PSIKOLOGI KELUARGA
Dosen pengampu :
DR. ASNIAR KHUMAS, S.PSI., M.SI
WILDA ANSAR, S.PSI., M.A
Oleh :
Nun Uliya Keysya Pratiwi 210701502083
Kelas G/07/Makassar
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
MEMBANGUN KELEKATAN SUAMI ISTRI DAN ANAK
Esensi kelekatan berkaitan dengan suatu kedekatan dan suatu responsiveness terhadap seorang
anak. Afeksi atau penghargaan antara dua individu yang diperkuat melalui ruang dan waktu serta
pelayanan secara emosional. Kecenderungan anak yang tak mau berpisah dari orang tuanya
dinyatakan oleh Bowbly (dalam Ellen Moss et. al, 2009) bahwa anak mengembangkan hubungan
keterikatan tertentu dengan satu atau beberapa orang dewasa yang penting pada akhir tahun
pertama kehidupan. Bowlby (review dalam Koray dan Rodopman, 2011), memperkenalkan istilah
kelekatan yang merujuk kepada formulasi keamanan dasar antara hubungan bayi-pengasuh.
Menurutnya, kelekatan adalah ikatan emosional yang kuat yang berkembang antara bayi dan
pengasuh, sehingga memberikan bayi dengan keamanan secara emosional. Lebih lanjut dia
menjelaskan pula bahwa pada pertengahan tahun pertama, bayi telah menjadi melekat pada orang-
orang akrab yang telah merespon kebutuhan mereka untuk perawatan fisik dan stimulasi.
Berdasarkan pemahaman kita tentang teori keterikatan, keterikatan adalah ikatan emosional
antara anak dan pengasuh yang saling menguntungkan terhadap hubungannya. (Papalia, Old &
Feldman, 2008). Hal tersebut sependapat dengan Erikson (Santrock, 2007) bahwa tahun
pertamakehidupan anak akan mengalami tahapan perkembangan yang berupa trust vs mistrust, ini
adalah tahun pertama Kehidupan seorang anak melewati tahapan perkembangan dalam bentuk
kepercayaan dan ketidakpercayaan. Attachment theory, ikatan atau ikatan yang terbentuk antara
orang dewasa dan anak-anak Pengalaman interpersonal sejak kecil berdampak. Pengalaman
tersebut membentuk pola keterikatan yang kemudian membentuk perilaku orang menjadi dewasa
untuk menjalin hubungan emosional dengan orang lain, termasuk konteks keluarga. Pola
keterikatan yang sehat dan positif dapat membantu membangun ikatan yang kuat antara suami,
istri dan anak-anak keluarga. Ikatan yang kuat dapat meningkatkan perasaan aman, percaya dan
nyaman antar anggota keluarga, yang pada gilirannya dapat mempererat hubungan keluarga.
Slater (Hurlock, 1974) mengemukakan empat pola dasar hubungan orang tua dan anak yang
Tolerance-Intolerance
Pengaruh yang mungkin dirasakan dari adanya sikap orang tua yang penuh toleransi,
memungkinkan anak untuk dapat memiliki ego yang kuat. Sebaliknya, sikap tidak toleran
Permissiveness - strictness
Relasi orang tua - anak yang permisif dapat membentuk menunjang proses pembentukan kontrol
intelektual anak, namun sebaliknya kekerasan berdampak pada pembentukan pribadi anak yang
impulsif.
Involvement - detachment
Seorang anak cenderung akan menjadi ekstrovert manakala orang tua dapat menunjukkan sikap
mau terlibat dan peduli. Sebaliknya, sikap orang tua yang terlalu membiarkan berdampak
Warmth – coldness
Hubungan orang tua - anak yang diwarnai kehangatan memungkinkan anak memiliki
kemampuan untuk dapat melibatkan diri dengan lingkungan sosialnya. Sebaliknya, hubungan
orang tua - anak yang dingin akan menyebabkan anak senantiasa menarik diri dari lingkungan
sosialnya.