Anda di halaman 1dari 26

PANDUAN LAYANAN PSIKOLOGI KLINIS

DALAM RANGKA
PENANGGULANGAN PANDEMI COVID-19
Revisi 1

Disusun Oleh:
IKATAN PSIKOLOG KLINIS INDONESIA
2020
LATAR BELAKANG

Penyebaran Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) yang cenderung terus


meningkat, bertambahnya penderita dan menimbulkan korban jiwa,
mengakibatkan timbulnya keresahan dan kecemasan secara meluas di masyarakat
serta memicu terjadinya gangguan psikologis. Maka diperlukan adanya pelayanan
psikologi klinis pada masyarakat terkait kondisi pandemi COVID-19.

Pelayanan Psikologi Klinis dilakukan baik pada masyarakat secara luas maupun di
fasilitas pelayanan kesehatan terhadap Orang Dalam Pengawasan, Pasien Dalam
Pengawasan dan Pasien yang dinyatakan positif COVID-19; di tingkat Puskesmas,
RSUD, RSUP, RS Swasta, RS TNI/Polri, RS BUMN dan Rumah Sakit Darurat yang
didirikan oleh pemerintah dalam rangka tanggap darurat COVID-19.

Kemungkinan-kemungkinan reaksi psikologis yang muncul terkait COVID-19, antara


lain : cemas tertular dan sakit akibat COVID-19; mencemaskan anggota keluarga
atau orang orang terdekat; cemas jika diabaikan; cemas menulari orang lain; resah
dan bingung akan karantina dan isolasi; khawatir dengan stigma sosial; bosan dan
kesepian ketika melakukan karantina diri; cemas atau takut akan kematian; cemas
berpisah dari orang yang disayangi; merasa tidak berdaya; berpikir negatif terhadap
diri sendiri, orang lain, serta lingkungan.

Reaksi psikologis di atas jika tidak segera diatasi dapat mengakibatkan gangguan
cemas yang berlebihan, depresi, panik, sampai pada keinginan untuk menyakiti diri
atau bunuh diri. Di samping itu kecemasan yang tinggi justru akan menurunkan daya
tahan atau imunitas tubuh.

RUANG LINGKUP DAN TUJUAN


Panduan ini ditujukan kepada psikolog klinis yang melakukan pelayanan sebagai
berikut:
a. Psikolog Klinis yang melakukan upaya-upaya preventif dan promotif di
masyarakat.

1
Panduan Layanan Psikologi Klinis Revisi 1
IPK Indonesia
b. Psikolog Klinis yang melakukan pendampingan terhadap keluarga Orang Dengan
Resiko (ODR), Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dengan Pengawasan
(PDP), kasus probabel, dan pasien terkonfirmasi.
c. Psikolog Klinis yang memberikan layanan psikologi klinis terhadap ODR dan
ODP.
d. Psikolog Klinis yang memberikan layanan psikologi pada pasien yang mendapat
perawatan di ruang isolasi baik pasien probabel maupun terkonfirmasi COVID-
19.
e. Psikolog Klinis yang memberikan dukungan psikologis bagi tenaga kesehatan
lain yang sedang bertugas memberikan layanan kesehatan pandemi COVID-19

PELAYANAN PSIKOLOGI KLINIS


Pelayanan psikologi Klinis dalam rangka penanggulangan COVID-19, terdiri dari :
A. Upaya Preventif dan promotif :
1. Pembuatan materi-materi edukasi berupa leaflet, flyer, poster, video
maupun film animasi
2. Penguatan Komunitas dan Dukungan Keluarga dengan memberikan
imbauan dan motivasi positif.
3. Material Psikoedukasi
a. Psikoedukasi mengenai stigma social
- Menjelaskan apa itu stigma dan berbagai contoh stigma sosial di
masyarakat.
- Menjelaskan apa itu stigma dan berbagai contoh stigma sosial di
masyarakat.
- Menjelaskan secara terbuka mengenai dampak buruk dari perilaku
stigma
- Memberikan tips perilaku untuk mengurangi stigma.
- Mengajak masyarakat untuk menunjukkan sikap empati dan suportif
terhadap individu yang memiliki COVID-19 dan keluarga, serta para
tenaga medis dan keluarga.

2
Panduan Layanan Psikologi Klinis Revisi 1
IPK Indonesia
- Mengajak masyarakat untuk berani menegur individu yang mencela
atau mencap buruk individu yang memiliki COVID-19 dan keluarga,
serta para tenaga medis dan keluarga.
b. Psikoedukasi mengenai mitos dan fakta
c. Psikoedukasi mengenai social distancing sebagai physical distancing
bukan emotional distancing.
4. Hal yang perlu dilakukan sebagai profesional dalam memberikan layanan
Psikologi
a. Tetap mengikuti perkembangan berita mengenai COVID-19 untuk
menghindari kesalahan dalam memberikan informasi.
b. Tetap melihat individu yang terkena stigma sebagai individu yang perlu
dibantu.
c. Sadari penuh dan jaga pemilihan penggunaan bahasa.
d. Mengenali bila ada hambatan dalam akses dan bahasa.
e. Periksa stigma dan bias Anda sendiri.
f. Mendukung komunitas dengan menginfokan akses informasi yang
kredibel.Berbicara secara transparan mengenai COVID-19.
g. Tetap mengacu pada fakta.

B. Konsultasi Online
Memberikan konsultasi secara online untuk :
- memberikan psikoedukasi dan motivasi dalam melakukan physical
distancing. mengingatkan bahwa social distancing bukan berarti
emotional distancing.
- memberikan edukasi tentang apa yang perlu dilakukan agar tetap
produktif dan tidak mengalami kecemasan maupun gangguan psikologis
yang lain.
- Memberikan psikoedukasi mengenai cara untuk mendukung anggota
keluarga yang diduga maupun terkena COVID-19, dan juga yang bekerja
sebagai tenaga medis menangani dan merawat pasien.
- Memberikan psikoedukasi, psikokonseling kepada anggota keluarga
maupun orang yang tidak terkena COVID-19 namun mengalami dampak
dari stigma sosial, mengenai bagaimana cara untuk menghadapinya.
3
Panduan Layanan Psikologi Klinis Revisi 1
IPK Indonesia
- memberikan edukasi terkait konsultasi online yang akan dilakukan,
termasuk memberikan rambu-rambu yang perlu dilakukan serta
kelebihan dan kerugian. Klien juga dapat dikirimkan lembar persetujuan
(informed consent) dengan menggunakan google form atau word
sebelum melakukan proses konseling
- melakukan asesmen singkat berdasarkan wawancara tentang kondisi
kesehatan mental klien dan menyimpulkan sementara kondisi kesehatan
mental klien
- memberikan panduan langkah-langkah untuk mengurangi kecemasan
dan gangguan psikologis yang terjadi antara lain dengan cara:
mendengarkan aktif keluhan-keluhan klien, memandu untuk melakukan
relaksasi, memandu dan memfasilitasi klien untuk mengekspresikan
emosi negatif dengan cara yang adaptif, memandu dan memfasilitasi
klien untuk berpikir dan berperilaku positif berdasarkan prinsip prinsip
CBT atau psikoterapi yang lain.
- memberikan contoh kegiatan dan memotivasi klien untuk melakukannya
- melakukan pemantauan dan umpan balik terhadap apa yang telah
dilakukan klien dan hasilnya
- bila dimungkinkan dapat membentuk konseling kelompok (group
counseling) dengan menggunakan beberapa pilihan aplikasi pertemuan
daring (zoom.us, google hang out, google meet, dll; sesuai yang
disediakan oleh tim konsultasi online) dengan pendampingan dan
pemantauan berkala
- Mendukung psikolog yang berada di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
untuk memberikan pendampingan/layanan psikologis pada pasien yang
berdasarkan skrining awal/asesmen mengalami distress psikologis
dan/atau masalah psikologis ringan

4
Panduan Layanan Psikologi Klinis Revisi 1
IPK Indonesia
Panduan Teknis Konseling Online Bagi Psikolog:
Fasilitas pendukung:
Konseling Online menggunakan video:
o Sebisa mungkin gunakan laptop/komputer dengan kamera.
o Sediakan earphone yang dilengkapi microphone, agar suara kita bisa
terdengar dengan jelas di tellinga klien.
o Pastikan memiliki koneksi internet yang baik.
o Siapkan aplikasi yang akan digunakan di komputer Anda. Apabila
menggunakan zoom ikuti langkah download di
link: https://zoom.us/download.
o Sebagai cadangan, siapkan aplikasi tersebut di telepon genggam Anda.
o Simpan nomor Admin, agar bisa meminta Admin menghubungi klien jika
koneksi terganggu.

Konseling Online menggunakan audio:


o Sediakan earphone yang dilengkapi microphone, agar suara kita bisa
terdengar dengan jelas di telinga klien.
o Pastikan memiliki koneksi internet yang baik.
o Siapkan aplikasi yang akan digunakan di telepon genggam Anda.
o Simpan nomor Admin, agar bisa meminta Admin menghubungi klien jika
koneksi terganggu.

Ruangan:
• Pastikan Anda berada di ruangan yang aman dan privat.

Konseling Online menggunakan video :


o Pastikan terdapat cahaya yang cukup dari arah depan wajah Anda, hindari
lokasi dengan cahaya dari belakang karena wajah Anda akan terlihat
gelap.
o Perhatikan latar ruangan yang terlihat di kamera, usahakan terlihat seperti
ruang konseling.
o Anda bisa menggunakan latar belakang virtual yang tersedia di aplikasi
zoom, misalnya menggunakan gambar rak buku.
5
Panduan Layanan Psikologi Klinis Revisi 1
IPK Indonesia
Pengaturan Konseling Online menggunakan Video:
o Letakkan laptop Anda posisikan kepala Anda hingga menyisakan sekitar
1/3 bagian dari layar. Sehingga posisi Anda ada di tengah dan menatap
klien sejajar, tidak menatap ke atas/ke bawah.
o Jika langit-langit ruangan terlihat, berarti posisi kamera Anda kurang tinggi.
o Ketika berbicara, tataplah kamera Anda, untuk menjaga ‘kontak mata’
dengan klien.
o Sediakan waktu 10 menit sebelum sesi dimulai untuk mengecek
pengaturan ini.
o Pada aplikasi zoom, ubah tampilan SPEAKER VIEW menjadi GALLERY
VIEW untuk interaksi online yang lebih nyaman.
o Tanyakan juga pada klien, apakah pengaturan sudah nyaman baginya.

Informed Consent:
Jelaskan pada klien, bahwa untuk mendukung Konseling Online ada
beberapa hal yang perlu ia siapkan dan ketahui.
o Pertama, jika memungkinan ia menggunakan fasilitas pendukung
seperti dijelaskan di atas. Alasannya: penting bagi Psikolog untuk dapat
mengamati dan mendengarkannya dengan jelas.
o Kedua, apabila menggunakan aplikasi zoom, arahkan klien untuk
mengubah dari SPEAKER VIEW menjadi GALLERY VIEW untuk
interaksi online yang lebih nyaman.
o Ketiga, untuk kenyamanan dan keamanan sesi, maka sebelum
Konseling Online dimulai, klien perlu memastikan bahwa:
• Ia berada di tempat yang aman dan privat.
• Tersedia tissue dan air minum di tempat yang mudah ia jangkau.
• Tersedia kertas/koran yang nantinya bisa diremas jadi bentuk bola,
sebagai salah satu alat teknik grounding.
o Terakhir, jelaskan isi informed consent secara umum, seperti: akan
menjaga kerahasiaan sesi, limit waktu per sesi, aturan untuk perjanjian
selanjutnya, dll.

