Anda di halaman 1dari 3

Hubungan Iman dan Kesehatan Mental

Iman sangat diperlukan dalam hidup manusia jika ia ingin tenang dan bahagia karena
tidak selamanya orang mampu menghadapi kesukaran yang menempanya dan tidak
selamanya pada orang berhasil mencapai tujuannya dengan usaha yang terencana, teratur
dan telah diperhitungkan sebelumnya dan tidak selamanya pula orang berhasil
mengindarkan atau menjauhkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Disini kepribadian ssangat menentukan, jika kepribadiannya utuh dan jiwanya sehat,
maka ia akan menghadapi semua masalah itu dengan tenang. Kepribadian tersebut
terkandumg uunsur-unsur agama dan kesamaan yang cukup teguh, maka masalah yang
terjadi tersebut akan dihadapinya dengan tenang . akan tetapi, orang yang jiwanya
goncang dan jauh dari agama boleh jadi ia akan marah tanpa sasaran yang jelas atau
memarahi orang lain, sebagai sasaran penumpahan perasaaan kecewa, marah atau sakit
hati dan sebagainya.

Unsur yang terpenting yang membantu pertumbuhan dan perkembangan kejiwaan


manusia adalah iman, yang direalisasikan dalam bentuk ajaran agama, maka dalam islam
prinsip pokok yang yang menjadi sumbu kehidupan manusia adalah iman, karena iman
tersebut menjadi pengendali siakp-sikap, ucapan,tindakan dan perbuatan. Tanpa kendali
tersebut akan mudahlah orang terdorong melakukan hal-hal yang merugikan dirinya,
orang lain dan menimbulkan penyesalan dan kecemasan yang akan menyebabkan
terganggunya kesehatan jiwanya.

Seseorang yang keimamanannya telah menguasainya walaupun apa yang terjadi tidak
akan menggangu dan mempengaruhinya. Ia yakin bahwa bahwa keimanan itu akan
membawanya kepada ketentraman dan kelegaan batin, maka sesuatu yang diimani itu
hendaknya selalu ada dan terpelihara baik apabila yang dipercayai itu pada suatu ketika
hilang atau tidak menentramkannya lagi maka akan timbul kegoncangan perasaan yang
kadang-kadang sampai menyebabkan terjadinya perselisihan dan keluarga atau
masyarakat.

Obyek keimanan yang tidak akan berubah manfaatnya dan tidak akan pernah hilang
adalah keimanan yang ditentukan oleh agama dan agama islam ,mempunyai enam macam
pokok keimanan semuanya mempunyai fungsi yang menentukan dalam kesehatan mental
seseorang kepercayaan tersebut ialah.
1. Iman kepada Allah, mencangkup iman terhadap sifat-sifatnya. Didalam sifat-sifat
allah tersebut terkandung jawaban terhadap kebutuhan jiwa manusia. Apabila
imannya mantap, maka manfaatnya akan besar bagi kesehatan mentalnya. Ia
tidak akan merasa kesepian,ketakutan,kecemasan, dan sebagainya, karena
merasakan bahwa ia termasuk orang yang disayangi, dilindungi, dan diampuni
oleh allah.
2. Iman kepada hari akhir, memberi jaminan bagi jiwa manusia, bahwa keadilan
yang sungguh-sungguh itu akan ada, dan adanya perhitungan dan pembalasan
yang setimpal bagi semua orang.
3. Iman kepada Malaikat, dengan segala sifat dan tugasnya yang antara
lainmendoakan dan memintahkan ampun bagi manusia, menajaga, mengawasi
dan mencatat segala perbuatan dan perkataan manusia, memberikan ketenangan
bagi batin manusia, karena tidak ada amalannya yang tidak dicatat,
4. Iman kepada Al-Qur’an, al-qur’an adalah Kallamullah, diturunkan lewat Nabi
Muhammad SAW. Isinya sebagai petunjuk dan pedoman hidup yang pasti, tetap
tidak berubah-ubah, menentramkan batin manusia, karena ada pegangan yang
pasti, benar dan abadi.
5. Iman kepada Rasul , memperkuat keyakinan akan kebenaran kitab suci yang
dikirimkan Allah untuk pedoman.
6. Iman kepada Takdir, membantu manusia dalam menerima keyataan yang tidak
diinginkan, dengan demikian hatinya dapat selalu tentram.

Dengan iman, seseorang memiliki tempat bergantung. Tempat mengadu dan tempat
memohon apabila dia ditimpah problem atau kesususahan hidup, baik yang berkaitan
dengan perilaku fisik maupun psikis. Ketika seseorang telah mengarahkan daya
upayanya secara maksimal untuk mencapai satu tujuan. Namun tetap megalami
kegagalan, tidak berarti kemudian ia putus asa atau bunuh diri. Keimanan atau
mengarahkan seseorang untuk mengoreksi diri. Apakah prosedur yang dilakukan
untuk mencapai tujuan sudah sesuai atau belum dengan hukum-hukum tuhan yang
pasti, jika sesuai dengan hukum-hukum-Nya tetap masih mengalami kegagalan,
maka yang perlu diperhatikan adalah hikmah dibalik kegagalan itu ( Mujib dan Yusuf
Mudzakir,2001:151).(5)
Daftar Pustaka

Zakiah Daradjat, Islam dan Kesehatan Mental, (Jakarta: PT. Gunung Agung,1982)
Hal (9)

Zakiah Daradjat, Islam dan Kesehatan Mental, (Jakarta: PT. Gunug Agung,1982)Hal
(9-14)

Daradjat, Zakiah, Islam dan Kesehatan Mental, Jakarta: Haji Masagung,1989)

Yunanar dan Azhar, Pendidikan dalam Persfektif Al-Qur’an,(Yogyakarta:


LPPI,1999)

Anda mungkin juga menyukai