latifahhasanah@uinjkt.ac.id
ABSTRAK.
Insecure dapat diartikan sebagai rasa tidak aman atau rasa takut akan terjadinya sesuatu yang
dimana hal ini dipicu dengan rasa ketidakpuasan bahkan tidak yakin akan sebuah Kapasitas
yang terdapat pada diri sendiri. Maka dari itu hal ini akan menjadi sebuah problematika pada
perkembangan anak usia dini, yang dimana akan menggangu pada kehidupan anak. Tujuan dari
penelitian ini untuk memahami sebuah permasalahan anak usia dini dan agar dapat mencegah
dampak permasalahan ini, dan mampu memberikan penanganan yang tepat. Oleh karena itu,
sebagai orang tua maupun pendidik harus mengetahui serta melihat tumbuh kembang pada
anak. Fokus utama dari penelitian ini terdiri dari (1) untuk memahami karakteristik anak yang
berperilaku insecure, (2) bagaimana penanganan anak yang berperilaku Insecure. Metode yang
dilakukan ialah Studi literatur (Literatur Study). Studi Literatur pada penelitian ini adalah
serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan metode pengumpulan data pustaka,
membaca, mencarat dan mengelola data penelitian secara objektif, analisis, sistematis dan kritis
tentang penanganan insecure pada anak usia dini.
dan pengamatan khusus oleh orang dewasa keterbatasan lainnya, dan kecemasan akan
dilingkungan sekitarnya. Anak yang reaksi orang lain.
memiliki perilaku insecure (pencemas, Anak yang penakut memiliki rasa takut yang
penakut, pemalu, dan rendah diri) berlebih, perasaan takut ini dapat membuat
membutuhkan penanganan khusus dalam dampak yang negatif bila timbul hal-hal yang
mengatur emosi serta sikapnya. Setiap anak membuat anak menjadi tegang. Cara menangani
memiliki perasaan insecure yang berbeda- anak yang penakut, ada beberapa cara yang
beda derajatnya, jika perasaan cemas, takut, dapat dilakukan guru atau orang tua untuk
malu dan rendah diri yang dialami pada anak mengatasi rasa ketakutan yang dialami oleh anak
cukup serius, maka dapat mempengaruhi menurut (Schaefer, C.E dan Millman, 1981)
perkembangan serta menghambat berbagai antara lain: Bermain, bermain adalah cara alami
yang dapat mengendalikan perasaan dan juga
hal pada anak. Para orang tua dan guru perlu
kejadian-kejadian pada anak.
memberika perhatian serius pada anak
dengan perilaku pencemas, penakut, Anak-anak yang merasa dirinya gagal sering
pemalu, dan rendah diri, seberapa besar anak sekali merasakan bahwa reward atau
memiliki perasaan insecure (cemas, takut, penghargaan yang telah anak terima disebabkan
malu, rendah diri), apa yang menjadi adanya keberuntungan dan adanya kesempatan,
dan anak merasa bahwa hal itu bukan hasil dari
penyebab anak merasakan serta memiliki
tindakannya padahal reward atau penghargaan
rasa insecure tersebut.
dapat menjadi sesuatu yang efektif jika anak
mempercayai bahwa reward atau penghargaan
Menurut (Hendra, 2007) yang yang diterima disebabkan oleh tingkah lakunya
atau perbuatannya sendiri.
mengatakan bahwa: “Perasaan negatif yang
tidak ditanggulangi sedini mungkin, dapat Pada anak dengan rendah diri, Cara
berpengaruh terhadap kepribadian anak. Menangani Anak tersebut menurut (Schaefer,
Dimana anak tidak tidak cakap untuk C.E dan Millman, 1981) antara lain:
bersosialisasi maupun mengaktualisasikan Meningkatkan Pemahaman diri pada anak, guru
segenap kemampuannya, kurang inisiatif, atau orang tua perlu memberi anak pengertian
tidak punya keberanian menghadapi bahwa tidak ada orang yang sempurna dan
semua orang memiliki kelebihan dan
berbagai hal baru atau tantangan dan hidup
kekurangan yang berbeda-beda. Karakteristik
serba tergantung pada orang lain hingga
Anak yang Pemalu Anak yang pemalu itu sering
usianya dewasa”. Anak yang mengalami menghindari orang lain, selalu berhati-hati, dan
stres (insecure child) dapat meningkatkan ragu-ragu dalam berbuat sesuatu, dan juga lebih
stres orang tua. Lebih jauh, hal ini dapat mudah merasa takut, hal ini merupakan beberapa
meningkatkan stres pada anak dan mungkin karakteristik anak yang pemalu, mereka selalu
mengganggu keseimbangan proses keluarga menghindari diri dalam bergaul dengan orang
(Peck. B & Lillibridge, 2005). Beberapa lain.
