ASI dini 29,8% dan yang memberikan MP-ASI sesuai
usia 70,2%.
Menurut Helvetia 2007, mengingat masih banyaknya ibu yang salah dalam
memberikan makanan pendamping ASI dan bahaya yang ditimbulkan akibat pemberian
makanan pendamping ASI secara dini dan tidak sesuai waktunya, maka diperlukan
persepsi yang baik tentang pemberian MP-ASI. Untuk mencegah kekurangan gizi pada
balita yaitu dengan melakukan penyuluhan gizi pada ibu balita tentang makanan bergizi.
Selain itu tenaga kesehatan, kader-kader kesehatan, di Posyandu wilayah kerja Puskesmas
Jambon untuk memberi arahan dan motivasi ibu agar persepsi ibu dalam memberikan
makanan pendamping ASI sesuai usia baik dan peran petugas kesehatan terkait untuk
memberikan penyuluhan dengan cara memilih, mengolah, dan menyajikan makanan bagi
balita (Wijaya, 2010)

B. RENCANA KEGIATAN
a. Masalah Keperawatan
Gangguan tumbuh kembang b/d b.d tidak mampu melakukan keterampilan motorik
sesuai usia, pertumbuhan fisik terganggu (D.0106)

b. Tujuan
a) Tujuan Umum
Untuk memberikan pada keluarga balita mengenai pemberian makanan
pendamping ASI.
b) Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga pasien
dapat mengetahui tentang:
1) Menjelaskan pengertian MPASI
2) Usia pemberian MPASI
3) Tahap pemberian MPASI
4) Car pemberian MPASI
C. SRATEGI PELAKSANAAN
a) Topik : Penyuluahn MPASI
b) Waktu dan tempat : Rumah Bp.A
c) Sasaran dan target : Bp.A
d) Metode : Ceramah dan mendemonstrasikan MPASI
e) Media : Lembar Balik, Leflet

f) Kegiatan penyuluhan

Kegiatan
Tahapan Waktu Kegiatan Penyuluhan
Audient
Pendahuluan 5 Menit Membuka Mendengar dan
Memperkenalkan diri Menjawab

Menjelaskan maksud
dan tujuan penyuluhan

Menggali pengetahuan
keluarga tentang gizi
makanan pendamping ASI

Penyajian 10 Menit 1.      Menjelaskan definisi Mendengar dan


dari makanan pendamping Melihat
ASI
2.      Menjelaskan tentang
kebutuhan gizi pada bayi
sesuai usia
3.      Menjelaskan tentang
resep makanan pendamping
ASI
4.      Mendemonstrasikan
cara penyajian makanan
gizi seimbang untuk bayi
dan balita
Penutup 20 menit 1.    Memberi kesempatan Keluarga
pada keluarga untuk menanyakan
bertanya tentang hal-hal
2.   Melakukan evaluasi yang belum di
pada keluarga dengan mengerti dan
memberikan narasumber
pertanyaan secara menjawab
lisan mengenai materi pertanyaan
3.   Menarik kesimpulan yang di
sampaikan.

g. Pengorganisasian kelompok ( nama beserta tugasnya )


a. Leader (Ketua pelaksana)
Nama : Rahmi Yulita
Tugas : Memimpin kegitan penyuluhan

b. Co Leader (Wakil ketua pelaksana)


Nama : Rahmi Yulita
Tugas : membantu ketua dalam memimpin

c. Fasilitator
Nama : Rahmi Yulita
Tugas : Mengatur jalannya kegiatan penyuluhan

d. Observer
Nama : Rahmi Yulita
Tugas : memantau keadaan dalam kegitan terapi
h. Setting tempat

Keterangan :

Leader :

Co Leader :

Fasilitaor :

Observer :

Peserta :

D. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
 Peserta  hadir ditempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan yang dilaksanakan di rumah An.F
2. Evaluasi Proses
 Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
 Tidak ada Keluarga yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara
penyuluhan selesai.
 Keluarga mengajukan pertanyaan
 Keluarga mampu menjawab pertanyaan sekilas tentang materi penyuluhan
 Keluarga penyuluhan memahami tentang gizi seimbang dalam pemberian
makanan pendamping ASI disesuaikan dengan usia bayi
E. LAMPIRAN MATERI
a. Kegiatan dan tahap Pertemuan : Penyuluhan
b. Materi : MPASI

MATERI

MAKANAN PENDAMPING ASI


1. Definisi Makanan Pendamping ASI
Makanan pendamping ASI atau bisa disebut MP-ASI adalah makanan yang
diberikan kepada bayi selain ASI, dimana jenis dan karakter dari makanan tersebut
disesuaikan dengan umur bayi.
MP-ASI diberikan mulai usia 4 bulan sampai 24 bulan. Semakin meningkat
usia bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena tumbuh kembang,
sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI
merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan
pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya,
sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak. Pemberian MP-ASI yang cukup
dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini. Tujuan pemberian makanan
pendamping ASI yaitu menurut shollihin (1999) yaitu :
 Untuk menambah energy
 Membantu dalam proses pertumbuhan bayi
 Sebagai makanan pelengkap
 Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah, mencium dan menelan
serta melakukan adaptasi pada makanan yang mengandung energi tinggi.
 Guna memenuhi zat-zat gizi yang belum dipenuhi oleh asi guna menunjang
proses pertumbuhan agar tetap optimal

2. Usia dalam Pemberian MP-ASI


Menurut lewis ( 2004 ) kebutuhan nutrisi yang harus dikonsumsi oleh bayi yaitu
1) Usia 0-6 bulan
Bayi hanya diberi ASI saja lebih sering, karena ASI banyak mengandung zat-zat
antibody yang sangat dibutuhkan oleh tubuh ,serta sangat baik untuk masa
pertumbuhan otak bayi.
2) Usia 6-9 bulan
Makanan yang cocok diberikan diantaranya bubur, tepung beras, bubur encer,
pisang lumat, dan pepaya lumat
3) Usia 9-12 bulan
Bayi diberikan ASI dan makanan pendamping seperti makanan bubur, nasi dan
menginjak usia 10 bulan bayi mulai diperkenalkan makanan keluarga.
4) Usia 12-24 bulan
Bayi tetap terus diberi ASI dan makanan lengkap sekurang-kurangnya diberikan
3x sehari dengan porsi yang sedikit dan diberikan makanan selingan 2-3x sehari.

Menurut WHO ( 2003 ) tentang makanan pendamping yang baik untuk bayi
adalah:
1) Makanan yang dimakan dapat memenuhi kebutuhan terutama zat-zat besi,
kalsium, vitamin A,B,C,D,K
2) Bersih dan aman.
 Tidak ada bakteri pathogen
 Tidak ada bahan kimia lainnya yang berbahaya
 Makanan yang disajikan tidak terlalu pana
 Makanan yang disajikan tidak terlalu pedas
 Makanan mudah dicern
 Disukai oleh anak
 Makanan tersedia dan terjangka

3. Cara Pemberian MP- ASI pada Bayi


1) Berikan secara hati-hati sedikit demi sedikit dari bentuk encer kemudian yang
lebih kental secara berangsur – angsur.
2) Makanan diperkenalkan satu persatu sampai bayi benar-benar dapat menerimanya.
3) Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan harus
dicoba sedikit demi sedikit misalnya telur, cara pemberiannya kuningnya lebih
dahulu setelah tidak ada reaksi alergi, maka hari berikutnya putihnya.
4) Pada pemberian makanan jangan dipaksa, sebaliknya diberikan pada waktu lapar (
Notoatmodjo, 1998: 138 ).

