Anda di halaman 1dari 15

Jenis Halusinasi Karakteristik

Pendengaran Mendengar suara suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentu kebisingan yang
kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien, sampai ke percakapan lengkap
antara dua orang atau lebih tentang orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar di
mana klien mendengar perkataan bahwa pasien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang-kadang
sapat membahayakan.

Penglihatan Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar karton, bayangan yang
rumit atau kompleks. Bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan seperti melihat monster.

Penghidu Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, atau feses, umumnya bau-bauan yang tidak
menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang atau demensia.

Pengecapan Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses

Perabaan Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa tersetrum listrik yang
datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.

Cenesthetic Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makanan, atau
pembentukan urin.

Kinesthetic Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak


•Tersenyum/tertawa sendiri •Ansietas sedang
•Menggerak-gerakkan bibir •Halusinasi menyenangkan
•Respon verbal lambat Comforting
•Diam/asyik sendiri

•Ansietas berat
•Perhatian menyempit
•Asyik dg pengalaman sensori Comdemning
•Tdk mampu membedakan hal & realita

•Ansietas berat
•Pengalaman sensori berkuasa
•Sukar berinteraksi Controlling
•Perhatian menyempit
•Tanda fisik ansietas
•Panik
•Perilaku teror
•Aktivitas fisik mengikuti halusinasi
Conquering •Melebur dalam pengaruh halusinasi
•Tdk berespon thd perintah
•Tdk mampu berespon lebih dr 1 org
Fase Halusinasi Karakteristik Perilaku Klien

Fase I: Comforting Klien mengalami perasaan mendalam Tersenyum atau tertawa yang tidak
Ansietas Sedang seperti ansietas, kesepian, rasa bersalah, sesuai
Halusinasi menyenangkan dan takut dan mencoba untuk berfokus Menggerakkan bibir tanpa suara
pada pikiran menyenangkan untuk Pergerakan mata yang cepat
meredakan ansietas. Individu mengenali Respon verbal yang lambat jika sedang
bahwa pikiran-pikiran dan pengalaman asyik
sensori berada dalam kendali kesadaran Diam dan asyik sendiri
jika ansietas dapat ditangani.

Nonpsikotik

Fase II: Condemning Pengalaman sensori menjijikkan dan Meningkatnya tanda-tanda sistem syaraf
menakutkan otonom akibat ansietas seperti
Klien mulai lepas kendali dan mungkin peningkatan denyut jantung, pernafasan,
mencoba untuk mengambil jarak dan tekanan darah.
Ansietas Berat dirinya dengan sumber yang Rentang perhatian menyempit
Halusinasi menjadi menjijikkan dipersepsikan. Klien mungkin Asyik dengan pengalaman sensori dan
mengalami dipermalukan oleh kehilangan kemampuan membedakan
pengalaman sensori dan menarik diri dari halusinasi dan realita
orang lain.
Psikotik ringan
Fase III: Controlling Klien berhenti menghentikan Kemauan yang dikendalikan
perlawanan terhadap halusinasi dan halusinasi akan lebih diikuti
menyerah pada halusinasi tersebut. Kesukaran berhubungan dengan
Isi halusinasi menjadi menarik. orang lain
Ansietas berat Klien mungkin mengalami Rentang perhatian hanya beberapa
Pengalaman sensori menjadi berkuasa pengalaman kesepian jika sensori detik atau menit.
halusinasi berhenti. Adanya tanda-tanda fisik ansietas
Psikotik berat: berkeringat, tremor, tidak
mampu mematuhi perintah.

Fase IV: Conquering Pengalaman sensori menjadi Perilaku teror akibat panik.
mengancam Jika klien mengikuti Potensi kuat suicide atau homicide
perintah halusinasi. Aktivitas fisik merefleksikan isi
Halusinasi berakhir dari beberapa halusinasi seperti perilaku kekerasan,
Panik jam atau hari jika tidak ada agitasi, menarik diri, atau katatonia.
Umumnya menjadi melebur dalam intervensi terapeutik. Tidak mampu berespon terhadap
Psikotik Berat perintah yang komplek.
halusinasinya
Tidak mampu berespon lebih dari
satu orang
RENTANG RESPON NEUROBIOLOGI

Respon Respon
Adaptif Maladaptif

Pikiran logis Distorsi pikiran Gangguan pikir / delusi


Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten Reaksi emosi Sulit berespon emosi
dengan pengalaman berlebihan atau kurang
Perilaku sesuai Perilaku aneh/tidak Perilaku disorganisasi
biasa
Berhubungan sosial Menarik diri Isolasi sosial
POHON MASALAH

Risiko Perilaku Kekerasan

GSP: halusinasi ….. DX KEPERAWATAN

1. Risiko PK
Isolasi sosial 2. GSP: hal ….
3. Isos
Pengkajian

Implementasi/ Dx Keperawatan
evaluasi

Perencanaan

Anda mungkin juga menyukai