Anda di halaman 1dari 14

ISSN: 2580-4197 (print)

ISSN: 2685-0281 (on line)


E-mail: bunayyajurnalpaudumj@gmail.com
Volume 6 Issue 1 (2022) Pages 77-90

PENANGANAN INSECURE PADA ANAK USIA DINI

Lathipah Hasanah1), Fariha Maula2), Nur Husna3), Laili Shodiqoh4)


1)2)3)4)
Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakuktas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 15412

latifahhasanah@uinjkt.ac.id

Diterima: 13 05 2022 Direvisi: 18 05 2022 Disetujui: 31 05 2022

ABSTRAK.
Insecure dapat diartikan sebagai rasa tidak aman atau rasa takut akan terjadinya sesuatu yang
dimana hal ini dipicu dengan rasa ketidakpuasan bahkan tidak yakin akan sebuah Kapasitas
yang terdapat pada diri sendiri. Maka dari itu hal ini akan menjadi sebuah problematika pada
perkembangan anak usia dini, yang dimana akan menggangu pada kehidupan anak. Tujuan dari
penelitian ini untuk memahami sebuah permasalahan anak usia dini dan agar dapat mencegah
dampak permasalahan ini, dan mampu memberikan penanganan yang tepat. Oleh karena itu,
sebagai orang tua maupun pendidik harus mengetahui serta melihat tumbuh kembang pada
anak. Fokus utama dari penelitian ini terdiri dari (1) untuk memahami karakteristik anak yang
berperilaku insecure, (2) bagaimana penanganan anak yang berperilaku Insecure. Metode yang
dilakukan ialah Studi literatur (Literatur Study). Studi Literatur pada penelitian ini adalah
serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan metode pengumpulan data pustaka,
membaca, mencarat dan mengelola data penelitian secara objektif, analisis, sistematis dan kritis
tentang penanganan insecure pada anak usia dini.

Kata Kunci: Insecure, Penanganan, Anak Usia Dini

PENDAHULUAN (aman) dengan berbagai cara (Maslow,


1942). Anak usia dini yang mana sedang
pada tahap perkembangan dan pertumbuhan
Menurut Abraham Maslow, Insecure
yang pesat, baik secara mental atau fisiknya.
adalah suatu keadaan dimana seseorang
Terkadang sebuah permasalahan yang
yang merasa tidak aman, menganggap dunia
terdapat dalam satu tahap perkembangan
sebagai sebuah hutan yang mengancam dan
anak menjadikan sebuah hambatan bagi
kebanyakan manusia berbahaya dan egois.
anak untuk menyelesaikan suatu tugas dalam
Orang yang mengalami Insecure umumnya
perkembangan, dalam hal ini dapat
merasa ditolak dan terisolasi, cemas,
menimbulkan pengaruh yang cukup besar
pesimis, tidak bahagia, merasa bersalah,
pada tahap berikutnya (Tim dosen PG-
tidak percaya diri, egois, dan cenderung
PAUD Unimed, 2016). Pada anak dengan
neurotik. Mereka akan berusaha untuk
perilaku insecure membutuhkan penanganan
mendapatkan kembali perasaan secure
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 6, No 1, Mei, 2022

dan pengamatan khusus oleh orang dewasa keterbatasan lainnya, dan kecemasan akan
dilingkungan sekitarnya. Anak yang reaksi orang lain.
memiliki perilaku insecure (pencemas, Anak yang penakut memiliki rasa takut yang
penakut, pemalu, dan rendah diri) berlebih, perasaan takut ini dapat membuat
membutuhkan penanganan khusus dalam dampak yang negatif bila timbul hal-hal yang
mengatur emosi serta sikapnya. Setiap anak membuat anak menjadi tegang. Cara menangani
memiliki perasaan insecure yang berbeda- anak yang penakut, ada beberapa cara yang
beda derajatnya, jika perasaan cemas, takut, dapat dilakukan guru atau orang tua untuk
malu dan rendah diri yang dialami pada anak mengatasi rasa ketakutan yang dialami oleh anak
cukup serius, maka dapat mempengaruhi menurut (Schaefer, C.E dan Millman, 1981)
perkembangan serta menghambat berbagai antara lain: Bermain, bermain adalah cara alami
yang dapat mengendalikan perasaan dan juga
hal pada anak. Para orang tua dan guru perlu
kejadian-kejadian pada anak.
memberika perhatian serius pada anak
dengan perilaku pencemas, penakut, Anak-anak yang merasa dirinya gagal sering
pemalu, dan rendah diri, seberapa besar anak sekali merasakan bahwa reward atau
memiliki perasaan insecure (cemas, takut, penghargaan yang telah anak terima disebabkan
malu, rendah diri), apa yang menjadi adanya keberuntungan dan adanya kesempatan,
dan anak merasa bahwa hal itu bukan hasil dari
penyebab anak merasakan serta memiliki
tindakannya padahal reward atau penghargaan
rasa insecure tersebut.
dapat menjadi sesuatu yang efektif jika anak
mempercayai bahwa reward atau penghargaan
Menurut (Hendra, 2007) yang yang diterima disebabkan oleh tingkah lakunya
atau perbuatannya sendiri.
mengatakan bahwa: “Perasaan negatif yang
tidak ditanggulangi sedini mungkin, dapat Pada anak dengan rendah diri, Cara
berpengaruh terhadap kepribadian anak. Menangani Anak tersebut menurut (Schaefer,
Dimana anak tidak tidak cakap untuk C.E dan Millman, 1981) antara lain:
bersosialisasi maupun mengaktualisasikan Meningkatkan Pemahaman diri pada anak, guru
segenap kemampuannya, kurang inisiatif, atau orang tua perlu memberi anak pengertian
tidak punya keberanian menghadapi bahwa tidak ada orang yang sempurna dan
semua orang memiliki kelebihan dan
berbagai hal baru atau tantangan dan hidup
kekurangan yang berbeda-beda. Karakteristik
serba tergantung pada orang lain hingga
Anak yang Pemalu Anak yang pemalu itu sering
usianya dewasa”. Anak yang mengalami menghindari orang lain, selalu berhati-hati, dan
stres (insecure child) dapat meningkatkan ragu-ragu dalam berbuat sesuatu, dan juga lebih
stres orang tua. Lebih jauh, hal ini dapat mudah merasa takut, hal ini merupakan beberapa
meningkatkan stres pada anak dan mungkin karakteristik anak yang pemalu, mereka selalu
mengganggu keseimbangan proses keluarga menghindari diri dalam bergaul dengan orang
(Peck. B & Lillibridge, 2005). Beberapa lain.
reaksi psikososial anak terhadap kondisi
METODE PENELITIAN
sakit kronis, diantaranya ketakutan akan Metode yang digunakan dalam
penolakan (fear of rejection), harga diri
penelitian ini merupakan penelitian Studi
rendah, merasa tidak aman, keterbatasan Literatur (Literatur Study). Studi Literatur
dalam pendidikan, ketakukan akan pada penelitian ini adalah serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan

90
Lathipah Hasanah, Fariha Maula, Nur Husna & Laili Shodiqoh : Penanganan
Insecure Pada Anak Usia Dini

metode pengumpulan data pustaka, yaitu dengan pencarian terhadap teori dan
membaca, mencarat dan mengelola data kajian pustaka secara online. Analisis ini
penelitian secara objektif, analisis, sistematis dilakukan oleh peneliti secara non interaktif
dan kritis tentang Penanganan Insecure pada dan berlangsung secara terus menerus dalam
Anak Usia Dini. Penelitian dengan studi mencari dan menemukan hasil kajian
literatur ini mengambil sumber dan metode pustaka dari berbagai sumber yang kami
pengumpulan data dengan menganbil dari temukan di internet. Teknik analisis data
data pustaka, membaca, mencatat dan menyesuaikan dalam tahapan-tahapan
mengolah bahan penelitian dari artikel hasil penelitian, sehingga data yang akan diolah
penelitian dari variabel dalam penelitian ini. berguna untuk menganalisis dengan temuan
Penelitian studi literatur ini menganalisis dalam sumber pustaka yang terkait dengan
dengan matang serta mendalam agar penanganan insecure pada anak usia dini.
mendapatkan hasil yang objektif tentang Data tersebut disusun oleh peneliti dengan
Penanganan insecure pada anak usia dini. sistematis dan sesuai dengan jenis informasi
Data yang dikumpulkan dan dianalisis yang berkaitan dan dibutuhkan kemudian
merupakan data sekunder yang berupa hasil dibaca serta dipelajari.
penelitian seperti buku, jurnal, situs internet,
A. Anak yang Penakut
artikel dan lain sebagainya yang dimana
1. Pengertian Anak Yang Penaku
relevan dengan Penangan Insecure pada
Anak yang penakut memiliki
Anak Usia Dini.
rasa takut yang berlebih, perasaan
takut ini dapat membuat dampak
Kemudian teknik analisis data dalam
yang negatif bila timbul hal-hal yang
penelitian ini menggunakan teknik analisis
membuat anak menjadi tegang.
data analisis isi (content analysis). Analisis
Perasaan takut tidak hanya
data dimulai dengan menganalisis hasil dari
berdampak negatif, sebetulnya
penelitian yang paling relevan, relevan
perasaan takut juga diperlukan oleh
hingga cukup relevan. Kemudian dengan
anak agar mereka tahu bahwa ada
melihat tahun penelitian yang diawali dari
hal-hal yang harus dihindari atau
yang paling mutakhir dan berangsur-angsur
berbahaya disekitarnya sehingga
mundur ke tahun yang lebih lama. Peneliti
anak dapat melindungi dirinya dari
kemudian membaca abstrak dari setial
keadaan yang tidak diinginkan atau
lenelitian yang lebih dulu untuk memberikan
hal-hal yang berbahaya. Takut
penilaian apakah permasalahan yang dibahas
merupakan emosi yang kuat dan
ini sesuai dengan yang akan dipecahkan
tidak menyenangkan, yang dimana
dalam penelitian. Selanjutnya mencatat hal-
disebabkan oleh kesadaran atau
hal yang penting dan relevan dengan
antisipasi akan adanya suatu bahaya
permasalahan yang akan diteliti.
(Schaefer, C.E dan Millman, 1981).
Menurut Abdul Rohman Saleh, takut
HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah emosi atau perasaan yang
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh
sangat mendorong individu untuk
peneliti, didapatkannya hasil terkait
menjauhi sesuatu dan sedapat
Penanganan insecure pada anak usia dini.
mungkin menghindari kontak
Proses pengumpulan data pada penelitian ini
dengan hal itu. Menurut Aliah B.
79
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 6, No 1, Mei, 2022