reaksi psikososial anak terhadap kondisi
METODE PENELITIAN
sakit kronis, diantaranya ketakutan akan Metode yang digunakan dalam
penolakan (fear of rejection), harga diri
penelitian ini merupakan penelitian Studi
rendah, merasa tidak aman, keterbatasan Literatur (Literatur Study). Studi Literatur
dalam pendidikan, ketakukan akan pada penelitian ini adalah serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan
90
Lathipah Hasanah, Fariha Maula, Nur Husna & Laili Shodiqoh : Penanganan
Insecure Pada Anak Usia Dini
metode pengumpulan data pustaka, yaitu dengan pencarian terhadap teori dan
membaca, mencarat dan mengelola data kajian pustaka secara online. Analisis ini
penelitian secara objektif, analisis, sistematis dilakukan oleh peneliti secara non interaktif
dan kritis tentang Penanganan Insecure pada dan berlangsung secara terus menerus dalam
Anak Usia Dini. Penelitian dengan studi mencari dan menemukan hasil kajian
literatur ini mengambil sumber dan metode pustaka dari berbagai sumber yang kami
pengumpulan data dengan menganbil dari temukan di internet. Teknik analisis data
data pustaka, membaca, mencatat dan menyesuaikan dalam tahapan-tahapan
mengolah bahan penelitian dari artikel hasil penelitian, sehingga data yang akan diolah
penelitian dari variabel dalam penelitian ini. berguna untuk menganalisis dengan temuan
Penelitian studi literatur ini menganalisis dalam sumber pustaka yang terkait dengan
dengan matang serta mendalam agar penanganan insecure pada anak usia dini.
mendapatkan hasil yang objektif tentang Data tersebut disusun oleh peneliti dengan
Penanganan insecure pada anak usia dini. sistematis dan sesuai dengan jenis informasi
Data yang dikumpulkan dan dianalisis yang berkaitan dan dibutuhkan kemudian
merupakan data sekunder yang berupa hasil dibaca serta dipelajari.
penelitian seperti buku, jurnal, situs internet,
A. Anak yang Penakut
artikel dan lain sebagainya yang dimana
1. Pengertian Anak Yang Penaku
relevan dengan Penangan Insecure pada
Anak yang penakut memiliki
Anak Usia Dini.
rasa takut yang berlebih, perasaan
takut ini dapat membuat dampak
Kemudian teknik analisis data dalam
yang negatif bila timbul hal-hal yang
penelitian ini menggunakan teknik analisis
membuat anak menjadi tegang.
data analisis isi (content analysis). Analisis
Perasaan takut tidak hanya
data dimulai dengan menganalisis hasil dari
berdampak negatif, sebetulnya
penelitian yang paling relevan, relevan
perasaan takut juga diperlukan oleh
hingga cukup relevan. Kemudian dengan
anak agar mereka tahu bahwa ada
melihat tahun penelitian yang diawali dari
hal-hal yang harus dihindari atau
yang paling mutakhir dan berangsur-angsur
berbahaya disekitarnya sehingga
mundur ke tahun yang lebih lama. Peneliti
anak dapat melindungi dirinya dari
kemudian membaca abstrak dari setial
keadaan yang tidak diinginkan atau
lenelitian yang lebih dulu untuk memberikan
hal-hal yang berbahaya. Takut
penilaian apakah permasalahan yang dibahas
merupakan emosi yang kuat dan
ini sesuai dengan yang akan dipecahkan
tidak menyenangkan, yang dimana
dalam penelitian. Selanjutnya mencatat hal-
disebabkan oleh kesadaran atau
hal yang penting dan relevan dengan
antisipasi akan adanya suatu bahaya
permasalahan yang akan diteliti.
(Schaefer, C.E dan Millman, 1981).
Menurut Abdul Rohman Saleh, takut
HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah emosi atau perasaan yang
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh
sangat mendorong individu untuk
peneliti, didapatkannya hasil terkait
menjauhi sesuatu dan sedapat
Penanganan insecure pada anak usia dini.
mungkin menghindari kontak
Proses pengumpulan data pada penelitian ini
dengan hal itu. Menurut Aliah B.
79
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 6, No 1, Mei, 2022
90
Lathipah Hasanah, Fariha Maula, Nur Husna & Laili Shodiqoh : Penanganan
Insecure Pada Anak Usia Dini
90
Lathipah Hasanah, Fariha Maula, Nur Husna & Laili Shodiqoh : Penanganan
Insecure Pada Anak Usia Dini
83
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 6, No 1, Mei, 2022
Anak yang kurang dalam Jika rasa cemas itu dimana yang
berkomunikasi dapat kita bersifat lebih samar-samar
dorong melalui gambar- dibandingkan dengan rasa takut.
gambar, karena pada Perasaan cemas itu tidak disebabkan
umumnya anak itu suka oleh kondisi yang nyata, akan tetapi
dalam mendiskusikan atau oleh kondisi yang dibayangkan, hal
menceritakan gambar ini tidak seperti rasa takut (Mulyana,
tersebut. Selain itu, 2015). Terdapat beberapa faktor
merangsang kegiatan yang yang dapat mengakibatkan anak usia
membuat anak harus dini menjadi anak yang pencemas,
berkomunikasi satu sama seperti: adanya perasaan bersalah,
lain, contohnya seperti rasa ketidakamanan yang terdapat
menggambar bersama dalam pada diri anak, maupun rasa kecewa
satu kertas yang dimana agar yang sangat berlebihan.
anak dapat berinteraksi Nah kecemasan ini juga sering
dengan yang lain (Mulyana, ditemukan pada lingkungan sekolah,
2015). apalagi pada anak yang memang
baru masuk ke jenjang sekolah
D. Anak Yang Pencemas (Thomas, 1992).
1. Pengertian Anak Yang Perasaan takut yang terjadi tanpa
Pencemas sebab yang jelas dan diiringi oleh
Rasa cemas memiliki arti dimana kegelisahan serta dugaan tentang
keadaan mental seseorang merasa hal-hal buruk yang mengakibatkan
tidak enak, yang berkenaan dengan kejadian yang berlangsung lama.
ancaman dengan rasa sakit yang Ketika anak berusia 3 tahun sudah
terus terbayang. Dalam hal ini mulai timbul perasaan cemas yang
ditandai oleh adanya perasaan yang terjadi pada dirinya seperti
tidak baik, ketidak enakan, serta mencemaskan hilangnya kasih
kekhawatiran pada anak yang sulit sayang orang tua, atau mengalami
untuk dihindari. Pada suatu saat suatu kejadian yang tidak
keadaan mental yang tidak enak menyenangkan. Terdapat beberapa
dalam perasaan cemas dapat komponen dasar yang dimiliki pada
meningkat menjadi sebuah kecemasan:
kecemasan yang disebut dengan a) Keadaan subyektif, yang
kecemasan yang mengambang (free berkaitan dengan perasaan
floating anxienty). Yang mana pada takut, tegang, tidak mampu
kecemasan ini anak mengalami untuk mengatasi suatu
perasaan takut yang ringan dalam permasalah. b)
menghadapi situasi yang dianggap Copying/respon, tingkah
sebagai ancaman yang potensial, laku untuk menghindari hal-
namun perasaan khawatir dan rasa hal yang dapat menimbulkan
takut mempunyai perbedaan satu perasaan takut, gangguan
sama lain. dalam berbicara atau
90
Lathipah Hasanah, Fariha Maula, Nur Husna & Laili Shodiqoh : Penanganan
Insecure Pada Anak Usia Dini
87
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 6, No 1, Mei, 2022
perasaan yang aman yaitu perasaan kembali ketika usia anak 2 tahun.
bahwasannya kita berada di selain itu perasaan tidak nyaman dan
sekitarnya. Orang tua atau guru perlu kecemasan yang terdapat pada
mengenali dan mendukunv kekuatan dirinya, sehingga ia ingin
anak. Perlunya catatan hal-hal yang menciptakan suasana sosial yang
baik tentang anak, baik itu terdapat dilingkungan sekitar.
keterampilan maupun usaha-usaha Sehingga kondiri seperti ini dapat
yang telah dilakukan anak. menahan orang lain untuk
Merencanakan bermacam- mengetahui kemampuan atau
macam kegiatan dan penggunaan kualitas positif yang dimiliki oleh
cara-cara yang tepat untuk menjamin seorang anak. Anak merasa tidak
agar anak mau berpartisipasi dalam aman, dimana anak merasa tidak
kegiatan tersebut. Kepercayaan diri memiliki keberanian untuk
anak yang meningkat-angsur atau mengekspresikan dirinya, karena
bertahap dapat ditingkatkan dengan anak mengalami suatu hal yang tidak
adanya pengalaman keberhasilan menyenangkan. Sikap orang tua
yang berulang. sifat pemalu yang terlalu memberikan
memiliki kesulitan yang besar ketika perlindungan yang lebih, sehingga
anak usia prasekolah dan usia membuat perkembangan anak
sekolah, karena pada usia itu anak menjadi pasif dan selalu bergantung
mulai berpartisipasi dengan orang kepada orang lain. Hal ini
lain. menjadikan kurangnya pengalaman
Umumnya, pada usia 5 atau 6 dalam menjelajahi lingkungan dan
bulan itu terjadinya periode pemalu anak tidak percaya diri terhadap
yang normal, kemudian akan terjadi kemampuan yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Brumariu, LE, Kern, K. & S. A. (2012). Mother-Child Attachment, Emotion Regulation, and
Anxiety Symptomps in Middle Childhood. Journal of The International Association For
Relationship, 19 (3), 569-585.
Dewi, R. (2005). Berbagi Masalah Anak TK. Departemen Pendidikan Nasional.
Mulyana,A.T.(2015).Permasalahananakusiadini.http://repository.uinsu.ac.id/8462/1/permasal
ahan AUD ok.pd
Peck. B & Lillibridge, j. (2005). Noemalization Behaviours of Rural Father Living With
Chronically-ill Children. Journal of Child Health Care, 9(1) 31-45.
https://doi.org/10.1177/1367493505049645
Schaefer, C.E dan Millman, H. . (1981). How to Help Children with Common Problems. Van
Nostrand Reinhold Company.
Vasta, R, Miller, S.A. dan Ellis, S. (2004). Child Psychology (4th ed.). John Wiley & Sons, Inc.
Wade, C & Tavris, C. (2007). Psikologi. Penerbit Erlangga.
90