Anda di halaman 1dari 41

UPDATE TATALAKSANA SKIZOFRENIA

DAN PENGGUNAAN
TYPICAL LONG ACTING INJECTION
DALAM PRAKTEK KLINIS SEHARI-HARI
mencakup pasien psikotik kronik
dengan masalah kepatuhan minum obat

dr. Didit Roesono, SpKJ


 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2013 dari Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia,
mendapatkan bahwa 1% atau 1
dari 1.000 orang memiliki
gangguan jiwa.
 Kasus terbanyak adalah kelompok
skizofrenia atau keadaan psikotik.
Data tahun 2018:
• 84,9 % penderita skizofrenia sudah
melakukan pengobatan
• 51,1 % tidak teratur minum

Alasannya:
• Tidak mampu membeli obat
• Keluarga/px merasa sudah sembuh
• Lupa/abai
• Takut ketergantungan
• Jarak faskes yang jauh
Etiologi multifaktor
• genetik
• biologi
• lingkungan
• pengalaman hidup
• stres kehidupan
→ TIDAK BERDIRI SENDIRI
GANGGUAN JIWA
GANGGUAN
JIWA

PSIKOTIK NEUROTIK

EGO EGO
ORGANIK FUNGSIONAL
SINTONIK DISTONIK

NON
SKIZOFRENIA
SKIZOFRENIA
PSIKOSIS

Gangguan jiwa yang ditandai dengan


kehilangan rasa kenyataan (sense of
reality)
What Are the Types of Psychotic
Disorders?

1. Schizophrenia
2. Schizoaffective Disorder
3. Brief Psychotic Disorder
4. Delusional Disorder
5. Bipolar disorder
6. Substance-Induced Psychotic Disorder
7. Psychotic Disorder Due to a Medical
Condition
Tanda awal dari timbulnya suatu gangguan
psikotik

1. Mendengar atau melihat sesuatu dimana


orang lain tidak mengalaminya
2. Pikiran yang menetap yang tidak sesuai
dengan pikiran orang pada umumnya
3. Emosi yang tidak adekwat dan inappropriate
4. Penarikan diri dari keluarga atau teman
temannya
5. Perawatan diri yang tiba-tiba menurun
6. Gangguan dalam berpikir dan berkonsentrasi
skizofrenia
1. Kontak dengan realitas tidak ada lagi, penderita lebih
banyak hidup dalam dunia khayal sendiri, dan berbicara
serta bertingkah laku sesuai dengan khayalannya.
2. Isi pembicaraan penderita sukar untuk diikuti karena
meloncat-loncat (inkoheren) dan seringkali muncul kata-
kata aneh yang hanya dapat dimengerti oleh penderita
sendiri.
3. Pikiran, ucapan, dan perbuatannya tidak sejalan, ketiga
aspek kejiwaan ini pada penderita skizofrenia dapat berjalan
sendiri-sendiri, sehingga ia dapat menceritakan kejadian
yang menyedihkan sambil tertawa. DISHARMONI
4. Adanya halusinasi.
PERMASALAHAN DENGAN
PENGOBATAN

1. Beberapa gangguan jiwa membutuhkan terapi


jangka panjang, bahkan seumur hidup
2. Minum obat jangka panjang setiap hari menjadi
suatu kegiatan yg membosankan bagi banyak
pasien dan juga bagi care givernya
3. Gangguan jiwa kronis sering menjadi beban
keluarga berkepanjangan
4. Sering care giver bermasalah dengan pasiennya
dalam pemberian obat
PROGNOSIS
 Tanpa pengobatan 70 s/d 80% pasien kambuh dalam waktu 2
bulan.
 Dengan pengobatan akan mengurangi kekambuhan hingga
30%

Faktor2 yang berkaitan dengan prognosis:


1. Keturunan
2. Usia pertama kali ➔ stresor
3. Kepatuhan minum obat
4. Peran keluarga
5. Jenis skizofrenia
6. Kecepatan penanganan
7. Bekerja atau tidak
8. Menikah atau tidak
9. Pendidikan
KAPAN BERHENTI OBAT ?

