Anda di halaman 1dari 78

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN GANGGUAN JIWA

HALUSINASI PENDENGARAN

Dosen Pembimbing:

Ns. Ernauli Meliyana S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh:

Mila Nurmala

201560311064

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA

INDONESIA

BEKASI

2021
LAPORAN PEDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
DENGAN PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN
A. MASALAH UTAMA
Halusinasi: Pendengaran
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Pengertian
Halusinasi merupakan suatu gejala gangguan jiwa dimana klien merasakan
suatu simulus yang sebenarnya tidak ada. Klien merasakan perubahan sensori
persepsi, merasakan sesai palsu berupa suara, pengelihatan, pengecapan,
perabaan, atau penciuman. Pada gangguan halusinasi juga pengelihatan, misalnya,
klien melihat sesuatu bayang menakutkan, padahal tidak ada bayanagan tersebut.
Salah satu manifestasi yang timbul adalah halusinasi membuat klien tidak dapat
memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Halusinasi merupakan salah satu dari sekian
bentuk psikopatologi yang paling parah dan membingungkan. Secara
feneomenologis, halusinasi adalah gangguan yang paling umum dan paling
penting. Selain itu, halusinasi dianggap sebagai karakteristik psikosis. (Sutejo,
2019).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai
dengan prubahan sesnori oerseosi, merasakan sensasi palsu berupa suara,
pengelihatan, pengecapan, perbabaan atau pengciuman. Klien merasakan stimulus
yang sebernarnya tidak ada. ( Keliat dan Akemat, 2010).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan
internal (pikiran) dannsarngsangan eksternal(dunia uar). Klien memberikan
persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa objek atau rangsangan yang
nyata. (Farida,2010).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersiapkan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Sesatu penerapam panca
indra tanpa ada rangsangan dari luar. Stau penghayatan yang dialami suatu
persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu. (Maramis,
2005).
Halusinasi adalah pengalaman sensorik tanpa rangsangan eksternal terjadi
pada keadaan kesadaran penuh yang menggambarkan hilangnya kemampuan
menilai realitas.(Sunaryo, 2004).
Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah (Stuart,
2007).
Tanda dan gejala:
a. Bicara, senyum, tertawa semdiri
b. Mengatakan mendengarkan suara, melihat, mengecap, mengirup
(mencium), dan merasakan suatu yang tidak nyata
c. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya
d. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
e. Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi
f. Sikap curiga dan saling bermusuhan
g. Pembicaraan kacau kadang tak masuk akal
h. Menarik diri menghindar dari orang lain
i. Sulit membuat keputusan
j. Ketakutan
k. Tidak mau melaksanakan asuhan mandiri: mandi, sikat gigi, ganti
pakaian, berhias yang rapih
l. Mudah tersinggung, jengkel, marah
m. Menyalahkan diri atau orang lain
n. Muka marah kadang pucat
o. Ekspresi wajah tegang
p. Tekanan darah meningkat
q. Nafas terengah-engah
r. Nadi cepat
s. Banyak keringat
2. Jenis Halusinasi
Menurut (Menurut Stuart, 2007), jenis halusinasi antara lain :
a. Halusinasi pendengaran (auditorik) 70 %
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran
cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun danm atau panorama yang luas
dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
b. Halusinasi penglihatan (Visual) 20 %
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang
menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadang-kadang terhidu bau
harum.Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
c. Halusinasi penghidu (olfactory)
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang
menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadang- kadang terhidu bau
harum.Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
d. Halusinasi peraba (tactile)
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus
yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati
atau orang lain.
e. Halusinasi pengecap (gustatory)
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan
menjijikkan, merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
f. Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir
melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.
g. Halusinasi Kinesthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
3. Fase Halusinasi
Halusinasi yang dialami oleh klien bila berada intensitasnya dan keparahan
(Stuart membagi halusinasi klien mengendalikan dirinya semakin berat fase
halusinasinya). Klien semakin berat mengalami ansietas dan makin dikendalikan
halusinasinya lengkap tercantum dalam tabel.

Halusinasi Karakteristik Perilaku klien


FASE I Klien mengelami perasaan Tersenyum dan tertawa
Comforting seperti ansietas, kesepian, rasa tidak sesuai mengerakan
Ansietas sebagaibersalah dan takut mencoba bibir danpa suara
halusinasi utnuk berfokus pada pikiran menggerkan mata yang
menyenangkan menyenangkan untuk cepat dan respon verbal
merendahkan ansietas individu yang lambat jika sedang
mengenal bahwa pikiran- asik sendiri meningkat
pikiran dan pengalaman sensor tanda-tanda serta otonomi
berada dalam kondisi
keasadraan jika ansietas dapat
dilindungu psikotik.
FASE II Pengalaman sensasi menjijikan Ansietas
Complementing dan menakutkan,klien mulai sepertipeningkatan
Ansietas berat lepas kendali dan mungkin denyut jantung
halusinasi mencoba untuk mengambil pernafasan dan tekanan
memberatkan jaraknya dengan sumber yang darah, rentang perhatian
dipersepsikan klien mungkin menyempit asik dengan
mengalami pengamalan sensori penglaman sensori dan
dan menarik diri dari orang kehilangan kemampuan
lain, psikotik ringan. membedakan halusinasi
dan realita.
FASE III Klien berhenti menghentikan Kemampuan
Controling perlawanan terhadap halusinasi dikendalikan halusinasi
Ansietas berat dan menyerah pada akan lebih ditakuti,
pengalamn sensorsi halusnasinya menjadi menarik, kerusakan berhubungan
menjadi berkuasa klien mengalami pengalaman dengan orang lain,
kesepian jika sensori rentang perhatian hanya
halusinasinya berhenti psikotik beberapa detik / menit
adanya tanda-tanda fisik
ansietas berat
berkeringat, tremor, tidak
mampu memahami
peraturan.
FASE IV Pengalaman sensori menjadi Perilaku tremor akibat
Conquering panik mengancam jika klien panik, potensi kuat
Ansietas panik mengikuti perintah halusinasi suicida atau nomicide
pengalaman sensori berakhir dari beberapa jam / aktifitas merefleksikan
menaklukan hari jika intervensi terapeutif halusinasi perilaku isi,
psikoti berat. seperti kekerasan, agitas
menarik diri katafonici,
tidak mampu merespon
terhadap pemerintah,
yang komplek tidak
mampu berespon lebih
dari satu orang

4. Penyebab
Yang menjadi penyebab atau sebagai triger munculnya halusinasi antara lain
klien menarik diri dan harga diri rendah. Akibat rendah diri dan kurangnya
keterampilan berhubungan sosial klien menjadi menarik diri dari lingkungan.
Dampak selanjutnya klien akan lebih terfokus pada dirinya. Stimulus internal
menjadi lebih dominan dibandingkan stimulus eksternal. Klien lama kelamaan
kehilangan kemampuan membedakan stimulus internal dengan stumulus
eksternal. Kondisi ini memicu terjadinya halusinasi.
Tanda dan gejala:
a. Aspek fisik
 Makan dan minum kurang
 Tidur kurang atau terganggu
 Penampilan diri kurang
 Keberanian kurang
b. Aspek emosi
 Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
 Merasa malu, bersalah
 Mudah panik dan tiba-tiba marah
c. Aspek sosial
 Duduk menyendiri
 Selalu tunduk
 Tampak melamun
 Tidak peduli lingkungan
 Menghindar dari orang lain
 Tergantung dari orang lain
d. Aspek intelektual
 Putus asa
 Merasa sendiri, tidak ada sokongan
 Kurang percaya diri
5. Akibat
Adanya gangguang persepsi sensori halusinasi dapat beresiko mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan (Keliat, B.A, 2006). Menurut Townsend, M.C
suatu keadaan dimana seseorang melakukan sesuatu tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik pada diri sendiri maupuan orang lain.
Seseorang yang dapat beresiko melakukan tindakan kekerasan pada diri
sendiri dan orang lain dapat menunjukkan perilaku :
a. Tanda dan gejala:
b. Muka merah
c. Pandangan tajam
d. Otot tegang
e. Nada suara tinggi
f. Berdebat
g. Memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak
senang

C. POHON MASALAH

Gangguan mencederai diri sendiri, orang


lain, dan lingkungan / Resiko perilaku
kekerasan

Perubahan sensori: Halusinasi

Gangguan konsep diri: Harga


diri rendah kronis

( Sumber: keliat, 2006 dalam(Sutejo, 2019)


FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Kasus:
Tn.U berusia 32 tahu, berasal dari Bekasi. Masuk ke RSJ dr.Soeharto Herdjan Jakarta
Barat, pada tanggal 04 Maret 2021, pada saat pengkajian klien menagtakan sering mendengar
suara wanita yang selalu marahinya saat menjelang tidur malam, klien mengatakn sering
mendengar suara wanita marah-marah pada saat jam 23.00 dan jam 00.30 malam,
frekuensinya 20-30 api 00.00. klien juga mengatakan mendengar suara wanita marah-marah
sebanyak 2 kali, keluarga mengatakan klien sering berteriak dan sangat senssitif jika diajak
berkomunikasi. Klien mengatakan klien pernah menganiyaya ibunya lantaran kesal saat
ibunya menanyakan bagaimana keadaanya. Klien mengatakan dulu berkerja, lalu keluar
karena bosan, dan sekarang ingin berkerja tetapi klien belum dapet panggilan kerja.

RUANGAN RAWAT : Ruangan Mawar


TANGGAL DIRAWAT : 04 Maret 2021

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn.U (L)
Tanggal pengkajian : 04-Maret-2021
Umur : 32 Tahun
RM. No. : 189
Informan :-

II. ALASAN MASUK


Klien mengatakan sering mengeluah mendengar suara wanita yang selalau
memarahinya saat menjelang tidur malam, klien sering berteriak dan sangat sensitif
jika di ajak berkomunikasi.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?

√ Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya

Berhasil √ Kurang berhasil Tidak berhasil

3. Pelaku/usia Korban/usia Saksi/usia

Aniaya fisik Y 30 A 29

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan kriminal
Jelaskan No. 1, 2, 3 : klien mengtakan pernah memukul dan menganiyaya ibunya
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Ya √ Tidak

Hubungan keluarga : Tidak ditemukan


Gejala : Tidak ditemukan
Riwayat pengobatan/perawatan : Tidak ditemukan

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Klien mengatakan pernah mempunyai masalalu yang tidak menyenangkan

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 120/83 mmHg N : 99x/menit S : 36,3oC P: 20x/menit
2. Ukur : TB : 170cm BB : 72kg

3. Keluhan fisik : Ya Tidak


V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Klien

Jelaskan : klien mengatakan anak pertama dari satu bersaudara


Masalah keperawatan : tidak di temukan masalah

2. Konsep diri
a. Gambaran diri : klien sangat bersyukur dengan dirinya

b. Identitas diri : klien bernama bapak U, usia 28 tahun, beragama islam, jenis
kelamin laki-laki, klien belum menikah, klien anak pertama dari satu bersaudara.
c. Peran diri : klien merasa dirinya tidak dianggap oleh keluarganya dan
tidak bekerja
d. Ideal diri : klien ingin bekerja teapi, belum dapat panggilan kerja dan
sekarang jadi pengangguran
e. Harga diri : klien merasa malu karena tidak bekerja

Masalah keperawatan : Harga diri rendah

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : klien mengatakan orang yang sangat berarti adalah
kedua orang tuanya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : sebelum sakit klien aktif
dilingkungannya
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien mengatakan tidak
percaya diri, dan merasa dirinya gagal.

Masalah keperawatan : Harga diri rendah


4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien mengatakan bahwa dirinya beragama islam
b. Kegiatan ibadah : klien mengatakan selama dirawat di RSJ klien
melakukan solat 5 waktu
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan

Tidak rapih Penggunaan pakaian √ Cara berpakaian


tidak sesuai seperti biasanya

Jelaskan : klien terlihat rapih, menggati baju setelah mandi

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

2. Pembicaraan

√ Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu


memulai pembicaraan

Jelaskan : pada saat interaksi, bicara klien cepat, dan terkadang


bicara tidak jelas

Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan


3. Aktivitas motorik
Lesu Tegang √ Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : klien tampak gelisah, dan ekspersi wajah tegang

Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

4. Alam perasaan

Sedih √ Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira


berlebihan

Jelaskan : klien tampak ketakutan jika mendengar sura wanita


yang memarahinya

Masalah keperawatan : Harga diri rendah

5. Afek

Datar Tumpul √ Labil Tidak sesuai

Jelaskan : klien tamapak sensitif jika di ajak berkomunikasi

Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan

6. Interaksi selama wawancara

Bermusuhan Tidak kooperatif √ Mudah tersinggung

Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan : saat diajak berkomunikasi klien sangat sensitif

Masalah keperawatan : resiko perilaku kekersan

7. Persepsi

√ Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghiduan

Jelaskan : klien mengatakan sering mendengar suara wanita yang


sering memarahinya pada saat malam hari

Masalah keperawatan : Halusinasi pendengaran

8. Proses pikir

Sirkumtansial Tangensial Kehilangan


Asosiasi

Flight of idea √ Blocking Pengulangan


pembicaraan

Jelaskan : klien suka berhenti berfikir ketika sedang berbicara

Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah

9. Isi piker

Obsesi Fobia Hipokondria

Dipersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis

Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga

Nihilistic Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan : klien tidak menunjukan tanda-tanda waham

Masalah keperawatan : tidak di temukan masalah

10. Tingkat kesadaran

Bingung Sedasi Stupor

Disorientasi

Waktu √ Tempat Orang

Jelaskan : klien memiliki keasadraan penuh dan tidak ada


gangguan
Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah

11. Memori

Gangguan daya ingat Gangguan daya ingat


jangka panjang jangka pendek

Gangguan daya ingat Konfabulasi


saat ini

Jelaskan : klien masih memngingat sejak kapan masuk RJS


Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Mudah beralih Tidak mampu Tidak mampu

Konsentrasi berhitung sederhana

Jelaskan : klien masih bisa berhitung dan berkonsentrasi

Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah

13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan : klien mampu mengambil keputusan

Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah

14. Daya tilik diri

Mengingkari penyakit Menyalahkan hal-hal

yang diderita diluar dirinya

Jelaskan : klien sadar kenapa dirinya di bawa ke RSJ

Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total


2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan : klien masih mamapu melakukan aktivitas sendiri

Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah

3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan : klien dapat melakukan aktivitas mandi secara mandiri

Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah

4. Berpakaian / berhias

Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan : kilen dapat berpakaian secara mandiri

Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah

5. Istirahat dan tidur

√ Tidur siang lama : 13.00 s/d 14.30

√ Tidur malam lama : 19.00 s/d 04.00

√ Kegiatan sebelum / sesudah tidur : baca doa


6. Penggunaan obat

√ Bantuan minimal Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan

Perawatan lanjutan √ Ya Tidak

Perawatan pendukung √ Ya Tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan √ Ya Tidak

Menjaga kerapian rumah √ Ya Tidak

Mencuci pakaian √ Ya Tidak

Pengaturan ruangan √ Ya Tidak

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya √ Tidak

Transportasi √ Ya Tidak

Lain-lain Ya √ Tidak

Jelaskan :

Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah


VIII. MEKANISME KOPING

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain √ Minum alkohol

√ Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih

√ Tekinik relaksasi Bekerja berlebihan

√ Aktifitas konstruktif Menghidar

Olah raga Mencederai diri

Lainnya ................................... Menghindar ..................

Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik

Tidak ditemukan

√ Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik

Tetangga klien mengejek klien tidak berkerja

Masalah dengan pendidikan, spesifik

Tidak ditemukan
√ Masalah dengan pekerjaan, spesifik

klien pernah berkerja, lalau keluar dari kerjaanya karena bosan

Masalah dengan perumahan, spesifik

tidak ditemukan

√ Masalah ekonomi, spesifik

klien tidak berkerja

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik

tidak ditemukan

Masalah lainnya, spesifik

Tidak ditemukan

Masalah keperawatan : Harga diri rendah

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

√ Penyakit jiwa Sistem pendukung

Faktor predisposisi Penyakit fisik

√ Koping √ Obat-obatan

Masalah keperawatan : Halusinasi Pendengaran, Harga diri rendah dan resiko perilaku
kekerasan.

POHON MASALAH
Gangguan mencederai diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan / Resiko
perilaku kekerasan

Perubahan sensori:
Halusinasi

Harga diri rendah kronis

(sumber: keliat, 2006 dalam (Sutejo, 2019)

ANALISA DATA
Inisial klien: Tn.U No.RM : 189

Ruangan : Mawar Tanggal Pengkajian: 04 Maret 2021

Data Masalah
Ds : Gangguan sensori persepsi: Halusinasi
- Klien mengatakan sering mendengar pendengaran
suara wanita yang selalu
marahinya saat menjelang tidur
malam
- Klien mengatakan mendengar suara 2
kali dalam sehari, pada Jam 23.00 dan
jam 00.30 malam, frekuensinya 20-30
menit.
- Klien mengatakan takut saat
mendengar suara wanita pada malam
hari
DO:
- Klien berbicara sendiri
- Klien berhenti berbicara saat
mendengar suara wanita
- Klien tampak ketakutan
Ds: Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
kronis
- Klien mengatakan malu sudah lama
tidak berkerja
- Klien mengatakan enggan mau
berbicara dengan orang lain
- Klien mengatakan dirinya tidak
berguna bagi orang lain

Do:
- Klien terlihat melamun dan
menyendiri
- Klien tampak malu
- Klien bingung bila di suruh
melakukan tindakan
Ds: Resiko perilaku kekerasan

- Klien mengatakan sering berteriak


- Klien mengatakan sensitif atau marah-
marah saat di ajak berkomunikasi
- klien mengtakan pernah memukul dan
menganiyaya ibunya
Do:
- Klien tampak marah-marah saat di
ajak berkomunikasi
- Klien tampak melempar barang-
barang yang ada di sekelilingnya

XI. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1) Halusinasi Pendengaran
2) Harga Diri Rendah
3) Resiko Perilaku Kekerasan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA

Inisial klien : Tn.U No.RM : 189


Ruangan : Mawar Tanggal Pengkajian: 04 Maret 2021

Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan Rasional


Tujuan(TUK/TUM) Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
Ganguan TUM: Ekspresi wajah bersahabat, Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling
sensori Klien tidakmenunjukan rasa senang, ada kontak melakukan prinsip komunikasi terapeutik: percaya merupakan
persepsi: mencederai sendiri,
mata, mau berjabat tangan, mau - Sapa klien dengan ramah baik dasar untuk
Halusinasi orang lain, danmenyebutkan nama, mau menjawab verbal ataupun non verbal memperlancar
pendengara lingkungan salam, klien duduk berdamping - Perkenalkan diri dengan sopan interaksi yang
n dengan perawat mau mengutarakan - Tanyakan nama lengkap klien dan selanjutnya akan
TUK 1: masalah yang dihadapinya panggilan yang disukasi klien dilakukan.
Klien dapat membina - Jelaskan tujuan pertemuan
hubungan saling - Tunjukan sikap empati dan
percaya menerima klien apa adanya
- Beri perhatian kepada klien dan
perhatian kebutuhan dasar klien.
TUK 2: 1. Klien dapat menyebutkan 1. Adakan kontak sering dan singkat Selain untuk
Klien dapat mengenal waktu, isi, dan frekuensi secara bertahap membina hubungan
halusinasinya timbulnya halusiansi 2. Observasi tingkah laku klien yang saling percaya,
terkait dengan halusinasinya: kontak sering dan
bicara dan tertawa tanpa stimulus singkat akan
dan memandang ke kiri/kanan /ke memutuskan
depan seolah-olah ada teman halusinasi.
bicara.
3. Bantu klien mengenal Mengenal prilaku
halusinasinya dengan cara: klien pada saat
- Jika menemukan klien halusiansi terjadi
sedang berhalusinasi: dapat memudahkan
tanyakan apakah ada suara perawat dalam
yang didengarnya. melakukan
- Jika klien menjawab ada, intervensi.
lanjutkan: apa yang
dikatakan suara itu. Mengenal halusiansi
Katakan bahwa perawat memungkinkan
percaya klien mendengar klien menghindar
suara itu, namun perawat faktor timbulnya
sendiri tidak halusinasi.
mendengarnya ( dengan
nada bersahabattanpa
menuduh/ menghakimi).
- Katak bahwa klien lain
juga ada yang seperti klien
- Katakn bawa perawat akan
membantu klien

2. Klien dapat mengungkapkan 1. Diskusikan dengan klien: Pengetahuan


bagimana persaannya - Situasi menimbulkan atau tentang waktu, isi,
terhadap halusinasi tersebut. tidak menimbulkan dan frekuensi
halusinasi (ika sendiri, muncuknya
jengkel, dan sedih) halusinasi dapat
- Waktu dan frekuensi mempermudah
terjadinya halusinasi (pagi, perawat.
siang, sore, dan malam:
terus-menerus atau
sewaktu-waktu).
2. Diskusikan dengan klien tentang Mengindtifikasi
apa yang dirasakannya jika terjadi pengaruh halusinasi
halusinasi (marah, takut, sedih pada klien
dan senang), beri kesempatan
pada klien untuk mengungkapkan
perasannya.

TUK 3: 1. Klien dapat menyebutkan 1. Bersama klien, identifikasi Usaha untuk ,e,utus
Klien dapat tindkan yang biasanya tindakan yang dilakukan jika halusinasi, sehingga
mengontrol dilakukan untuk terjadi halusinasi (tidur, marah, halusinasi tidak
halusinasinya. mengendalikan menyibukan diri, dll). muncul kembali.
halusinasinya. 2. Diskusikan manfaat dan cara yang Penguatan
digunakan klien. Jika bermanfaat (reinforcement)
beri pujian kepada klien. dapat meningkatkan
haraga diri klien.

2. Klien dapat menyebutkan 1. Diskusikan dengan klien tentang Memberikan


cara baru mengontrol cara baru mengontrol alternatif pilihan
halusinasi halusiansinya: untuk mengontrol
- Menghardik/mengusir/ halusinasi
tidak memedulikan
halusinasinya.
- Bercakap-cakap dengan
orang lain halusinasinya
muncul
- Malakukan kegiatan
sehari-hari

3. Klien dapat 1. Beri contoh cara menghardik Meningkatkan


mendemostrasikan cara halusiansi: ”pergi! Saya tidak pengetahuan klien
menghardik/mengusir/tidak mau mendengar kamu, saya dalam memutuskan
memedulikan halusinasinya mau mencuci piring/bercakap- halusinasi.
cakap dengan suster”.
2. Berikan pujian atas Harga diri klien
keberhasilan klien. meningkat.
3. Minta klien mengikuti contoh Memberikan klien
yang diberikan dan minta kesempatan untuk
klien mengulanginya. mencoba cara yang
4. Susun jadwal latihan klien dan telah dipilih.
minta klien untuk mengisi Memudahkan klien
jadwal kegitan (Self- dalam
evaluation). mengendalikan
halusinasi.

4. Klien mengikuti aktivitas 1. Anjurkan klien mengikuti Stimulasi persepsi


kelompok terapi aktivitas kelompok, dapat mengurangi
orientasi realita, stimulasi perubahan
persepsi. interperstasi realitas
akibat adanya
halusiansi.

5. Klien dapat 1. Klien dapat menyebutkan Dengan mengetahui


mendemostrasikan kepatuhan jenis, dosis, dan waktu minum prinsip penggunaan
meminum obat untuk obat, serta manfaat obat oabat, makan
mencegah halusinasi tersebut (prisip 5 benar: benar kemadirian klien
orang, benar obat, benar dosis, dalam hal
benar waktu, dan benar cara pengobatan dapat
pemberian). ditingkatkan.

2. Diskusikan dengan klien Dengan


tentang jenis obat diminum menyebutakan
(nama, warna, dan besarnya): dosis, frekuensi, dan
waktu minum obat (jika 3x: caranya, klien
pukul 07.00, 13.00, dana melaksanakan
19.00) dosis, cara. program
pengobatan.
3. Diskusikan proses minum
obat: Meniali kemampuan
klien dalam
- Klien meminta obat batannya sendiri
kepada perawat (jika di
ruamh)
- Klien memriksa obat Dengan menegtahui
sesuai dosisnya efek samping, klien
- Klien meminum obat akan tahu apa yang
pada waktu yang tepat harus dilakukan
4. Anjurkan klien untuk biacara setelah minum obat.
dengan dokter mengani
manfaat dan efek samping
obatnyang diresakan.

TUK 4: 1. Keluarga dapat menyebutkan 1. Diskusikan dengan keluarga (pada Untuk


Keluarga dapat pengertian, tanda, dan saat berkunjung/pada saat meningkatkan
merawat klien tindakan untuk kunjungan rumah) pengetahuan seputar
dirumah dan menjadi mengendalikan halusinasi - Gejala halusinasi yang halusiansi dan
sistem pendukung dialami klien perawatanya pada
yang efektif untuk - Cara yang dapat pihak keluarga.
klien. dialakukan klien dan
keluarga untuk
memutuskan halusinasi.
- Cara merawat anggota
keluarga dengan gangguan
halusiansi di rumah: beri
kegitan, jangan biarkan
sendiri, makan bersama,
berpergian bersama, jika
klien sedang sendiri
dirumah, lakukan kontak
dengan dalam telepon.
- Berikam informasi tentang
tindak lanjut (follow up)
atau kapan perlu
mendapatkan bantuan:
halusiansi tidak terkontrol
dan resiko mencederai
orang lain.

2. Keluarga dapat menyebutkan 1. Diskusikan dengan keluarga Dengan


jenis, dosis, waktu tentang jenis, dosis, waktu menyebutkan dosis,
pemberian, manfaat, serta pemberian, manfaat dan efek frekuensi, dan
efek samping obat. samping obat. caranya, keluarga
melaksanakan
program
pengobatan.
2. Anjurkan kepada keluarga untuk
berdiskusi dengan dokter tentang Dengan mengetahui
manfaat dan efek samping obat. efek samping,
keluarga akan tahu
apa yang harus
dilakukan setelah
minum oba
Gangguan TUM: Klien menunjukkan tanda-tanda 1. Membina hubungan saling Kepercayaan diri
konsep diri: Klien dan keluarga percaya kepada perawat melalaui: percaya dengan mengemukakakan klien merupakan hal
Harga diri mamapu mengatasi - Ekspresi wajah cerah, prinsip komunikasi terapeutik: yang akan memudah
rendah harga diri rendah tersenyum - Mengucapkan salam perawat dalam
kronis kronis yang dialami - Mau berkenalan terapeutik. Sapa klien melaukan
klien - Ada kontak mata dengan ramah, baik verbal pendekatan
- Bersedia menceritakan ataupun non verbal. keperawatan atau
permasalahnnya - Berjabat tangan dengan intervensi
- Bersedia mengungkapkan klien selanjutnnya
TUK 1: masalah - Perkenalkan diri dengan terhadap klien.
Klien mampu bina sopan
hubungan saling - Tanyakan nama lengkap
percaya klien dan nama panggilan
yang diskukai klien.
- Jelaskan tujuan pertemuan
- Membuat kontarak topik,
waktu, dan tempat setiap
kali bertemu klien.
- Tunjukan sikap empati dan
menerima klien apa
adanya.
- Beri perhatian kepada
klien dan perhatian
kebutuhan dasar klien.