4. Tahap-Tahap Pemberian MP-ASI


Dalam pemberian MP-ASI terdapat beberapa tahapannya yaitu :
1) Mutu bahan makan, mutu bahan makanan yang baik sangat membantu dalam
proses pertumbuhan karena yang terkandung dalam makanan sangat tinggi.
2) Tekstur dan kekentalan makanan , bayi dengan tekstur makanan lumat atau cair
akan membantu dalam proses makan secara bertahap.
3) Jenis makanan, bayi yang secara dini diperkenalkan satu per satu jenis makanan
supaya mengenal dengan baik sehingga nantinya dengan perkembangan waktu
yang dapat menerima makan yang baru.
4) Jumlah atau porsi makanan, pemberian makanan secara bertahap merupakan cara
yang tepat dalam proses makan.
5) Urutan pemberian MP-ASI ,makanan yang diberikan secara berahap dan
berurutan dari makanan yang ringan kemudian agak padat ,seperti makan
saring ,nasi tim, sari jeruk dan jus kemudian dilanjutkan dengan sayuran dan
daging
6) Jadwal waktu makan ,jadwa makan yang diperlukan bagi bayi sangat bervaiasi
tergantung tingkat lapar pada bayi. Jadwal yang sesuai dengan keadaan lapar atau
haus yang sangat berkaitan dengan pengosongan lambung sehingga saluran cerna
siap untuk diidi makanan ( ferdinan ,2008 )

5. Prinsip Dasar Pemberian MP-ASI


1) Bayi disuapi, batita dibantu makan sendiri. Ikuti isyarat lapar-kenyang anak.
2) Beri makan perlahan dan sabar, jangan paksa.
3) Eksperimen berbagai kombinasi, rasa, tekstur dan cara menggugah selera makan
anak.
4) Ingatlah bahwa anak belajar ketika makan, maka berikan kasih sayang dan
perhatian

6. Bayi Usia 6 Bulan Pertama


Kecerdasan balita sangat tergantung dari perkembangan otaknya,
perkembangan otak sangat tergantung pada asi asupan bahan makanan dan gizi yang
dikandungnya. Untuk itu pemenuhan gizi tnggi diperlukan sekali bagi balita,
khususnya untuk tahun pertama. Para pakar menyebut usia pertama bayi sebagai usia
emas yang harus dijaga dengan sebaik-baik perlakuan. Pada usia 0-6 bulan sangat
dianjurkan mencukupi kebutuhan bayi dengan ASI eksklusif. Akan tetapi jika tidak
memungkinkan, maka perlu makanan pendamping ASI yang ketat mutu gizinya.
Pertumbuhan bayi yang jauh lebih pesat daripada orang dewasa juga
mengakibatkan membutuhkan gizi yang jauh lebih banyak pula. Energi yang
dibutuhkan bayi mencapai 100 hingga 200 kkal/kg berat badan. Dari usia 0-6 bulan
belum boleh diberi makanan atau minuman selain ASI. Hal tersebut karena ASI masih
mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan bayi. Akan tetapi ketika usia bayi mulai
meninggalkan angka 6 bulan, maka kebutuhan gizinya bertambah. Walaupun masih
menjadi sumber makanan utama namun bayi membutuhkan makanan pendamping
untuk mengimbangi tingkat pertumbuhannya.
Ibu harus berhati-hati dalam memilih makanan pendamping ASI karena masa
itu organ pencernaan bagi bayi belum berkembang sempurna. Ibu dapat memulai
dengan memberikan makanan bertekstur cair sebagai pendamping ASI. Misalnya
bubur tepung cair atau dengan jus buah. Tepung yang digunakan bisa berasal dari
tepung kacang hijau, tepung beras, atau yepung maizena.

