Anda di halaman 1dari 53

RIKKES UBAD

PENDAHULUAN

• TNI AD  Hanneg  kualitas baik


• Tingkat kes badan dan jiwa  Rikkes Ubad
• Pakes  memiliki bekal pengetahuan mengenai
prosedur dan tata cara Pemeriksaan kesehatan uji
badan di lingkungan TNI AD.
PENGERTIAN
• Pemeriksaan kesehatan ( Rikkes)  giat di bid kes
meliputi rik fisik & jiwa thdp seseorang u/ dapat
data yg digunakan u/ menentukan diagnosa atau
keadaan kesehatan perorangan
• PPBPAD (Panitia Penguji Badan Personel TNI AD) 
Badan yg bertugas lak Rikkes Ubad calon/anggota
TNI AD & berdasarkan data-data kes yg didapat
berwenang memutuskan Cakap/Tidak Cakap
seseorang mengemban suatu tugas/jabatan di
lingkungan TNI AD.
• Uji badan  rikkes dimana hasilnya dipergunakan
untuk menentukan Status cakap atau Tidak Cakap
seseorang melaksanakan tugas jabatan yang
ditentukan
• Status kesehatan  nilai kondisi kesehatan (fisik
dan jiwa ) seseorang sebagai hasil Pemeriksaan
kesehatan uji badan disesuaikan dengan suatu table
yang telah ditetapkan
• Waiver  suatu tindakan administrative guna
meluluskan seseorang yang menyimpang dari
persyaratan Pemeriksaan kesehatan uji badan.
• Waiver baru dapat dipertimbangkan bila kelainan
yang didapat sifatnya sedemikian rupa, sehingga
tidak akan menjadi halangan dalam melaksanakan
tugasnya dan tidak membahayakan dirinya.
• Wewenang Waiver ada pada Kasad. dan tidak dapat
didelegasikan
Tujuan Rikkes Ubad
•Mendapatkan calon anggota TNI AD yang mempunyai tingkat
kesehatan tinggi  mampu ditugaskan dimana saja di lingkungan
TNI AD dan dapat mengabdikan diri dlm jangka waktu yang cukup
lama tanpa merugikan kesehatannya
•Menghindari pemberian tugas dan tanggung jawab yang tidak
sesuai dengan tingkat kesehatan fisik dan jiwa seorang anggota
TNI AD
•Mengadakan penilaian kembali tingkat kesehatan seorang anggota
TNI AD setelah anggota tersebut sembuh dari suatu penyakit yang
berat, setelah selesai melaksanakan tugas yang berat, atau setelah
mengalami kejadian khusus lainnya.
•Diagnosa sedini mungkin sehingga kepada anggota TNI AD yang
bersangkutan segera dapat dilakukan tindakan medik yang
adequat.
Sasaran
Calon. 
1) Semua peserta yang akan masuk TNI AD
2) Calon anggota TNI AD yang masih dalam masa observasi dan ada
indikasi untuk pemeriksaan kesehatan uji badan ulang.
Anggota TNI AD 
1) Anggota TNI AD yang akan mengikuti pendidikan militer.
2) Anggota TNI AD yang akan mendapatkan tugas ke luar negeri.
3) Anggota TNI AD yang memerlukan reklasifikasi sesudah
menderita suatu penyakit atau sesudah menjalani suatu tugas yang
berat.
4) Perpanjangan Dinas Aktif ( DDA ) bagi anggota TNI AD yang telah
mencapai usia pensiun.
5) Anggota TNI AD yang akan menjabat tugas-tugas khusus.Anggota
TNI AD yang memerlukan keterangan lulus ujian badan sebagai
persyaratan administrasi.
Penggolongan Jenis Rikkes Ubad