TUK 2: Kriteria evaluasi : 1. Diskusikan dengan kalien bahwa Dikusikan mengenai


Mengidentifikasi Setelah 2x interaksi, klien klien masih memiliki sejumlah tingkat kemampuan
kemampuan dan menyebutkan aspek positif yang kemampuan yang dimiliki klien. klien, seperti
askepk positif yang dimiliki klien, seperti kegitan klien menilai realitas,
masih dimiliki klien. dirumah, adanya keluarga, dan kontrol diri atau
lingkungan terdekat lingkungan integritas ego
klien. diperlukan sebagi
dasar asuhan
2. Bersama klien buat daftar tentang keperawatan.
aspek positif yang dimiliki klien. Penguatan
Seperti kegiatan klien dirumah, (reinforcement)
adanya keluarga dan lingkungan positif akan
terdekat klien. meningkatkan harga
diri klien.
3. Hindari memberi penelian negatif
4. Beri pujian realitas atas Pujian yang realitas
kemampuan klien. tidak menyebabkan
klien melakukan
kegitan hanya
karena ingin
mendapatkan
pujian.

TUK 3: Kriteria Evaluasi: 1. Diskusikan dengan klien Keterbukaan dan


Klien dapat menilai Setlah dilakukaj 2x interakasi, klien tentang apa kemampuan yang pengertian tentang
kemampuan yang menyebutkan kemampuan yang masih dapat digunakan selama kekampuan yang
dimiliki untuk dimilikinya yang dapat dilaksanakan sakit. dimiliki adalah
dilaksanakan 2. Bantu klien menyebutkan dan persyaratan untuk
beri penguatan terhadap berubah. Pengertian
kemampuan diri yang tentang kemampuan
diungkapkan klien. yang dimiliki diri,
3. Perlihatkan respon yang memotivasi, klien
kondusif serta jadilah untuk tetap
pendengar yang aktif. mempertahankan
penggunannya.
TUK4: Kriteria Evaluasi: 1. Tingkatkan kegiatan yang Klien dapat berpikir
Membantu klien Setelah 1x interaksi, klien dapat sesuai dengan toleransi dan positif, sehingga
memilih kegiatan yang merencanakan kegitan yang sesuai kondisi. bisa membuat klien
akan dilatih sesuai dengan kemampuan yang 2. Rencanakan bersama klien percaya diri contoh
dengan dimilikinya. suatu aktivitas yang dapat peran yang dilihat
kemampuannya. dilakukan setiap hari sesuai klien akan
dengan kemampuan klien memotivasi klien
( kegiatan mandiri dengan untuk melaksanakan
bantuan). kegiatan.
3. Berikan contoh kegiatan yang
boleh digunakan.
TUK 5: Kriteria Evaluasi: 1. Berdiskusi dengan klien untuk Klien merupakan
Melatih klien sesuai Setelah 1x interaksi, klien dapat menetapkan urutan kegiatan individu yang
dengan kegiatan yang melakukan kegiatan sesuai jadwal (yang telah dipilih klien) uang bertanggung
dipilih berdasarkan yang dibuat. akan dilatihkan. jawabterhadap
rencana yang dibuat. dirinya.

2. Anjurkan klien untuk Klien perlu


melaksanakan kegiatan yang bertindak secra
telah direncanakan. realistis da;am
3. Pantau kegiatan yang telah kehidupannya.
dilaksanakan
4. Diskusikan kemungkinan Klien terbisa
pelaksanaan kegiatan setelah melakukan kegiatan
pulang. yang dipilihnya
5. Memotivasi klien untuk tersebut.
memasukkan kegiatan yang
telah dilakukan ke dalam
jadwal kegitan harian.
TUK 6: Kriteria Evaluasi: 1. Berikan pendidikan kesehatan Mendorong
Keluarga menjadi Klien memanfaatkan sistem yang ada pada keluarga tentang cara keluarga untuk
sistem pendukung di keluarga. merawat klien dengan harga mampu merawat
yang efektif bagi klien diri rendah kronis. klien secara mandiri
diruamh.
2. Diskusikan dengan keluarga Keluarga sebagai
tentang kemampuan yang support sistem
dimiliki klien dan anjurkan (sistem pendukung)
memuji klien atas akan sangat
kekampuannya secara berpengaruh dalam
realistis. mempercepat proses
penyembuhan klien.

3. Bantu keluarga memberikan Meningkatkan peran


dukungan dan motivasi klien keluarga dalam
dalam melakukan kegiatan merawat klien di
yang sudah dilatihkan klien rumah.
selama klien dirawat.
4. Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan dirumah.
5. Anjurkan keluarga untuk
mengamati perkembangan
perubahan perilaku klien.

TUM:
Resiko Klien dan keluarga Klien menunjukkan tanda-tanda Bina hubungan saling percaya dengn Kepercayaan dari
perilaku mampu memngatasi percaya kepada perawat melalui: mengemukakan prinsip komunikasi klien merupakan hal
kekerasan atau mengendalikan - Ekspersi wajah cerah, terapeutik: yang akan memudah
resiko perilaku tersenyum - Mengucapkan salam terapeutik. perawat dalam
kekerasan. - Mau berkenalan Sapa klien dengan ramah, baik melakukan
- Ada kontak mata verbal ataupun non verbal. pendekatan
- Bersedia menceritakan - Berjabat tangan dengan klien. keperaawatan atau
TUK 1: persaannya - Perkenalkan diri dengan sopan. intervensi
Klien dapat membina - Bersedia mengukapkan - Tanyakan nama lengkap klien dan selanjutnya terhadap
hubungan saling masalah nama panggilan uang disukai klien.
percaya klien.
- Jelaskan tujuan pertemuan.
- Membuat kontrak topik, waktu,
dan tempat setiap kali bertemu
klien.
- Tunjukan sikap empati dan
menerima klien apa adanya.
- Beri perhatian kepada klien dan
perhatian kebutuhan dasar klien.
TUK 2: Kriteria Evaluasi: Bantu klien mengungkapkan perasaan Menentukan
Klien dapat Setelah 3x intervensi, klien dapat: marahnya: mekanisme koping
mengidentifikasi - Menceritakan penyebab - Diskusikan bersama klien untuk yang dimiliki oleh
penyebab perilaku perilaku kekerasan yang menceritakan penyebab rasa kesal klien dalam
kekerasan yang dilakukannya atau rasa jengkelnya. menghadapai
dilakukannya - Menceritakan perasaan - Dengarkan penjelasan klien tanpa masalah. Selain itu,
jengkel/kesal, baik diri menyela atau memberi penilaian juga sebagai
sendiri maupun pada setiap ungkap perasaan langkah awal dalam
lingkungannya. klien. menyusun strategi
berikutnya.
TUK 3: Kriteria Evaluasi: Membantu klien mengungkapkan tanda- Deteksi disini dapat
Klien dapat Setelah 3x intervensi, klien dapat tanda perilaku kekerasan secara yang mencegah tindakan
mengidentifikasi mencari tanda-tanda perilaku dialaminya: yang bisa
tanda-tanda perilaku kekerasan: - Diskusikan dan motivasi klien membahayakan
kekerasan - Fisik: mata merah, tangan untuk menceritakan kondisi fisik klien dan
mengepal, ekspersi tegang saat perilaku kekerasan terjadi. lingkungan sekitar.
dan lain-lain. - Diskusikan dan motivasi klien
- Emosional: untuk menceritakn kondisi fisik
- Perasaan marah, jengkel, saat perilaku kekerasan terjadi.
bicara kasar. - Diskusikan dan motivasi klien
- Sosial: untuk menceritakan kondisi
- Bermusuhan yang dialami emosinya saat terjadi perilaku
saat terjadi perilaku kekerasan.
kekerasan. - Diskusikan dan motivasi klien
untuk menceritakan kondisi
psikologis saat terjadi perilaku
kekerasan.
- Diskusikan dan motivasi klien
untuk menceritakan kondisi
hubungan dengan orang lain saat
terjadi perilaku kekerasan.
TUK 4: Kriteria Evaluasi: Diskusikan klien seputar perilaku Melihat mekanisme
Klien dapat Setelah 3x intervensi, klien kekerasan yang dilakukannya selama ini. koping klien dalam
mengindentifikasi menjelaskan: - Diskusikan dengan klien seputar menyelesaikan
jenis perilakun - Jenis-jenis ekspresi kekersan yang dilakukannya masalah yang
kekerasan yang kemarahan yang selama ini selama ini. dihadapai.
pernah dilakukannya. telah dilakukannya - Motivasi menceritakan jenis-jenis
- Perasaannya saat melakukan tindakan kekerasan yang selama
kekerasan. ini pernah dilakukan
- Efektivitas cara yang dipakai - Motivasi klien menceritakan
dalam menyelasaikan perasaan klien setelah tindakan
masalah kekerasan tersebut terjadi.
- Diskusikan apakah dengan
tindakan kekerasan yang
dilakukannya, maslaah yang
dialami teratasi.
TUK 5: Keriteria Evaluasi: Diskusikan dengan klien akibat negatif Membantu klien
Klien dapat Setelah 3x intervensi, klien atau kerugian dari cara atau tindakan melihat damapak
mengidentifikasi menjelaskan akibat yang timbul dari kekerasan yang dilakukan pada: yang ditimbulkan
akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya: - Diri sendiri akibat perilaku
kekerasan - Diri sendiri: luka, dijauhi - Orang lain/keluarga kekerasan yang
teman, dll. - lingkungan dilakukan klien.
- Orang lain/keluarga: luka,
tersinggung, ketakutan, dll.
- Ligkungan: barang atau
benda-benda rusak, dll.
TUK 6: Kriteria Evaluasi: Diskusikan dengan klien seputar:
Klien dapat Setelah 3x intervensi, klien dapat 1. Apakah klien mau mempelajari
mengidentifikasi cara menjelaskan : cara baru mengungkapkan marah
konstruktif atau cara- - cara-cara sehat dalam yang sehat.
cara sehat dalam mengungkapkan marah. 2. Jelaskan berbagai alternatif
mengungkapkan pilihan untuk mengungkapkan
kemarahan. kemarahan selain perilaku
kekerasan yang diketahui klien
3. Jelaskan cara-carasehat untuk
mengungkapkan kemarahan:
- Cara fisik: nafas dalam, pukul
bantal atau kasur, olah raga.
- Verbal: mengungkapkan bahwa
dirinya sedang kesal kepada
orang lain.
- Sosial: latihan asertif dengan
orang lain.
- Spiritual: sembahyang/doa,
zikir, meditasi, dsb sesuai
dengan keyakinan masing-
masing.
TUK 7: Kriteria Evaluasi: 1. Diskusikan cara yang mungkin Keinginan utnuk
Klien dapat Setelah 3x intervensi, klien dipilih serta anjurkan klien marah yang tidak
mendemontrasikan memperagakan cara mengontrol memilih cara ysng mungkin bisa diprediksi
cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik, diterapkan untuk mengungkapkan waktunya serta
perilaku kekerasan verbal, dan spiritual dengan cara kemarahannya. siapa yang akan
berikut: 2. Latih klien memperagakan cara memicunya
- Fisik: tarik nafas dalam, yang dipilih dengan melaksanakan meningkatkan
memukul bantal/kasur, cara yang dipilih. kepercayaan diri
- Verbal: mengungkapkan 3. Jelaskan manfaat cara tersebut. klien serta
perasaan kesel. Jengkel pada 4. Anjurkan klien menerirukan asertifitas(ketegasan
orang lain tanpa menyakiti peragaan yang sudah dilakukan ) klien saat
- Spiritual: zikir/doa, meditasi 5. Berikan penguatakan pada klien, marah/jengkel.
sesuai agamanya perbaiki cara yang masih belum
sempurna
6. Anjurkan klien menggunakan cara
yang sudah dilatih saat
marah/jengkel
TUK 8: Kriteria Evaluasi 1. Diskusikan pentingnya perta serta Keluarga
Klien dapat dukung Setelah 3x intervensi, kelurga keluarga sebagai pendukung klien merupakan sistem
keluarga untuk mamapu: dalam mengatasi resiko perilaku pendukung utama
mengontrol resiko - Menjelaskan cara merawata kekerasan bagi klien dan
perilaku kekerasan klien dengan resiko perilaku 2. Diskusikan potensi keluarga merupakan bagian
kekerasan untutk membantu klien mengatasi penting dari
- Mengungkapkan rasa puas perilaku kekerasan. rehabilitasi klien.
dalam merawat klien dengan 3. Jelaskan pengertian, akibat, dan
resiko perilaku kekerasan cara merawat klien resiko perilaku
kekerasan yang dapat
dilaksanakan oleh keluarga.
4. Peragakan cara merawat klien
(mengenai PK)
5. Berikan kesempatan keluarga
untuk memperagakan ulang cara
perawat terhadap klien.
6. Berikan pujian kepada keluarga
setelah peragaan.
7. Tanyakan perasaan keluarga
setelah mencoba cara yang
dilatihkan.
TUK 9: Kriteria Evaluasi: 1. Jelaskan manfaat menggunakan Menyukseskan
Klien menggunakan Setelah 3x intervensi, klien bisa obat secara teratur dan kerugian program pengobatan
obat sesuai program menjelaskan: jika obat tidak menggunakan obat. klien.
yang telah ditetapkan - Manfaat minum obat 2. Jelaskan kepada klien: Obat dapat
- Kerugian tidak minum obat - Jenis obat (nama, warna, mengontrol resiko
- Nama obat dan bentuk obat) perilaku kekerasan
- Bentuk dan warna obat - Dosis yang tepat untuk klien dan dapat
- Dosis ysng diberikan klien membantu
kepadanya - Waktu pemakaian penyembuhan klien.
- Waktu pemakaian - Efek yang akan dirasakan
- Cara pemakaian klien Mengontrol
- Efek yang dirasakan 3. Anjurkan klien untuk: kegiatan klien
- Klien menggunakan obat - Minta dan menggunakan minum obat dan
sesuai progaram obat tepat waktu. mencegah klien
- Lapor ke perawat/ dokter putus obat.
jiwa mengalami efek yang
tidak biasa
4. Berikan pujian terhadap
kedisiplinan klien menggunakan
obat
STRATEGI PELAKSANAAN I
HALUSINASI
Pertemuan : ke 1
Hari / Tanggal : 06 Mei 2021
Waktu : 08.00
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan sering mendengar suara wanita marah-marah pada
saat malam hari
- Klien mengatakan mendengar suara 2 kali dalam sehari, pad Jam 23.00
dan jam 00.30 malam, frekuensinya 20-30 menit.
- Klien mengatakan takut saat mendengar suara wanita pada malam hari
DO :
- Klien berbicara sendiri
- Klien berhenti berbicara saat mendengar suara wanita
- Klien tampak ketakutan
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran
3. Tujuan
- Klien tampak mengenal halusinasi
- Klien dapat menghardik halusinasi
4. Tindakan Keperawatan
- Mengidentifikasi jenis halusinasi
- Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
- Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
- Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
- Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
- Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi
- Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
- Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian

B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a) Salam Terapeutik
”Selamat pagi pak, Saya perawat yang akan merawat bapak. Perkenalkan
nama saya Mila, biasa di panggil ila, saya dari Stikes medistra saya mulai
praktik disini dari pukul 08.00 – 14.00. Kalau boleh tahu namanya siapa?
Senang dipanggil apa?”
b) Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Ada keluhan yang bapak rasakan hari
ini? Bagaimana tidurnya semalam?”
c) Kontrak
Topik : “Baiklah.Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara
tersebut?”
Waktu : “Berapa lama?? Bagaimana kalau 20 menit. Baiklah, bagaimana kalau
sekarang kita berbincang-bincang mengenai jenis halusinasi, respon terhadap
halusinasi, dan kita akan belajar menghardik halusinasi, dan kita masukkan ke
dalam jadwal kegiatan sehari-hari pasien.
Tempat : “Dimana kita bisa bercakap-cakap?? Disini,di depan??”
2. Fase Kerja
“Sudah berapa lama bapak disini? Dengan siapa bapa kesini? Memangnya ada
kejadian apa dirumah sampai bapa dibawa kesini? Oh begitu, kalau boleh saya tahu
memangnya suara seperti apa yang bapa dengar ? Apa yang bapa rasakan saat bapak
mendengar suara itu? Lalu apakah suara itu uterus menerus terdengart? Biasanya
kapan bapak mendengar suara itu ? Berapa kali sehari ? suara itu terdengar pada saat
bapak sedang apa? Lalu apa yang bapa lakukan saat mendengar suara itu? Pak , saya
punya beberapa cara untuk suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik suara
tersebut. Kedua, dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan
aktivitas yang sudah terjadwal, dan yang keempat dengan minum obat yang teratur.
Iya.. Bagaimana kalau kita belajar cara yang pertama dulu, yaitu dengan menghardik.
Mau tidak pak?? Baiklah, Caranya begini : saat mendengar suara itu muncul,
langsung bilang ,”Pergi..!! Pergi..!! Saya tidak mau lihat ! Kamu suara palsu.” Begitu
di ulang-ulang terus sampai suara itu tidak terlihat lagi. Mengerti pak? Coba bapak
peragakan. Nah begitu, bagus. Coba lagi. Ya bagus, bapak sudah bisa.”
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan menghardik tadi??”
b) Evaluasi obyektif
“Kalau suara itu muncul lagi, coba latihan yang tadi di terapkan. Coba bapak
jelaskan jenis halusinasi, isi halusinasi, waktu berhalusinasi, frekuensi, situasi
yang menimbulkan halusinasi, respon cara menghardik halusinasi, Apakah
bapak masih ingat??”
4. Rencana Tindak Lanjut
“Jika hal tersebut (mendengar,melihat,mencium,merasa,mengecap) itu muncul??
tolong bapak praktekkan cara yang sudah saya ajarkan , dan masukkan dalam jadwal
harian bapak.”
5. Kontrak
Topik : “Baiklah bapa nanti kita akan bercakap-cakap lagi, kita akan diskusikan dan
latihan mengendalikan dengan bercakap-cakap dengan orang lain.”
Waktu : “Mau jam berapa bapak? Ya baiklah jam 09.00 saja.”
Tempat : “Tempatnya disini saja lagi ya pak. Sampai ketemu nanti pak. Selamat pagi”
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI I
GANGGUAN SESNORI PERSESPI: HALUSINASI PENDENGARA (SP1)
Nama : Tn.U
Ruangan : Mawar

No Implementasi Evaluasi
1 Ds: S:
- Klien mengatakan sering mendengar suara - Klien mengatakan masih
wanita yang selalu marahinya saat mendengar suara wanita
menjelang tidur malam marah-marah
- Klien mengatakan mendengar suara 2 kali O:
dalam sehari, pada Jam 23.00 dan jam 00.30 - Klien mampu mengardik
malam, frekuensinya 20-30 menit. - Klien tampak lebih
- Klien mengatakan takut saat mendengar tenang
suara wanita pada malam hari - Klien mau berjabat
tangan dan mau
Do: berkenalan dengan
- Klien berbicara sendiri perawat
- Klien berhenti berbicara saat mendengar A:
suara wanita - Gangguan sesnori
- Klien tampak ketakutan persepsi: Halusiansi
Pendengaran
Dx Kep: Gangguan sesori persepsi: Halusinasi P:
pendengaran - Anjurkan klien untuk
mengontrol halusinasi
Tindakan Keperawatan: dengan mengahardik
- Mengajarkan klien menghardik sebanyak 2x sehari
- Memasukan cara mengahardik ke dalam
jadwal

Rencana Tindak Lanjut:


- Lanjutkan SP2 Gangguan sesori persepsi:
Halusinasi Pendengaran
- Anajrkan cara ke 2 mengontrol halusiansi
dengan bercakap-cakap
STRATEGI PELAKSANAAN II
HALUSINASI

Pertemuan : ke 2
Hari/Tanggal : 07 Maret 2021
Waktu : 09.00
A. Proses Keperwatan
1. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan sering mendengar suara wanita yang sering marah-
marah pada malam hari
- Klien mengatakan mendengar suara 2 kali dalam sehari, pada Jam
23.00 dan jam 00.30 malam, frekuensinya 20-30 menit.
- Klien mengatakan takut saat mendengar suara wanita pada malam hari

DO :
- Klien berbicara sendiri
- Klien berhenti berbicara saat mendengar suara wanita
- Klien tampak ketakutan
2. Diagnosa keperawatan : Gangguan sensori persepsi : Halusinasi penglihatan
3. Tujuan
a) Tujuan Umum
- Mengevaluasi jadwal harian pasien
- Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain.
- Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam kegiatan harian.
4. Tindakan keperawatan
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
- Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. Srategi Pelaksanaan Halusinasi


a) Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya? Iya betul sekali”.
1. Kontrak
Topik : “seperti janji saya kemarin, hari ini kita akan berdiskusi tentang
bagaimana cara mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain dan kita masuk dalam jadwal kegiatan”.
Waktu : “bagaimana kalau waktunya 15 menit? baiklah”
Tempat : “Tempatnya disini saja ya pak?”
2. Fase Kerja
“Sekarang pak kita akan belajar cara kedua untuk mencegah halusinasi
yang lain dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain jadi kalau bapa
mulai mendengar suara langsung saja cari teman untuk ngobrol dengan
bapak. Contohnya begini bapak : tolong saya mulai mendengar suara
itu ! Atau kalau ada teman sekamar dengan bapak, bapak katakan : ayo
ngobrol dengan bapak, coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan .
Ya begitu bagus! Nah, sekarang kita masukan ke dalam jadwal harian
bapak ya?”
3. Fase terminasi
a) Evaluasi Subyektif : “Bagaimana perasaan bapak setelah latihan
ini?”.
b) Evaluasi obyektif : “Jadi sudah ada berapa cara yang bapak pelajari
untuk mencegah suara wanita marah-marah itu terdengar ? ya bagus
sekali”.
4. Rencana tindak lanjut
“Nah, kalau halusinasi itu datang lagi bapa bisa coba kedua cara itu ya
pak!”
5. Kontrak
Topik : “Baiklah pak besok saya akan datang lagi kita akan bahas cara
mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan”
Waktu : “Mau jam berapa kita ketemu pak? Ya baiklah jam 09.00 saja”.
Tempat :“Tempatnya mau dimana pak? Di sini saja pak? Ya baiklah sampai
ketemu besok lagi ya pak!”.
IMPLEMENTASI DAN EVALUSI
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI PENDENGARAN (SP2)
Nama : Tn.U
Ruangan : Mawar

No Implementasi Evaluasi
1 Ds: S:
- Klien mengatakan sering mendengar suara - Klien mengatakan sudah
wanita yang selalu marahinya saat mengerti cara
menjelang tidur malam mengontrol halusiansi
- Klien mengatakan mendengar suara 2 kali yang kedua dengan cara
dalam sehari, pada Jam 23.00 dan jam 00.30 bercakap-cakap
malam, frekuensinya 20-30 menit. O:
- Klien mengatakan takut saat mendengar - Klient ampak mampu
suara wanita pada malam hari bercakap-cakap
A:
Do: - Gangguan sensori
- Klien berbicara sendiri persepsi: Halusinasi
- Klien berhenti berbicara saat mendengar Pendengaran
suara wanita P:
- Klien tampak ketakutan - Anjurkan klien untuk
mengontrol halusinasi
Dx Kep: Gangguan sensori persepsi: Halusinasi dengan cara bercakap-
pendengaran cakap 2x sehari

Tindakan Keperawatan:
- Melatih klien untuk bercakap-cakap dengan
orang lain.
- Masukan cara bercakap-cakap ke dalam
jadwal

Rencana Tindak Lnjut:


- Evalusi jadwal kegitan harian klien
- Lanjutkan SP pertemuan ke-3 Halusinasi
pendengaran
- Ajarkan klien untuk melakukan cara
kegiatan
STRATEGI PELAKSANAAN III
HALUSINASI

Pertemuan : Ke 3
Hari/tanggal : 08 Maret 2021
Waktu : 09.00
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan sering mendengar suara wanita yang sering marah-
marah pada malam hari
- Klien mengatakan mendengar suara 2 kali dalam sehari, pad Jam 23.00
dan jam 00.30 malam, frekuensinya 20-30 menit.
- Klien mengatakan takut saat mendengar suara wanita pada malam hari
DO :
- Klien berbicara sendiri
- Klien berhenti berbicara saat mendengar suara wanita
- Klien tampak ketakutan
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi penglihatan
3. Tujuan
a) Tujuan Umum : Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya.
b) Tujuan Khusus
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat mengenal halusinasinya
- Klien dapat mengontrol halusinasinya
- Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol
halusinasinya
- Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
c) Keperawatan
- Melatih tindakan pasien beraktifitas secara terjadwal
- Menjelaskan aktifitas yang teratur untuk mengatasi halusinasinya
- Mendiskusikan aktifitas yang biasa dilakukan oleh pasien
- Melatih pasien melakukan aktifitas
- Menyusun jadwal aktifitas sehari-hari sesuai dengan aktifitas yang
telah dilatih
- Memantau pelaksanaan jadwal: memberikan kegiatan terhadap
perilaku pasien yang positif

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak”.
b) Evaluasi / Validasi
Bagaimana perasaan bapa hari ini? Apakah suara itu masih terdengar?
Apakah sudah dipakai 2 cara yang telah kita latih kemarin? Bagaimana
hasilnya?
c) Kontrak
Topik : Sesuai janji saya kemarin, hari ini kita akan berdiskusi tentang
cara mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan dan kita
masukan kedalam kegiatan harian.
Waktu : Mau berapa lama kita berbincang-bincang? Apa 15 menit cukup?
Tempat : Tempatnya mau dimana pak? Baiklah disini saja.
Tujuan : Agar bapak dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
kegiatan.
2. Fase Kerja
“Kegiatan apa saja yang masih bapak bisa lakukan? Pagi-pagi apa kegiatan
bapak? Terus jam berikutnya apa kegiatannya pak? Banyak sekali kegiatan
bapak setiap harinya. Mari kita latih 2 kegiatan hari ini. Bagus sekali bapak
bisa melakukannya. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara
tersebut terdengar. Kegiatan yang lain akan kita latih agar dari pagi sampai
sore bapak ada kegiatan. bapak, bagaimana kalau kegiatan yang tadi kita latih
dimasukkan kedalam jadwal kegiatan harian pak?”
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan tadi?”
b) Evaluasi Obyektif
“Coba bapak sebutkan kembali 3 cara yang telah saya latih apabila
halusinasi itu datang? Ya bagus sekali.”
4. Rencana Tindak Lanjut
“Nanti bapak lakukan latihan secara mandiri sesuai jadwal yang kita buat agar
suara itu tidak terdengar lagi.”
5. Kontrak
Topik : Baiklah pak besok saya akan datang kembali untuk membahas cara
mengontrol halusinasi dengan cara minum obat.
Waktu : mau jam berapa kita berbincang-bincang? Ya baiklah jam 09.00-
10.30 WIB.
Tempat: Mau dimana kita ketemunya? Ya baiklah disini saja.
IMPLEMETASI DAN EVALUSI
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI PENDENGARAN (SP3)
Nama : Tn.U
Ruangan : Mawar