7. Makanan Pendamping ASI Bagi Bayi Usia 6 - 9 Bulan


Ketika bayi mulai memasuki usia 6 bulan, makanan pendamping ASI yang diberikan
bisa lebih bervariasi lagi. Para ahli menyarankan agar ibu memberikan makanan
tambahan yang bertekstur dapat merangsang pertumbuhan gigi bayi. Dibawah ini
contoh jenis makanan yang dapat diberikan pada usia 6-9 bulan.
1) Berbagai macam buah-buahan yang rasanya manis. Misalnya pisang, jeruk manis,
apel dan pir. Cara memberikannya bisa dikukus lalu dilumatkan atau bisa dibuat
jus.
2) Berbagai macam sayuran. Misalnya wortel, bayam, kentang, jagung. Cara
memberikannya bisa direbus atau dikukus kemudian dilumatkan.
3) Bubur yang dibuat dari beras lunak. Kemudian bubur tersebut bisa dicampur
dengan bahan makanan nabati contohnya wortel, bayam, brokoli, tempe dan tahu,
atau dengan bahan hewani contohnya telur, hati, ikan dan daging (bila bayi tidak
alergi). Hati-hati pada pemberian telur setengah matang karena bakteri salmonella
pada telur tidak mati sehingga dapat menular pada bayi, sebaiknya masak telur
sampai matang.
4) Susu sapi segar. Atau bisa memberikan produk olahan dari susu sapi tersebut
misalnya keju muda.
5) Bubur tepung atau bubur susu.
6) Biskuit dan roti.
Pada usia ini, ASI (atau formula yang diperkaya zat besi) masih menjadi
sumber nutrisi bagi bayi. ASI memberikan nutrisi yang diperlukan untuk bayi,
seperti kalsium, zat besi, protein dan zinc. Meskipun demikian pada usia ini bayi
membutuhkan zinc dan zat besi lebih banyak dari kandungan ASI dan saat inilah
tambahan nutrisi dapat diperoleh dari makanan. WHO dan UNICEF
merekomendasikan pemberian ASI sampai umur dua tahun atau lebih.
Kiat memberikan makanan pada bayi sebagai berikut: satu jenis enis makanan
baru untuk dua hari. Ganti menu setelah 2-4 hari. Adapun urutan pemberian
makan, yaitu dimulai dari makanan rendah protein yang paling rendah resiko bayi
akan alergi yaitu serelia (tepung beras merah, tepung beras putih). Campurkan
dengan ASI atau susu formula hingga semi cair. Beberapa ahli gizi
merekomendasikan agar sayuran diperkenalkan sebelum buah, karena buah yang
rasanya manis akan membuat sayuran yang rasanya kurang manis membuat tidak
menarik untuk bayi. Kurangi gula atau garam karena bayi tidak membutuhkan
tambahan gula atau garam.

8. Menu Sehat Makanan Pendamping ASI


Makanan Pendamping ASI Bayi Usia 9 – 12 Bulan
1) Bahan :
 Beras 2 sendok makan
 Ikan 10 gram (bisa diganti tahu, tempe, hati ayam atau telur 1 butir)
 Santan 1 sendok makan (bisa diganti minyak kelapa)
 Garam secukupnya
 Air 3 gelas
 Daun bayam 10 lembar (bisa diganti wortel, kangkung atau sayuran lain)
2) Cara Membuat
 Haluskan semua bahan
 Tuang air pada panci, tunggu hingga air mendidih
 Masukkan semua bahan kedalam panic kecuali bayam
 Masaklah dengan api kecil hingga setengah matang
 Masukkan bayam yang sudah dicuci bersih kedalam panic hingga
masakan hamper matang
 Tambahkan garam secukupnya
 Aduk sampai matang
 Makanan siap disajikan kepada bayi selagi hangat
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, 2018, Pengetahuan Ibu tentang MP-ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Bima Maroa Kecamatan Andoolo Kabupaten Konawe Selatan
Tahun 2018, Vol. 8, No. 1, Mei 2018 Hal. 76-81.
Arikunto, S 2009, Metodelogi Penelitian, Bina Aksara, Yogyakarta.
Arikunto, S 2010, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Rinieka Cipta,
Jakarta.
Badan Pusat Statistik 2013, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012, Kantor
Menteri Negara Kependudukan/Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional,
Departemen Kesehatan, & Macro International Inc., Jakarta.
Evelin & Djamaludin, N 2010, Panduan Pintar Merawat Bayi dan Balita, Wahtu
Media, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai