Sertifikat Kompetensi
Ijazah dr/drg
Surat keterangan sehat FM
Pernyataan taat: Sumpah STR SIP
Dr/drg,; etika dr/drg
Keterangan kelakuan dan
etik
Jaga Mutu
Etika dan disiplin
OPPE
FPPE
Rekomendasi Kewenangan
Kredensial kewenangan
klinis klinis
MELZA-KKI 2016
2
• There are two categories of licensed practitioners that require
different levels of credentialing verification:
• 1) Licensed Independent Practitioner (LIP) - "individuals permitted
by law and the organization to provide care and services without
direction or supervision, within the scope of the individual's license
and consistent with individually granted clinical privileges." At
HEALTH CENTER these include physicians, dentists, nurse
practitioners, and physician assistants.
• 2) Other Licensed or certified Health Care Practitioner - "an
individual who is licensed, registered or certified but not permitted
by law to provide patient care services without direction or
supervision." At HEALTH CENTER these include registered nurses,
licensed practical nurses, certified laboratory technicians, and
dental hygienists.
Credensialing and Priviledging
WHO?
• Praktisi mandiri yg mempunyai STR dan SIP untuk memberikan pelayanan secara mandiri
tanpa pengarahan atau supervisi dalam lingkup kompetensi dan kewenangannya
WHAT?
• Kredensialing/ Proses Kredensial adalah proses untuk memperoleh, memverifikasi, dan
mendapatkan kualifikasi dari praktisi klinis utnuk dapat memberikan asuhan klinis di failitas
pelayanan kesehatan
• Kredensial adalah semua dokumen perijinan seperti STR, SIP; ijazah ,sertifikat kompetensi;
sertifikat pelatihan; pengalaman atau riwayat pekerjaan ; dan kualifikasi lain yang
dibutuhkan
• Dokumen harus sudah diverifikasi melalui sumper primer,
• Dokumen harus disimpan dan dipelihara dalam file /dokumentasi RS
• Privileging /Proses Pemberian Kewenangan adalah proses dimana lingkup yang spesifik dan
tindakan dari asuhan pasien diberikan kepada praktisi /staf klinis oleh RS , berdasarkan
evaluasi dari kredensial dan kinerjanya .
A “privilege’ is defined as an advantage, right, or benefit that is not available to everyone;
the rights and advantages enjoyed by a relatively small group of people, usually as a
result of education and experience.
IAMRA (InternationaL Association of Medical Regulation Authority) :
Praktik Klinik bukan lah hak tetapi Kewenangan (Clinical Practice is not a Right, It,s a
priviledge)
Pendidikan Klinis di RS di Indonesia
• Pendidikan/Pelatihan profesi (post graduate)
Peserta didik sudah mempunyai STR dan SIP dapat
diberikan
PENUGASAN dan KEWENANGAN KLINIS
sesuai kompetensi/level kompetensi dalam pendidikan
dibawah supervisi perceptor/PJP
Pendidikan/Pelatihan Klinis undegradute/vokasi
Kewenangan Klinis merupakan kewenangan kerja dalam
lingkup kewenangan klinis perceptor/PJP
• UU no 29 tahun 2004 ttg Praktek Kedokteran
• UU no 20 tahun 2013 ttg Pendidikan Kedokteran
• UU no 36 tahun 2016 ttg Tenaga Kesehatan
• UU no 37 tahun 2016 ttg Keperawatan
• Permenkes 2052 tahun 2009 ttg Surat Ijin Praktik
• Permenkes no 1 tahu 2017 ttg Keselamatan Pasien
berpengaruh terhadap proses pembelajaran mahasiswa
kedokteran/tenaga kesehatan lain khususnya dalam tahap praktik
klinik yang harus memperhatikan dan mengutamakan
keselamatan dan kenyamanan pasien
prosedur pembelajaran praktik klinik perlu diatur sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi makna pembelajaran klinik mahasiswa
kedokteran, tetapi juga tetap memperhatikan masalah medik
legal, keamanan, dan kenyamanan pasien.
TINGKAT SUPERVISI
disesuaikan dengan kompetensi dan kewenangan peserta didik :
1. Supervisi tinggi:
kemampuan asesmen peserta didik belum sahih
keputusan dalam membuat diagnosis dan rencana asuhan, tindakan
medis dan operatif harus dilakukan oleh dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP). Pencatatan pada berkas rekam medis harus
dilakukan oleh DPJP;
2. Supervisi moderat tinggi:
kemampuan asesmen peserta didik sudah dianggap sahih, namun
kemampuan membuat keputusan belum sahih sehingga rencana asuhan
yang dibuat peserta didik harus disupervisi oleh DPJP. Tindakan medis
dan operatif dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan supervisi
langsung (onsite) oleh DPJP. Pencatatan pada berkas rekam medis oleh
peserta didik dan diverifikasi dan divalidasi oleh DPJP;
3. …………
TINGKAT SUPERVISI
3. Supervisi moderat:
kemampuan melakukan asesmen sudah sahih, tetapi kemampuan
membuat keputusan belum sahih sehingga keputusan rencana
asuhan harus mendapat persetujuan DPJP sebelum dijalankan, kecuali
pada kasus gawat darurat. Tindakan medis dan operatif dapat
dilaksanakan oleh peserta didik dengan supervisi tidak
langsung oleh DPJP (dilaporkan setelah pelaksanaan). Pencatatan
pada berkas rekam medis oleh peserta didik dengan verifikasi dan
validasi oleh DPJP;
4. Supervisi rendah:
kemampuan asesmen dan kemampuan membuat keputusan sudah
sahih sehingga dapat membuat diagnosis dan rencana asuhan, namun
karena belum mempunyai legitimasi tetap harus melapor kepada
DPJP. Tindakan medis dan operatif dapat dilakukan dengan supervisi
tidak langsung oleh DPJP. Pencatatan pada berkas rekam medis oleh
peserta didik dengan validasi oleh DPJP.
SUPERVISI VS KEWENANGAN
KEWENANGAN KLINIS PESERTA DIDIK
• Mahasiswa diperkenankan
membuka/mempelajari rekam medik dengan
tetap menjaga kerahasiaan data medik pasien
dan menjaga etika profesionalitas dokter. (tidak
diperbolehkan untuk mengambil foto atas rekam
medik pasien.
Peserta Kepaniteraan Klinis