6
Panduan Layanan Psikologi Klinis Revisi 1
IPK Indonesia
C. Pelayanan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
1. Semua pasien terkait COVID-19 dikaji apakah mengalami
krisis/kegawatdaruratan psikologis. Kepada pasien yang mengalami
krisis/kegawatdaruratan psikologis segera diberikan PFA. Setelah
dipastikan bahwa krisis/kegawatdaruratan psikologis teratasi dan pasien
tenang, maka pasien akan menjalani Skrining Awal menggunakan
Kuesioner Kondisi Psikis COVID-19
2. Pasien COVID-19 yang tidak mengalami krisis/kegawatdaruratan
psikologis langsung mendapatkan skrining awal (menggunakan HSCL-
25 dan IES yang telah diadaptasi menjadi Kuesioner Kondisi Psikis
COVID-19) yang bertujuan untuk melakukan pemetaan secara cepat.
Berdasarkan hasil pemetaan, pasien dapat dikelompokkan menjadi:
○ Kelompok Normal Tangguh
○ Kelompok dengan Distress Psikologis dan Masalah Psikologis Ringan
yang kemudian akan mendapat Layanan Dukungan Psikososial.
Layanan ini diusahakan untuk dapat dilakukan melalui kerja sama
antara psikolog yang berada pada fasilitas pelayanan kesehatan
dengan tim psikolog klinis yang melakukan konsultasi online
○ Kelompok dengan Indikasi Masalah Kejiwaan, (mengarah pada
kategori ODMK/Orang dengan Masalah Kejiwaan), atau Kelompok
dengan Indikasi Gangguan Jiwa (mengarah pada kategori
ODGJ/Orang dengan Gangguan Jiwa) yang akan menjalani asesmen
psikologis lanjutan
3. Pasien yang dikategorikan menjadi Kelompok Indikasi Masalah Kejiwaan
akan menjalani asesmen lanjutan untuk dapat menegakkan diagnosis
psikologis dan mengelompokkan ke jenis layanan yang sesuai dengan
diagnosis. Perlu diperhatikan bahwa masalah psikologis yang umum
dialami terkait COVID-19 adalah
○ Kecemasan akibat harus dirawat di RS dan meninggalkan rumah
○ kebingungan akibat ketidakpahaman mengenai COVID-19 dan
tatalaksana pengobatan serta penanganannya
○ kecemasan terhadap hasil pemeriksaan

7
Panduan Layanan Psikologi Klinis Revisi 1
IPK Indonesia
○ ketakutan terhadap prosedur medis yang akan dijalani terkait wabah
COVID-19
○ ketidaknyamanan berada di ruang isolasi
○ kecemasan terkait kemungkinan mengalami stigmatisasi
○ perasan tidak berdaya, bosan, kesepian dan depresi karena terisolasi
Oleh karena itu asesmen yang dilakukan dipusatkan untuk melakukan
identifikasi terhadap kemungkinan munculnya berbagai masalah psikologis
tersebut selain memperhatikan adanya masalah psikologis dan kejiwaan
yang sudah ada sebelumnya atau menyertai respon emosi terkait COVID-19.
Asesmen psikologis lanjutan juga perlu dilakukan untuk mengindentifikasi:
● informasi/edukasi yang telah didapat sebelumnya dari
klaster/subklaster/sektor lain
● riwayat trauma yang dimiliki sebelumnya
● riwayat kondisi psikologis sebelum terjadi pandemi COVID-19
● keluhan subjektif yang dimiliki saat ini
● faktor resiko dan faktor penunjang resiliensi
● kesiapan psikologis menghadapi kemungkinan karantina atau isolasi
● strategi coping
Asesmen sedapat mungkin dilakukan dengan menggunakan teknik observasi
dan wawancara serta inventori lapor diri yang tersedia.
4. Psikolog Klinis melakukan penegakkan diagnosis dengan menggunakan
acuan DSM 4, DSM 5, ICD 10 dan/atau PPDGJ 3
5. Berdasarkan hasil asesmen dan diagnosis, psikolog klinis kemudian
melakukan intervensi psikologis dalam bentuk psikoedukasi, psikokonseling
dan/atau psikoterapi.
○ Psikoedukasi yang dilakukan dapat berupa:
i. Pemberian informasi tentang diagnosis medis, prognosis dan
perjalanan penyakit
ii. Mengaktivasikan sumber daya yang dimiliki dan strategi coping
selama masa isolasi
iii. Strategi menghadapi media dan pemberitaan
iv. Kerjasama antara pasien dengan klaster/subklaster/sektor lain
v. Bentuk psikoedukasi lainnya sesuai kebutuhan pasien
8
Panduan Layanan Psikologi Klinis Revisi 1
IPK Indonesia
○ Bentuk Psikokonseling yang dapat dilakukan berupa:
i. Terapi Relaksasi
ii. Konsultasi untuk membantu melakukan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan (Problem solving and Decision Making)
iii. Psikokonseling lainnya sesuai kebutuhan
○ Psikoterapi spesifik dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien
berdasarkan hasil asesmen psikologis lanjutan dan diagnosis. Perlu
dipersiapkan bahwa psikoterapi juga dapat dilakukan kepada keluarga
untuk mencegah masalah muncul kembali setelah pasien dinyatakan
sehat dan kembali pulang ke rumah/keluarga.
○ Psikolog klinis dapat melakukan rujukan dan rawat bersama dengan
psikiater bila dibutuhkan. Untuk fasilitas layanan kesehatan yang tidak
terdapat layanan psikiatri perlu dibentuk mekanisme untuk melakukan
rujukan dan rawat bersama ini.
6. Psikolog Klinis melakukan asesmen psikologi klinis awal dengan
melakukan observasi dan wawancara pada klien/pasien :
○ Menanyakan keluhan subjektif pasien
○ Melakukan observasi klinis pada pasien dengan mencermati perilaku
tampak dan tidak tampak ( overt and covert behavior )
○ Melakukan wawancara klinis untuk menggali lebih lanjut kondisi
psikologis pasien/klien
7. Psikolog Klinis melakukan asesmen psikologi klinis lanjutan dengan
melakukan :
○ Asesmen tingkat stres, kecemasan, depresi atau kondisi psikologis lain
terkait dengan keadaan kesehatan yang dialaminya saat ini seperti
misalnya panic attack.
○ Asesmen terhadap latar belakang kepribadian dan permasalahan
psikologis yang pernah ada sebelumnya atau sedang disandangnya
pada saat ini terlepas dari kondisi kesehatan saat ini.
○ Asesmen kemampuan kognitif, pengatasan terhadap masalah (coping)
dan daya lenting (resiliency)

