Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI PSIKOMETRIKA

“PROSEDUR ADAPTASI ALAT UKUR PSIKOLOGI”

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikometrika

Mengetahui dosen pengampu:

Widyastuti, S. Psi., M. Si., Psikolog


Ahmad Ridfah, S. Psi., M. Psi., Psikolog
Nur Akmal, S.Psi., MA

Disusun Oleh:

BESSE WIDAH FARIDAH 200701501009

PENGANTAR PSIKOMETRIKA C

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

MAKASSAR

2021
1. Apa yang kamu pelajari dari pertemuan hari ini, artikel, dan video tersebut?.

Jawab:

Materi hari ini adalah prosedur adaptasi alat ukur psikologis. Adaptasi alat
ukur meliputi aktivitas dari menentukan apakah alat ukur dapat mengukur
konstruk yang sama dalam bahasa dan budaya yang berbeda, memilih
penerjemah, memutuskan akomodasi yang sesuai, sampai mengecek
kesetaraannya dalam bentuk yang diadaptasi.

Pedoman proses adaptasi lintas budaya

Tahapan

Tahap I: Terjemahan awal


Penerjemahan adalah upaya linguistik untuk menggantikan bahasa yang
menghantarkan suatu pesan dengan bahasa lainTerdiri atas dua:

Penerjemah 1. Salah satu penerjemah harus mengetahui konsep yang


diperiksa dalam kuesioner yang diterjemahkan (cacat fungsional atau
kelainan leher dan bahu). Adaptasi mereka dimaksudkan untuk
memberikan kesetaraan dari perspektif yang lebih klinis dan dapat
menghasilkan terjemahan yang memberikan kesetaraan yang lebih andal
dari perspektif pengukuran.

Penerjemah 2. Disebut penerjemah naif, dan dia lebih mungkin untuk


mendeteksi arti yang berbeda dari aslinya daripada penerjemah pertama.
Penerjemah ini tidak akan terlalu terpengaruh oleh tujuan akademis dan
akan menawarkan terjemahan yang mencerminkan bahasa yang digunakan
oleh populasi tersebut, sering kali menonjolkan makna ambigu dalam
kuesioner asli

Tahap II: Sintesis Terjemahan

Penerjemah 1 dan 2 bekerja sama dengan seorang pengamat untuk


menyintesis hasil terjemahan. T1 untuk penerjemah pertama, (T2) untuk
penerjemah kedua. Sintesis pertama dari terjemahan menhasilkan (T -12).

Tahap III: Terjemahan Kembali

Terjemahan sintesa pertama (T-12), diterjemahkan kembali ke bahasa asal


agar membuktikan tidak ada kesalahan kosa kata. Hasil dari proses ini dinamakan
terjemahan balik (BT1 dan BT2).

Tahap IV: Komite Ahli

Terdiri dari ahli metodologi, profesional kesehatan, profesional bahasa,


dan penerjemah (penerjemah maju dan mundur) yang terlibat dalam proses hingga
saat ini. Peran komite ahli adalah untuk mengkonsolidasikan semua versi
kuesioner dan mengembangkan apa yang akan dianggap sebagai versi pra-final
kuesioner untuk pengujian lapangan.
Keputusan perlu dibuat oleh komite ini untuk mencapai kesetaraan antara versi
sumber dan target di empat bidang

1. Kesetaraan Semantik, kesetaraan makna dalam terjemahan bahasa

2. Persamaan Idiomatik, makna idiom dari bahasa asal diterjemahkan


dengan benar

3. Kesetaraan Pengalaman, karena budaya berbeda tiap wilayah maka


pengalaman perlu disesuaikan.

4. Kesetaraan konseptual, makna konseptual dari bahasa asal


diterjemahkan dengan tepat sesuai konteksnya

Tahap V: Tes Versi Prefinal

Uji lapangan kuesioner baru ini berusaha menggunakan versi pra-final


pada subjek atau pasien dari pengaturan target. Idealnya, antara 30 dan 40 orang
harus diuji

Tahap VI: Penyerahan Dokumentasi kepada Pengembang atau Komite


Koordinasi untuk Penilaian Proses Adaptasi

Tahap terakhir dalam proses adaptasi adalah penyerahan semua laporan


dan formulir kepada pengembang instrumen atau panitia yang melacak versi
terjemahan

2. Ketika mengikuti pertemuan hari ini, membaca artikel, dan melihat video-
video tersebut, apa yang kamu rasakan?

Jawab:

Saya merasa termotivasi sejak mengetahui bahwa alat tes dapat diadaptasi
ke berbegai budaya dan negara dengan adanya bantuan linguistic. Selain itu
contoh ataupun pengalaman yang tertulis dalam bahasa asal tes dapat diubah
sesuai dengan keadaan budaya yang diadaptasi.
3. Ketika mengikuti pertemuan hari ini, membaca artikel, dan melihat video-video
tersebut, apa insight yang kamu peroleh?

Jawab:

Saya mengetahui tes dapat diadaptasi ke budaya dan negara lain dengan
adanya bantuan terjemahan linguistic. Saya juga mengetahui tahapan
pengadaptasian meliputi tahapan penerjemah yang terdapat beberapa langkah dan
perlu diterjemahkan secara dua belah pihak lalu diterjemahkan balik agar
dipastikan betul validitas dan kesetaraan makna, idiom, ataupun konteks dalam tes
tersebut kemudian diuji cobakan di lapangan lalu dikembalikanlah kepada pihak
pengembang.

4. Setelah mengikuti pertemuan hari ini, membaca artikel, dan melihat video-
video tersebut, apa pentingnya video-video tersebut di masa mendatang bagi
Anda?

Jawab:

Di masa mendatang jika saya telah lulus dan menjadi ilmuwan psikologi
saya bisa mengoperasikan alat tes dan jika ada alat tes dari luar dan harus
digunakan di Indonesia maka saya tahu bahwa alat tes tersebut bisa digunakan
tanpa terhalang bahasa dengan cara diadaptasikan serta disesuaikan antara
pengalaman dan contoh budaya dari daerah yang bersangkutan yang tidak keluar
dari makna dan konteks asalnya.
DAFTAR PUSTAKA

Beaton, D. E., & Bombardier, C. (2000). Pedoman Proses Adaptasi Lintas


Budaya Tindakan Laporan Diri. 25, 3186–3191.

Semesta Psikometrika. (2020). Adaptasi Alat Ukur Psikologi [YouTube Channel].


Diambil pada 29 Oktober 2021, dari
https://www.youtube.com/watch?v=HBfj3_P4FYc

Semesta Psikometrika. (2020). Perbedaan Adopsi, Adaptasi, Modifikasi, dan


Konstruksi [YouTube Channel]. Diambil pada 29 Oktober 2021, dari
https://www.youtube.com/watch?v=HBfj3_P4FYc

Anda mungkin juga menyukai