Anda di halaman 1dari 7

REVIEW MATERI

PSIKOLOGI KELUARGA

Dosen pengampu :
DR. ASNIAR KHUMAS, S.PSI., M.SI
WILDA ANSAR, S.PSI., M.A

Oleh :
Nun Uliya Keysya Pratiwi 210701502083
Kelas G/07/Makassar

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
RANGKUMAN MATERI
(KELEKATAN PADA SUAMI ISTRI DAN ANAK)

Pola pengasuhan yang ditanamkan orangtua sejak kecil menjadi modal seseorang dalam

menghadapi kehidupan dan berinteraksi dengan lingkungan. Pola asuh yang dibentuk oleh

orangtua dapat membentuk ikatan emosi antara orangtua dengan anak. Macam-macam sikap

orangtua dalam pengasuhan anak, dilihat dari cara orangtua merespon dan memenuhi kebutuhan

anak, akan membentuk suatu ikatan emosional antara anak dengan orangtua sebagai figur

pengasuh. Ikatan emosi yang terbentuk antara anak dan orangtua sebagai figur pengasuh oleh

Bowlby disebut sebagai kelekatan atau attachment (Yessy, 2003).

Kelekatan atau attachment, menurut Ainsworth (1978, h.9), merupakan ikatan afeksional yang

ditujukan pada figur lekat dan ikatan ini berlangsung lama serta terus-menerus. Teori tentang

kelekatan menggambarkan hubungan afeksi antara dua orang dimana salah satu diantara mereka

memberikan dukungan, perlindungan, dan keamanan untuk yang lain. Figur lekat anak yang

pertama adalah orangtua, sehingga orangtua yang mendukung dan memberikan perlindungan serta

kenyamanan akan membentuk ikatan emosi yang kekal sepanjang waktu . Dinamika dari kelekatan

bukan hanya hubungan antara orangtua dan anak, namun juga dalam hubungan yang lain

sepanjang rentang kehidupan manusia (McAdams, 2001).

Anak akan mendapatkan sebuah keamanan dan kenyamanan melalui pola kelekatan yang

ditanamkan oleh orangtua. Sejalan dengan pengertian Ainsworth, Bowlby (Colin, 1996)

menyatakan bahwa hubungan ini dapat bertahan cukup lama dalam rentang kehidupan manusia

diawali dengan kelekatan anak pada ibu atau figur lain pengganti ibu.

Kelekatan pada masa remaja tidak hanya pada orangtua, namun juga dengan teman sebaya.

Peran teman sebaya atau peer group menjadi penting pada masa ini karena mereka bergaul lebih
lama dengan temannya, sehingga menjadi salah satu objek lekat dari remaja. Kedekatan dengan

teman-teman sebaya dapat dilihat sebagai jembatan yang menghubungkan ketergantungan emosi

pada masa kanak-kanak dengan kemandirian emosi pada masa dewasa (Fuhrmann, 1990).

Teori yang membahas rasa aman dari orang tua kepada anak adalah adalah teori kelekatan atau

attachment theory yang diperkenalkan oleh J. Bowlby pada tahun 1958. Teori ini merupakan salah

satu teori yang membahas tentang hubungan interpersonal salah satunya adalah hubungan pada

orang tua dan anak. Kelekatan adalah upaya mencapai kedekatan fisik yang diinginkan oleh orang

tua atau pengasuh anak, sehingga mereka dapat memberikan rasa aman, dukungan, perlindungan

dan membangun hubungan perkembangan emosional pada anak. Hazan dan Shaver mengusulkan

hubungan cinta orang tua dan anak dikelompokkan melalui tiga gaya kelekatan yaitu secure

attachment atau kelekatan aman, anxious resistant attachment atau cemas, dan anxious avoidant

attachment atau menghindar.

1. Avoidant Attachment

Pola yang terbentuk dari ikatan ibu dan anak ini adalah anak tidak memiliki kepercayaan

diri dan mengalami konflik tersembunyi, karena setiap anak memerlukan perhatian dan kasih

sayang tetapi perilaku ibu secara konstan menolak.

2. Secure Attachment

Ibu merupakan figur yang siap membantu, mendampingi, penuh cinta dan kasih sayang,

serta membantu atau menolong anak ketika berada pada situasi yang mengancam, sehingga

anak percaya akan respon dan kesediaan ibu untuk mereka. Anak tidak mengalami kesulitan

ketika berpisah dengan ibunya.


3. Resistant Attachment

Anak merasa ibunya kurang responsif atau segera membantu ketika mereka membutuhkan,

sehingga anak cenderung bergantung, menuntut perhatian, dan cemas untuk mengeksplorasi

lingkungan. Anak mengalami ketakutan atau kecemasan apabila berpisah dengan ibunya.

Monks (2006) juga mengatakan bahwa kelekatan adalah mencari dan mempertahankan kontak

dengan orang-orang yang tertentu saja, orang yang pertama yang dipilih anak dalam kelekatan

adalah Ibu (pengasuh), Ayah atau saudara-saudara dekatnya. Kelekatan adalah ikatan erat secara

emosi lahir dan batin yang terjalin antara anak dan orangtua pada tahap awal masa kehidupannya

sehingga menjadi sebuah ikatan yang kekal dan lengket sepanjang hidup yang membuat menjadi

berkesan. Papalia & Feldam ( dalam (efriani, 2019) terlebih untuk memonitoring remaja awal.

Kelekatan orang tua memiliki beberapa karakteristik yang diantaranya komunikasi

(communication), kepercayaan (trust), dan ketersaingan (alienation). kelekatan dengan orangtua

pada anak dapat membantu kompetensi sosial dan kesejahteraan sosial remaja, dan memberikan

rasa aman. Menurut Bowlby (dalam Shaver & Mikulincer,2004) manusia dilahirkan dengan suatu

the attachment behavioral system yang mendorong mereka untuk mendekat dengan significant

other (figure lekat) pada waktu dibutuhkan. Tujuan sistem ini adalah untuk mendapat

perllindungan dan rasa aman yang merupakan kebutuhan dasar seseorang, menurut

Ainsworth,1978 (dalam Bee, 1994)

Hubungan anak dengan orang tua merupakan sumber emosional dan kognitif bagi anak.

Hubungan tersebut memberi kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi lingkungan maupun

kehidupan sosial. Hubungan anak pada masa-masa awal dapat menjadi model dalam hubungan-

hubungan selanjutnya. Hubungan awal ini dimulai sejak anak terlahir ke dunia, bahkan sebetulnya
sudah dimulai sejak janin berada dalam kandungan (Sutcliffe,2002). Klaus dan Kennel (dalam

Bee, 1981). Menurut Ainsworth (dalam Belsky, 1988) hubungan kelekatan berkembang melalui

pengalaman bayi dengan pengasuh ditahun-tahun awal kehidupannya. Intinya adalah kepekaan ibu

dalam memberikan respon atas sinyal yang diberikan bayi, sesegera mungkin atau menunda,

respon yang diberikan tepat atau tidak. Kelekatan adalah suatu hubungan emosional atau hubungan

yang bersifat afektif antara satu individu dengan individu lainnya yang mempunyai arti khusus,

Hubungan yang dibina akan bertahan cukup lama dan memberikan rasa aman walaupun figur lekat

tidak tampak dalam pandangan anak. Sebagian besar anak telah membentuk kelekatan dengan

pengasuh utama (primary care giver) pada usia sekitar delapan bulan dengan proporsi 50% pada

ibu, 33% pada ayah dan sisanya pada orang lain (Sutcliffe,2002). Kelekatan bukanlah ikatan yang

terjadi secara alamiah. Ada serangkaian proses yang harus dilalui untuk membentuk kelekatan

tersebut.

Berdasarkan kualitas hubungan anak dengan pengasuh, maka anak akan mengembangkan

konstruksi mental atau internal working model mengenai diri dan orang lain yang akan akan

menjadi mekanisme penilaian terhadap penerimaan lingkungan (Bowlby dalam Pramana 1996).

Anak yang merasa yakin terhadap penerimaan attachment) dan mengembangkan rasa percaya

tidak saja pada ibu juga pada lingkungan. Hal ini akan membawa pengaruh positif dalam proses

perkembangannya. Beberapa penelitian membuktikan bahwa anak yang memiliki kelekatan aman

akan menunjukkan kompetensi sosial yang baik pada masa kanak-kanak (Both dkk dalam Parker,

Rubin, Price dan DeRosier, 1995) serta lebih populer dikalangan teman sebayanya di prasekolah

(La Freniere dan Sroufe dalam Parker dkk, 1995). Anak-anak ini juga lebih mampu membina

hubungan persahabatan yang intens, interaksi yang harmonis, lebih responsif dan tidak

mendominasi (Parke dan Waters dalam Parker dkk,1995). Sementara itu Grosman dan Grosman
(dalam Sutcliffe, 2002) menemukan bahwa anak dengan kulitas kelekatan aman lebih mampu

menangani tugas yang sulit dan tidak cepat berputus asa.

Selain itu ada juga kelekatan yang tidak aman (insecure attachment). Kelekatan yang tidak

aman dapat membuat anak mengalami berbagai permasalahan yang disebut dengan gangguan

kelekatan (attachment disorder). Telah disebutkan di atas bahwa gangguan kelekatan terjadi

karena anak gagal membentuk kelekatan yang aman dengan figur lekatnya. Hal ini akan membuat

anak mengalami masalah dalam hubungan social. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak

yang mengalami gangguan kelekatan memiliki orang tua yang juga mengalami masalah yang sama

dimasa kecilnya (Sroufe dalam Cicchetty dan Linch, 1995). Hal ini menjadi sebuah lingkaran yang

tidak akan terputus bila tidak dilakukan perubahan

Salah satu bagian dari kepribadian individu yang berperan dalam menentukan kualitas

hubungan individu dengan pasangan adalah kelekatan (Collins & Read, 1990). Menurut Hazan &

Shaver (1987) kelekatan adalah ikatan emosional yang terjalin dengan figur lekat yang terbentuk

sejak masa awal kehidupan individu dan berlanjut ke masa dewasanya dalam rangka pemenuhan

rasa aman. Hazan & Shaver (1987) menyatakan bahwa tipe kelekatan di masa dewasa terbagi tiga

yaitu tipe kelekatan aman, tipe kelekatan menghindar dan tipe kelekatan cemas. Kualitas

pernikahan individu dengan pasangannya akan ditentukan oleh tiga tipe kelekatan tersebut (Hollist

& Miller, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Banse (2004) menunjukkan hasil bahwa Individu

dengan tipe kelekatan aman umumnya memiliki kepuasan pernikahan yang tinggi dibandingkan

individu dengan tipe kelekatan tidak aman yaitu cemas dan menghindar.
REFERENSI

Ariana, R. (2016). Kelekatan (Attachment) Ibu - di Masa Covid-19. 1–23.


Ervika, E. (2005). Kelekatan ( Attachment ) Pada Anak. Kelekatan Pada Anak, 1–17.
Studi, K., & Assyifa, S. (2021). THE INFLUENCE OF FAMILY ATTACHMENT TO FAMILY
COMMUNICATION PATTERN ( Study of Students at SMAIT Assyifa Boarding School and
SMAN 02. 8(2), 1834–1843.
Soraiya, P., Khairani, M., R, R., K, S., & A, S. (2016). KELEKATAN DAN KEPUASAN
PERNIKAHAN PADADEWASA AWAL DI KOTA BANDA ACEH, Program Studi
Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala. Jurnal Psikologi Undip, 15(1), 36–
42.
Indrawati, E. S., & Fauziah, N. (2012). Attachment dan Penyesuaian Diri dalam Perkawinan.
Jurnal Psikologi Undip, 11(1), 40–49.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view/5147

Anda mungkin juga menyukai