Anda di halaman 1dari 3

Tiga Perbedaan Psikolog dan Psikiater

(Oleh: I Made Astana Yuana, 1206206713)


Perkembangan jaman yang semakin dinamis dan cepat menyebabkan pergeseran pola
aktivitas masyarakat. Kegiatan yang bersifat leisure terkadang dianggap sebagai hal yang
membuang-buang waktu dan digantikan dengan kegiatan yang lebih produktif. Konsekuensi
dari hal tersebut adalah semakin tingginya tingkat stres yang dialami oleh masyarakat.
Penelitian dari American Psyhological Association pada tahun 2010 menemukan bahwa stres
kronis (stres yang mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi secara normal pada
jangka waktu yang lama) telah menjadi masalah kesehatan publik (Clay, 2011). Berdasarkan
hal tersebut, pengobatan terhadap stres dan gangguan emosional lainnya menjadi hal yang
semakin berkembang di masyarakat. Psikolog dan psikiater merupakan profesi yang sering
dikaitkan untuk mengatasi permasalahan gangguan emosional. Masyarakat awam pada
umumnya cenderung menganggap bahwa kedua profesi tersebut merupakan profesi yang
sama, namun pada kenyataanya terdapat banyak perbedaan di antara psikolog dan psikiater.
Tiga hal utama yang menjadi perbedaan psikolog dan psikiater adalah fokus dalam
penanganan pasien atau klien, metode penanganan serta berat masalah mental yang ditangani.
Dalam menangani pasien atau klien, psikolog dan psikiater memiliki fokus
penanganan yang berbeda. Seorang psikolog akan melihat suatu permasalahan melalui
pendekatan prilaku manusia, sedangkan psikiater cenderung lebih menilai kondisi mental
seseorang melalui pendekatan biologis dan neurochemistry (Rehagen, 2015). Perbedaan ini
terjadi karena adanya perbedaan latar belakang pendidikan mereka. Seorang psikolog
merupakan lulusan fakultas psikologi dan telah mendapat program profesi sebagai psikolog,
sementara psikiater adalah lulusan fakultas kedokteran yang telah menempuh pendidikan
spesialisasi kedokteran jiwa. Sebagai akibat dari fokus yang berbeda maka hal-hal yang akan
diperhatikan dalam memberikan diagnosa juga akan berbeda. Seorang psikolog akan melihat
pola tidur, pola makan, kondisi lingkungan serta hal negatif yang dapat menjadi penyebab
dari permasalahan seorang klien. Kontras dengan hal tersebut, psikiater cenderung
memperhatikan apakah seseorang pasien kekurangan gizi, vitamin ataupun mengalami
masalah tiroid ketika mereka mengalami gangguan mental.
Hal kedua yang menjadikan psikolog berbeda dengan psikiater adalah metode
penanganan klien. Perbedaan metode penanganan klien atau pasien ini sebenarnya juga
merupakan salah satu akibat dari fokus psikolog dan psikiater yang berbeda. Dikarenakan

fokus seorang psikiater ada pada kondisi biologis dan neurochemistry maka terapi yang
cenderung dilakukan oleh seorang psikiater adalah terapi obat-obatan (farmakoterapi) (Putri,
2010). Terapi obat-obatan ini dapat berupa pemberian obat penenang, pemberian vitamin,
pemberian obat syaraf yang dirasa akan mampu meningkatkan kondisi mental pasien.
Berbeda dengan psikiater, seorang psikolog tidak diperbolehkan untuk memberikan
farmakoterapi. Dalam penanganannya psikolog akan lebih berfokus kepada aspek-aspek
sosial. Terapi yang dilakukan oleh psikolog pada umumnya berupa psikoterapi atau
konsultasi. Terapi ini akan berusaha meringankan beban-beban yang dialami oleh klien serta
memberikan sugesti-sugesti positif yang diharapkan akan membantu klien dalam menghadapi
masalahnya.
Perbedaan ketiga antara seorang psikolog dan psikiater adalah pada berat masalah
mental yang ditangani. Seorang psikolog pada umumnya menangani masalah mental ringan.
Hal ini dikarenakan pasien yang ditangani seorang psikolog masih dapat menerima stimulusstimulus yang diberikan dan juga berkomunikasi. Di sisi lain, seorang psikiater membutuhkan
terapi obat-obatan dikarenakan pasien yang ditangani seorang psikiater pada umumnya
memiliki permasalahan mental yang menyebabkan pasien tersebut kehilangan ketenangan,
kemampuan berkomunikasi serta kemampuan berpikir jernih. Farmakoterapi yang dilakukan
oleh psikolog bertujuan untuk menenangkan pasien sehingga pada akhirnya pasien tersebut
dapat diajak untuk sharing dan diberikan pengobatan untuk menghilangkan penyakit
kejiwaannya. Fungsi psikolog dan psikiater yang cukup berbeda tersebut membuat mereka
sering melakukan kerja sama dalam penanganan pasien. Psikiater akan memberikan
penenang apabila pasien tidak dapat berada dalam kondisi yang stabil dan kemudian apabila
kondisi tersebut telah membaik maka psikolog akan melakukan psikoterapi untuk
mengurangi beban mental yang dialami oleh orang tersebut.
Mengingat permasalahan stres, mental dan kejiwaan yang semakin sering terjadi di
masyarakat, kita perlu mengetahui apa perbedaan psikolog dan psikiater. Tiga hal yang
membedakan psikolog dan psikiater adalah pada fokus dalam penanganan pasien atau klien,
metode penanganan serta berat masalah mental yang ditangani. Setiap orang pasti akan
memiliki beban masing-masing. Mungkin saja suatu saat kita akan membutuhkan jasa
psikolog atau psikiater. Dengan mengetahui perbedaan psikolog dan psikiater maka ketika
kita mengalami permasalahan mental, kita telah dapat mengetahui mana terapi yang tepat
untuk diri kita.

Daftar Pustaka
Clay, R. (2011, January). Stressed in America. Monitor on Psychology, 42, 60.
Retrieved from http://www.apa.org/monitor/2011/01/stressed-america.aspx
Putri, S. D. (2010, June 21). Detik Health. Retrieved from Apa Beda Psikolog dan
Psikiater?:
http://health.detik.com/read/2010/06/21/111105/1382580/763/apa-bedapsikolog-dan-psikiater
Rehagen, T. (2015, September 16). Psychologist or Psychiatrist: Which Is Right
for You? Retrieved from WebMD: http://www.webmd.com/mentalhealth/features/psychologist-or-psychiatrist-which-for-you

Anda mungkin juga menyukai