Pertanyaan yang harus dijawab oleh terapis


Pertimbangan yang rasional ➔ jangka
panjang/seumur hidup
1. Riwayat keturunan

2. Besarnya stressor (jelas/samar)

3. Kepatuhan minum obat


ANTI PSIKOTIK
 TIPIKAL (First Generation antipsychotic)
1. Haloperidol
2. Trifluoperazin
3. Fluophenazin
4. Chlorpromazine
 ATIPIKAL (Second Generation antipsychotyc)
1. Clozapin
2. Risperidone
3. Aripiprazol
4. Quetiapine
5. Olanzapine
LAI Antipsikotik

 Antipsikotik dapat juga digunakan


secara injeksi untuk jangka panjang
 Dikeluarkan secara perlahan untuk
beberapa minggu atau bulan untuk
mendapatkan dosis yng cukup dalam
serum darah
Perkembangan LAI ANTIPSIKOTIK
LAI
 FGA dengan pelarut lemak
 Fluphenazine decanoate
 Haloperidole decanoate

 Fluphentixol

 Perphenazine decanoate

 SGA dalam bentuk microsphere


 Risperidone
 Aripiprazole

 Dalam bentuk cristal


 Olanzapine pamoat
 Paliperidone palmitate
Mengapa LAI
1. Memperbaiki compliance
2. Ketidakpatuhan merupakan faktor
risiko terjadinya relaps
3. Ketidakpatuhan merupakan faktor
risiko terjadinya rehospitalisasi
4. Ketidakpatuhan menyebabkan
perburukan penyakit atau
kebalikannya
INDIKASI LAI
1. Tidak mau minum obat karena merasa tidak sakit
(RTA buruk)
2. Tidak mau minum obat karena merasa sudah sembuh
(RTA buruk)
3. Melanjutkan terapi oral krn sering lupa minum obat
4. Mencari kepraktisan pengobatan
5. Care giver tidak mampu mempertahankan
compliance obat
6. Terapi post pasung
INDICATIONS AND USAGE

Diindikasikan untuk pengobatan


pasien skizofrenia yang
memerlukan terapi antipsikotik
secara parenteral dalam jangka
waktu panjang.
Benefit

1. Pengeluaran obat yang teratur


2. Bioavailabilitas yang dapat diprediksi
3. Mengurangi risiko overdoing
4. Hindari ketidak patuhan pemakaian obat
5. Menghindari lupa minum obat
LAI Antipsikotik

 Pada umumnya dimetabolisme semua di dalam hati


dan dikeluarkan melalui urine dan faeces.
 Dapat melalui placenta dan masuk ke dalam air
susu ibu.
 Diindikasikan untuk pasien psikotik, seperti
skizofrenia, mania dan gangguan mental organik
 Sangat dianjurkan untuk px skizofrenia kronik dan
px yang menolak obat peroral
 Bernilai untuk mengurangi target simptom seperti
halusinasi, waham dan kebingungan
 Dimetabolisir melalui beberapa rute seperti
cytochrome P450 enzym system dan glucoronidasi
 Setelah mencapai puncak konsentrasi plasma, level
menurun mengikuti half life nya sekitar 3 minggu
 Haloperidol diekskresikan melalui urine dan faeses.
Sekitar 1% dieksresikan tanpa perubahan melalui
urine
 Diindikasikan untuk maintenance terapi psikosis
khususnya pasien yang memerlukan terapi jangka
panjang secara parenteral.
Haldol Decanoate
 Butyrophenone
 Merupakan ikatan antara haloperidol dengan asam
decanoat dalam pelarut minyak sesame
 Setelah disuntikkan ke otot, haloperidol dekanoat secara

lambat dilepaskan ke dalam sirkulasi darah


 Puncak plasma level terlihat setelah 7 hari dari

penyuntikan.
 Waktu paruh sekitar 3 minggu

 Diharapkan steady state plasma dicapai setelah 2 – 3

bulan
 Variasi plasma level lebih kecil dibandingkan pemberian

peroral
Pemberian peroral awal
Cara kerja

Haloperidol bekerja dengan mengembalikan


keseimbangan zat kimia alami dalam otak,
yakni neurotransmitter, sehingga dapat
menimbulkan rasa tenang, meredakan
kegelisahan, serta mengurangi perilaku
agresif dan keinginan untuk menyakiti
orang lain.
Keterangan Haldol Decanoate

 Golongan: Obat Keras / Psikotropika


 Kelas Terapi: Antipsikotik
 Kandungan: Haloperidol Decanoate
 Bentuk: Ampul
 Kemasan: Dus, 50 mg/1 mL @ ampul
Dosis & Cara Penggunaan Haldol
Decanoate

1. Dosis dan cara penggunaan Haldol Decanote, harus


dengan anjuran dan Resep Dokter.
2. Dosis awalnya: 25-75 mg setiap hari. Maksimal:
100 mg setiap hari.
3. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sebesar 50
mg sampai efek terapi yang optimal diperoleh.
4. Pasien lanjut usia & lemah: 12,5-25 mg setiap 4
minggu.
Efek Samping Haldol Decanoate
Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Haldol
Decanote, yaitu:
1. Disfungsi ereksi
2. Gangguan siklus menstruasi
3. Keinginan untuk terus bergerak (akathisia)
4. Gangguan pada gerakan otot (distonia)
5. Gerakan tidak terkendali pada lidah, wajah dan bibir
6. Berat badan bertambah
7. Otot kaku
8. Gejala seperti penyakit Parkinson
9. Sakit kepala
10. Sulit tidur
11. Lemas.
Kontraindikasi
1. Depresi SSP
2. Depresi berat
3. Keadaan koma
4. Hipersensitif terhadap haloperidol
5. Penyakit Parkinson
6. Demensia dengan Lewy bodies
Interaksi Obat
 Penggunaan Haldol Decanoate bersama
carbamazepine dan rifampisin dapat
menurunkan kadar haloperidol.
 Penggunaan Haldol Decanoate bersama
golongan diuretik dapat meningkatkan
risiko aritmia.
 Penggunaan Haldol Decanoate bersama
clozapine dan chlorpromazine dapat
meningkatkan kadar haloperidol.
Kategori Kehamilan
 Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping terhadap janin, namun
belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
 Obat hanya boleh digunakan jika besarnya
manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
terhadap janin.
 Haldol Decanoate dapat masuk ke dalam ASI.
 Jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi
lebih dahulu dengan dokter.
EXTRA PYRAMIDAL SYMPTOMS

 Yang terjadi secara akut:


1. Distonia,
2. Akathisia,
3. Parkinsonism

 Yang terjadi secara kronis:


1. Perioral tremor (Rabbit Syndrome)
2. Tardive diskinesia.
Obat obat lain
1. antiemetics (metoclopramide, droperidol,
and prochlorperazine),
2. lithium,
3. serotonin reuptake inhibitors (SSRIs),
4. stimulants
5. and tricyclic antidepressants (TCAs).
6. In rare situations, antivirals,
antiarrhythmics, and valproic acid have
also been implicated.
Parkinsonism

1. tremor
2. rigiditas
3. bradikinesia
Distonia akut

1. Opisthotonus
2. Torticollis
3. Trismus
4. Oculogyric crisis
5. Spasme otot wajah dan lidah (buccolingual
crisis).
6. Spasme laryngeal dan pharyngeal
Penatalaksanaan
 Walau distonia akut jarang mengancam
nyawa, tetap diperhatikan saluran napasnya
(airway breathing)
 Pemberian antikholinergik (benztropine,
trihexyphenidyl) atau diphenhydramine
dapat mengurangi distonianya dalam
beberapa menit
 Pemberian benzodiazepin dapat
dipertimbangkan sebagai relaksan
Akathisia (restless leg syndrome)
 Pengurangan dosis antipsikotik
 Pemberian antikholinergik
 Pemberian obat2 tambahan
 beta-blocker (propranolol), amantadine,

clonidine,
 benzodiazepines,

 mirtazapine,

 mianserin (tetracyclic antidepressant),

 cyproheptadine

 propoxyphene.
Tardive dyskinesia
 Pengurangan dosis/ penghentian
antipsikotik
 Penghentian obat anticholinergik
 Benzodiazepines → clonazepam
 Pregabalin, vitamin B6, dan vitamin E
 Amantadine, levetiracetam, zonisamide,
PENUTUP
Haloperidol sebagai LAI
antipsikotik generasi pertama
tetap menjadi alternatif pertama
pada penatalaksanaan gangguan
psikotik kronik di layanan
kesehatan tingkat pertama
khususnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai