Disusun oleh:
Dosen pembimbing:
H. Syafaruddin, S.Kep,Ns
PEMATANGSIANTAR
2014/2015
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI
PENDENGARAN
A. Latar Belakang
Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar
yang dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran
individu itu penuh/baik( stuart & sundenn, 1998)
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien
bersama- sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain oleh seorang terapis atau petugas
kesehatan jiwa yang telah terlatih (pedoman rehabilitasi pasien mental Rumah Sakit Jiwa
di Indonesia dalam Yosep, 2007).
Sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum 10. Kriteria anggota yang memenuhi
syarat untuk mengikuti TAK adalah: sudah punya diagnosa yang jelas, tidak terlalu
gelisah, tidak agresif, waham tidak terlalu berat (Yosep, 2007)
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dibagi 4, yaitu Terapi Aktivitas Kelompok
Stimulasi Kognitif/Persepsi, Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori, Terapi
Aktivitas Orientasi Realita, dan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi ( Keliat, 2006 ).
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus schizoprenia selalu diikuti dengan gangguan
persepsi sensori : halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien dapat
menarik diri terhadap lingkungan sosialnya., hanyut dangan kesendirian dan
halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.
Atas dasar tersebut , maka kami menganggap dengan terapy aktivitas kelompok
( TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja pasien dapat mengikuti terapi ini adalah klien
yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien
dapat bekerja sama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.
B. Landasan Teori
Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar yang
dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu
penuh/baik (stuart & sundenn,1998) . pada pasien dengan gangguan jiwa ada beberapa
jenis halusinasi dengan karakteristik , diantaranya:
Halusinasi pendengaran
Halusinasi pengelihatan
Halusinasi penciuman
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau menjijikan seperti
darah, urien, feses. Kadang-kadang tehirup bau harum. Biasanya berhubungan dengan
stroke, tumor, kejang dan dementia.
Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang
terlihat. Contoh: merasa sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
Halusinasi pengecap
Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui
vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urien.
C. Tujuan
Tujuan umum
Setelah 50 menit klien mengkuti terapi aktivitas kelompok , diharapkan klien mampu
mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik.
Tujuan khusus
Klien mampu membedakan suara halusinasi atan realitas
Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
Klien mengetahui bagaimana cara mengontrol halusinasinya dengan cara
menghardik
Klien dapat memahami dan memperagakan bagaimana cara menghardik
halusinasi
D. Kriteria anggota
Klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran
Klien tidak mengalami prilaku agresif atau mengamuk
Klien yang dapat berkomunikasi secara verbal
Klien tidak mengalami gangguan pendengaran
E. Waktu dan tempat pelaksanaan
Terapi aktivitas kelompok dilaksanakan pada :
Hari, tanggal :
Waktu :
Tempat :
F. Media
Papan nama
Kertas karton
Laptop
Speaker
Spidol
G. Metode
Bermain peran stimulus
Bernyanyi
H. Susunan pelaksanaan
Yang bertugas dalam TAK kali ini diseesuaikan dengan yang telah disepakati
Leader : Putri Laura Sinambela
Co. Leader : Lily Silaen
Fasilitator 1 : Sri Pintauli Sitorus
Fasilitator 2 : Dedy Malau
Observer 1 : Sri Melani Wau
Observer 2 : Grace Sihotang
I. Uraian tugas pelaksana
Leader
Membuka acara
Menyampaikan tujuan dilakukannya TAK
Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
Menjadi rool model pda saat kegiatan
Menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk
mengekspresikan perasaannya
Mengarahkan proses TAK ke arah pencapaian tujuan dengan cara memotivasi
kepada anggota kelompok untuk terlibat dalam kegiatan.
Menutup acara
Co. Leader
Fasilitator
J. Mekanisme kegiatan
Persiapan
1. Leader menyiapkan kertas karton dan spidol
2. Leader mengatur posisi peserta orientasi
Orientasi ( 10 menit )
1. Salam teraupetik
Leader menyampaikan salam teraupetik
Leader memperkenalkan anggota
Leader mempersilahkan anggota memperkenalkan diri
2. Validasi
Leader menanyakan bagaimana perasaan klien saat ini
3. Kontak
Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu bagaimana
cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik dan
berkonsentrasi
Leader menjelaskan aturan main berikut:
a. Lama kegiatan 30 menit
b. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
c. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,
harus izin kepada leader
1 Tn.
2 Tn.
3 Tn.
4 Tn.
5. Tn.
No Nama Klien Nomor Ruangan Keterangan
1. Tn.
2. Tn.
3. Tn.
4. Tn.
5. Tn.
Daftar Klien yang mengikuti TAK
Setting Tempat :
Keterangan:
: Leader
: Pasien
: Fasilitator
: Observer
: Co. leader
1. Cara menghardik
Menutup telinga dan mengatakan pergi pergi saya tidak mau dengar saya tidak mau
dengar kamu suara palsu lakukan berulang- ulang hingga suara halusinasi tidak
terdengar lagi
2. Bercakap cakap dengan orang lain, jadi apabila pasien mendengar halusinasi langsung
saja mencari teman untuk ngobrol atau mengatakan pada perawat untuk mengobrol
dengan pasien.
3. Melakukan kegiatan dengan terjadwal dari pagi sampai malam
Kegiatan ini dapat dilakukan untuk mencegah suara-suara tersebut muncul
4. Pendidikan kesehatan mengenai pengobatan minum obat secara teratur
Obt warna oren (CPZ) 3 kali sehari 07, 13 ,19.30 gunanya untuk menghilangkan
suara2, putih (THP) 3x sehari untuk rileeks dan tidak kaku2, merah jambu(HP) 3x
sehari untuk pikiran tenang