Purwakania Hasan, Al-qur’an sudah menimbulkan rasa takut


menggambarkan rasa takut dengan berlebih maka hal ini dapat dikatakan
keguncangan yang hebat yang sebuah masalah.
mengguncang manusia dengan hebat
sehingga menghilangkan 2. Karakteristik Anak Yang Penakut
kemampuan berfikir dan Takut merupakan emosi yang
pengendalian diri. Sebuah ketakutan kuat yang tidak menyenangkan yang
pada anak yang mendasar ialah disebabkan oleh kesadaran atau
bahwa anak itu sangat takut akan antisipasi akan adanyanya suatu
kehilangan orang tuanya dan merasa bahaya. Ketakutan yang tidak
bahwa dirinya itu sendirian, dan beralasan dan sangat kuat merupakan
anak-anak biasanya merasa takut hasil dari sebuah kepanikan. Anak
kepada hal-hal seperti, hewan buas, penakut memiliku karakteristik
kegelapan, orang asing, dan khusus diantaranya yaitu tidak mau
sebagainya (Vasta, R, Miller, S.A. maju kedepan ketika guru menyuruh
dan Ellis, 2004). untuk mempresentasikan hasil
Sedangkan menurut Hellen Ross karyanya di depan kelas, anak
(Simanjuntak, 1984) Perasaan takut berfikir bahwasannya dia merasa
adalah suatau perasaan pokok dan takut di tertawakan. Menurut suran
begitu erat hubungannya dengan dan Rizzo (Suran, B.G. & Rizzo,
harkat memperahankan diri. 1979), ketakutan dapat membuat
Misalnya mempertahankan diri anak menhindari situasi kompetitif.
dari bahaya yang berasal (Orang lain,
binatang maupun benda-benda yang 3. Cara Menangani Anak Yang
membahayakan) dari luar. Secara Penakut
normal anak akan merasakan takut Ada beberapa cara yang
jika menghadapi rangsangan yang dapat dilakukan guru atau orang tua
hebat seperti bunyi yang keras atau untuk mengatasi rasa ketakutan yang
mengejutkan, rasa panas atau dingin (Schaefer, C.E dan Millman, 1981)
yang berlebih, cahaya yang membuat antara lain:
silau dan lain sebagainya. Rasa takut 1) Bermain.
yang dialami berkaitan dengan Bermain adalah cara alami yang
kekhawatiran bahwa sesuatu yang dapat mengendalikan perasaan
buruk akan terjadi (Wade, C & dan juga kejadian-kejadian.
Tavris, 2007). Selain itu anak juga Dengan bermain anak akan
takut akan kejadian-kejadian yang belajar bagaimana cara
tidak terduga atau asing baginya. mengendalikan rasa takutnya
Reaksi takut ini biasanya akan karena ketakutan pada anak
ditunjukkan dalam bentuk tangisan dapat dikendalikan jika bedada
ataupun jeritan. Dalam hal rasa takut dalam situasai bermain.
tersebut merupakan hal yang masih 2) Menunjukkan rasa Empati
wajar namun apabila rangsangan dan Dukungan.
yang biasa tidak terlalu hebat namun

90
Lathipah Hasanah, Fariha Maula, Nur Husna & Laili Shodiqoh : Penanganan
Insecure Pada Anak Usia Dini

Jika anak menilai kita sebagai 1. Pengertian Anak Yang Rendah


orang yang mampu memahami Diri
dan menolong, maka mereka Secara umum orang sering
akan lebih mampu yntuk menyebut anak yang memiliki
menghadapi situasi yang perasaan rendah diri dengan
menakutkan. Perhatian dan sebutan Minder. Perasaan
dukungan dapat meningkatkan Rendah diri berkaitan dengan
rasa aman pada diri anak. sebuah konsep yaitu harga diri
3) Menjadi Model. (self estewm). Rasa rendah diri
Sebagai seorang Guru atau adalah keadaan emosi yang
Orang tua kita perlu menjadikan dimana berbagai perasaan
diri kita sebagai contoh atau negatif seperti kegelisahan, rasa
model bagi anak. Anak akan tidak mampu, rasa tidak aman,
belajar untuk tidak merasa takut rasa untuk takut gagal dan lain
dari orang yang dimana ia lihat sebagainya. Anak yang rendah
tidak merasa takut dan mampu diri merupakan anak penilaian
mengendalikan situasai. Dengan tang kurang terhadap dirinya,
demikian anak akan memperoleh termasuk pada kompetensi atau
sebuah pemahaman dari hal yang pontensi yang dimiliki anak.
telah diamatinya, bahwasannya Anak yang rendah diri
apa yang mereka takuti memiliki perasaan yang pesimis,
sebenarnya merupakan sesuatu tidak mampu, mudah menyerah,
hal yang aman. mudah kecil hati, serta memiliki
4) Memberi Reward. internal locus incontraol. Anak-
Sebagai seorang Guru atau anak yang merasa dirinya gagal
Orang tua harus memiliki rasa sering sekali merasakan bahwa
sensitif terhadap kesiapan anak reward atau penghargaan yang
yang akan berubah dan tumbuh telah anak terima disebabkan
menjadi lebih berani. Oleh adanya keberuntungan dan
karena itulah orang tua atau guru adanya kesempatan, dan anak
perlu memberikan sebuah pujian merasa bahwa hal itu bukan hasil
kecil dari apapun setiap langkah dari tindakannya padahal reward
yang dilakukan oleh anak. Selain atau penghargaan dapat menjadi
pijian diperlukannya sesekali sesuatu yang efektif jika anak
sebuah penghargaan yang nyata mempercayai bahwa reward atau
atau konkret yang dimana hal ini penghargaan yang diterima
juga sangat efektif bagai anak, disebabkan oleh tingkah lakunya
misalnya dengan memberikan atau perbuatannya sendiri (Dewi,
sebuah stiker bintang atau cap 2005).
atas keberanian yang telah anak
Orang yang mengalami rasa
capai.
rendah diri, entah sadar atau
tidak sadar akan tampak dari: a).
B. Anak Yang Rendah Diri
Tanda nyata, misalnya: keringat
81
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 6, No 1, Mei, 2022

dingin, gemetaran, kata terputus- Anak secara berangsur-


putus, tidak berani bertatapan angsur lebih mengembangkan
mata, serta tidak berani bicara. rasa percaya diri dan merasa
b). Tanda tidak nyata, misalnya: lebih mandiri dan bebas
selalu berpakaian bagus tanpa itu (Schaefer, C.E dan Millman,
merasa kurang diterima, selalu 1981).
menyanggah pembicaraan sebab
3. Cara Menangani Anak Yang
takut dianggap tidak tahu apa-
Rendah Diri.
apa, mencari kesibukan di tengah
Terdapat beberapa hal yang
pertemuan-pertemuan untuk
dapat dilakukan guru atau orang
mendapatkan rasa aman dan
tua untuk mengatasi rasa rendah
dibutuhkan. Dengan demikian,
diri yang dialami oleh anak
anak yang rendah diri adalah
menurut (Schaefer, C.E dan
anak yang memberi penilaian
Millman, 1981) antara lain:
yang rendah terhadap dirinya,
termasuk kompetensi yang 1) Meningkatkan
dimilikinya. Pemahaman Diri Pada
Anak.
2. Karakteristik Anak Yang
Guru atau Orang tua perlu
Rendah Diri
memberi anak pengertian
Anak yang rendah diri
bahwa tidak ada orang yang
memiliki karakteristik yaitu anak
sempurna dan semua orang
tidak merasa optimis terhadap
memiliki kelebihan dan
hasil dari usaha yang telah
kekurangan yang berbeda-
mereka lakukan. Anak merasa
beda.
bahwa dirinya tidak mampu,
2) Mendukung Kompetensi
pesimis serta mudah berekcil
dan Kemandirian Anak.
hati. Segala sesuatu yang anak
Guru atau Orang tua perlu
lakukan selalu dilihat salah.
melatih anak untuk dapat
Anak juga mudah menyerah dan
melakukan keterampilan
seringkali merasa bahwa dirinya
yang sesuai dengan usianya
diintimidasi. Kata "Jelek" atau "
dan perlu dijamin bahwa
Tidak bisa apa-apa" merupakan
anak akan memperoleh
kata yang sering digunakan
perasaan yang aman dalam
untuk menggambarkan diri
proses menguasai
mereka. Anak yang merasakan
keterampilan tersebut.
adanya hubungan sebab-akibat
3) Menyediakan Penerimaan
antara tingkah lakunya dan
dan Kehangatan.
reward. Perasaan kontrol internal
Dukungan emosional
ini biasanya meningkat dengan
merupakan hal yang penting
bertambahnya usia dan prestasi
pada anak karena anak
seseorang.
membutuhkan perasaan yang
aman yaitu perasaan

90
Lathipah Hasanah, Fariha Maula, Nur Husna & Laili Shodiqoh : Penanganan
Insecure Pada Anak Usia Dini

bahwasannya kita berada di mungkin dapat diselesaikan


sekitarnya. Serta guru atau atau dikerjakan oleh anak
orang tua perlu serta ajari anak untuk
mengekspresikan optimisme mentoleransikan kegagalan,
terhadap apa yang telah dengan memberitakukan
dilakukan oleh anak, bahwa kegagalan lebih baik
misalnya dengan mengatakan dari pada tidak mau untuk
" Good Job, Kamu pasti mencobanya sama sekali.
bisa!"