• Berdasarkan tujuan
• Berdasarkan prosedur pelaksanaan
Berdasarkan tujuan
• Pemeriksaan kesehatan uji badan untuk Seleksi :
a) Pemeriksaan kesehatan uji badan Werving  calon anggota TNI AD.
Tujuan : mendapatkan anggota TNI AD memiliki tingkat kesehatan tinggi, 
mampu ditugaskan dimana saja di lingkungan TNI AD dengan masa tugas lama
tanpa merugikan kesehatan anggota ybs , dilaksanakan pada waktu seleksi
terhadap calon.

b) Pemeriksaan kesehatan uji badan ulang  calon anggota TNI AD yang


masih dalam masa observasi (tiga bulan pertama setelah diterima sebagai
calon).
Tujuan : menemukan kelainan atau penyakit yang kemungkinan belum timbul
pada saat pemeriksaan terdahulu. - Dilaksanakan bila ada indikasi  bila Dan/Ka
Satdik Calon yang bersangkutan mencurigai adanya kelainan atau penyakit.
- Pengajuan oleh Dan/Ka Satdik dapat atas inisiatif Dan/Ka sendiri, saran Staf
Satdik, atau saran Dokter Satdik/Instalasi Kesehatan yang mengobati/merawat
calon yang bersangkutan.
c) Pemeriksaan kesehatan uji badan Pendidikan  anggota TNI AD
yang akan melaksanakan pendidikan militer, baik didalam maupun
diluar negeri.
Tujuan : calon peserta pendidikan dengan tingkat kesehatan yang
sesuai dengan beratnya pendidikan yang akan diikutinya.
agar setelah selesai pendidikan dapat ditugaskan sesuai dengan
kemampuan/keahlian yang didapat sewaktu mengikuti pendidikan.
Dilaksanakan bila seorang anggota TNI AD akan mengikuti tugas
Militer.
d) Pemeriksaan kesehatan uji badan persiapan latihan  anggota
Satpur/Satbanpur yang akan melaksanakan tugas latihan.
Tujuan : diperoleh anggota yang memilki tingkat kesehatan yang
sesuai dengan beratnya latihan, sehingga target latihan tercapai.
Tidak selalu dilaksanakan, tergantung pada jenis dan beratnya
latihan serta anggaran yang tersedia.

e) Pemeriksaan kesehatan uji badan pratugas  seluruh anggota


Satpur/Satbanpur yang akan berangkat tugas operasi.
Tujuan : memisahkan anggota-anggota yang stakesnya dibawah
standar yang ditetapkan untuk tugas operasi yang bersangkutan
sehingga tidak membebani kesatuan dengan masalah masalah
kesehatan.
Dilaksanakan sebelum Satpur/Satbanpur berangkat tugas
operasi.
f) Pemeriksaan kesehatan uji badan purna tugas  seluruh anggota
Satpur/Satbanpur setelai selesai melaksanakan tugas operasi.
Tujuan : mengetahui tingkat kesehatan para anggota
Satpur/Satbanpur setelah melaksanakan tugas operasi guna
perencanaan penugasan dan penempatan jabatan selanjutnya
dilaksanakan setelah Satpur/Satbanpur
• Pemeriksaan kesehatan uji badan Berkala 
a) Pemeriksaan kesehatan uji badan berkala Pa/Ba/Ta 
rutin secara berkala terhadap para
Perwira/Bintara/Tamtama dari satuan satuan non
satpur/non satbanpur.
Tujuan : menemukan kelainan/penyakit pada tahap dini,
sehingga bisa diambil tindakan medis yang memadai untuk
mengatasinya. Pelaksanaannya berdasar program kerja
satuan kesehatan yang bersangkutan.

b) Pemeriksaan kesehatan uji badan Harpasat  berkala terhadap


seluruh anggota satpur/satbanpur.
Tujuan : untuk pemeliharaan dan peningkatan kemampuan satuan
khususnya dibidang personel.
Pelaksanaannya berdasar program kerja kotama dan program kerja
Ditkesad.
 
• Pemeriksaan kesehatan uji badan reklasifikasi

a) anggota TNI AD yang akan diperkirakan tingkat


kesehatannya berubah setelah menderita sakit, selesai
malaksanakan tugas berat, atau mengalami kejadian khusus
lainnya.
Tujuan : mengetahui tingkat kesehatannya saat ini dan
untuk merencanakan pemberian tugas tugas berikutnya
yang disesuaikan dengan tingkat kesehatannya yang
terakhir.
Dilakukan setelah melaksanakan tugas yang berat atau
selesai menjalani perawatan kesehatan.
Berdasarkan Prosedur Pelaksanaan

• Rikkes Ubad khusus  Dilaksanakan karena PPBPAD yang


tersedia tidak dapat melaksanakan ujian badan yang
diperlukan karena hambatan-hambatan teknis.
• Rikkes Ubad Banding  terhadap keputusan PPBPAD
pemeriksaan sebelumnya
Tujuan : memberikan kesempatan bila ada ketidakpuasan
terhadap keputusan PPBPAD. Dilaksanakan bila anggota yang
bersangkutan berkeberatan terhadap hasil ujian badan yang
dijalani.
Dirkesad berkeberatan atas hasil ujian badan oleh PPBPAD
pemeriksa
• Pemeriksaan kesehatan uji badan lain-lain  keterangan
lulus ujian badan sebagai persyaratan administrasi tertentu
Tujuan : menentukan apakah tingkat kesehatan anggota
tersebut sesuai dengan persyaratan yang ditentukan,
termasuk diantaranya pemeriksaan kesehatan uji badan
untuk perpanjangan SIM, ijin kawin, pendidikan diluar
kedinasan dan lain-lain
Tugas PPBPAD

• Rikkes terhadap calon / anggota TNI AD


• Rikkes berkala
• Rikkes lain sesuai kebutuhan
Wewenang PPBPAD

• memutuskan cakap/tidak cakap seseorang untuk


mengemban tugas/jabatan dilingkungan TNI AD.
• Kewenangan PPBPAD tidak bisa dicampuri oleh
pejabat/Instansi diluar PPBPAD.
• Keputusan hanya bisa dibatalkan oleh PPBPAD yang
lebih tinggi atau PPBPAD Banding.
Jenis-jenis PPBPAD

• PPBPAD Pusat
• PPBPAD Daerah
• PPBPAD Pembantu
• Dokter Penguji Kesehatan Berdiri Sendiri
• PPBPAD Khusus
• PPBPAD Banding
PPBPAD Pusat

• Dibentuk dengan Skep Kasad dengan


memperhatikan pengusulan Dirkesad.
• Personel terdiri dari 3 dokter Militer dan minimal
seorang diantaranya berpangkat Pamen.
• Masa bakti personel PPBPAD Pusat adalah 2 tahun
dan setelahnya dapat diangkat kembali.
• Bersifat tetap dan berkedudukan di RS Pusat
TNI AD ( RSPAD Gatot Soebroto )
Tugas PPBPAD Pusat berwenang
memutuskan :
a) Dapat/tidak dapat melaksanakan tugas ke luar
negeri
b) Dapat/tidak dapat melaksanakan sesuatu tugas
khusus sesuai pengajuan Dirkesad
c) Penilaian kecacatan seseoarang yang tidak dapat
diputuskan oleh PPBPAD Daerah.
d) Atas perintah Dirkesad PPBPAD Pusat dapat
bertindak selaku PPBPAD Banding terhadap
keputusan PPBPAD Daerah.
e) Semua tugas dan wewenang PPBPAD dibawahnya
PPBPAD Daerah

• Dibentuk dengan Skep Dirkesad atas nama Kasad dengan


memperhatikan usulan dari Kakesdam.
• Skep berlaku efektif setelah dikeluarkan Prinlak oleh Pangdam.
• Personel terdiri dari 3 dokter Militer dan seorang diantaranya
sebagai sebagai ketua.
• Masa bakti personel PPBPAD daerah adalah 2 tahun dan
setelahnya dapat diangkat kembali.
• Bersifat tetap dan berkedudukan di Rumkit Tingkat II atau
Tingkat III yang berada di wilayah kerja PPBPAD Daerah.
• menandatangani dokumen-dokumen PPBPAD Daerah, sedang
untuk melaksanakan kegiatan dapat dimanfaatkan seluruh
personel Kesad yang berada di tempat kedudukan PPBPAD
Personel PPBPAD Daerah berwenang
memutuskan :
a) Dapat/tidak dapat diterima menjadi anggota TNI AD.
b) Dapat/tidak dapat mengikuti Dikmil dalam negeri.
c) Dapat/tidak dapat melakukan tugas khusus, melakukan
tugas semula setelah menderita sakit berat, tugas berat,
kecelakaan atau mengalami kejadian khusus lainnya.
d) Penilaian kecacatan.
e) Atas perintah Dirkesad, PPBPAD Daerah bisa bertindak
sebagai PPBPAD Banding terhadap keputusan PPBPAD
Pembantu, PPBPAD Khusus, atau Dokter Penguji Kesehatan
berdiri sendiri dalam satu Kotama sesuai jalur rujukan
yang berlaku.
e) Semua tugas dan wewenang PPBPAD di bawahnya.
PPBPAD Pembantu
• Dibentuk dengan surat Keputusan Dirkesad atas nama Kasad
dengan memperhatikan usulan dari Kakesdam.
• Surat keputusan tersebut berlaku efektif setelah dikeluarkan
prinlak Pangdam.
• Personel terdiri dari 3 orang dokter, minimal seorang
diantaranya seorang dokter TNI AD sebagai Ketua.
• Personel PPBPAD berwenang menanda tangani dokumen-
dokumen PPBPAD Pembantu, sedang untuk pelaksanaan
kegiatan dapat dikerahkan seluruh personel Kesad yang
berada ditempat kedudukan PPBPAD Pembantu.
• Berkedudukan di Rumkit Tingkat IV atau Rumkitban.
• Dalam melaksanakan tugasnya, PPBPAD Pembantu dibina
dan diawasi oleh Kakesdam dengan penegertian bahwa
Kakesdam tidak mempengaruhi keputusan PPBPAD
Pembantu
PPBPAD Pembantu berwenang
memutuskan :

a) Dapat/tidak dapat diterima untuk pendidikan Ba, Ta


yang bukan pendidikan pembentukan
b) Perpanjangan dinas aktif Ba/Ta.
c) Tugas operasi untuk Pama, Ba dan Ta
d) Melaksanakan pemeriksaan pendahuluan terhadap
calon/ anggota yang menjadi wewenang PPBPAD daerah
e) Lain-lain pemeriksaan sejenis atau yang lebih rendah
Dokter Penguji Kesehatan Berdiri
Sendiri

• Setiap dokter militer dapat ditunjuk oleh Kakesdam


sebagai dokter penguji kesehatan berdiri sendiri.
• Bertugas pada pemberian sertfikat untuk ijin kawin,
SIM, pendidikan diluar kedinasan dan lain-lain.
• Dalam melaksanakan tugasnya, dokter penguji
kesehatan berdiri sendiri dibimbing dan diawasi
oleh Kakesdam
PPBPAD Khusus
• Dibentuk oleh Dirkesad atas nama Kasad sewaktu-waktu
sesuai kebutuhan.
• Diwilayah Kodam wewenang tersebut dapat dilimpahkan
kepada Kakesdam
• Personel terdiri dari 3 orang dokter, minimal seorang
diantaranya adalah dokter militer TNI AD sebagai Ketua.
• Berkedudukan di Instalasi Kesehatan sesuai dengan tugas
yang dihadapi antara lain : 
a) Di Makesdam
b) Rumkit Tk II, Tk III atau Tk IV
c) Rumkitban, Polkes atau Poskes Satkeslap
d) Instalasi kesehatan non militer 
Bertugas terbatas pd perintah Dirkesad :

a) Pemeriksaan kesehatan uji badan Werving calon anggota


TNI AD yang tidak dapat dijangkau oleh PPBPAD daerah.
b) Pemeriksaan kesehatan uji badan pendidikan, pra tugas,
pemeriksaan kesehatan uji badan berkala atau harpassat
anggota TNI AD di wilayah yang jauh jaraknya dan sulit
transportasi
c) Pemeriksaan kesehatan uji badan bagi anggota yang akan
mendapat tugas khusus, termasuk pemeriksaan kesehatan uji
badan seleksi pendidikan yang bersifat terpusat.
d) Dibentuk berdasarkan Sprin Kasad dan bersifat sementara
sesuai dengan yang dibebankan kepadanya.
e) Segera dibubarkan setelah menyelesaikan tugas yang
diberikan.
PPBPAD Banding
• PPBPAD Banding Pusat.  
a) Bersifat tidak tetap, dibentuk atas perintah Dirkesad
b) Berkedudukan di RSPAD Gatot Soebroto
c) Bertugas melaksanakan dan memutuskan hasil
pemeriksaan kesehatan uji badan yang diajukan untuk naik
banding.
d) Personel terdiri dari 5 dokter dimana minimal ketuanya
adalah seorang dokter TNI AD.
e) Atas perintah Dirkesad PPBPAD pusat berwenang sebagai
PPBPAD banding terhadap keputusan PPBPAD daerah.
f) Keberadaan PPBPAD pusat sebagai PPBPAD banding bagi
PPBPAD dibawahnya bersifat tetap, sedangkan PPBPAD
banding pusat dibentuk khusus untuk menangani suatu kasus
tersebut
PPBPAD Banding Daerah. 
a) Bersifat tidak tetap  ada banding atas perintah Dirkesad. Pelaksanaan
didaerah, wewenang Dirkesad tersebut dapat dilimpahkan kepada
Kakesdam.
b) Personel terdiri dari 3 dokter min. seorang diantaranya harus dokter
militer TNI AD, sebaiknya Kakesdam sendiri menjadi Ketua dan 2 dokter
yang lain sebagai anggota.
Mereka tidak boleh pernah duduk dalam PPBPAD yang pernah menguji
orang yang diuji tersebut, sedang mengenai kepangkatannya tidak perlu
selalu harus lebih senior dari anggota PPBPAD sebelumnya. 
c) Berkedudukan di Rumkit Tingkat II/III. Keberadaan PPBPAD daerah
sebagai PPBPAD banding terhadap keputusan PPBPAD dibawahnya bersifat
tetap, sedang PPBPAD banding daerah yang dibentuk untuk menangani
suatu kasus segera dibubarkan setelah menangani kasus tersebut.
d) Bertugas melaksanakan dan memutuskan hasil Pemeriksaan kesehatan
uji badan seseorang yang diajukan untuk naik banding sesuai prosedur yang
berlaku, atas perintah Dirkesad PPBPAD daerah berwenang sebagai PPBPAD
banding terhadap keputusan PPBPAD pembantu/khusus/dokter penguji
Kesehatan berdiri sendiri didalam wilayah kerjanya.
Kepaniteraan
• Mengumpulkan dan mempelajari semua keterangan
medis
• Dokter Panitera bertanggung jawab atas pengisian
dan pemeliharaan buku jurnal PPBPAD
• Semua keterangan yang penting ditandatangani
dokter panitera sebagai autentifikasi serta diberi
cap PPBPAD
Lajur buku jurnal

a) Nomor urut.
b) Nama penderita
c) Pangkat/NRP/Kesatuan
d) Nomor dan tanggal surat permintaan DanSat
e) Tanggal dimulai pemeriksaan.
f) Tanggal selesai pemeriksaan
g) Tanggal sidang PPBAD
h) Diagnosa
i)Nomor dan tanggal surat sertifikat Dokter yang diberikan
j)Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu
Sidang PPBPAD

Dilakukan setelah proses Pemeriksaan kesehatan uji


badan selesai dan dokumen terkumpul. Pada sidang
dibicarakan :
1) Kebenaran isi surat keterangan dan bukti-bukti
yang diterima, termasuk keterangan dari
Dansatminkal tentang terjadinya sakit atau cacat
2) Diagnosa jenis, nilai dan lamanya sakit.
3) Kesimpulan dan keputusan PPBPAD
1. Personel PPBPAD perbedaan pendapat tentang hasil
pemeriksaan  Panitera PPBPAD membuat sebuah Berita
Acara dimana dicantumkan tidak disetujuinya sesuatu hal
oleh personel PPBPAD  hadirkan Dokter ahli ( Spesialistik )
Berita Acara beserta hasil pemeriksaan Dokter Ahli  kirim
ke Dirkesad  PPBPAD mengeluarkan Hasil Evaluasi
Sementara berdasarkan hasil rik dan konsultasi Dokter Ahli
 jd keputusan definitif bila tidak dibatalkan oleh Dirkesad
dalam waktu 10 hari setelah sidang PPBPAD.
2. Ketidak sepakatan penilaian kecacatan 
PPBPAD Daerah tidak dibenarkan mengambil
keputusan  Penilaian terakhir diajukan ke
PPBPAD Pusat.
Keputusan sidang PPBPAD sebagai hasil evaluasi
data-data kesehatan tersebut diberitahukan
kepada anggota yang bersangkutan secara lisan.
Bila anggota berkeberatan ttg keputusan 
prosedur untuk banding
• Keputusan sidang PPBPAD diambil secara
musyawarah, bila perlu dengan bantuan konsultasi
dokter ahli, tidak dibenarkan pengambilan
keputusan dengan cara voting.
• Selama jalannya sidang, Panitera melakukan
pencatatan administrasi yang diperlukan.
Keputusan PPBPAD

• Hasil evaluasi terhadap data-data kesehatan yang ditemukan


pada rikkes menghasilkan keputusan PPBPAD.
• Keputusan PPBPAD hanya berlaku untuk jenis rikkes yang
sesuai dengan permintaan Dansat.
• Keputusan PPBPAD sebagi hasil evaluasi Rikkes
dicantumkan pada surat sertifikat dokter dan diberikan
kepada anggota yang diperiksa melalui Dansatnya.
• Masa berlaku surat sertifikat tersebut adalah 6 bulan, masa
berlaku hasil pemeriksaan kesehatan uji badan untuk tugas-
tugas khusus diatur tersendiri.
Tingkat pemeriksaan :
a) Pemeriksaan Tk. IV : Pemeriksaan fisik diagnostik, thorax foto,
pemeriksaan laboratorium rutin.
b) Pemeriksaan Tk. III. Sesuai kemampuan Tim dokter umum, gigi dan
rontgen. Pemeriksaan fisik diagnostik, gigi, pemeriksaan penunjang
berupa pemeriksaan thorax foto, EKG, laboratorium rutin, fungsi hati,
fungsi ginjal, kemampuan konsultasi bersifat spesialis.
c) Pemeriksaan Tk. II. Kemampuan pemeriksaan Tk. III ditambah
dokter spesialis, kemampuan konsul sifat superspesialis, thorax foto,
EKG, laboratorium rutin, glukosa sewaktu, fungsi hati, fungsi ginjal
d) Pemeriksaan Tk. I. Tersedia semua dokter spesialis dan super
spesialis, thorax, EKG, USG, laboratorium, gula darah PP, fungsi hati,
ginjal, HBs Ag, profil lipid serta pemeriksaan penunjang lain atas
indikasi
e) Tingkat khusus, jenis pemeriksaan ditujukan untuk penugasan
khusus/matra.
7 Sektor rik fisik & jiwa

1) U : Kapasitas fisik secara umum. Sektor ini menyatakan keadaan tubuh pada
umumnya.
2) A : Anggota atas. Sektor ini menyatakan terutama bentuk/fungsi tangan,
lengan, bahu dan tulang belakang bagian atas ( tulang-tulang pinggang ke atas ).
3) B : Anggota bawah. Sektor ini menyatakan bentuk/fungsi kaki, tungkai,
panggul dan tulang belakang bagian bawah.
4) D : Alat pendengaran dan keseimbangan. Sektor ini menyatakan tajam
pendengaran dan kjelainan organic/fungsi alat pendengaran dan keseimbangan.
5) L : Alat Penglihatan. Sektor ini menyatakan tajam penglihatan dan
kelainan organic/fungsi Alat penglihatan.
6) G : Gigi dan mulut. Sektor ini menyatakan fungsi gigi dan mulut serta
kelainan organik gigi dan mulut.
7) J : Jiwa. Sektor ini menyatakan tingkat kesehatan jiwa dari anggota yang
diperiksa.
Klasifikasi hasil pemeriksaan

1) Klasifikasi 1. ( baik sekali ) Tidak ada kelainan sama sekali atau bila
ada kelainan tersebut sangat ringan atau tudak berarti sehingga
memenuhi persyaratan medis menjadi anggota TNI AD
2) Klasifikasi 2. ( baik ) Dijumpai kelainan/penyakit ringan yang tidak
mengganggu fungsi tubuh keseluruhan sehingga masih memenuhi
persyaratan medis menjadi anggota TNI AD
3) Klasifikasi 3. ( kurang ) Dijumpai kelainan/penyakit yang akan
mem- pengaruhi fungsi tubuh keseluruhan akan tetapi masih dapat
melakukan tugas-tugas militer secara terbatas
4) Klasifikasi 4. ( kurang sekali ) Dijumpai kelainan/penyakit berat
yang akan mengganggu fungsi tubuh keseluruhan sehingga tidak lagi
memenuhi persyaratan minimal sebagai anggota militer
Pembagian Stakes
1) Stakes I ( B nilai > 76 ). Kelompok tersebut mempunyai nilai UABDLGJ
klasifikasi satu Calon / anggota tersebut mempunyai tingkat kesehatan
badan dan jiwa yang tinggi, sehingga mampu ditugaskan dimana saja
dilingkungan TNI AD.
2) Stakes II ( C nilai 66-75 ). Kelompok tersebut mempunyai nilai
UABDLGJ klasifikasi 2 untuk satu sector atau lebih sebagai tingkat
terendah Calon/anggota tersebut mempunyai tingkat kesehatan badan
jiwa yang cukup baik untuk dapat melaksanakan tugas dilingkungan TNI
AD.
3) Stakes III ( K 1 nilai 56- 65 ). Kelompok tersebut mempunyai nilai
UABDLGJ klasifikasi 3 untuk untuk satu sector atau lebih sebagai tingkat
rendah Calon/anggota tersebut sebenarnya sudah tidak memenuhi lagi
persyaratan medis untuk anggota TNI AD dan hanya mampu melaksanakan
tugas secara terbatas.
4) Stakes IV ( K 2 nilai kurang dari 56 ). Kelompok tersebut mem-punyai
UABDLGJ klasifikasi 4 untuk satu sector atau lebih sebagai tingkat terendah
anggota tersebut tidak dapat dipertahankan sebagai anggota TNI AD
 cantumkan umur / thn kelahiran agar penilaian stakes tepat
Prosedur Pengajuan Rikkes Ubad

Yang berhak mengajukan permintaan rikkes yaitu :