9
Panduan Layanan Psikologi Klinis Revisi 1
IPK Indonesia
8. Psikolog Klinis melakukan anamnesis, dengan melakukan observasi dan
wawancara kepada keluarga klien/pasien mengenai :
○ Keluhan utama
○ Keluhan tambahan
○ Riwayat sakit terdahulu
○ Sikap atau perilaku dan kondisi emosi klien sebelum dan setelah sakit
○ Sikap atau perilaku dan psiko-sosial keluarga
9. Psikolog klinis melakukan diagnosis psikologi klinis.
10. Psikolog klinis melakukan intervensi pada klien/ pasien dengan
melakukan:
○ psikoedukasi dan konseling
○ menstabilkan kondisi emosi pasien/klien
○ psikoterapi dengan disesuaikan dengan kondisi pasien/klien
11. Melakukan pencatatan pada rekam psikologi dan/atau rekam medis
12. Melakukan diskusi dengan dokter penanggung jawab klinis atau tim
penanganan COVID-19 rumah sakit
13. Melakukan rujukan bila perlu

D. Dukungan psikologis bagi tenaga kesehatan


1. Memberi masukan kepada manajemen tentang waktu kerja dan jeda
diantaranya
2. Melakukan pendataan terhadap keterampilan PFA dan stabilisasi emosi
yang dimiliki para tenaga kesehatan dan melakukan pembaharuan
(updating) keterampilan ini. PFA dan stabilisasi emosi dapat diaplikasikan
juga kepada sesama rekan sejawat selain kepada pasien.
3. Memberi rekomendasi dan memfasilitasi agar tenaga medis menjalankan
tugasnya secara berkelompok. Tiap kelompok diedukasi untuk melakukan
briefing kelompok 10 - 15 menit pada awal dan akhir shift serta saat
istirahat. Briefing kelompok dapat digunakan oleh anggota kelompok untuk
saling mengecek kondisi rekan kerja baik dalam hal kesehatan fisik
maupun kondisi psikologisnya.

10
Panduan Layanan Psikologi Klinis Revisi 1
IPK Indonesia
4. Memberi rekomendasi kepada pihak manajemen agar pembaharuan
informasi terkait COVID-19 bagi tenaga kesehatan terus dilakukan secara
berkala
5. Memfasilitasi pemberdayaan tenaga kesehatan untuk dapat membuat
daftar respon terahdap pertanyaan pertanyaan yang diperkirakan akan
sering diajukan oleh pasien. Dengan tenaga kesehatan sudah memiliki
pilihan respon yang tepat diharapkan tenaga kesehatan merasa lebih
berdaya tangguh secara psikologis.
6. Melakukan asesmen terhadap tingkat kelelahan psikologis atau gangguan
psikologis yang terjadi
7. Mengingatkan dan memfasilitasi tenaga kesehatan untuk tetap
berhubungan dengan keluarga di rumah melalui teknologi telekomunikasi
(telepon, video call, media telekomunikasi digital, dan lain sebagainya)
8. Memberikan dukungan/ motivasi, konseling, relaksasi ataupun bentuk
intervensi psikologis yang lain.
9. Memberikan rekomendasi apakah tenaga kesehatan yang bersangkutan
masih bisa melanjutkan tugasnya, membutuhkan istirahat atau
bantuan/intervensi psikologis lanjut
10. Memberikan rekomendasi pada manajemen tentang dukungan atau
treatment yang dibutuhkan untuk pemulihan kondisi psikologis dan
meningkatkan kesejahteraan psikologis tenaga kesehatan yang
bersangkutan.
11. Memberikan psikoedukasi, psikokonseling kepada tenaga kesehatan yang
mengalami dampak dari stigma sosial dan mengenai bagaimana cara
untuk menghadapinya.
12. Memberikan psikoedukasi kepada anggota keluarga dari tenaga
kesehatan yang terlibat mengenai stigma sosial dan bagaimana cara yang
tepat mendukung anggota keluarga mereka yang terlibat sebagai tenaga
kesehatan.

11
Panduan Layanan Psikologi Klinis Revisi 1
IPK Indonesia
E. Langkah – langkah prosedur keamanan
1. Sebelum kontak dengan klien, psikolog klinis perlu menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD), seperti masker dan sarung tangan untuk klien yang
belum terindikasi COVID-19
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, seperti masker N95,
sarung tangan, penutup rambut, sepatu pelindung, kacamata google untuk
klien yang terindikasi COVID-19
3. Pastikan klien menggunakan APD, minimal masker.
4. Untuk klien yang terindikasi COVID-19, jika psikolog klinis menggunakan
alat bantu seperti kertas, pensil dan sejenisnya, maka setelah klien selesai
perlu dilakukan dekontaminasi pada alat bantu yang kontak dengan klien.
5. Lakukan dekontaminasi seluruh pakaian setelah melakukan layanan untuk
klien yang terindikasi COVID-19.
6. Seluruh APD yang telah digunakan saat kontak dengan pasien harus
dilepaskan dan dimasukkan ke tempat sampah infeksius.
7. Psikolog klinis berhak untuk menunda dilakukannya konsultasi langsung
( kontak langsung dengan klien/pasien ) apabila tidak tersedia APD yang
memadai dan menggantikannya dengan konsultasi online sampai dengan
tersedianya APD yang memadai / sesuai standar.

12
Panduan Layanan Psikologi Klinis Revisi 1
IPK Indonesia
Referensi :
1. Cates, David S.; Gomes, Paula G.; Krasilovsky, Arthur M. Behavioral Health
Support for Patients, Families, and Healthcare Workers. Bioemergency Planning.
Springer International Publishing AG. 2018

2. IASC Refference Group for Mental Health and Psychosocial Support in


Emergency Settings. Briefing Note on Addressing Mental Health and
Psychosocial Aspect of COVID-19 Outbreak Version 1.1. February 2020

3. KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian


COVID-19 - Revisi 03. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Maret 2020

4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/104/2020 tentang


Penetapan Infeksi Novel Coronavirus ( Infeksi 2019-nCoV) Sebagai Penyakit
Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya.

5. Kin-Wing Cheng, S., et al. 2004.Psychiatric complications in patients with severe


acute respiratory syndrome (SARS) during the acute treatment phase: a series
of 10 cases. The British Journal of Psychiatry, Vol. 184, No. 4.

6. Moore, C. 2020. What is E-Therapy? A Definition, Reviews, and How It Works di


https://positivepsychology.com/e-therapy/.

7. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Nomor HK 02.02/II/753/2020 tentang Revisi-3 Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Coronavirus Disease ( COVID-19)

8. WHO. Materi komunikasi risiko COVID-19 untuk fasilitas pelayanan kesehatan.


Maret 2020.

13
Panduan Layanan Psikologi Klinis Revisi 1
IPK Indonesia
Lampiran 1 :
Alur Layanan Psikologi Klinis Penanganan COVID -19

Krisis/
Kegawatdaruratan Ya PFA Krisis Selesai -Tenang
Psikologis

Tidak

Skrining Awal Masalah/ Distress Layanan


Psikologis Ringan Dukungan Psikososial

Layanan Kesehatan
Mental Lanjutan
Indikasi Masalah Asesmen Lanjutan ODMK Psikoedukasi
Kejiwaan Psikokonseling
Psikoterapi

Layanan Kesehatan
Mental Terintegrasi
Normal Tangguh Psikoedukasi
ODGJ
Psikokonseling
Psikoterapi individu dan
keluarga
Rawat bersama Psikiater
Lampiran 2 :
Kuesioner Kondisi Psikis Covid-19
BAGIAN 1
PETUNJUK: Di bawah ini terdapat beberapa tanda atau masalah yang terkadang dialami seseorang.
Silakan baca satu-persatu secara berhati-hati dan tentukan seberapa jauh tanda-tanda tersebut
mengganggu atau mempengaruhi anda selama 1 minggu terakhir, termasuk hari ini. Beri tanda
ceklis (√) pada kolom yang sesuai dengan keadaan anda. Apabila Anda ingin mengubah jawaban,
coretlah tanda jawaban sebelumnya (√), kemudian berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang Anda
inginkan.
Berilah nilai 1= tidak sama sekali mengganggu; 2 = sedikit mengganggu; 3 = cukup mengganggu;
4= sangat mengganggu.

1 2 3 4
1 Tiba-tiba takut tanpa ada alasan
2 Sering merasa takut.
3 Berjalan sempoyongan, pusing atau lemah
4 Gugup atau gemetaran
5 Jantung berdebar-debar
6 Gemetar
7 Merasa tegang atau kaku
8 Kepala sakit
9 Tiba-tiba merasa panik luar biasa
10 Merasa gelisah, tidak tenang
11 Merasa kurang bertenaga, loyo
12 Menyalahkan diri sendiri atas semua hal
13 Mudah menangis
14 Kehilangan minat terhadap seksualitas atau kenikmatan
seksual (menonton video porno, pencarian konten porno
secara online, dsb).
15 Kehilangan nafsu makan
16 Kesulitan tidur atau tidak dapat tidur nyenyak
17 Merasa tidak memiliki harapan akan masa depan
18 Merasa sedih
19 Merasa kesepian
20 Memiliki pikiran untuk bunuh diri
21 Merasa dijebak atau terperangkap
22 Kekhawatiran yang berlebihan terhadap berbagai hal
23 Tidak memiliki minat dalam banyak hal
24 Merasa bahwa sesuatu yang anda lakukan
membutuhkan usaha yang besar
25 Merasa tidak berharga

TOTAL
BAGIAN 2
PETUNJUK: Di bawah ini merupakan daftar kesulitan yang biasa dialami orang setelah mengalami kejadian-
kejadian yang membuat stress. Silakan baca setiap pernyataan, dan kemudian pilih seberapa menyusahkan
setiap kesulitan tersebut bagi Anda selama tujuh hari terakhir berkenaan dengan wabah COVID-19 Seberapa
besar penderitaan dan gangguan yang Anda rasakan akibat kesulitan-kesulitan ini.
Berilah nilai 0=tidak sama sekali; 1=sedikit; 2=sedang-sedang saja (cukup); 3=sedikit banyak;
4= sangat.

0 1 2 3 4
1 Hal-hal yang mengingatkan pada wabah COVID-19
membawa kembali berbagai perasaan tentang hal itu
2 Saya mengalami kesulitan untuk tidur nyenyak.
3 Ada hal-hal yang terus membuat saya memikirkan hal
tersebut
4 Saya merasa mudah tersinggung dan marah

5 Saya berusaha untuk tidak bersedih ketika memikirkan


atau teringat akan hal tersebut
6 Saat saya tidak bermaksud untuk memikirkannya, hal
tersebut malah terpikirkan
7 Saya merasa seperti hal tersebut tidak pernah terjadi
atau tidak nyata (masih tidak percaya)
8 Saya berusaha menjauhi hal-hal yang dapat
mengingatkan pada kejadian tersebut
9 Gambaran atau bayangan tentang hal itu muncul di
pikiran saya
10 Saya gelisah dan mudah terkejut
11 Saya mencoba untuk tidak memikirkan kejadian tersebut

12 Saya sadar bahwa saya masih menyimpan banyak


perasaan tentang kejadian tersebut, tetapi saya tidak
memperdulikannya
13 Saya sudah tidak memiliki perasaan apapun terhadap
kejadian itu
14 Saya menyadari diri saya bersikap atau merasa seperti
kembali pada waktu itu.
15 Saya mengalami kesulitan untuk tidur.
16 Saya mengalami gelombang perasaan yang kuat (shock)
mengenai kejadian tersebut (Jika ingat saya masih sedih
atau bisa menangis)
17 Saya mencoba menghapus kejadian tersebut dari
ingatan saya.
18 Saya mengalami kesulitan berkonsentrasi.
19 Jika ingat kejadian tersebut menyebabkan saya
mengalami reaksi fisik seperti berkeringat, kesulitan
bernafas, rasa mual, atau jantung berdebar-debar
20 Saya mengalami mimpi tentang kejadian tersebut.