4) Fokus Pada Hal-Hal Positif C. Anak Yang Pemalu


Yang Dilakukan Anak. 1. Pengertian Anak Yang Pemalu
Orang tua atau guru perlu Pengertian pemalu ialah
mengenali da mendukung perasaan tidak enak hati yang
kekuatan anak. Fokus pada timbul dalam hati ketika
kelebihan bukan pada melakukan perbuatan yang
kekuatan atau kelemahan kurang baik. Pada umumnya
anak. Perlunya catatan hal- anak pemalu itu selalu
hal yang baik tentang anak, menghindari orang lain dan
baik itu keterampilan selalu berhati-hati dalam
maupun usaha-usaha yang melakukan sesuatu serta
telah dilakukan anak. kurangnya keterampilan sosial
5) Menyediakan Pengalaman yang dimilikinya (Mu'awwanah,
Yang Konstruktif. 2017). Pemalu merupakan suatu
Merencanakan bermacam- sikap seseorang yang belum
macam kegiatan dan mempunyai keterampilan sosial
menggunakan cara-cara yang dalam bentuk berinteraksi
tepat untuk menjamin agar dengan lingkungan sekitarnya.
anak mau berpartisipasi Yang mana seharusnya pada usia
dalam kegiatan tersebut. dini, anak sudah mampu saling
Pengalaman konstruktif berinteraksi dengan lingkungan
hendaknya dibuat secara sekitarnya. Misalnya: menyapa
realisasi, dengan tujuan yang atau tersenyum kepada orang-
dapat dicapai. orang yg terdapat di sekitarnya.
6) Meningkatkan Percaya Sehingga memudahkan mereka
Diri Anak. untuk saling menjalin hubungan
Kepercayaan diri anak yang dan menyesuaikan dirinya
berangsur-angsur atau dengan orang lain dan pada
bertahap dapat ditingkatkan lingkungan yang baru (Suyanto,
dengan adanya pengalaman 2002). Terdapat beberapa hal
keberhasilan yang berulang. yang memang menjadikan anak
Guru atau Orang tua perlu usia dini ini menjadi anak yang
membuat tugas yang sebisa pemalu, yaitu: anak suka

83
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 6, No 1, Mei, 2022

mendapatkan hinaan berupa memiliki kesulitan yang besar


celaan dari orang lain, anak ketika anak usia prasekolah dan
sering kali disbanding- usia sekolah, karena pada usia itu
bandingkan, terdapatnya sikap anak mulai berpartisipasi dengan
pilih kasih kepada anak, orang lain. Umumnya, pada usia
memiliki fisik yang cacat secara 5 atau 6 bulan itu terjadinya
jasmaninya, maupun karena periode pemalu yang normal,
terjadinya faktor ekonomi orang kemudian akan terjadi kembali
tua (Hasan, 2010). Tetapi dalam ketika anak usia 2 tahun
hal ini terdapat pula anak yang (Mu'awwanah, 2017).
membutuhkan waktu yang lama
Tidak semua yang pemalu itu
untuk menyesuaikan dirinya.
kurang ramah atau kurang
Rasa percaya diri dan
banyak bicara terhadap orang
penghargaan diri yang rendah
lain, tetapi ada juga Sebagian
biasanya dimiliki oleh anak
anak pemalu itu merasa senang
pemalu, karena ia tidak berani
dengan beberapa kegiatan soliter,
tampil dengan kepercayaan
seperti menyenangi permainan
dirinya dan cenderung menjauh
yang ia lakukan secara individu
dari teman-temannya. Sehingga
atau sendiri.
hal ini membuat anak menjadi
sulit untuk bergaul dengan orang Selain itu perasaan tidak
lain. nyaman dan cemas yang terdapat
pada dirinya, sehingga ia ingin
2. Karakteristik Anak Yang
menjauhi situasi sosial yang
Pemalu
terdapat dilingkungan sekitar.
Anak yang pemalu itu sering
Anak yang pemalu cenderung
menghindari orang lain, selalu
mengalami kekurangan dalam
berhati-hati, dan ragu-ragu dalam
keterampilan sosialnya dan
berbuat sesuatu, dan juga lebih
kurang memperlihatkan
mudah merasa takut, hal ini
kemauannya kepada orang lain,
merupakan beberapa
juga tidak ingin berkomunikasi,
karakteristik anak yang pemalu,
dan tidak ingin memperlihatkan
mereka selalu menghindari diri
perhatian dan simpati terhadap
dalam bergaul dengan orang lain.
orang lain. Sehingga kondiri
Pada situasi sosial anak yang seperti ini dapat menghalangi
pemalu biasanya selalu diam, orang lain untuk mengetahui
jika berbicara dengan orang lain kemampuan atau kualitas positif
selalu menghindari kontak mata, yang dimiliki oleh seorang anak
kebanyakan orang melihat anak (Mulyana, 2015).
yang pemalu itu cepat bosan,
3. Cara Menangani Anak Yang
sehingga makin bertambah
Pemalu
perasaan malu yang dimiliki
Terdapat beberapa hal yang
seorang anak. sifat pemalu
harus dilakukan dalam
90
Lathipah Hasanah, Fariha Maula, Nur Husna & Laili Shodiqoh : Penanganan
Insecure Pada Anak Usia Dini

membantu anak yang memiliki bahwa ia diterima, di dalam


sifat pemalu, diantaranya: suasana yang terdapat di
lingkungannya.
1) Memberikan Reward
4) Memberikan Keterampilan
Terhadap Sosialisasi Yang
Sosial Pada Anak.
Dilakukan Anak.
Ada beberapa langkah yang
Dapat berupa senyuman atau
dapat digunakan dalam
kata-kata yang
melatih keterampilan sosial
menyenangkan hatinya,
pada anak, yaitu: berupa
sehingga timbul rasa percaya
umpan balik, langkah
diri pada anak. Dan jangan
intruksi, pengulangan
biarkan anak menyendiri
terhadap perilaku, dan
dalam jangka waktu lama,
modelling intruksi berupan
tetapi jangan pula dengan
petunjuk terhadap anak
cara khusus menemaninya.
tentang cara khusus untuk
Karena dengan hal ini akan
saling berhubungan terhadap
membuat anak semakin
orang lain. Mengajarkan
memperkuat perilakunya
anak untuk memberi dan
untuk tidak bersosialisasi
menerima pujian,
dengan orang lain.
mengucapkan terimakasih
2) Mendukung Kepercayaan
jika mendapatkan bantuan
Diri dan Sikap Yang
dari orang lain, kemudian
Wajar.
mengucapkan maaf jika ia
Memberikan dukungan
melakukan kesalahan, dan
terhadap sikap dan
mengatakan tolong jika
kepercayaan dirinya berupa
membutuhkan bantuan orang
pujian atas tindakan yang
lain. Jika ia berkomunikasi
dilakukannya. Dan
dengan orang lain ia selalu
mengajarinya bagaimana
melakukan kontak mata, juga
menjadi dirinya sendiri serta
mengajarkan anak bahwa
dapat mengungkapkan
bercerita dengan orang lain
pendapatnya secara terbuka.
merupakan suatu hal yang
3) Menyediakan Suasana
menyenangkan serta
Yang Hangat dan Penuh
memberikan penjelasan
Penerimaan.
bagaimana cara
Menciptakan suasana yang
mendengarkan dan
hangat dan penuh kasih
menyimak dengan baik apa
sayang. Memperbolehkan
yang sedang dibicarakan
anak untuk memilih
dengan lawan bicaranya.
pilihannya sendiri akan tetapi
5) Membuat Kegiatan Yang
tetap di dampingi oleh orang
Merangsang Anak Untuk
dewasa, dan menghargai
Berinteraksi.
kemandiriannya. Dalam hal
ini anak dapat merasakan
85
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 6, No 1, Mei, 2022

Anak yang kurang dalam Jika rasa cemas itu dimana yang
berkomunikasi dapat kita bersifat lebih samar-samar
dorong melalui gambar- dibandingkan dengan rasa takut.
gambar, karena pada Perasaan cemas itu tidak disebabkan
umumnya anak itu suka oleh kondisi yang nyata, akan tetapi
dalam mendiskusikan atau oleh kondisi yang dibayangkan, hal
menceritakan gambar ini tidak seperti rasa takut (Mulyana,
tersebut. Selain itu, 2015). Terdapat beberapa faktor
merangsang kegiatan yang yang dapat mengakibatkan anak usia
membuat anak harus dini menjadi anak yang pencemas,
berkomunikasi satu sama seperti: adanya perasaan bersalah,
lain, contohnya seperti rasa ketidakamanan yang terdapat
menggambar bersama dalam pada diri anak, maupun rasa kecewa
satu kertas yang dimana agar yang sangat berlebihan.
anak dapat berinteraksi Nah kecemasan ini juga sering
dengan yang lain (Mulyana, ditemukan pada lingkungan sekolah,
2015). apalagi pada anak yang memang
baru masuk ke jenjang sekolah
D. Anak Yang Pencemas (Thomas, 1992).
1. Pengertian Anak Yang Perasaan takut yang terjadi tanpa
Pencemas sebab yang jelas dan diiringi oleh
Rasa cemas memiliki arti dimana kegelisahan serta dugaan tentang
keadaan mental seseorang merasa hal-hal buruk yang mengakibatkan
tidak enak, yang berkenaan dengan kejadian yang berlangsung lama.
ancaman dengan rasa sakit yang Ketika anak berusia 3 tahun sudah
terus terbayang. Dalam hal ini mulai timbul perasaan cemas yang
ditandai oleh adanya perasaan yang terjadi pada dirinya seperti
tidak baik, ketidak enakan, serta mencemaskan hilangnya kasih
kekhawatiran pada anak yang sulit sayang orang tua, atau mengalami
untuk dihindari. Pada suatu saat suatu kejadian yang tidak
keadaan mental yang tidak enak menyenangkan. Terdapat beberapa
dalam perasaan cemas dapat komponen dasar yang dimiliki pada
meningkat menjadi sebuah kecemasan:
kecemasan yang disebut dengan a) Keadaan subyektif, yang
kecemasan yang mengambang (free berkaitan dengan perasaan
floating anxienty). Yang mana pada takut, tegang, tidak mampu
kecemasan ini anak mengalami untuk mengatasi suatu
perasaan takut yang ringan dalam permasalah. b)
menghadapi situasi yang dianggap Copying/respon, tingkah
sebagai ancaman yang potensial, laku untuk menghindari hal-
namun perasaan khawatir dan rasa hal yang dapat menimbulkan
takut mempunyai perbedaan satu perasaan takut, gangguan
sama lain. dalam berbicara atau

90
Lathipah Hasanah, Fariha Maula, Nur Husna & Laili Shodiqoh : Penanganan
Insecure Pada Anak Usia Dini

motorik. c) Respon orang tuanya atau bergaul


Fisiologis, yang meliputi dengan orang lain. Fenomena
tegangnya otot, yang sering dijumpai di
meningkatkan detak lingkungan PAUD adalah
jantung, tekanan darah, adanya gejala-gejala kecemasan
pusing, mual, dan kecepatan anak ketika akan berpisah
dalam dengan pengasuh. Beberapa
pernapasan.(Mu’awwanah, gejala kecemasan pada anak-
2017). anak seperti menangis, gelisah,
Penyebab munculnya berteriak, gemetar, dan lain
kecemasan juga bervariasi sebagainya (Hasanah, 2013).
seperti faktor keturunan atau Terdapat kemungkinan anak
adanya perlakuan kekerasan pencemas itu kurang percaya diri
terhadap anak. Kelekatan dan selalu gelisah sehingga tidak
orangtua yang insecure juga menjadi anak yang berhasil,
menjadi salah satu sebab apalagi jika tidak ada kecocokan
anak merasa cemas dengan guru tertentu atau
(Brumariu, LE, Kern, 2012). mungkin menganggap bahwa
Sebuah kecemasan dapat di Sebagian atau seluruh pelajaran
lihat dari perubahan pada itu sulit untuk diterima. Oleh
raut wajah, adanya karena itu orang tua dan guru
perubahan gerak-gerik pada harus mencari apa penyebabnya,
tubuh, merasa gelisah, dan sehingga anak memiliki sikap
aktivitas menjadi kecemasan.
berlebihan. Anak dengan
hambatan ini terkadang Semua orang tua pasti
kesulitan dalam sebuah mempunyai harapan yang terbaik
terhadap perilaku yang
pergaulan kepada teman
ditunjukkan oleh anak, oleh
sebaya maupun lingkungan
karena itu orang tua, guru, dan
sekitarnya. Untuk
menangani kecemasan ini, teman sebayanya harus
guru harus meneliti terlebih memberikan support atau
dahulu tentang hubungan dukungan agar anak dapat
anak dengan orang tuanya, beradaptasi atau berhubungan
keluarganya, maupun pada yang baik terhadap lingkungan
yang baru.
lingkungan sekitar
(Syaodih, Ernawulan Dan Kemudian antara orang tua dan
Agustin, 2006). guru harus saling berkomunikasi
dengan memberikan motivasi
4. Karakteristik Anak Yang agar anak tidak merasa cemas,
Pencemas tidak takut, selalu tenang dan
Biasanya anak pencemas itu senang hatinya dalam
sulit untuk berpisah dari kedua

87
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 6, No 1, Mei, 2022

menghadapi permasalahan Dapat memberikan


(Solehuddin, 2000). kegiatan yang
menyenangkan bagi anak
3 Cara Menangani Anak
misalnya: menggambar,
Yang Pencemas
bercerita hal yang
Beberapa cara untuk
menarik, bernyanyi, dan
menangani anak pencemas,
meluangkan waktu untuk
sebagai berikut:
bermain bersama anak.
1) Mengalihkan Perhatian
5) Mengusahakan Agar
Anak Terhadap Hal
Suasana Lingkungan
Yang Di Senangi Atau
Sekitar Tetap Kondusif.
Disukainya.
Dalam arti suasana dapat
Dalam hal ini kita dapat
menjadikan anak
memberikan sesuatu
pencemas merasa aman
yang disenangi dan
dan nyaman sehingga
disukainya oleh anak,
tidak terjadi hal buruk
agar rasa cemasnya mulai
yang menimpanya
berkurang secara
seperti: diejek oleh
berlahan-lahan.
teman-temannya. Sebab
2) Menenangkan Anak jika ada kejadian seperti
Dengan Memberikan ini dapat membuat anak
Kasih Sayang. merasa cemas dan tidak
nyaman karena hal yang
Dalam hal ini dapat dialaminya tadi akan
dengan cara melalui
semakin bertambah.
sebuah kontak fisik,
misalnya: mencium dan 6) Memberikan Sebuah
memeluknya. Pujian Terhadap Anak.
3) Memberikan Dorongan Jika ia berhasil
Agar Anak Dapat mengungkapkan
Mengekspresikan perasaan cemasnya, kita
Perasaannya. sebagai orang tua
Dalam hal ini dapat maupun guru harus
memberikan sebuah memberikan pujian
kebebasan pada anak dengan kata-kata yang
untuk mengungkapkan positif dan
perasaan nya dalam menyenangkan bagi anak
bentuk kata-kata. (Sundari, 2006).
4) Memberikan Berbagai
Macam Strategi Dan
Cara Untuk Mengatasi KESIMPULAN DAN SARAN
Rasa Cemas Pada Dukungan emosional
Anak. merupakan hal yang penting pada
anak karena anak membutuhkan
90
Lathipah Hasanah, Fariha Maula, Nur Husna & Laili Shodiqoh : Penanganan
Insecure Pada Anak Usia Dini

perasaan yang aman yaitu perasaan kembali ketika usia anak 2 tahun.
bahwasannya kita berada di selain itu perasaan tidak nyaman dan
sekitarnya. Orang tua atau guru perlu kecemasan yang terdapat pada
mengenali dan mendukunv kekuatan dirinya, sehingga ia ingin
anak. Perlunya catatan hal-hal yang menciptakan suasana sosial yang
baik tentang anak, baik itu terdapat dilingkungan sekitar.
keterampilan maupun usaha-usaha Sehingga kondiri seperti ini dapat
yang telah dilakukan anak. menahan orang lain untuk
Merencanakan bermacam- mengetahui kemampuan atau
macam kegiatan dan penggunaan kualitas positif yang dimiliki oleh
cara-cara yang tepat untuk menjamin seorang anak. Anak merasa tidak
agar anak mau berpartisipasi dalam aman, dimana anak merasa tidak
kegiatan tersebut. Kepercayaan diri memiliki keberanian untuk
anak yang meningkat-angsur atau mengekspresikan dirinya, karena
bertahap dapat ditingkatkan dengan anak mengalami suatu hal yang tidak
adanya pengalaman keberhasilan menyenangkan. Sikap orang tua
yang berulang. sifat pemalu yang terlalu memberikan
memiliki kesulitan yang besar ketika perlindungan yang lebih, sehingga
anak usia prasekolah dan usia membuat perkembangan anak
sekolah, karena pada usia itu anak menjadi pasif dan selalu bergantung
mulai berpartisipasi dengan orang kepada orang lain. Hal ini
lain. menjadikan kurangnya pengalaman
Umumnya, pada usia 5 atau 6 dalam menjelajahi lingkungan dan
bulan itu terjadinya periode pemalu anak tidak percaya diri terhadap
yang normal, kemudian akan terjadi kemampuan yang dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA
Brumariu, LE, Kern, K. & S. A. (2012). Mother-Child Attachment, Emotion Regulation, and
Anxiety Symptomps in Middle Childhood. Journal of The International Association For
Relationship, 19 (3), 569-585.
Dewi, R. (2005). Berbagi Masalah Anak TK. Departemen Pendidikan Nasional.

Hasan, M. (2010). Pendidikan Anak Usia Dini. Diva Press.


Hasanah, N. (2013). Terapi Token Ekonomi Untuk Mengubah Perilaku Lekat di Sekolah.
HUMANITAS. Jurnal Psikologi Indonesia, 10 (1).1-18.

Hendra, S. (2007). Percaya Diri Itu Penting. PT Elek Media Komputindo.


Maslow, A. H. (1942). The Dynamics of Psychological Security-Insecurity II. Journal of
Personality, 10 (4), 331–344.
Mu’awwanah, U. (2017). Atau Rasa Tidak Aman, Bisa Diartikan Sebagai Rasa Takut Akan
Sesuatu Yang Dipicu Oleh Rasa Tidak Puas Dan Tidak Yakin Akan Kapasitas Diri Sendiri.
89
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 6, No 1, Mei, 2022

Rasa. Jurnal Uin Banten, 2(1), 47–58.

Mulyana,A.T.(2015).Permasalahananakusiadini.http://repository.uinsu.ac.id/8462/1/permasal
ahan AUD ok.pd
Peck. B & Lillibridge, j. (2005). Noemalization Behaviours of Rural Father Living With
Chronically-ill Children. Journal of Child Health Care, 9(1) 31-45.
https://doi.org/10.1177/1367493505049645
Schaefer, C.E dan Millman, H. . (1981). How to Help Children with Common Problems. Van
Nostrand Reinhold Company.

Simanjuntak, B. dan P. IL. (1984). Pengantar Psikologi Perkembangan.


Solehuddin, M. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Fakultas Ilmu Pendidikan, UPI.

Sundari, S. (2006). Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Rineka Cipta.


Suran, B.G. & Rizzo, J. . (1979). Special Children: An Integrative Approach. Scott, Foresman
and Comapany.

Suyanto, S. (2002). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Hikayat Publishing.


Syaodih, Ernawulan Dan Agustin, M. (2006). Bimbingan Konseling Untuk Anak Usia Dini.
Universitas Terbuka.

Thomas, R. M. (1992). Early Childhood Education in Indonesia In Freeney, S. & Narroll, F.


(Eds). Early Childhood Educaton in Asia and The Pacific. Garland Publishing.
Tim dosen PG-PAUD Unimed. (2016). Keterampilan Penerapan Konsep PAUD. universitas
Negeri Medan.

Vasta, R, Miller, S.A. dan Ellis, S. (2004). Child Psychology (4th ed.). John Wiley & Sons, Inc.
Wade, C & Tavris, C. (2007). Psikologi. Penerbit Erlangga.

90

Anda mungkin juga menyukai