1) Kasad. Dalam pelaksanaan didaerah dapat dilimpahkan
kepada Pangdam selaku Tim Panda/ketua Pantukhirda.
2) Dansat dari anggota yang bersangkutan.
Surat yang diperlukan untuk pengajuan rikkes  Surat
permintaan rikkes untuk Ketua PPBPAD setempat oleh Kepala
atau Komandan Satuan
Surat yang diperlukan untuk pengajuan rikkes adalah : 
a) Surat permintaan rikkes untuk Ketua PPBPAD
setempat oleh Kepala atau Komandan Satuan. Dengan
menyebut keperluan dan tujuan .
b) Tembusan surat Dansatminkal kepada anggotanya
untuk menghadap ke PPBPAD.
c) Bila dianggap perlu, terutama pada permintaan penilaian
kecacatan dilampirkan surat-surat sebagai berikut :
Surat kesaksian Komandan menjelaskan bahwa :
(1) Sakit atau cacatnya terjadi didalam atau diluar
dinas, bila perlu disertai keterangan singkat tentang proses
terjadinya sakit/cacat.
(2) Anggota tersebut dianggap masih dapat /tidak dapat
ditugaskan dimedan pertempuran.
(3) Bila hal tersebut mengenai kecelakaan, perlu
dilampirkan surat keterangan atau Berita Acara yang disyahkan
oleh Dansatminkal.
(4) Riwayat penyakit atau keterangan medis lainnya yang
dibuat oleh dokter/petugas Kesehatan yang memeriksa atau
mengobati anggota tersebut .
Pada rikkes setelah diadakan sidang PPBPAD  keluar Laporan
PPBPAD, Surat utk komandan serta surat sertifikat dokter memuat
rumus kesehatan UABDLGJ, Stakes dan keterangan tentang :
(1) Dapat / tidak diterima sebagai anggota TNI AD.
(2) Dapat melakukan tugas semula sepenuhnya / terbatas
(3) Tidak dapat melakukan tugas semula dan disarankan pindah
tugas/jabatan.
(4) Memenuhi/tidak memenuhi syarat untuk suatu
tugas/pendidikan/jabatan dan lain-lain sesuai yang tercantum pada
surat pengajuan dari Dansatminkal.
(5) Memerlukan pengobatan dan perawatan terlebih dahulu dan
setelah selesai diajukan kembali ke PPBPAD.
(6) Tidak dapat dipertahankan dalam dinas militer.
(7) Jenis dan nilai kecacatan
Rikkes Berkala
Mendapatkan surat berupa nasehat kedokteran secara
tertulis :
1) Kelainan/penyakit yang diketemukan pada waktu
dilakukan pemeriksaan kesehatan uji badan.
2) Nasehat medis bagi personel yang bersangkutan
Rikkes harpasat
Laporan kepada Dansat ttg :
1) Daftar nominatif Stakes dan nilai UABDLGJ dan
Stakes dari seluruh anggota Satpur/Satbanpur.
2) Daftar anggota Satpur / Satbanpur yang
mempunyai Stakes III/IV, berikut kelainan/penyakit
yang diketemukan dan saran-saran
penyelesaiannya.
Surat sertifikat dokter

a) Untuk melengkapi persyaratan administrasi seperti yang


tercantum pada surat pengajuan Pemeriksaan kesehatan uji
badan.
b) Sebagai dasar pengusulan personel untuk jabatan,
penugasan, pendidikan, pemberhentian dari dinas aktif dan
lain-lain.
c) Memperkuat saran ke Komando atasan untuk penugasan,
jabatan, pemberhentian dari dinas aktif dan sebagainya.
d) Bahan pertimbangan tentang besarnya hak anggota atas
satuan terhadap terjadinya kecacatan
Nasehat kedokteran

• Hasil akhir kegiatan pemeriksaan kesehatan uji


badan berkala.
• Sebagai pedoman dalam upaya pembinaan
kesehatan bagi personel yang bersangkutan
Laporan nominatif kesehatan
satuan

a) Sebagai indikator dari kondisi kesehatan kesatuan.


b) Sebagai saran kepada Komandan satuan tentang anggota
kesatuan yg mempunyai Stakes III/IV bila : 
(1) Yang masih bisa diperbaiki Stakesnya, agar diperintahkan
segera berobat ke instalasi kesehatan terdekat
(2) Yang tidak bisa diperbaiki stakesnya, agar dipindah kan
dari satpur/satbanpur.
(3) Yang memiliki Stakes IV disarankan untuk diberhentikan
dari dinas aktif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai