Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN
DENGAN HALUSINASI

DIAN PITALOKA P.
PENGERTIAN

 Pencerapan panca indra tanpa rangsang dari


luar(Maramis, 1998).
 Penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi
melalui panca indera tanpa stimulus eksternal;
persepsi palsu (Lubis, 1993).
 Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari
panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus)
eksternal (Stuart & Laraia, 2005; Stuart, 2013).
 Caroline , Keliat, BA, Sabri, L (2008) meneliti bahwa
dengan pelaksanaan standar asuhan keperawatan
(SAK) halusinasi, maka kemampuan kognitif klien
meningkat 47%, psikomotor meningkat 48%.
 Halusinasi merupakan gangguan dari persepsi
sensori sehingga halusinasi merupakan gangguan
dari respon neurobiologi
Rentang Respon Halusinasi

ADAPTIF MALADAPTIF

• Pikiran Logis • Pikirang kadang • Gangguan proses


• Persepsi akurat menyimpng pikir: waham,
• Emosi Konsisten dgn • Ilusi halusinasi
pengalaman • Emosi tidak stabil • Ketidakmampuan
• Perilaku sesuai hub • Perilaku aneh mengalami emosi
sosial • Menarik diri • Ketidakteraturan
isolasi sosia
Tingkat Halusinasi

•Karakteristik Halusinasi
•Mengalami ansietas, kesepian, rasa
bersalah
Tingkat 1 •Mencoba berfokus pada pikiran
yang dapat menghilangkan
(comforting) ansietas
•Pikiran dan pengalaman sensori
Memberi rasa nyaman masih ada dlm control kesadaran
•Perilaku Klien
Tingkat ansietas sedang •Tersenyum
Halusinasi merupakan •Menggerakkan bibir tanpa suara
kesenangan •Menggerakkan mata dengan
cepat
•Respon verbal yg lambat
•Diam dan konsentrasi
Tingkatan Halusinasi

Karakteristik Halusinasi
Pengalaman sensori menakutkan

Tingkat
Mulai merasa kehilangan control
Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori

II(condeming) Menarik diri dari orang lain

Menyalahkan,
Tingkat ansietas
berat, halusinasi
Perilaku Klien
Peningkatan system saraf otak, tanda tanda

menyebabkan ansietas ex peningkatan denyut jantung, TD, RR


Rentang perhatian menyempit
antipasti Konsentrasi dengan pengalaman sensoari
Kehilangan kemampuan membedakan
halusinasi dan realita

Non Psikotik
cont

Tingkat III controling/mengendalikan


Tingkat ansietas berat, pengalaman sensori tidak dapat
ditolak lagi

Perilaku Klien
Karakteristik Halusinasi
Perintah halusinasi ditaati
Psikotik Klien menyerah dan
menerima pengalaman Sulit berhubungan dengan
sensorinya orla
Isi Halusinasi menjadi atraktif Rentang perhatian hanya
beberapa detik/menit
Kesepian bila pengalaman
sensori berakhir Gejala ansietas berat,
berkeringat, tremor dan tidak
mampu mengikuti peritah
Cont
Tingkat IV/ conquering
Menguasai,Tingkat ansietas panik yang diatur
dan dipengaruhi oleh waham
Perilaku
Panik
Karakteristik Halusinasi Berpotensi
membunuh/bunuh diri
Pengalaman sensori
mengancam Tindakan kekerasn, agitasi,
menarik diri. Katatonia Psikotik
Berlangsung selama
beberapa jam/hari Tidak mampu merespon
perintah yg kompleks
Tidak mampu berespon
terhadap lebih dari satu
orang
Jenis Halusinasi

 Halusinasi pendengaran (70%)


 Halusinasi penglihatan (20%)
 Halusinasi penghidu
 Halusinasi pengecapan
 Halusinasi perabaan 10%
 Halusinasi kinestetik
 Halusinasi cenestetik
Jenis halusinasi Data Obyektif Data Subyektif
Halusinasi Dengar Bicara atau tertawa sendiri Mendengar suara-suara atau
Marah-marah tanpa sebab kegaduhan.
Menyedengkan telinga ke arah Mendengar suara yang mengajak
tertentu bercakap-cakap.
Menutup telinga Mendengar suara menyuruh
melakukan sesuatu yang berbahaya.

Halusinasi Penglihatan Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu Melihat bayangan, sinar, bentuk


Ketakutan dengan pada sesuatu geometris, bentuk kartoon, melihat
yang tidak jelas. hantu atau monster

Halusinasi Penghidu Mengisap-isap seperti sedang Membaui bau-bauan seperti bau


membaui bau-bauan tertentu. darah, urin, feses, kadang-kadang
Menutup hidung. bau itu menyenangkan.

Halusinasi Pengecapan Sering meludah Merasakan rasa seperti darah, urin


Muntah atau feses
Halusinasi Perabaan Menggaruk-garuk permukaan kulit Mengatakan ada serangga di
permukaan kulit
Merasa seperti tersengat listrik
Jenis Halusinasi Karakteristik

Pendengaran Mendengar suara suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentu kebisingan
yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien, sampai ke percakapan
lengkap antara dua orang atau lebih tentang orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang
terdengar di mana klien mendengar perkataan bahwa pasien disuruh untuk melakukan sesuatu
kadang-kadang sapat membahayakan.

Penglihatan Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar karton, bayangan yang
rumit atau kompleks. Bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan seperti melihat monster.

Penghidu Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, atau feses, umumnya bau-bauan yang tidak
menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang atau demensia.

Pengecapan Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses

Perabaan Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa tersetrum listrik yang
datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.

Cenesthetic Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makanan, atau
pembentukan urin.

Kinesthetic Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak


Faktor Predisposisi

• Herediter
Faktor • RBD
Biologis • Riw trauma kepala, penyakit
• Penggunaan napza

• Kegagalan yang berulang


Faktor • Korban kekerasn
Psikologis • Kurangnya kasih saying
• Overprotektif

• Sosio ekonomi rendah


Sosio • Riw penolakan lingk pd usia
Budaya perkembangan anak
dan
Lingkungan • Kegagalan dalam hub social
• Tidak bekerja
Faktor Presipitasi

Riwayat Penyakit infeksi

Riwayat penyakit kronis

Kelainan struktur otak

Kekerasan dalm keluarga

Kegagalan kegagalan dalm kehidupan

Kemiskinan

Aturan/ tuntutan dikeluarga/masyarakat yg tidak sesuai


Mekanisme Koping

• Regresi berhub dengn proses


informasi dan upaya yg
Regresi dilakukan untuk menanggulangi
ansietas. Energi tinggal sedikit
sehingga malas beraktivitas
• Klien menjelaskan gangguan
Proteksi persepsi dengan mengalihkan
TJ kepda orla atau benda

• Klien sulit mempercayai orla dan


Menarik asik dengan stimulus internal
diri • Keluarga mengingkari yg
dialami klien
Proses Keperawatan Halusinasi

Pengkajian

Implementasi/ Dx Keperawatan
evaluasi

Perencanaan
Isi halusinasi:
• Mendengar atau melihat apa?
• Suaranya berkata apa?

Waktu terjadinya halusinasi:


Pengkajian • Kapan halusinasi terjadi?

Frekuensi halusinasi:
• Seberapa sering halusinasi muncul?
• Berapa kali dalam sehari?

Situasi pencetus:
• Dalam situasi seperti apa halusinasi muncul?
Respon thd halusinasi:
• Bgm perasaan pasien kalau ada halusinasi?
• Apa yg dilakukan jika halusinasi muncul?
7. Persepsi
❑Halusinasi
❑Pendengaran
❑Penglihatan
❑Perabaan
❑Pengecapan
❑Penghidu
Jelaskan:
❑ Isi halusinasi :
…………………………………………………………….
❑ Waktu terjadinya:
………………………………………………………….
❑ Frekuensi halusinasi:
………………………………………………………
❑ Respon pasien:
…………………………………………………………….
❑ Masalah keperawatan:
…………………………………………………………….
Diagnosa keperawatan

Gangguan sensori Persepsi:


Halusinasi
TUJUAN TINDAKAN
KEPERAWATAN

Untuk pasien:
• Terjalin hub saling percaya
• Pasien mengenali halusinasinya
• Pasien dapat mengontrol halusinasi
• Pasien mengikuti program pengobatan secara
optimal
Untuk keluarga:
• Keluarga dapat merawat di rumah dan menjadi
sistem pendukung yg efektif
Tindakan Keperawatan Pasien

Sp 1:Mengidentifikasi halusinasi: isi, frekuensi,


waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan, respon.
Menjelaskan cara mengontrol halusinasi:
Menghardik, minum obat, bercakap-cakap,
melakukan kegiatan. Melatih menghardik
Sp 2:
Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip 6 benar,
manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat.

Sp 3:
Menjelaskan dan melatih bercakap –cakap saat terjadi halusinasi.

Sp 4:
Melatih cara mengontrol halusinasi dg melakukan kegiatan harian
(mulai dg 2 kegiatan).
Tindakan Keperawatan
Keluarga

Sp1:Mengidentifikasi masalah yang dihadapi keluarga


dalam merawat klien dan menjelaskan: pengertian, tanda
gejala, jenis dan proses terjadinya halusinasi. Melatih keluarga
membimbing klien menghardik

Sp 2:Menjelaskan dan latih keluarga cara mengontrol


halusinasi dg minum obat teratur, manfaat dan kerugian (prinsip
6 benar).
Sp 3:Menjelaskan dan latih keluarga cara mengontrol
halusinasi dg bercakap-cakap.

Sp 4:Menjelaskan dan latih keluarga cara mengontrol


halusinasi dg kegiatan harian. Menjelaskan cara menciptakan
lingkungan yang dapat mencegah terjadinya halusinasi dan
tanda gejala kekambuhan serta pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat untuk follow-up ke PKM/RSJ.
Terapi Aktivitas Kelompok)

 Sesi 1: mengenal halusinasi


 Sesi 2: mengontrol halusinasi dengan menghardik
 Sesi 3: mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
 Sesi 4: mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap
 Sesi 5: mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
Membina Hubungan saling Percaya

 Mengucap salam
 Berkenalan dg klien
 Buat kontrak asuhan
yang jelas
 Dengarkan ungkapan
klien dg empati
 Mendengar keluhan
 Tdk membantah atau
menyokong
 Segera menolong jika
pasien membutuhkan
perawat
Bantu mengenal halusinasi

 Jika klien tdk sedang


mengalami halusinasi:
 Diskusikan isi, waktu, frekuensi
 Diskusikan hal yg menimbulkan
atau tdk menimbulkan
halusinasi
 Diskusikan apa yg dilakukan
jika halusinasi timbul
 Diskusikan dampak jika klien
menikmati halusinasi
 Diskusikan perasaan klien
saat mengalami halusinasi
Melatih klien mengontrol
halusinasi

 Identifikasi cara yg dilakukan klien


untuk mengendalikan halusinasi
 Diskusikan cara yg digunakan, bila
adaptif berikan pujian
 Diskusikan cara mengendalikan
halusinasi
 Menghardik halusinasi
 Menggunakan obat secara teratur
 Berbincang dg orang lain
 Mengatur jadwal aktivitas
Menghardik halusinasi

 Dilakukan saat sedang


mengalami halusinasi.
 Katakan pada diri “Saya tak
mau dengar/ lihat kamu”
 Untuk meningkatkan kendali
diri; tidak mengikuti isi
halusinasi
Tindakan:

 Jelaskan cara menghardik


 Memperagakan cara menghardik
 Meminta pasien memperagakan ulang
 Memantau penerapan cara ini
Melatih pasien menggunakan obat
secara teratur

 Jelaskan pentingnya penggunaan


obat.
 Jelaskan akibat bila tdk menggunakan
obat sesuai program
 Jeaskan akibat putus obat
 Jelaskan cara mendapatkan obat
 Jelaskan cara menggunakan obat
Berbincang dg orang lain

 Dilakukan menjelang halusinasi


muncul (tanda-tanda awal
halusinasi)
 Berbicara dg org lain
memaparkan pada stimulus
eksternal.
 Menurunkan fokus perhatian
pada stimulus internal
(halusinasi)
Mengatur jadwal aktivitas

 Halusinasi terjadi karena


banyak waktu luang.
 Mengatur jadwal aktivitas;
meminimalisasi waktu luang
 Membuat jadwal harian,
menepati jadwal.
Tindakan:

 Jelaskan pentingnya aktivitas teratur


 Diskusikan aktivitas yang biasa dilakukan
 Melatih pasien melakukan aktivitas
 Menyusun jadwal aktivitas
 Memantau pelaksanaan aktivitas
Pendidikan Kepada Keluarga untuk
Merawat Klien Halusinasi

 Buat kontrak
 Jelaskan:
 Apa halusinasi?
 Tanda dan gejala halusinasi
 Proses terjadinya
 Cara memutus halusinasi
 Obat utk klien
 Cara merawat di rumah
 Waktu kontrol
Psikofarmakoterapi

 Anti psikotik:
 Chlorpromazine (Promactile, Largactile)
 Haloperidol (Haldol, Serenace, Lodomer)
 Stelazine
 Clozapine (Clozaril)
 Risperidone (Risperdal)
 Anti parkinson:
 Trihexyphenidile
 Arthan

Anda mungkin juga menyukai