21 Saya merasa diri saya lebih waspada dan selalu berjaga-


jaga
22 Saya berusaha untuk tidak membicarakan kejadian
tersebut

TOTAL
DATA DIRI

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Tempat tinggal :

(sebutkan kota/kabupaten dan provinsi)


Manual Skoring dan Interpretasi
Kuesioner Kondisi Psikisi COVID-19

BAGIAN 1 - HSCL
Skoring
▪ Variable : Anxiety
Psychological Distress and Depression
▪ Alat ukur : The Hopkins Symptoms Checklist (HSCL) 25
▪ Jumlah item : 25
▪ Dimensi :
kecemasan = 10 item
Depresi =15 item
▪ Cara skoring :
tidak sama sekali =1
sedikit =2
agak =3
sangat =4
▪ Skor total : Total skor/Jumlah item
Skor Maks: 4

Interpretasi
▪ <1.75 : psychological distress rendah
▪ >1.75 : psychological distress tinggi
▪ Range : Total : 25 – 100
Anxiety : 10 – 40
Depression : 15 – 60

BAGIAN 2 – IES-r
Skoring
➔ Hitung skor total
• Intrusi : pada item 1,2,3,6,9,14,16,20
• Avoidance : pada item 5,7,8,11,12,13,17,22
• Hyperarousal : pada item 4,10,15,18,19,21

Berdasarkan versi Indonesia (Warsini, S., Buettner, P., Mills, J., West, C., & Usher, K. (2015). Psychometric
evaluation of the Indonesian version of the Impact of Event Scale ‐Revised. Journal of psychiatric and mental
health nursing, 22(4), 251-259)
• Intrusi : pada item 1,3,6,7,8,9,14,16,19, 20
• Avoidance : pada item 5, 11,12, 17,21, 22
• Hyperarousal : pada item 2, 4,10,13,15,18,19

Interpretasi
The Impact of Event Scale-Revised (IES-r) berguna untuk mengetahui dampak stres kehidupan sehari-hari,
trauma, maupun stres yang akut.
Skor IES-r berkisar 0-88, dengan indikasi sebagai berikut:
24 atau lebih Indikasi PTSD, namun mungkin hanya parsial atau memunculkan beberapa
gejala saja.
33 atau lebih Batas potong untuk diagnosis PTSD
37 atau lebih PTSD dengan kondisi yang harus dicermati, bahwa stres sudah mempengaruhi
fungsi imunitas tubuh.
Lampiran 3 :
SKALA DASS 42
Dibawah ini merupakan situasi yang kadang dialami oleh seseorang. Bacalah dengan teliti, satu demi satu.
Pilihlah (√) pada kolom yang paling menggambarkan kondisi anda selama satu minggu terakhir.
Keterangan;
0 : Tidak ada atau tidak pernah
1 : Sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu, atau kadang-kadang
2 : Sering
3 : Sangat sesuai dengan yang dialami, atau hampir setiap saat

No. Pernyataan 0 1 2 3
1 Menjadi marah karena hal-hal kecil/sepele
2 Mulut terasa kering
3 Tidak dapat melihat hal yang positif dari suatu kejadian
4 Mengalami gangguan dalam bernapas (seperti; napas terengah-engah atau sesak
napas tanpa adanya aktivitas fisik)
5 Perasaan tidak kuat lagi untuk melakukan suatu kegiatan
6 Cenderung bereaksi berlebihan pada situasi
7 Gemetar, kaki terasa lemah
8 Kesulitan untuk bersantai atau menjadi tenang
9 Cemas yang berlebihan dalam suatu situasi namun bisa lega jika hal/situasi itu
berakhir
10 Pesimis
11 Mudah merasa kesal
12 Merasa banyak menghabiskan energi karena cemas
13 Merasa sedih dan depresi
14 Tidak sabar ketika harus menunggu (saat mengantri, di lampu merah)
15 Kelelahan
16 Kehilangan minat pada banyak hal
17 Merasa diri tidak layak
18 Mudah tersinggung
19 Berkeringat (misal; tangan berkeringat) tanpa adanya stimulasi temperatur maupun
aktivitas fisik
20 Ketakutan tanpa alasan yang jelas
21 Merasa hidup tidak berharga
22 Sulit untuk beristirahat
23 Kesulitan dalam menelan
24 Tidak dapat menikmati hal-hal yang biasanya saya lakukan
25 Menyadari adanya perubahan detak jantung/denyut nadi meskipun sedang tidak
melakukan aktivitas fisik (seperti; detak jantung menjadi lebih cepat atau melambat )
26 Merasa hilang harapan dan putus asa
27 Mudah marah
28 Mudah panik
29 Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu yang mengganggu
30 Takut diri terhambat oleh tugas-tugas yang tidak biasa dilakukan
31 Sulit untuk antusias pada banyak hal
32 Sulit mentoleransi gangguan-gangguan terhadap hal yang sedang dilakukan
33 Berada pada keadaan tegang
34 Merasa tidak berharga
35 Tidak dapat memaklumi hal apapun yang dapat menghambat Anda dalam
menyelesaikan hal yang sedang dilakukan.
36 Ketakutan
37 Tidak ada harapan untuk masa depan
38 Merasa hidup tidak berarti
39 Mudah gelisah
40 Khawatir dengan situasi saat diri Anda mungkin menjadi panik dan mempermalukan
diri sendiri
41 Gemetar
42 Sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan sesuatu
SKORING;
Menjumlahkan skor tiap item pada masing-masing skala.

Skala Stress 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39

Skala Kecemasan 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23, 25, 28, 30, 36, 40, 41

Skala Depresi 3, 5, 10, 13, 16, 17, 21, 24, 26, 31, 34, 37, 38, 42

NORMA;
Tingkat Stress Kecemasan Depresi

Normal 0 – 14 0–7 0–9

Ringan 15 – 18 8–9 10 – 13

Sedang 19 – 25 10 – 14 14 – 20

Parah 26 – 33 15 – 19 21 – 27

Sangat Parah > 34 > 20 > 28


Lampiran 4 :
SKALA KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS WARWICK-EDINBURGH (SWEMWBS)

INSTRUKSI;
Berikut merupakan daftar pernyataan tentang pikiran dan perasaan. Silahkan memberi centang (√) pada kolom
yang mendeskripsikan sesuai yang anda alami selama dua minggu terakhir.

Tidak Beberapa
Selalu
pernah Jarang kali Sering
Pernyataan muncul
sama sekali (2) muncul (4)
(5)
(1) (3)
Saya merasa optimis dengan masa depan
Saya merasa berguna
Saya merasa nyaman
Saya mampu mengatasi permasalahan
dengan baik
Saya mampu berpikir jernih
Saya mampu merasa dekat dengan orang lain
Saya mampu mengelola energi diri
Saya mampu untuk mengambil keputusan atas
suatu hal
Saya merasa baik tentang diri
Saya memiliki ketertarikan terhadap orang lain
Saya merasa percaya diri
Saya merasa dicintai
Saya memiliki ketertarikan terhadap hal baru
Saya merasa ceria

Jumlah

Skor Total

Skoring;

Skor 14-32 Skor 32-40 Skor 40-59 Skor 59-70

Skor Kesejahteraan Skor Kesejahteraan Skor Kesejahteraan Skor Kesejahteraan


psikologis rendah. psikologis dibawah psikologis rata-rata. psikologis di atas rata-
Disarankan untuk rata-rata. Direkomendasikan rata. Upaya
segera mendapatkan Direkomendasikan untuk dapat mempertahankan
layanan psikologis. untuk mengakses mempertahankan dan kondisi ini dengan
layanan psikologis. meningkatkan melakukan rutinitas
kesejahteraan adaptif
psikologis dengan
melakukan rutinitas
adaptif.
Lampiran 5 :
Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan Pada Anak (SDQ)
*untuk usia 11-17 tahun (diisi oleh anak)

Nama : Laki-laki/Perempuan
Tanggal Lahir : Tanggal:

Dibawah ini terdapat 25 pernyataan. Beri tanda (√) pada salah satu kotak Tidak Benar, Agak Benar atau Benar,
sesuai dengan keadaan yang kamu rasakan selama enam bulan terakhir. Jawab pernyataan sebaik mungkin
meskipun kamu tidak yakin benar.

Tidak Agak
No Pernyataan Kode Benar
Benar Benar
Saya berusaha bersikap baik kepada orang lain. Saya peduli dengan
1 Pr 1
perasaan mereka.
2 Saya gelisah, saya tidak dapat diam untuk waktu lama. H1
3 Saya sering sakit kepala, sakit perut atau macam-macam sakit lainnya. E1
Kalau saya memiliki mainan atau makanan, saya biasanya berbagi
4 Pr 2
dengan orang lain.
Saya menjadi sangat marah dan sering tidak dapat mengendalikan
5 C1
kemarahan saya
Saya lebih suka sendirian daripada bersama dengan orang-orang
6 P1
yang seumur saya.
7 Saya biasanya melakukan apa yang diperintahkan oleh orang lain. C2
8 Saya banyak merasa cemas atau khawatir terhadap apa pun E2
Saya selalu siap menolong jika ada orang yang terluka, kecewa, atau
9 Pr 3
merasa sakit.
Bila sedang gelisah atau cemas, badan saya sering bergerak-gerak
10 H2
tanpa saya sadari.
11 Saya mempunyai satu orang teman baik atau lebih. P1
Saya sering bertengkar dengan orang lain. Saya dapat memaksa
12 C3
orang lain melakukan apa yang saya inginkan.
13 Saya sering merasa tidak bahagia, sedih atau menangis. E3
14 Orang lain seumur saya pada umumnya menyukai saya. P3
Perhatian saya mudah teralihkan, saya sulit memusatkan perhatian
15 H3
pada apa pun.
Saya merasa gugup dalam situasi baru, saya mudah kehilangan rasa
16 E4
percaya diri.
17 Saya bersikap baik terhadap anak-anak yang lebih muda dari saya. Pr 4
18 Saya sering dituduh berbohong atau berbuat curang. C4
Saya sering diganggu atau dipermainkan oleh anak-anak atau remaja
19 P4
lainnya.
Saya sering menawarkan diri untuk membantu orang lain (orang tua,
20 Pr 5
guru, teman-teman).
21 Sebelum melakukan sesuatu saya berpikir dahulu tentang akibatnya. H4
Saya mengambil barang yang bukan miliki saya dari rumah, sekolah
22 C5
atau dari mana saja.
Saya lebih mudah berteman dengan orang dewasa daripada dengan
23 P5
orang-orang yang seumur saya.
24 Banyak yang saya takuti, saya mudah menjadi takut. E5
Saya menyelesaikan pekerjaan yang sedang saya lakukan. Saya
25 H5
mempunyai perhatian yang baik terhadap apa pun.

Terima Kasih
Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan Pada Anak (SDQ)
*untuk usia 4-10 tahun (diisi oleh orang tua)

Nama Anak : Laki-laki/Perempuan


Tanggal Lahir Anak : Tanggal:

Dibawah ini terdapat 25 pernyataan. Beri tanda (√) pada salah satu kotak Tidak Benar, Agak Benar atau Benar,
sesuai dengan keadaan anak berdasarkan pengamatan anda selama enam bulan terakhir. Jawablah pernyataan
sebaik mungkin meskipun anda tidak yakin benar.

Tidak Agak
No Pernyataan Kode Benar
Benar Benar
1 Dapat memperdulikan perasaan orang lain. Pr 1
2 Gelisah, terlalu aktif, tidak dapat diam untuk waktu lama. H1
3 Sering mengeluh sakit kepala, sakit perut atau sakit-sakit lainnya. E1
Kalau memiliki mainan, kesenangan atau makanan, anak bersedia
4 Pr 2
berbagi dengan anak-anak lain.
5 Sering sulit mengendalikan kemarahan. C1
6 Cenderung menyendiri, lebih suka bermain seorang diri. P1
Umumnya bertingkah laku baik, biasanya melakukan apa yang disuruh oleh
7 C2
orang dewasa.
8 Banyak kekhawatiran atau sering tampak khawatir. E2
9 Suka menolong jika seseorang terluka, kecewa atau merasa sakit. Pr 3
10 Terus-menerus bergerak dengan resah atau menggeliat-geliat. H2
11 Mempunyai satu orang teman baik atau lebih. P1
12 Sering bertengkar dengan anak-anak lain atau mengintimidasi mereka. C3
13 Sering merasa tidak bahagia, sedih atau menangis. E3
14 Pada umumnya disukai oleh anak-anak lain. P3
15 Mudah teralih perhatiannya, tidak dapat berkonsentrasi. H3
Gugup atau sulit berpisah dengan orangtua/pengasuhnya pada
16 E4
situasi baru, mudah kehilangan rasa percaya diri.
17 Bersikap baik terhadap anak-anak yang lebih muda. Pr 4
18 Sering berbohong atau berbuat curang. C4
19 Diganggu, dipermainkan, diintimidasi atau diancam oleh anak-anak lain. P4
Sering menawarkan diri untuk membantu orang lain (orang tua, guru,
20 Pr 5
teman-teman).
21 Sebelum melakukan sesuatu anak berpikir dahulu tentang akibatnya. H4
Mengambil barang yang bukan milik anak dari rumah, sekolah atau
22 C5
tempat lain.
Lebih mudah berteman dengan orang dewasa daripada dengan
23 P5
anak-anak seumurnya.
24 Banyak yang ditakuti, mudah menjadi takut. E5
Memiliki perhatian yang baik terhadap apa pun, mampu
25 H5
menyelesaikan tugas atau pekerjaan rumah sampai selesai

Nama Ayah : Tanda Tangan


Nama Ibu :

( )
Strenght and difficulties qustionaire (SDQ)

KUNCI SKORING

Kunci Jawaban Tidak benar Agak benar Benar


Seluruh pernyataan 0 1 2
Khusus pernyataan
2 1 0
no. 7, 11, 14, 21 & 25

No. Aspek No. Pernyataan Jumlah


1 Gejala Emosional (E) 3 + 8 + 13 + 16 + 24

2 Masalah Perilaku (C) 5 + 7 + 12 + 18 + 22

3 Hiperaktifitas (H) 2 + 10 + 15 + 21 + 25
Masalah dengan
4 6 + 11 + 14 + 19 + 23
teman sebaya (P)
5 Prososial (Pr) 1 + 4 + 9 + 17 + 20
Jumlah sekor E + C + H + P (tanpa sekor
prososial) =
6 Total sekor Kesulitan
Rentang Sekor total kesulitan: 0 – 40.
Rentang Sekor tambahan
Sekor tambahan;
(externalisisng/internalising): 0 – 20
• Externalising
7 Jumlah sekor C + H =
Scores
• Internalising Jumlah sekor E + P =
Scores

Skor 0 = tidak benar Skor 1 = agak benar Skor 2 = benar


Khusus pernyataan no. 7, 11, 14, 21 dan 25

Untuk anak berusia 4 – 10 tahun diisi oleh orangtua dengan nilai batas sebagai berikut:

Aspek Normal Borderline Abnormal

Perilaku Pro-sosial 6 – 10 5 0–4

Masalah Emosional 0–3 4 5 – 10

Masalah Conduct 0–2 3 4 – 10

Hiperaktivitas 0–5 6 7 – 10
Masalah Hubungan dengan
0–2 3 4 – 10
Teman Sebaya
Total Sekor Kesulitan 0 – 13 14 – 16 17 – 40
Externaliisng/Internalising
0 1 2 – 10
Score
Untuk anak berusia 4 – 17 tahun diisi oleh guru dengan nilai batas sebagai berikut:

Aspek Normal Borderline Abnormal

Perilaku Pro-sosial 6 – 10 5 0–4

Masalah Emosional 0–4 5 6 – 10

Masalah Conduct 0–2 3 4 – 10

Hiperaktivitas 0–5 6 7 – 10
Masalah Hubungan dengan
0–3 4 4 – 10
Teman Sebaya
Total Sekor Kesulitan 0 – 11 12 – 15 16 – 40
Externaliisng/Internalising
0 1 2 – 10
Score

Untuk anak berusia 11 – 17 tahun dapat diisi sendiri dengan nilai batas sebagai berikut:

Aspek Normal Borderline Abnormal

Perilaku Pro-sosial 6 – 10 5 0–4

Masalah Emosional 0-5 6 7 – 10

Masalah Conduct 0–3 4 5 – 10

Hiperaktivitas 0–5 6 7 – 10
Masalah Hubungan dengan
0–3 4–5 6 – 10
Teman Sebaya
Total Sekor Kesulitan 0 – 15 16 – 19 20 – 40
Externalising/Internalising
0 1 2 – 10
Score

Anda mungkin juga menyukai