No Implementasi Evaluasi
1 Ds: S:
- Klien mengatakan masih sering mendengar - Klien mengatakan masih
suara wanita yang selalu marahinya saat ingat dengan perawat
menjelang tidur malam - Klien mengatakan masih
- Klien mengatakan sudah bisa tidur malam ingat dan sudah
tapi kadang terbangun melakukan cara
Do: mengontrol halusiansi
- Klien berbicara sendiri dengan menghardik dan
- Klien berhenti berbicara saat mendengar bercakap-cakap
suara wanita - Klien mengatakan sudah
- Klien tampak ketakutan tau cara mengontrol
halusinasi yang ke-3
Dx Kep: Gangguan sensori persepsi: Halusinasi dengan cara melakukan
pendengaran kegiatan
O:
Tindakan Keperawatan: - Klien tampak lebih
- Evaluasi kegiatan harian tenang
- Latih cara mengendalikan halusinasi dengan - Klien mau duduk
cara melakukan kegiatan berhadapan dengan
- Anjurkan cara melakukan kegitan ke dalam perawat
jadwal - Klien tampak lebih akrab
dengan perawat
Rencana Tindak Lanjut: A:
- Evaluasi jadwal keguatan harian klien - Gangguan sensori
- Ajarkan klien untuk melakukan cara persepsi: Halusinasi
penggunaan obat dengan benar Pendengran
- Lanjutkan SP pertemuan ke-4 P:
- Anjurkan klien untuk
mengontrol halusiansi
dengan melakukan
kegitan
- Anjurkan klien untuk
memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian
klien
STRATEGI PELAKSANAAN IV
HALUSINASI
Pertemuan : Ke 4
Hari/Tanggal : 30 Januari 2020
Waktu : 10.20 – 10.30
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
- Klien menagatakan bercakap-cakap hakusiansinya sudah tidak datang
lagi
DO :
- Klien tampak banyak berbicara
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan sensori persepsi : halusinasi penglihatan
3. Tujuan
a) Tujuan Umum : Klien dapat mengontrol halusinasinya.
b) Tujuan Khusus:
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat mengenal halusinasinya
- Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
- Klien dapat mengontrol halusinasinya
- Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
4. Tindakan Keperawatan
- Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
- Jelaskan pentingnya menggunakan obat secara teratur
- Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program
- Jelaskan bila putus obat
- Jelaskan cara mendapatkan obat
- Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar
obat,benar, pasien,benar cara,benar dosis,benar waktu, dan benar
dokumentasi)
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a) Salam Teraupeutik
“Selamat pagi pak. Sesuai dengan janji saya kemarin,saya datang lagi
ketempat ini.”
b) Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan bapa hari ini?Apa bapa masih ingat 3 cara yang sudah
saya latih kemarin,cara untuk mengusir suara? Apakah ketiga cara tersebut
sudah dimasukkan ke dalam jadual kegiatan harian pak?”
c) Kontrak
Topik : Sesuai janji saya kemarin,hari ini kita akan mendiskusikan tentang
obat-obatan yang pak minum dan kita akan memasukkan ke dalam jadwal
kegiatan harian pak.
Waktu : Mau berapa lama kita bercakap-cakap? Ya baiklah disini saja.
Tujuan : Dari diskusi ini agar bapak minum obat dengan prinsip 5 benar /agar
bapak mematuhi cara minum obat.
2. Fase Kerja
“Bapak adakah perbedaan setelah minum obat secara teratur? Apakah suara
masih terdengar atau sudah hilang? Begini pak, obat ini berguna untuk
mengurangi atau menghilangkan suar-suara yang selama ini bapak dengar.
Berapa macam yang bapak minum?? (perawat menyiapkan obat pasien).Ini yang
berwarna orange (CPZ) diminum 3 kali sehari ya, jam 7 pagi, jam 1 siang dan 7
malam yaa gunanya untuk menghilangkan suara yang bapak dengar. (Pasien
mengangguk-ngangguk). Ini yang putih (THP) diminum 3 kali sehari juga,
gunanya agar bapak rileks dan tidak kaku. Kalau yang merah jambu ini (HP) 3
kali sehari juga sama minumnya dengan yang putih dan orange, gunanya yang
merah jambu ini untuk menenangkan pikiran bapak biar tenang. Kalau suara
sudah hilang, minum obatnya tidak boleh dihentikan yaa, harus diminum sampai
benar-benar habis, biar suar-suara tidak terdengar lagi. Kalau obatnya habis bisa
minta ke petugas lagi. Bisa juga dikonsultasikan kalau berhenti minum obat, apa
akibatnya pada bapak. Begitu yaa.. Pastikan juga kalau obat yang diminum benar
punya bapak, jangan sampai keliru dengan orang lain. bapak juga harus banyak
minum air yaa..”
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi Subjektif: “Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-
bincang tentang obat tadi”
b) Evaluasi Objektif
“Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara itu terdengar?
Coba bapak sebutkan kembali?”
4. Rencana Tindak Lanjut
“Nanti bapak jangan lupa minum obat agar suara-suara itu tidak terdengar lagi,
kemudian bapak bisa memasukkannya ke dalam jadual kegiatan harian bapak.”
5. Kontrak
Topik : Baiklah pak pertemuan kita cukup sampai disini, besok saya datang lagi
untuk memastikan bapak masih mendengar suara atau tidak kita akan berdiskusi
tentang jadwal kegiatan harian bapak.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
GANGGUAN SESNORI PERSEPSI: HALUSINASI PENDENGARAN (SP4)
Nama : Tn.U
Ruangan : Mawar

No Implementasi Evaluasi
1 Ds: S:
- Klien menagatakan bercakap-cakap - Klien mengatakan masih
hakusiansinya sudah tidak datang lagi ingat dengan perawat
Do: - Klien menagtakan masih
- Klien tampak banyak berbicara ingat dan sudah
melakukan cara
Dx Kep: Gangguan sesnori persepsi: Halusinasi mengontrol halusiansi
pendengaran dengan cara menghardik,
bercakap-cakap,dan
Tindakan Keperawatan: melakukan kegiata
- Mengevaluasi jadwal kegitan harian klien - Klien mengatkan sudah
- Melatih klien mengendalikan halusinasi tahu cara mengontrol
dengan cara meminum obat halusiansi yang ke 4
dengan cara meminum
obat dengan teratur
Rencana Tindak Lamjut: - Klien mengatakan tahu
- Evalusi jadwal kegiatan harian klien cara 6 bener obat
- Evaluasi SP 1 sampai SP4 O:
Gangguan sesori persepsi: Halusinasi - Klien tampak lebih
pendengaran tenang
- Ajarkan klien untuk memasukkan kegiatan - Klien mau duduk
ke dalam jadwal kegiatan harian dihadapan perawat
- Klien tampak lebih akrab
dengan perawat
A:
- Gangguan sesnsori
persepsi: Halusinasi
pendengaran
P:
- Anjurkan klien untuk
malakukan cara
mengontrol halusiansi
dengan melakukan
meminum obat secara
teratur
- Anjurkan klien untuk
memasukan ke dalam
jadwal kegiatan harian
klien
STATEGI PELAKSANAAN I
HARGA DIRI RENDAH KRONIK
Pertemuan : ke 1
Hari/Tanggal : 06 Maret 2021
Waktu : 08.00
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Ds:
- Klien mengatakan malu sudah lama tidak berkerja
- Klien mengatakan enggan mau berbicara dengan orang lain
- Klien mengatakan dirinya tidak berguna bagi orang lain
Do:
- Klien terlihat melamun dan menyendiri
- Klien tampak malu
- Klien bingung bila di suruh melakukan tindakan
2. Diagnosa keperawatan: Gangguan konsep diri: Harga diri rendah kronis
3. Tujuam khusus:
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
4. Tindakan keperawatan
- Identifikasai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki oleh pasien
- Membantu pasien menilai kemampuan yang bapak dapat dilakukan
saat ini
- Membantu pasien memilih atau menetapkan kemampuan yang akan
dilatih
- Melatih kemampuan yang sudah dipilih
- Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam
rencana kegiatan harian pasien
B. Strategi komunikasi
1. Orientasi
a) Salam Terapeutik
”Selamat pagi pak, Saya perawat yang akan merawat mas. Perkenalkan
nama saya Mila, biasa di panggil ila, saya dari Stikes medistra saya mulai
praktik disini dari pukul 08.00 – 14.00. Kalau boleh tahu namanya siapa?
Senang dipanggil apa?”
b) Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Ada keluhan yang bapak rasakan
hari ini? Bagaimana tidurnya semalam?”
c) Kontrak
Topik : “Baiklah. Bagaimana kalau kita bercakap-cakap mengenai
kemampuan dan kegiatan yang pernah bapak lakukan?”
Waktu : “Berapa lama?? Bagaimana kalau 20 menit. Baiklah, bagaimana
setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang bapak dapat bapak lakukan
di rumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita
latih pak”.
Tempat : “Dimana kita bisa bercakap-cakap?? Disini,di depan??”

2. Fase Kerja
”Bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi pak? Saya
buat daftarnya ya pak. Apa pula kegiatan yang biasa bapak lakukan ?
Bagaimana dengan merapikan kamar? menyapu? menyiram tanaman?. Wah
bagus sekali ada 3 kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki. bapak dari
tiga kegiatan kemampuan ini, yang mana yang dapat bapak kerjakan di rumah
sakit? Coba kita lihat, yang pertama bisakah bapak melakukan untuk
merapikan kamar, yang kedua bisakah bapak menyapu lantai, yang ke lima
bisakah bapak menyiram tanaman. (misalnya ada 2 yang bapap bisa
dilakukan). Bagus sekali ada 2 kegiatan yang bapak bisa kerjakan di rumah
sakit ini. Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang bapak bisa dikerjakan
di rumah sakit ini. Oh... yang nomor satu, merapikan tempat tidur? Kalau
begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur bapak.
Mari kita lihat tempat tidur bapak ya. Coba lihat, sudah rapikah tempat
tidurnya? Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan
dulu bantal dan selimutnya. Bagus, sekarang kita angkat spreinya dan
kasurnya kita balik. Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari
atas ya pak. Bagus, sekarang sebelah kaki, tarik, lalu sebelah pinggir juga
ditarik ya pak. Sekarang ambil bantal, rapikan dan letakkan di sebelah atas
kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah kaki, bagus sekali
pak. Bapak sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba
perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus...Coba bapak lakukan
dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau bapak lakukan tanpa
disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak)
melakukan ya pak”.
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi Subjektif:
”Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan
merapikan tempat tidur? bapak ternyata banyak memiliki kemampuan
yang dapat dilakukan dirumah sakit ini. Salah satunya merapikan tempat
tidur yang sudah ibu praktekkan dengan baik sekali”
b) Evaluasi Objektif
”Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi, bagus sekali
pak. Sekarang ,mari kita masukkan pada jadwal harian. bapak mau berapa
kali sehari merapikan tempat tidur. Bagus ,dua kali yaitu pagi-pagi jam
berapa? Setelah bangun tidur? Lalu sehabis istirahat jam 16.00”.
4. Rencana Tindak Lanjut
”Coba bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau
bapak melakukan tanpa disuruh ya pak, lalu tulis B (bantuan) jika diingatkan
bisa melakukan, dan tulis T (tidak) melakukan”.
5. Kontrak
Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua ya pak. Bapak masih
ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain
merapikan tempat tidur?
Ya bagus, menyapu lantai. Kalau begitu kita akan latihan menyapu lantai
besok ya pak jam 08.00 pagi di ruang tamu sehabis makan pagi. Sampai jumpa
ya pak.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
HARGA DIRI RENDAH (SP 1)
Nama : Tn.U
Ruangan : Mawar

No Implementasi Evaluasi
1 Ds: S:
- Klien mengatakan malu sudah lama tidak - Klien mengatakan
berkerja dirinya tidak berguna
- Klien mengatakan enggan mau berbicara bagi orang lain
dengan orang lain O:
- Klien mengatakan dirinya tidak berguna bagi - Klien tampak bingung
orang lain bila disuruh melakukan
Do: tindakan
- Klien terlihat melamun dan menyendiri A:
- Klien tampak malu - Gangguan konsep diri:
- Klien bingung bila di suruh melakukan Harga diri rendah
tindakan kronis
P:
Dx Kep: Gangguan konsep diri: Harga diri rendah - Anjurkan klien untuk
kronis mengontrol harga diri
rendah kronis dengan
Tindakan Keperawatan: melakukan kegiatan
- Mengajarkan klien cara merapihkan tempat seperti merapihkan
tidur kamar 2x sehari
- Memasukan jadwal pelaksanaan kemampuan
yang telah dilatih dalam rencana kegiatan
harian klien
Rencana Tindakan:
- Lanjutkan SP2 Gangguan konsep diri: Harga
diri rendah kronis
- Anajrkan cara ke 2 dengan cara menyapu
STRATEGI PELAKSANAAN II
HARGA DIRI RENDAH KRONIS
Pertemuan : ke 2
Hari/Tanggal : 07 Maret 2021
Waktu : 08.00
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Ds:
- Klien mengatakan malu sudah lama tidak berkerja
- Klien mengatakan enggan mau berbicara dengan orang lain
- Klien mengatakan dirinya tidak berguna bagi orang lain
Do:
- Klien terlihat melamun dan menyendiri
- Klien tampak malu
- Klien bingung bila di suruh melakukan tindakan
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan konsep diri: Harga diri rendah kronis
3. Tujuan khusu:
Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
4. Tindakan Keperawatan
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP I )
- Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan
- Latih kemampuan yang dipilih
- Masukan dalam jadwal harian kegiatan pasien
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a) Salam terapeutik
“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya? Iya betul sekali”.
b) Evaluasi/validasi
”Bagimana perasaan bapak pagi ini? Wah tampak gembira ya pak.
Bagaimana pak, sudah dicoba untuk merapikan tempat tidur sore kemarin
dan tadi pagi? Boleh lihat kamar tidurnya? Wah rapi sekali. Lalu apa manfaat
yang bapak rasakan dengan melakukan kegiatan merapikan tempat tidur
secara terjadwal”
c) Kontrak: topik, waktu,dan tempat
”Sekarang kita akan lanjutkan kegiatan latihan yang kedua, masih ingat
kegiatan kedua kita apa pak?. Ya benar kita akan latihan menyapu diruang
tamu ini. Waktunya 10 menit ya pak”.
2. Fase Kerja
”Baik, sebelum melakukan menyapu diruang tamu ini, kita persiapkan dulu
perlengkapan untuk menyapu lantai. Menurut bapak apa saja yang perlu kita
siapkan saat menyapu lantai? Ya bagus, jadi sebelum menyapu lantai kita perlu
menyiapkan alatnya yaitu sapu dan pengki. Nah sekarang bagaimana langkah-
langkah atau cara untuk menyapu lantai yang biasa bapak lakukan? Benar
sekali, tapi sebaiknya sebelum kita menyapu lantai pertama kita matikan kipas
terlebih dahulu jika kipasnya menyala ya pak, kemudian mulai sapu dari
belakang ke depan, menyapu juga dilakukan dibawah meja dan kursi, bila perlu
meja dan kursinya digeser agar dapat menyapu pada bagian lantainya dengan
lebih bersih. Jika sudah kumpulkan debu atau sampah ke dalam pengki dan
buang ke tempat sampah ya pak. Sekarang bisa kita mulai pak. Bagus sekali,
bapak telah menyapu dengan cara yang baik. Menurut bapak bagaimana
perbedaan setelah menyapu lantai dibanding tadi sebelum menyapu lantai”.
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi Subjektif
”Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan menyapu lantai pak?”
b) Evalusasi Objektif
”Nah coba bapak sebutkan lagi langkah-langkah menyapu lantai yang baik
pak? Bagus pak
4. Rencana Tindak Lanjut
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian pak, mau berapa kali bapak
melakukannya bagus 2 kali, setelah sarapan dan sore hari ya pak. Nanti bapak
lakukan ya pak dan catat pada jadwal pak.
5. Kontrak: topik, waktu, dan temapat
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan bapak yang
ketiga. Yaa baguss pak, besok kita akan menyiram tananman ya pak. Bapak mau
jam berapa pak?. Baik jam 09.00 pagi ya pak. Tempatnya dimana pak?
Bagaimana kalau disini saja? Jadi besok kita bertemu lagi disini jam 09.00 ya
pak.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
HARGA DIRI RENDAH KRONIS (SP2)
Nama : Tn.U
Ruangan : Mawar
No Implementasi Evaluasi
1 Ds: S:
- Klien mengatakan malu sudah lama - Klien mengatakan
tidak berkerja sudah mengerti cara
- Klien mengatakan enggan mau mengontrol harga
berbicara dengan orang lain diri rendah kronis
- Klien mengatakan dirinya tidak berguna yang kedua dengan
bagi orang lain cara menyampu
Do: ruang tamu
-
Klien terlihat melamun dan menyendiri O:
-
Klien tampak malu - Klie tampak sudah
-
Klien bingung bila di suruh melakukan bisa melakukan
tindakan kegiatan menyapu di
Dx Kep: ruang tamu
- Gangguan konsep diri: Harga diri A:
rendah kronis - Gangguan konsep
Tindakan Keperawatan: diri: Harga diri
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP I ) rendah kronis
- Pilih kemampuan kedua yang dapat P:
dilakukan - Anjurkan klien
- Latih kemampuan yang dipilih untuk mengontrol
- Masukan dalam jadwal harian kegiatan harga diri rendah
pasien kronis dengan
Rencana Tindak Lanjut: melakukan kegiatan
- Evaluasi jadwal keguatan harian klien seperti menyapu
- Ajarkan klien untuk menyiram tanaman ruang tamu 2x sehari
- Lanjutkan SP pertemuan ke-3
STRATEGI PELAKSANAAN III

HARGA DIRI RENDAH KRONIS

Pertemuan : ke 3

Hari/Tanggal : 08 Maret 2021

Waktu : 09.00

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Ds:
- Klien mengatakan malu sudah lama tidak berkerja
- Klien mengatakan enggan mau berbicara dengan orang lain
- Klien mengatakan dirinya tidak berguna bagi orang lain
Do:
- Klien terlihat melamun dan menyendiri
- Klien tampak malu
- Klien bingung bila di suruh melakukan tindakan
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan konsep diri: Harga diri rendah kronis
3. Tujuan khusu:
Pasien mampu untuk melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki (kegiatan yang belum dilakukan).
4. Tindakan keperawatan
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP II )
- Pilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan
- Latih kemampuan yang dipilih
- Masukan dalam jadwal harian kegiatan pasien

B. Strategi komunikasi
1. Orientasi
a) Salam terapeutik
“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya? Iya betul sekali”.
b) Evaluasi/validasi
”Bagimana perasaan bapak pagi ini? Wah tampak gembira ya pak. Bagaimana
pak, sudah dicoba untuk menyapu lantai tadi pagi dan kemarin sore? Boleh saya
lihat ruang tamu dan ruang kamar bapak? Wah bersih sekali. Lalu apa manfaat
yang bapak rasakan dengan melakukan kegiatan menyapu lantai secara
terjadwal?”
c) Kontrak: topik, waktu, dan tempat
Sekarang kita akan lanjutkan kegiatan latihan yang ketiga, masih ingat kegiatan
ketiga kita apa pak?. Ya benar kita akan menyiram tanaman selama 15 menit.
Dimana tempat mencuci piringnya pak?
2. Fase kerja
”Baik, sebelum melakukan kegiatan menyiram tananman, kita perlu menyiapkan
perlengkapan untuk menyiram tanaman. Menurut bapak apa saja yang perlu kita
siapkan saat menyiram tanaman pak? ya bagus, jadi sebelum menyiram tanaman kita
perlu menyiapkan alatnya yaitu gayung, ember dan air untuk menyiram tanaman..
Nah sekarang bagaimana langkah-langkah atau cara menyiram yang biasa bapak
lakukan? Benar sekali, tapi sebaiknya sebelum kita menyiram tanaman pertama kita
ambil air terlebih dahulu. Kemudian kita ambil air pakai gayung. Kemudian kita siram
tanaman yang mau di siram. Sekarang bisa kita mulai pak. Bagus sekali, bapak telah
menyiram tanaman dengan cara yang baik. Menurut bapak bagaiman perbedaan
setelah menyiram tanaman dibandingkan tadi sebelum menyiram tanaman?”
3. Fase terminasi
a) Evaluasi Subjektif
”Bagaimana perasaan bapak setelah kita menyiram tanaman pak?”
b) Evaluasi objektif
”Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah menyiram tanaman yang baik
pak? Bagus pak”
4. Rencana tindak lanjut
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian bapak, mau berapa kali bapak
melakukannya bagus 1 kali ya pak, setelah sarapan pagi ya pak . Nanti bapak lakukan
ya pak dan catat pada jadwal pak.
5. Kontrak: topik, waktu dan tempat
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan bapak yang keempat.
bapak mau jam berapa bu?. Baik jam 09.00 pagi ya pak. Tempatnya dimana pak?
Bagaimana kalau disini saja? Jadi besok kita bertemu lagi disini jam 09.00 ya pak.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


HARAG DIRI RENDAH KRONIS (SP3)
Nama : Tn.U
Ruangan : Mawar

No Implementasi Evaluasi
1 Ds: S:
- Klien mengatakan sudah bisa - Klien mengatakan
mengendalikan rasa malunya sudah bisa melakukan
- Klien mengatakan sudah tidak malu kegiatan yaitu,
berbicara dengan orang Klien mengatakan memrapihkan tempat
dirinya tidak berguna bagi orang lain tidur, menyampu dan
menyiram tanaman
Do: O:
- Klien terlihat melamun dan menyendiri - Klien tampak mau
- Klien bingung bila di suruh melakukan duduk di hadapan
tindakan perawat
Dx Kep: A:
- Gangguan konsep diri: Harga diri rendah - Ganggun konsep diri:
kronis Harga diri rendah
Tindakan Keperawatan: kronis
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP II ) P:
- Pilih kemampuan ketiga yang dapat - Anjurkan klien untuk
dilakukan mengontrol harga diri
- Latih kemampuan yang dipilih rendah dengan
- Masukan dalam jadwal harian kegiatan melakukan kegitan
pasien - Anjurkan klien untuk
Rencana Tindak Lanjut: memasukkan ke dalam
- Evaluasi jadwal keguatan harian klien jadwal kegiatan harian
- Ajarkan klien untuk melakukan cara klien
bercakap-cakap
- Lanjutkan SP pertemuan ke-4
STRATEGI PELAKSANAAN IV

HARAGA DIRI RENDAH KRONIS

Pertemuan : ke 4

Hari/Tanggal : 09 Maret 2021

Waktu : 09.00

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Ds:
- Klien mengatakan malu sudah lama tidak berkerja
- Klien mengatakan enggan mau berbicara dengan orang lain
- Klien mengatakan dirinya tidak berguna bagi orang lain
Do:
- Klien terlihat melamun dan menyendiri
- Klien tampak malu
- Klien bingung bila di suruh melakukan tindakan
2. Diagnosa keperawatan
- Gangguan konsep diri: Harga diri rendah kronis
3. Tujuan khusu
- Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuan yang
dimiliki
4. Tindakan keperawatan
- Berikan kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
- Beri pujian atas keberhasilan klien
- Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a) Salam terapeutik
“Selamat siang, Bapak. Masih ingat dengan saya ?”
b) Evalusi/validasi
“Bagaimana perasaan Bapak saat ini?”
c) Kontrak
Topik : “Kemarin kita sudah berjanji mengobrol mengenai kegiatan sesuai
kondisi sakit dan kemampuan yang dimiliki, Bapak sudah siap bercerita?”
Waktu : “Mau berapa lama bercakap-cakapnya? Bagaimana jika 15 menit,
dari pukul 09.00 sampai 10.15?”
Tempat : “Bapak mau berbincang-bincang di mana? Bagaimana jika di sini?”
2. Fase kerja
“Pada pertemuan kali ini, kita akan mengobrol mengenai kegiatan apa yang bisa
Bapak lakukan sesuai kondisi sakit dan kemampuan yang Bapak miliki. Apa saja
kegiatan yang bisa Bapak lakukan saat bapak kumat? “Oh bagus sekali Pak, dalam
kondisi sakit Bapak bisa menyapu di dalam kamar”.“Nah, lakukan kegiatan menyapu
itu setiap pagi hari sesuai jadwal yang kita buat kemarin ya Pak”.
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita mengobrol-ngobrol tadi?”
b) Evaluasi objetif
Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan kontak mata bagus. Klien juga
sesekali mau bertanya dengan perawat, namun klien masih terlihat malu.
4. Rencana tindak lanjut
Sekarang Bapak bisa istirahat. Kalau nanti ada yang mau diceritakan atau ditanyakan,
Bapak bisa sampaikan saat bertemu lagi dengan saya.”
5. Kontrak
Topik : ”Bagaimana kalau pada pertemuan berikutnya kita membicarakan
penggunaan obat dengan prinsip 6 benar?”
Waktu : “Bagaimana kalau besok jam 09 pagi? Kita ngobrol selama 15 menit
ya Pak, sampai jam 10 lewat 15 menit. Bapak mau?”
Tempat : ”Untuk pertemuan berikutnya, Bapak mau mengobrol dimana?
Apakah di tempat ini lagi?”
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

HARGA DIRI RENDAH KRONIS (SP4)

Nama : Tn.U

Ruangan : Mawar

No Implementasi Evaluasi
1 Ds: S:
- Klien mengatakan sudah tidak malu bertemu - Klien mengatakan masih
dengan orang lain ingat dengan perawat
- Klien mengatakan sudah bisa teang - Klien menagtakan masih
Do: ingat dan sudah
- Klientamapk sudah tidak bingung bila di suruh melakukan cara
melakukan tindakan mengontrol harga diri
rendah dengan cara
Dx Kep: merapihkan tempat tidur,
- Gangguan konsep diri: Harga diri rendah kronis menyapu dan menyiram
tanaman
Tindakan Keperawatan: - Klien mengatakan sudah
- Berikan kesempatan klien untuk mencoba mau bercakap-cakap
kegiatan yang telah direncanakan
- Beri pujian atas keberhasilan klien O:
- Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah Klien tampak lebih
tenang
Rencana Tindak Lanjut: - Klien mau duduk
- Evalusi jadwal kegiatan harian klien dihadapan perawat
- Evaluasi SP 1 sampai SP4
- Gangguan konsep diri: Harga diri rendah kronis A:
- Ajarkan klien untuk memasukkan kegiatan ke - Gangguan konsep harga
dalam jadwal kegiatan harian diri rendah: Harga diri
rendah kronis
P:
- Anjurkan klien untuk
memasukan ke dalam
jadwal kegiatan harian
klien
STRATEGI PELAKSANAAN V

HARGA DIRI RENDAH KRONIS

Pertemuan : ke 5

Hari/Tanggal : 10 Maret 2021

Waktu : 09.00

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Ds:
- Klien mengatakan malu sudah lama tidak berkerja
- Klien mengatakan enggan mau berbicara dengan orang lain
- Klien mengatakan dirinya tidak berguna bagi orang lain
Do:
- Klien terlihat melamun dan menyendiri
- Klien tampak malu
- Klien bingung bila di suruh melakukan tindakan
2. Diagnosa keperawatan
- Gangguan konsep diri: Harga diri rendah kronis
3. Tujuan khusus
- Klien dapat menggunakan obat dengan prinsip 6 benar
4. Tindakan keperawatan
- Diskusikan dengan klien dan keluaraga tentang dosis, frekuensi, manfaat, serta
efek samping obat
- Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
- Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
- Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 6 benar

B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a) Salam terapeutik
“Selamat pagi Bapak. Masih ingat dengan saya?”
b) Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Bapak saat ini?”
c) Kontrak
Topik : “Kemarin kita sudah berjanji hari ini jam 10 kita akan membicarakan
penggunaan obat dengan prinsip 6 benar. Apakah Bapak bersedia?”
Waktu : “Mau berapa lama bercakap-cakapnya? Bagaimana jika 15 menit,
dari pukul 09.00 sampai 09.15?”
Tempat : “Bapak mau berbincang-bincang di mana? Bagaimana jika di sini?”

2. Fase kerja
“Apakah Bapak tau obat apa yang bapak minum? Apa warnanya? Apa manfaatnya?
Kapan aturan minumnya? Serta akibat jika Bapak tidak minum obat?”. “Baiklah,
kalau Bapak belum tau, akan saya jelaskan ya.” “Bapak mendapat terapi obat
Cycozam tablet 25 mg. Warna obatnya oranye muda. Fungsinya sebagai obat
penenang. Aturan minumnya setiap pagi dan sore sesudah makan. Pada pagi hari
Bapak mendapat obat 1 tablet dan pada sore hari mendapat obat 2 tablet sesuai resep
dokter. Jika Bapak tidak minum, Bapak bisa kumat lagi dan akan membuat Bapak
lebih lama di sini. Bapak ingin cepat pulang kan?”
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita mengobrol-ngobrol tadi?”
b) Evaluasi Objektif
Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan kontak mata bagus. Klien juga mau
berbicara dengan perawat serta klien lain namun masih bicara seperlunya
4. Rencana tindakan lanjut
“Sekarang Bapak bisa istirahat. Kalau nanti ada yang mau diceritakan atau
ditanyakan, Bapak bisa mencari saya di Nurse Station ya, kita bisa mengobrol lagi
dan menceritakan keluhan yang Bapak alami. Saya tinggal ya Pak, terimakasih atas
waktunya.”
IMPELEMENTASI DAN EVALUASI

HARGA DIRI RENDAH KRONIK (SP5)

Nama : Tn.U

Ruangan : Mawar

No Impelementasi Evaluasi
1 Ds: S:
- Klien mengatakan senang bisa di rawat dengan - Klien mengatakan
perawat masih ingat dengan
- Klien mengatakan sudah bisa mengendalikan perawat
rasa malunya - Klien menagtakan
Do: masih ingat dan sudah
- Klien tampak senang melakukan cara
- Klien tamapak tenang mengontrol harga diri
rendah dengan cara
Dx Kep: merapihkan temapat
- Gangguan konsep diri: Harga diri rendah kronis tidur, menyapu,
Tindakan Keperawatan: menyiram tanaman,
- Diskusikan dengan klien dan keluaraga tentang dan bercakap-cakap.
dosis, frekuensi, manfaat, serta efek samping - Klien mengatkan
obat sudah tahu cara
- Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat mengontrol harga diri
dan merasakan manfaatnya rendah yang ke 5
- Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa dengan cara
konsultasi meminum obat
- Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip dengan teratur
6 benar - Klien mengatakan
tahu cara 6 bener obat
Rencana Tindak Lanjut: O:
- Evalusi jadwal kegiatan harian klien - Klien tampak lebih
- Evaluasi SP 1 sampai SP5 tenang
- Gangguan konsep diri: Harga diri rendah kronis - Klien mau duduk
- Ajarkan klien untuk memasukkan kegiatan ke dihadapan perawat
dalam jadwal kegiatan harian - Klien tampak lebih
akrab dengan perawat
A:
- Harga diri rendah
kronis
P:
- Anjurkan klien untuk
malakukan cara
mengontrol harga diri
rendah dengan
melakukan meminum
obat secara teratur
- Anjurkan klien untuk
memasukan ke dalam
jadwal kegiatan
harian klien
STRATEGI PELAKSANAAN I

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan : ke 1

Hari/Tanggal : 06 Maret 2021

Waktu : 08.00

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Ds:
- Klien mengatakan sering berteriak
- Klien mengatakan sensitif atau marah-marah saat di ajak berkomunikasi
- klien mengtakan pernah memukul dan menganiyaya ibunya
Do:
- Klien tampak marah-marah saat di ajak berkomunikasi
- Klien tampak melempar barang-barang yang ada di sekelilingnya
2. Diagnosa keperawatan
- Resiko perilaku kekerasan
3. Tindakan keperawatan
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
- Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
- Klien dapat latihan nafas dalam
- Klien dapat pukul kasur atau bantal
- Klien dapat meminta atau menolak dengan baik
- Klien dapat beribadah atau berdoa
- Klien dapat minum obat secara teratur
- Klien dapat memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian

B. Startegi Komunikasi
1. Orientasi
a) Salam Terapeutik
“ Selamat pagi bapak, Saya Mahasiswa STIKes Medistra Indonesia yang akan
merawat bapak Nama Saya Mila, senang dipanggil ila. Nama bapak siapa? Senang
dipanggil apa?”
b) Evaluasi/validasai
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Ada keluhan yang bapak rasakan hari ini?
Bagaimana tidurnya semalam?”
c) Kontrak
Topik : “ bapak bagaimana jika kita mengobrol? Bagaimana kalau kita mengobrol
tentang perasaan marah yang bapak rasakan?”
Tujuan : “Setelah bapak cerita, nanti saya bantu bapak mengidentifikasi penyebab
marah bapak dan cara mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik
pertama (latihan nafas dalam)”
Waktu : “Berapa lama kira-kira kita bisa mengobrol, bagaimana jika kita
mengobrol selama 15 menit”
Tempat : “Dimana kita duduk? Bagaimana jika kita mengobrol dikursi depan”
2. Fase Kerja
“ Apa yang menyebabkan bapak marah? Apakah sebelumnya bapak pernah marah?
Terus penyebabanya apa? Samakah dengan yang sekarang? Pada saat penyebab marah
itu ada, seperti tidak diajak berkomunikasi, dilarang untuk keluar rumah,apa yang
bapak rasakan?”
“Apakah bapak merasa kesal, kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot,
rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?” “apa yang bapak lakukan selanjutnya”
“Apakah dengan bapak marah-marah keadaan jadi lebih baik? Menurut bapak adakah
cara lain yang lebih baik selain marah-marah? Maukah bapak belajar mengungkapkan
marah dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
“Ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita belajar satu
cara dulu”
“Begini pak, kalau tanda marah itu sudah bapak rasakan bapak berdiri lalu tarik nafas
dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari mulut seperti
mengeluarkan kemarahan, coba lagi pak dan lakukan sebanyak 3 kali. Bagus sekali
bapak sudah dapat melakukannya.”
“Nah sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu
rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya”.
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan tadi? Bapak merasa senang tidak
dengan latihan tadi”
b) Evaluasi Objektif
Lihat apakah bapak dapat memperagakan cara nafas dalam yang tadi dilatih
4. Rencana Tindak Lanjut
“Bapak kalau rasa marah itu muncul, silahkan bapak coba cara tersebut! Bagaimana
kalau kita buat jadwal latihannya? nanti dilakukan ya pak.”
5. Kontrak yang akan datang
Topik : “Bapak bagaimana kalau besok kita ngobrol-ngobrol lagi tentang cara lain
untuk mencegah dan mengendalikan marah bapak”
Waktu : “Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 08.00 WIB,
bisa ! Berapa lama kita akan berlatih? Bagaimana kalau 15 menit?”
Tempat : “bagaimana kalau kita mengobrolnya di kursi depan lagi? Baiklah sampai
jumpa ya pa”.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
RESIKO PERILAKU KEKERASAN (SP1)
Nama : Tn.U
Ruangan : Mawar

No Implementasi Evaluasi
1 Ds: S:
- Klien mengatakan sering berteriak - Klien mengatakan
- Klien mengatakan sensitif atau marah- masih sensitif saat fi
marah saat di ajak berkomunikasi ajak berkomunikasi
- klien mengtakan pernah memukul dan O:
menganiyaya ibunya - Klien tampak kesal
Do: A:
- Klien tampak marah-marah saat di ajak - Resiko perilaku
berkomunikasi kekerasan
- Klien tampak melempar barang-barang P:
yang ada di sekelilingnya - Anjurkan klien untuk
mengendalikan resiko
Dx Kep: kekerasan dengan cara
Resiko perilaku kekerasan tarik nafas dalam
Tindakan Keperawatan: sebanyak 2x sehari
- Klien dapat membina hubungan saling
percaya
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab
perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi tanda dan
gejala perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi perilaku
kekerasan yang dilakukan
- Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku
kekerasan
- Klien dapat latihan nafas dalam
- Klien dapat pukul kasur atau bantal
- Klien dapat meminta atau menolak dengan
baik
- Klien dapat beribadah atau berdoa
- Klien dapat minum obat secara teratur
- Klien dapat memasukkan latihan ke dalam
jadwal kegiatan harian

Rencana Tindak Lanjut:


- Lanjutkan SP2 Resiko perilaku kekerasan
- Anajrkan cara ke 2 untuk mengendalikan
marah
STRATEGI PELAKSANAAN II
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan : ke 2

Hari/Tanggal : 07 Maret 2021

Waktu : 08.00

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ds:
- Klien mengatakan sering berteriak
- Klien mengatakan sensitif atau marah-marah saat di ajak berkomunikasi
- klien mengtakan pernah memukul dan menganiyaya ibunya
Do:
- Klien tampak marah-marah saat di ajak berkomunikasi
- Klien tampak melempar barang-barang yang ada di sekelilingnya
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
3. Tindakan Keperawatan
- Membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara
fisk dua (evaluasi latihan nafas dalam, latihan mengendalikan perilaku
kekerasan dengan cara fisik kedua : pukul kasur dan bantal),
- Menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua.

B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a) Salam terapeutik
“Selamat pagi bapak, apa bapak masih ingat dengan saya? Iya betul, nama
saya perawat Mila. Bagaimana kabarnya hari ini?”
b) Evaluasi/validasi
“Bapak ,apa bapak masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Iya, betul cara
mengontrol perilaku kekerasan. Apakah bapak mengingat cara mengontrol
perilaku kekerasan yang pertama? Bagus! Silahkan bapak peragakan. Bapak
apakah rasa marah bapak masih muncul? Apakah sudah dipakai cara yang
telah kita latih? Apakah sudah berkurang? Bagus!”
c) Kontrak
Topik : “Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol
perilaku kekerasan yaitu dengan pukul kasir dan bantal”
Waktu : “Mau berapa lama bapak kita latihan pukul kasur dan bantalnya?
Bagaimana kalau 15 menit?”
Tempat :“Mau dimana bapak kita latihannya? Bagaimana kalau kita
latihannya dikursi depan?
2. Fase Kerja
“ Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, selain
nafas dalam bapak dapat memukul kasur dan bantal.”
“ Sekarang mari kita latihan memukul bantal dan kasur mari ke kamar bapak?
Jadi kalau nanti bapak kesal atau marah, bapak langsung kekamar dan lampiaskan
marah bapak tersebut dengan memukul bantal dan kasur. Nah coba bapak lakukan
memukul bantal dan kasur, ya bagus sekali bapak melakukannya!” “ Nah cara ini
pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah, kemudian jangan lupa
merapikan tempat tidur Ya!”
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan”
b) Evaluasi Objektif
“Coba bapak bagaimana tadi cara yang kedua agar bapak tidak melakukan
perilaku kekerasan itu?”
4. Renacan Tindak Lanjut
“Nanti saat saya tinggalkan, bapak ingat lagi ya apa-apa saja yang sudah saya
ajarkan, bagaimana kalau kita memasukkan cara pukul kasur dan bantal kedalam
jadwal kegiatan pak, mau jam berapa bapak latihan pukul kasur dan bantal?”
5. Konttrak yang akan datang
Topik : “Nanti kita ketemu lagi ya bapak, kita akan ngobrol-ngobrol lagi dan saya
melihat kembali jadwal kegiatan bapak ya?”
Waktu : “Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.00 WIB,
bisa ! Berapa lama kita akan berlatih? Bagaimana kalau 15 menit?”
Tempat : “Bagaimana kalau kita mengobrolnya dikursi depan lagi? Baiklah
sampai jumpa bapak R!”
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

RESIKO PERILAKU KEKERASAN (SP2)

Nama : Tn. U

Ruangan : Mawar

No Implementasi Evaluasi
1 Ds: S:
- Klien mengatakan sering berteriak - Klien mengatakan
- Klien mengatakan sensitif atau marah-marah saat sudah bisa melakukan
di ajak berkomunikasi pencegahan marah
- klien mengtakan pernah memukul dan dengan cara memukul
menganiyaya ibunya bantal dan kasur
Do: O:
- Klien tampak marah-marah saat di ajak - Klien tampak tenang
berkomunikasi - Klien tampak mau
- Klien tampak melempar barang-barang yang ada melakukan pencegahan
di sekelilingnya tersebut
Dx Kep: A:
Resiko perilaku kekerasan - Resiko perluaku
kekerasan teratasi
Tindakan Keperawatan: sebagian
- Membantu pasien latihan mengendalikan P:
perilaku kekerasan dengan cara fisk dua - Anjurkan klien untuk
(evaluasi latihan nafas dalam, latihan mengendalikan resiko
mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara kekerasan dengan cara
fisik kedua : pukul kasur dan bantal), memukul bantal dan
- Menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua. kasur sebanyak 2x
sehari
Rencana Tindak Lanjut: - Anjurkan klien untuk
- Lanjutkan SP3 Resiko perilaku kekerasan memasukkan ke dalam
- Anajrkan cara ke 3 untuk mengendalikan marah jadwal kegiatan harian
dengan cara bicara bapak baik untuk mencegah klien
marah
STRATEGI PELAKSANAAN III

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan : ke 3

Hari/Tanggal : 08 Maret 2021

Waktu : 09.00

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ds:
- Klien mengatakan sering berteriak
- Klien mengatakan sensitif atau marah-marah saat di ajak berkomunikasi
- klien mengtakan pernah memukul dan menganiyaya ibunya
Do:
- Klien tampak marah-marah saat di ajak berkomunikasi
- Klien tampak melempar barang-barang yang ada di sekelilingnya
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
3. Tindakan Keperawatan
- Membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara
sosial/verbal (evaluasi jadwal harian tentang dua cara fisik mengendalikan
perilaku kekerasan, latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal
( menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan
dengan baik).
- Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak, apa bapak masih ingat dengan saya? Iya betul, nama saya
perawat Mila. Bagaimana kabarnya hari ini?”
b) Evaluasi/Validasi
“Bapak, apa bapak masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Iya betul, cara
mengontrol perilaku kekerasan. Apakah bapak mengingat cara mengontrol
perilaku kekerasan yang pertama dan kedua? Bagus! Silahkan bapak peragakan.
Bapak, apakah bapak masih merasa marah? Apakah sudah dipakai cara yang
telah kita latih? Apakah sudah berkurang? Bagus!”
c) Kontrak
Topik : “Sesuai janji kita saya akan latih cara ketiga untuk mengontrol perilaku
kekerasan yaitu dengan mengungkapkan rasa marah secara verbal (menolak
dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik”
Waktu : “Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 15 menit? Baiklah”
Tempat : “Mau di mana kita bicara? Bagaimana kalau dikursi depan lagi?"
2. Fase Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara bapak baik untuk mencegah marah. Kalau marah
sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah
lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga
caranya pak:
- Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar. Kemarin bapak mengatakan penyebab
marahnya karena tidak di ijinkan keluar rumah, apa yang bapak inginkan
tidak diberi, Coba bapak ijin keluar rumah dengan baik:” bu, bolehkah saya
keluar rumah dan boleh kah saya meminta ini” Nanti biasakan dicoba disini
untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan.Bagus
pak. “
- Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin
melakukannya, katakan: ‘maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang
ada kerjaan’.Coba bapak praktekkan. Bagus pak.
- Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat
kesal bapak dapat mengatakan: ’Saya jadi ingin marah karena perkataan mu
itu’. Coba praktekkan. Bagus.”
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi Subjektif
“Bagaiamana perasaan bapak stelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah marah agar tidak muncul? Bagus sekali!”
b) Evaluasi Objektif
“Coba bapak sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah marah agar
tidak muncul. Bagus sekali!”
4. Rencana Tindak Lanjut
“Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, dan
makanan! Bagus nanti dicoba ya pak!”
5. Kontrak Yang Akan Datang
Topik : “Nanti kita ketemu lagi ya bapak dan kita akan membahas cara mengontrol
perilaku kekerasan secara spiritual. Bagaimana, mau? Bagus!”
Waktu : “Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.00 WIB,
bisa ! Berapa lama kita akan berlatih? Bagaimana kalau 15 menit?”
Tempat : “Bagaimana kalau kita mengobrolnya dikursi depan lagi? Baiklah sampai
jumpa bapak!”
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

RESIKO PERILAKU KEKERASAN (SP3)

Nama : Tn.U

Ruangan : Mawar

No implementasi Evaluasi
1 Ds: S:
- Klien mengatakan sering berteriak - Klien mengatakan sudah
- Klien mengatakan sensitif atau marah-marah saat bisa mengendalikan rasa
di ajak berkomunikasi kesal atau marah dengan
Do: cara berbicara dengan
- Klien tampak marah-marah saat di ajak baik
berkomunikasi O:
- Klien tampak tenang
Dx Kep: A:
Resiko perilaku kekerasan - Resiko perilaku
kekerasan teratasi
Tindakan Keperawatan: sebagian
- Membantu pasien latihan mengendalikan P:
perilaku kekerasan secara sosial/verbal (evaluasi - Anjurkan klien untuk
jadwal harian tentang dua cara fisik mengendalikan resiko
mengendalikan perilaku kekerasan, latihan kekerasan dengan cara
mengungkapkan rasa marah secara verbal berbicara baik, setiap
( menolak dengan baik, meminta dengan baik, berkomunikasi dengan
mengungkapkan perasaan dengan baik). keluarga ataupun
- Susun jadwal latihan mengungkapkan marah kerabatnya.
secara verbal - Anjurkan klien untuk
memasukkan ke dalam
Rencana Tindak Lanjut: jadwal kegiatan harian
- Lanjutkan SP4 Resiko perilaku kekerasan klien
- Anajrkan cara ke 4 untuk mengendalikan marah
dengan cara melakukan ibadah soalat
STRATEGI PELAKSANAAN IV

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan : ke 4

Hari/Tanggal : 09 Maret 2021

Waktu : 09.00

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ds:
- Klien mengatakan sering berteriak
- Klien mengatakan sensitif atau marah-marah saat di ajak berkomunikasi
- klien mengtakan pernah memukul dan menganiyaya ibunya
Do:
- Klien tampak marah-marah saat di ajak berkomunikasi
- Klien tampak melempar barang-barang yang ada di sekelilingnya
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
3. Tindakan Keperawatan
- Bantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara spiritual
(diskusikan hasil latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik dan
sosial/verbal, latihan beribadah dan berdoa, buat jadwal latihan ibadah/
berdoa).
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak, apa bapak masih ingat dengan saya? Iya betul, nama saya
perawat Mila. Bagaimana kabarnya hari ini?”
b) Evaluasi/Validasi
“Bapak, apa bapak masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Iya betul, cara
mengontrol perilaku kekerasan. Apakah bapak mengingat cara mengontrol
perilaku kekerasan yang pertama, kedua, dan ketiga? Bagus!
Silahkan bapak peragakan. Bapak apakah bapak masih merasa marah?
Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Apakah sudah berkurang?
Bagus!”
c) Kontrak
Topik : “Sesuai janji kita saya akan latih cara keempat untuk mengontrol
perilaku kekerasan yaitu mengendalikan perilaku kekerasan secara spiritual
(diskusikan hasil latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik dan
sosial/verbal, latihan beribadah dan berdoa, buat jadwal latihan ibadah/
berdoa)”
Waktu : “Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 15 menit? Baiklah”
Tempat : “Mau di mana kita bicara? Bagaimana kalau dikursi depan lagi?"
2. Fase Kerja
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan! Bagus, yang mana
yang mau di coba?” “Nah, kalau bapak sedang marah coba langsung duduk dan
langsung tarik nafas dalam. Jika tidak reda juga marahnya coba istigfar.
Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.
“bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”
“Coba bapak sebutkan sholat 5 waktu? Bagus, mau coba yang mana? Coba
sebutkan caranya?”
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang keempat
untuk mencegah marah agar tidak muncul? Bagus sekali!”
b) Evaluasi Objektif
“Coba bapak sebutkan 4 cara yang telah kita latih untuk mencegah marah agar
tidak muncul. Bagus sekali!”
4. Rencana Tindak Lanjut
“Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari
5. Kontrak Yang Akan Datang
Topik : “Besok kita ketemu lagi ya bapak dan kita akan membahas cara minum
obat yang baik serta guna obat untuk mencegah marah. Bagaimana, mau? Bagus!”
Waktu : “Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.00 WIB,
bisa ! Berapa lama kita akan berlatih? Bagaimana kalau 15 menit?”
Tempat : “Bagaimana kalu kita mengobrolnya dikursi depan lagi? Baiklah sampai
jumpa bapak!”
IMPELEMENTASI DAN EVALUASI

RESIKO PERILAKU KEKERASAN (SP4)

Nama : Tn.U

Ruangan : Mawar

No Impelementasi Evaluasi
1 Ds: S:
- Klien mengatakan sudah tidak marah-marah - Klien mengatakan Klien
- Klien mengatakan sudah bisa mengendalikan mengatakan masih ingat
rasa marahnya dengan perawat
Do: - Klien menagtakan masih
- Klien tampak tenang ingat dan sudah
- Klien tampak senang melakukan cara
Dx Kep: mengendalikah kesal
Resiko perilaku kekerasan atau marah dengan cara
tarik nafas dala,
Tindakan Keperawatan: memukul bantal atau
- Bantu pasien latihan mengendalikan perilaku kasur, dan berbicara
kekerasan secara spiritual (diskusikan hasil dengan baik.
latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara - Klien mengatakan sudah
fisik dan sosial/verbal, latihan beribadah dan melakukan pengendalian
berdoa, buat jadwal latihan ibadah/ berdoa). kesal dengan cara solat.
O:
Rencana Tindak Lanjut: - Klien tampak lebih
- Lanjutkan SP5 Resiko perilaku kekerasan tenang
- Anajrkan cara ke 5 untuk mengendalikan marah - Klien mau duduk
dengan cara PK dengan obat (bantu pasien dihadapan perawat
minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar A:
( benar pasien, benar nama obat, benar cara - Resiko perilaku
minum obat, benar waktu dan benar dosis obat) kekerasan teratasi
disertai penjelasan guna minum obat dan akibat sebagian
berhenti minum obat, susun jadwal minum obat P:
secara teratur) - Anjurkan klien untuk
malakukan cara
mengendalikan kesal
atau marah dengan
melakukan solat.
- Anjurkan klien untuk
memasukan ke dalam
jadwal kegiatan harian
STRATEGI PELAKSANAAN V
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan : ke 5

Hari/Tanggal : 10 Maret 2021

Waktu : 09.00

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ds:
- Klien mengatakan sering berteriak
- Klien mengatakan sensitif atau marah-marah saat di ajak berkomunikasi
- klien mengtakan pernah memukul dan menganiyaya ibunya

Do:

- Klien tampak marah-marah saat di ajak berkomunikasi


- Klien tampak melempar barang-barang yang ada di sekelilingnya
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
3. Tindakan Keperawatan
- Membantu klien latihan mengendalikan PK dengan obat (bantu pasien
minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar ( benar pasien, benar
nama obat, benar cara minum obat, benar waktu dan benar dosis obat)
disertai penjelasan guna minum obat dan akibat berhenti minum obat, susun
jadwal minum obat secara teratur)
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak, apa bapak masih ingat dengan saya? Iya betul, nama saya
perawat Mila. Bagaimana kabarnya hari ini?”
b) Evaluasi/Validasi
“Bapak, apa bapak masih ingat apa yang kita pelajarin kemarin? Iya betul, cara
mengontrol perilaku kekerasan. Apakah bapak mengingat cara mengontrol
perilaku kekerasan yang pertama, kedua, ketiga dan keempat?
Bagus! Silahkan bapak peragakan. bapak, apakah bapak masih merasa marah?
Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Apakah sudah berkurang?
Bagus!”
c) Kontrak
Topik : “Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak
Mminum”
Waktu : “Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 15 menit? Baiklah”
Tempat : “Mau di mana kita bicara? Bagaimana kalau dikursi depan lagi?"
2. Fase Kerja
“Bapak sudah dapat obat dari dokter?” “Berapa macam obat yang bapak minum?
warnanya apa saja? Bagus, jam berapa bapak minum? Bagus” “Obatnya ada 2
macam pak, yang warnanya putih namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, dan
yang kuning ini namanya HLP rasa marah berkurang. Semuanya ini harus bapak
minum 2x sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”
“Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk membantu
mengatasinya bapak bisa mengisap-isap es batu”
“Bila terasa berkunang kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas
dulu”.
“Konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, bapak akan kambuh dan
sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat bapak habis bapak bisa
minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi, bapak juga harus teliti saat
menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak harus
memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya bapak. Jangan keliru dengan
obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada
waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat
jamnya bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus
cukup minum 10 gelas per hari”
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat?”
b) Evaluasi Objektif
“Bapak sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah marah muncul?
Coba sebutkan! Bagus!”
4. Rencan Tindak Lanjut
Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bapak.
Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau
dirumah.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


RESIKO PERILAKU KEKERASAN (SP5)

Nama : Tn. U

Ruangan : Mawar

No Implementasi Evaluasi
1 Ds: S:
- Klien mengatakan sudah bisa mnegendalikan - Klien mengatakan masih
amarhnya ingat dengan perawat
- Klien mengatkan senang bisa bertemu dengan - Klien menagtakan masih
perawat ingat dan sudah
Do: melakukan cara
- Klien tampak tenang mengendalikan kesal atau
- Klien tampak senang marah dengan cara tari
Dx Kep: nafas dalam, pukul bantal
Resiko perilaku kekerasan atau kasur, berbicara baik,
dan melakukan ibadah
Tindakan Keperawatan: solat.
- Membantu klien latihan mengendalikan PK - Klien mengatkan sudah
dengan obat (bantu pasien minum obat secara tahu cara mengendalikan
teratur dengan prinsip 5 benar ( benar pasien, kesal atau marah yang ke
benar nama obat, benar cara minum obat, benar 5 dengan cara meminum
waktu dan benar dosis obat) disertai penjelasan obat dengan teratur
guna minum obat dan akibat berhenti minum - Klien mengatakan tahu
obat, susun jadwal minum obat secara teratur) cara 6 bener obat
O:
Rencana Tindak Lanjut: - Klien tampak lebih tenang
- Evalusi jadwal kegiatan harian klien - Klien mau duduk
- Evaluasi SP 1 sampai SP5 dihadapan perawat
- Gangguan konsep diri: Harga diri rendah kronis - Klien tampak lebih akrab
- Ajarkan klien untuk memasukkan kegiatan ke dengan perawat
dalam jadwal kegiatan harian A:
- Resiko perilaku kekerasan
P:
- Anjurkan klien untuk
malakukan cara
mengendalikan kesal atau
marah dengan melakukan
meminum obat secara
teratur
- Anjurkan klien untuk
memasukan ke dalam
jadwal kegiatan harian
klien

Anda mungkin juga menyukai