Anda di halaman 1dari 16

KEWENANGAN KLINIS PESERTA DIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN

Dalam proses pendidikan menjadi seorang dokter umum, mahasiswa kedokteran mendapatkan pengecualian
melakukan tindakan-tindakan yang sebenarnya merupakan wewenang dokter. Pada pasal 35 Undang-undang
No. 29 tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, wewenang seorang dokter adalah sebagai berikut :
• Mewawancari pasien
• Memeriksa fisik dan mental pasien
• Menentukan pemeriksaan penunjang
• Menegakkan diagnosis
• Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien
• Melakukan tindakan kedokteran

Tindakan-tindakan tersebut dapat dilakukan oleh mahasiswa selama masih memenuhi dua persyaratan
sebagai berikut :
1. Berbagai tindakan medis yang dilakukan merupakan bagian dari proses pendidikan.
2. Berbagai tindakan medis yang dilakukan berada dalam petunjuk dan supervisi staf medik.

Mahasiswa kedokteran dapat mengisi lembaran rekam medis, termasuk menulis perintah untuk memberikan
obat atau terapi, akan tetapi dengan persyaratan tambahan sebagai berikut :
1. Memenuhi dua persyaratan umum yang telah disebutkan sebelumnya.
2. Mahasiswa melakukan hal tersebut dalam lingkup wewenang dan sepengetahuan dokter yang bertanggung
jawab membimbing mahasiswa.
3. Dalam mengisi lembaran rekam medis atau menuliskan perintah untuk memberikan obat atau terapi,
mahasiswa harus menuliskan nama jelas serta menandatanganinya.
4. Dokter yang berwenang harus turut menandatangani berbagai isian lembaran rekam medis serta perintah
tertulis yang dibuat oleh mahasiswa. Apabila dokter yang berwenang tidak berada di tempat, dokter yang
berwenang dapat memberikan instruksi melalui telepon kepada tenaga medis yang berwenang yang berada di
tempat (perawat) untuk turut menandatangani lembaran rekam medis tersebut.
5. Mahasiswa yang menjalani kepaniteraan harus mentaati peraturan diatas beserta peraturan tambahan yang
berlaku dimasing-masing institusi atau rumah sakit.

Daftar ketrampilan klinis yang diberikan kepada peserta didik Fakultas Kedokteran. Penjelasan lebih rinci
mengenai ketrampilan yang harus dilatih oleh mahasiswa kedokteran selama tahap klinik dapat dilihat sebagai
berikut :
1. Komunikasi Efektif
a. Berkomunikasi disertai empati
b. Mendengar aktif
c. Menghargai pasien sebagai manusia seutuhnya
d. Memberi informasi secara efektif kepada pasien, keluarga dan anggota tim kesehatan
e. Menggunakan bahasa verbal secara efektif
f. Menggunakan bahasa tertulis secara efektif
g. Menggunakan teknologi komputer secara efektif

2. Ketrampilan Klinik Dasar


a. Memperoleh riwayat penyakit yang lengkap dan akurat serta melakukan pemeriksaan komprehensif pada
berbagai keadaan pasien yang dihadapi.
1) Melakukan anamnesis lengkap pada orang dewasa
2) Melakukan alloanamnesis / anamnesis lengkap pada anak sesuai dengan usia dan tahap perkembangan.
3) Melakukan anamnesis yang dapat menggali etiologi/ patogenesis/patofisiologi penyakit.
4) Memanfaatkan sumber informasi sekunder dalam mengelola pasien

b. Melakukan pemeriksaan fisik lengkap meliputi keadaan umum, tanda vital, denyut nadi, frekuensi
pernapasan, suhu badan, tekanan darah dan keadaan kulit. Permeriksaan kepala, mata, telinga, hidung,
tenggorok, leher, dada, jantung, paru, payudara, abdomen, genitalia, eksterna, pelvis, rektum, prostat,
muskulsokeletal dan refleks neurologi lengkap.
1) Melakukan pemeriksaan status kejiwaan dengan observasi, percakapan ringan, riwayat psikiatri, dan uji
formal.
2) Melakukan pemeriksaan fisik anak dan neonatus
3) Melakukan pemeriksaan wanita hamil
4) Melakukan pemeriksaan kasus emergensi
5) Memilih pemeriksaan khusus yang sesuai dengan diagnosis kerja berdasarkan keluhan pasien, kepentingan
pasien, urgensi dan kompleksitas masalah.
c. Prosedur Klinik Medik dan Bedah
1) Melakukan tindakan pencegahan universal dan penanganan bahan tercemar/ terinfeksi.
2) Melakukan kerja dengan teknik steril
3) Melakukan punksi vena, termasuk biakan darah
4) Melakukan pemasangan IVFD perifer
5) Melakukan suntikan: intradermal, subkutan, intramuskular, dan intervena
6) Melakukan punksi arteri untuk analisis gas darah
7) Melakukan pemasangan pipa nasogastrik
8) Melakukan pemasangan kateter Folley pada perempuan dan laki-laki
9) Melakukan pemeriksaan telinga, hidung dan tenggorok
10) Melakukan pemeriksaan oftalmologi
11) Melakukan tindakan sunat/ sirkumsisi
12) Melakukan tindakan biopsi kulit
13) Melakukan ekstirpasi kista
14) Melakukan pemeriksaan EKG
15) Melakukan pemeriksaan Resusitasi Jantung Paru (RJP) dasar

HAK DAN KEWAJIBAN KEPANITERAAN KLINIK

a. Hak
1) Mendapat kesempatan untuk melakukan pemerksaan terhadap pasien-pasien di kelas yang telah
ditetapkan.
2) Memperoleh bimbingan dan praktik klinik di rumah sakit.
3) Membaca dan mempelajari rekam medic selama melaksanakan pendidikan/modul praktik klinik di rumah
sakit.
4) Mendapatkan nilai sebagai evaluasi pendidikan praktik klinik oleh dosen pembimbing praktik klinik rumah
sakit.

b. Kewajiban
1) Mentaati segala peraturan rumah sakit tentang disiplin/budaya kerja ketertiban keamanan, kebersihan dan
ketentuan lain yang berlaku di rumah sakit serta mejaga nama baik rumah sakit.
2) Menjaga etika sopan santun terhadap pasien yang diperiksa, keluarga pasien, staf mengjar, perawat,
pengelola pendidikan dan sesama mahasiswa.
3) Menggunakan jas dokter serta name taq yang berlaku di ruamh sakit.
4) Berpakaian yang pantas, wajar, sopan dan rapih (tidak diperkenankan memakai jeans, T-shirt ataupun
sandal; wajah kelihatan jelas, rambut terawatt rapih, tidak gondrong, kuku tidak panjang, tidak boleh
menggunakan perhiasan dan cat kuku.
5) Mentaati segala peraturan/ketentuan yang berlaku di rumah sakit antara lain tentang prosedur pelayanan
etika, pencegahan penularan infeksi pengisian berkas rekam medis, dan lain-lain.
6) Mengisi daftar abseni setiap kali (hadir/datang dan pulang/lepas jaga) supervisor, pembimbing atau pun
petugas/pengelola pendidikan berhak menyatakan mahasiswa tidak hadir jaga apabila mahasiswa yang
bersangkutan tidak mengisi daftar absensi jaga ataupun terlambat datang jaga lebih dari 15 (lima belas) menit.
7) Waktu kegiatan pelaksaaan praktik klinik meliputi :
a) Kegiatan harian yaitu pukul 07.00-15.00 WIB dari senin sampai jumat.
b) Jaga malam terdiri dari :
Shift I Hari kerja Pukul 07.00 – 15.00 WIB
Shift II Hari libur Pukul 08.00 – 20.00 WIB
Pukul 20.00 – 08.00 WIB
Stase Anak dan Obsgyn 24 Jam
8) Alasan sah untuk tidak hadir :
a) Sakit : dibuktikan dengan surat keterangan sakit poli Fakultas atau dokter rumah sakit apabila ada surat dari
dokter lain diluar poli Fakultas dan RSAU dr. Esnawan Antariksa dalam 24 Jam harus disahkan oleh dokter di
poli Fakultas / Rumkit RSAU dr. Esnawan Antariksa.
b) Apabila mahasiswa izin, sakit/dirawat, melahirkan, kematian anggota keluarga lebih dari 2 (dua) hari untuk
modul minor dan lebih dari 4 (empat) hari untuk modul mayor, maka dianggap gugur dan harus mengulang
praktik klinik modul yang bersangkutan di waktu mendatang.
c) Yang dimaksud dengan kematian anggota keluarga adalah kematian orang tua/mertua, saudara kandung,
istri/suami, anak kandung.
d) Menjalankan tugas yang diberikan pimpinan fakultas dengan melaporkan dan menunjukan surat tugas yang
disampaikan kepada ka RSAU melalui bagian Bakordik.
e) Mendapatkan izin cuti menikah atau lain-lain atas dasar permohonan tertulis dari mahasiswa yang
bersangkutan yang di sampaikan ke bagian bakordik dan di ketahui oleh Koordinator Kepaniteraan Klinik
(Korpanik) SMF dan Fakultas.
9) Bila mahasiswa tidak dapat menyelesaikan modul praktik klinik harus memberitahukan secara tertulis
kepada Koordinator Kepanitraan Klinik SMF.
10) Menyimpan rahasia kedokteran.
11) Mengembalikan barang – barang /buku perpustakaan yang di pinjam dari RSAU setelah melaksanakan
modul praktik klinik.
12) Mengisi kuesioner penilaian pelaksanaan kegiatan modul praktik klinik yang tersedia di tiap SMF dan
mengembalikan kuesioner tersebut beserta name tag ke bagian Bakordik.

Larangan dan Sangsi Kepaniteraan Klinik


Written by Super User
Created: 19 September 2016

Larangan dan Sanksi


a. Membawa berkas rekam medik (medical record) pasien keluar RSAU meskipun untuk
keperluan pendidikan.
b. Menceritakan informasi RSAU (antara lain tentang kepegawaian, keungan, statistic, peer
review, program komputer dan lain-lain).
c. Mengakses informasi RSAU yang bersifat rahasia.
d. Menerima pembayaran dari pasien setelah memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien sekalipun dalam rangka pendidikan.
e. Merokok dalam lingkungan Rumah Sakit.
f. Mahasiswa dilarang mengikuti /meneruskan kegiatan praktik klinik apabila :
1) Tidak mengikuti kegiatan Orientasi.
2) Terlambat hadir lebih dari dua hari pada kegiatan modul.
3) Tidak hadir lebih dari dua hari tanpa alasan yang sah selama kegiatan modul.
4) Tidak hadir jaga malam maupun melindungi teman yang tidak hadir.
5) Menandatangani daftar hadir teman (baik yang menadatangani maupun yang
ditandatangani akan di kenakan sanksi).
6) Membayar teman untuk menggantikan jaga (baik yang membayar maupun yang
dibayar akan di kenakan sanksi).

TATA TERTIB MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK

1. Hak
 Mendapatkan kesempatan untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien-pasien di kelas
yang telah ditetapkan.
 Memperoleh bimbingan dan praktik klinik di RSAU dr. Esnawan Antariksa.
 Membaca dan mempelajari rekam medik pasien selama melaksanakan pendidikan/praktik
klinik di RSAU dr. Esnawan Antariksa
 Mendapatkan nilai sebagai evaluasi pendidikan praktik klinik oleh dosen pembimbing
praktik klinik RSAU dr. Esnawan Antariksa.
2. Kewajiban :
 Mentaati segala peraturan RSAU dr. Esnawan Antariksa tetang disiplin/budaya kerja,
ketertiban, keamanan, kebersihan dan ketentuan laian yang berlaku di RSAU dr. Esnawan
Antariksa serta menjaga nama baik RSAU dr. Esnawan Antariksa.
 Menjaga etika sopan santun terhadap pasien yang diperiksa, keluarga pasien, staf
pengajar, perawat, pengelola pendidikan dan sesama mahasiswa.
 Menggunakan jas dokter serta name tage yang berlaku di RSAU dr. Esnawan Antariksa.
 Berpakaian yang pantas, wajar, sopan dan rapi (tidak diperkenankan memakai jeans, T-
shirt ataupun sandal), wajah kelihatan jelas, rambut terawat rapi, tidak gondrong, tidak
berjenggot, kuku tidak panjang, tidak boleh menggunakan perhiasan dan cat kuku.
 Mentaati segala peraturan/ketentuan yang berlaku di RSAU dr. Esnawan Antariksa antara
lain tentang prosedur pelayanan, etika, pencegahan, penularan infeksi , pengisian berkas
rekam medic, dan lain-lain.
 Mengikuti apel pagi setiap hari senin pada pukul 06.45 WIB.
 Mengisi daftar hadir (hadir/datang dan pulang/lepas jaga). Pembimbing ataupun
petugas/pengelola pendidikan berhak menyatakan mahasiswa tidak hadir jaga apabila
mahasiswa yang bersangkutan tidak mengisi daftar hadir jaga ataupun terlambat datang
jaga lebih dari 15 (lima belas) menit.
 Waktu kegiatan pelaksanaan praktik klinik meliputi ;
1) Kegiatan harian yaitu pukul 07.00 – 15.00 WIB.
2) Jadwal Jaga terdiri dari :
a) 1 (satu) shift pada hari kerja yaitu Pukul 15.00 – 07.00 WIB.
b) 2 (dua) shift pada hari libur yaitu shift I (Pukul 08.00 – 20.00 WIB dan Shift II
(Pukul 20.00 – 08.00 WIB)
 Alasan sah untuk tidak hadir
1) Sakit : dibuktikan dengan surat keterangan sakit dari dokter di Fakultas, dokter
RSAU dr. Esnawan Antariksa atau dokter lain.
2) Apabila mahasiswa izin, sakit/dirawat, melahirkan, kematian anggota keluarga
lebih dari 2 (dua) hari untuk minor dan lebih dari 4 (empat) hari untuk
mayor, maka dianggap gugur dan harus mengulang praktik dokter yang bersangkutan di
waktu mendatang.
3) Yang dimaksud dengan kematian anggota keluarga adalah kematian orang
tua/mertua, saudara kandung, istri/suami, anak kandung.
4) Menjalankan tugas yang diberikan pimpinan Fakultas dengan melaporkan dan
menunjukkan surat tugas yang disampaikan kepada kepala RSAU dr. Esnawan Antariksa
melalui Bakordik RSAU dr. Esnawan Antariksa.
5) Mendapatkan izin cuti menikah atau lain-lain atas dasar permohonan tertulis dari
mahasiswa yang bersangkutan yang disampaikan ke Bakordik dan diketahui oleh Koordinator
Pendidikan Praktik Kinik SMF dan Fakultas.
 Bila mahasiswa tidak dapat menyelesaikan praktik klinik harus memberitahukan secara
tertulis kepada Penanggung Jawab.
 Mengembalikan barang barang / buku perpustakaan yang dipinjam dari RS setelah
selesai melaksanakan modul praktik klinik.
 Mengisi kuisioner penilaian pelaksanaan kegiatan praktik klinik yang tersedia di tiap
SMF dan mengembalikan kuisioner tersebut kepada Bakordik.
 Menjadi anggota perpustakaan di RSAU dr. Esnawan Antariksa.
 Mahasiswa harus berpenampilan rapi dan sopan
1) Tidak memakai baju yang tipis atau tembus pandang.
2) Memakai celana panjang untuk mahasiswa laki-laki.
3) Tidak menggunakan celana jeans atau celana ketat.
4) Menggunakan rok yang batas bawahnya dibawah lutut atau celana panjang bahan
untuk mahasiswa perempuan.
5) Tidak memakai perhiasan atau make up berlebihan.
6) Tidak memakai sandal, sepatu sandal, atau sepatu kets.
7) Memakai sepatu tertutup dan berkaos kaki.

 Mahasiswa harus memakai jas putih panjang/ pendek, rapi, bersih dan sesuai ketentuan,
panjang jas putih setinggi pinggul bawah.
1) Jas putih berlengan panjang dengan model lengan yang dapat disingsingkan untuk
memudahkan saat prosedur mencuci tangan.
2) Kancing teratas jas putih ditempatkan setinggi manubrium sterni untuk
menghindarkan kerudung ataupun aksesoris lain menganggu saat pemeriksaan pasien.
 Berperilaku sopan dan bertutur kata yang baik terhadap pasien, staf pengajar, karyawan,
serta staf akademis lainnya.
 Tidak merokok dalam lingkungan rumah sakit.
 Tidak mengkonsumsi minum – minuman keras dalam lingkungan rumah sakit.
 Tidak menggunakan obat – obatan yang terlarang.
 Memahami dan melaksanakan semua ketentuan yang tertulis dalam janji kepaniteraan.

TEMPAT DAN TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

1. Poliklinik
Kewajiban yang harus dilaksanakan adalah
a. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan pada pasien yang dilakukan kemudian
mendiskusikan dengan dokter poliklinik.
b. Ikut terlibat dalam pengelolaan dan tindakan terhadap pasien sebatas kewenangan yang
diperbolehkan oleh dokter poliklinik.
c. Meminta tanda tangan dokter poliklinik setiap selesai melakukan kegiatan.

2. Instalasi Gawat Darurat (IGD)


Kewajiban yang dilakukan saat jaga :
a. Melakukan anamnesis, pemeriksaan, pengelolaan dan tindakan terhadap pasien sebatas
kewenagan yang diperbolehkan oleh dokter IGD.
b. Mendiskusikan kasus-kasus yang ditangani dengan pembimbing.
c. Meminta tanda tangan kepala ruang dan dokter jaga IGD setiap selesai melakukan
kegiatan jaga.

3. Bangsal dan Intensive Care Unit (ICU)


Kewajiban yang harus dilakukan pada saat jam kerja dan saat jaga adalah :
a. Mengisi status lengkap dari anamnesis sampai kemungkinan diagnosis pada semua
pasien baru.
b. Melakukan follow up pasien setiap hari, meliputi keluhan serta pemeriksaan tanda vital
dan pemeriksaan lain yang perlu dipantau.
c. Ikut terlibat aktif dalam pengelolaan dan tindakan terhadap pasien sebatas kewenangan
yang diperbolehkan oleh dosen/ dokter pembimbing.
d. Melaporkan pada dokter pembimbing yang merawat secara sistematis.
e. Mengikuti visit yang dilakukan setiap hari dan bed side teaching (BST) pada jadwal yang
telah ditetapkan.
f. Meminta tanda tangan pada dosen yang bersangkutan setiap selesai melakukan kegiatan
di bangsal pada jam kerja, serta absensi.
g. Meminta tanda tangan pada dokter jaga dan kepala ruangan setiap selesai jaga.

4. Ruang Radiologi
Kewajiban yang harus dilakukan saat jam kerja dan saat jaga :
a. Ikut terlibat aktif dalam pemeriksaan radiologi dan tindakan terhadap pasien sebatas
kewenagan yang diperbolehkan dosen/ dokter pembimbing.
b. Mengikuti interpretasi hasil pemeriksaan radiologi sebatas kewenangan yang
diperbolehkan dokter pembimbing.
c. Meminta tanda tangan dokter pembimbing setiap selesai melakukan kegiatan.

5. Kamar Operasi (OK) dan Kamar Bersalin (VK)


Kewajiban yang harus dilakukan saat jam kerja dan saat jaga :
a. Mengikuti kegiatan operasi, serta tindakan di Kamar Operasi sebatas kewenangan yang
diperbolehkan dokter pembimbing.
b. Mengisi status operasi yang diperuntukkan bagi pasien
c. Meminta tanda tangan pada dokter pembimbing setelah melakukan kegiatan operasi.
d. Meminta tanda tangan pada dokter jaga dan kepala ruang setiap selesai jaga.

Tugas dan Tanggung Jawab Komkordik


Written by Super User
Created: 26 April 2016

a. Tugas Komkordik :

1. Ketua merangkap sebagai anggota berasal dari unsur Rumah Sakit Pendidikan.

2. Wakil ketua merangkap sebagai anggota berasal dari unsur Institusi Pendidikan.

3. Sekretaris merangkap sebagai anggota berasal dari unsur Rumah Sakit Pendidikan.

4. Anggota yang mewakili setiap unsur fasilitas pelayanan kesehatan jejaring Rumah Sakit Pendidikan.
b. Tanggung jawab Komkordik :

1. Komkordik bertanggung jawab kepada direktur/kepala Rumah Sakit dan Dekan Instansi Pendidikan yang
menunjuk.

2. Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses manajemen pendidikan klinik di Rumah Sakit Pendidikan.

3. Bertanggung jawab terhadap monitoring dan evaluasi kegiatan pendidikan klinik/profesi di Rumah sakit
Pendidikan.
c. Wewenang Komkordik :
1. Mengatur, mengawas, menilai pelaksanaan dari peraturan, pedoman, dan kebijakan yang telah ditentukan
untuk dilaksanakan oleh koparnit dan Pembimbing Klinik di Rumah Sakit Pendidikan.

2. Mengusulkan mengenai reward dan punishment bagi semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan
sesuai peraturan yang berlaku.

3. Sekertariat Komkordik mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Mengadministrasikan dan mendokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan oleh Komkoridk.

2. Mendokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan oleh setiap SMF.

3. Mengatur jadwal pertemuan evaluasi Komkordik tiap 3 (tiga) bulan sekali.

4. Membuat undangan dan notulensi setiap pertemuan yang dilaksanakan oleh Komkordik.

4. Kepala operasional pendidikan RSAU dr Esnawan Antariksa sebagai Rumah Sakit Pendidikan bertugas
mengelola administrasi pendidikan yang berkaitan dengan penjadwalan, administrasi nilai, umpan balik, dan
surat menyurat yaitu :
a. Menyusun jadwal pra pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama SMF yang dituju, dan
jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh institusi pendidikan kepada RSAU dr. Esnawan
Antariksa sebagai RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke RSAU dr. Esnawan Antariksa.
b. Menyusun jadwal pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama,
kegiatan, waktu, penanggung jawab, ruangan) dilaksanakan sesuai jadwal .
c. Memiliki staf sekertariat sebagai administrator khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh
untuk mengurusi semua yang berkaitan dengan pendidikan , peserta didik, kelengkapan proses pendidikan
peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadwal dan administrasi).
d. Mempersiapkan sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu.
e. Mempersiapkan sistem informasi pendidikan yang termasuk didalam nya data dasar peserta didik dalam
bentuk tertulis atau elektronik (meliputi indentitas berupa tanggal masuk, nama, jumlah peserta didik yang akan
masuk dan hasil belajar).
f. Menyusun laporan kemajuan pendidikan/dokumen progress report secara berkala setiap tahun (jumlah
peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik kepada RSAU dr. Esnawan Antariksa
sebagai RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran/Kesehatan lain.
g. Mempersiapkan upaya sosialisasi kebijakan, peraturan pelaksana dan peraturan tekhnis dalam bentuk
ketentuan/pedoman dan prosedur disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan, diketahui dan
dilaksanakan semua unsure, yang harus menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan
tugas sehari-hari.
h. Menyiapkan laporan pertanggung jawaban keuangan terkait sumber dan biaya pendidikan yang disahkan,
diketahui bersama oleh, dalam satuan waktu tertentu, dan dapat berasal dari RSAU dr. Esnawan Antariksa
sebagai RS pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran maupun sumber-sumber lain yang tidak mengikat.
i. Membuat dokumen kesepakatan dan realisasinya dari penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik terkait
:
1) Ruang pembelajaran yang tenang
2) Fasilitas ruangan belajar juga harus mendukung kegiatan belajar meliputi : papan tulis, meja/kursi yang
cukup dan penerangan yang cukup.
3) Ruang diskusi
4) Perpustakaan dengan jumlah dan variasi buku dan koleksi audiovisual cukup banya, dan fasilitas computer.
5) Sistem Informasi Rumah Sakit.
6) Teknologi Informasi.
7) System dokumentasi Medis Pendidikan
8) Skill Lab dilengkapi model/manekin untuk berlatih ketrampilan.
9) Audiovisual
10) Fasilitas ruang jaga/akomodasi untuk peserta didik harus memenuhi syarat/standar sarana dan prasarana
penunjang dan pendukung, bersih, tenang dan cukup luas. Jumlah tempat tidur dan kamar mandi harus cukup.
j. Menyusun dokumen program pendidikan (buku paduan) yang dibuat oleh RSAU dr. Esnawan Antariksa
sebagai rumah sakit pendidikan dikoordinasikan dengan institusi pendidikan kedokteran/kesehatan lain.

5. Kepala Evaluasi Dan Validasi mempunyai tugas sebgai berikut :


a. Mempersiapkan peraturan tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan termasuk
reward dan punishment terhadap staf medis, staf non medis dan peserta didik.
b. Menyusun peraturan tentang kebatasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta
didik.
c. Mengatur pengangkatan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas pendidikan dan
penelitian kedokteran, melalui SK Dosen/Dosen Luar Biasa Institusi pendidikan Kedokteran berikut jabatan
akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
d. Mengatur SK Pengangkatan /Penugasan dari Karumkit RSAU dr. Esnawan Antariksa sebagai Staf Medik
Fungsional yang terlibat dalam PendidikanKedokteran, tercakup didalamnya kebijakan tentang kategori,
tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban baik paruh/purna waktu.
e. SK Pengangkatan/Penugasan dari Ka RSAU dr. Esnawan Antariksa sebagai Supervisor Klinik dan
Pembimbing bagi peserta didik disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya.
f. Menyiapkan dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik berkala terhadap proses manajemen dan
adaministrasi pendidikan, didasarkan pada sistem penjaminan mutu, dan dilakukan oleh tim tertentu yang
ditetapkan oleh badan koordinasi pendidikan (lengkap untuk periode waktu evaluasi).
g. Menyusun sistem evaluasi dan dokumentasi yang didukung data umpan balik staf pengajar dan peseta,
analisis umpan balik dan tindak lanjut.
h. Menyususn dokumn kebijakan staf medis dan membuat surat penugasan setiap staf yang diprogramkan
sebagai tenaga pendidik maupun sebagai ahli, yang meliputi :
1) Kategori.
2) Tanggung jawab
3) Kewenangan
4) Hak.
5) Sebagai tenaga paruh/purna waktu.
6) Sesuai kompetensi dalam
7) Staf medic fungsional ditetapkan/ditunjuk sebagai supervisor klinik dan pembimbing bagi peserta rasionya
lebih besar atau sama dengan dari 1 : 5.
i. Menyusun dokumen tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf institusi pendidikan yangditempatkan di
RSAU dr. Esnawan Antariksa sebagai RS Pendidikan dan harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau
lampirannya.
j. Mengatur tata cara perekruitan dan criteria kompetensi yang ditetapkan bersama oleh Ka RSAU dr. Esnawan
Antariksa dan Pimpinan Institusi pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang diangkat sebagai
Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik/Staf pengajar bidang kesehatan.
k. Membentuk panitia kredensial khususs yang terpadu, berperan dalam menilai kinerja tenaga pendidik pada
pembelajaran klinik, menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan criteria yang jelas, berasal
dari RSAU dr. Esnawan Antariksa senagai RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang
bersangkutan.
l. Mengatur sertifikasi kemampuan dari Institusi pendidikan Kedokteran bagi staf medic sebagai tenaga
pendidik dan peatih program sesuai kompetensi kependidikan, keilmuan dan keprofesian, dai aspek strategi
pembelajaran klinik dan pembelajaran klinik yang obyektif.
m. Jaminan mutu pelayanan RSAU dr. Esnawan Antariksa termasuk didalamnya keselamatan pasien harus
didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, pra pendidik dan para peserta didik, yang
dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervise peserta didik.
n. Melakukan monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan, yang bertujuan untuk menilai prestasi ata kinerja
tenaga pendidik antara lain kompetensi, komitmen, disiplin dan proses pengembangan diri, dalam aspek :
1) Kegiatan belajar mengajar dan sarananya.
2) Penelitan dan sarananya.
3) Presensi dan pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.
4) Dokumen data dasar tentang pengembangan dir tenaga pendidikan dalam mengikuti seminar, pelatihan,
membuat karya ilmiah, dan pengabdian masyarakat, di bawah koordinasi sekertaris bagian di RSAU dr.
Esnawan Antariksa dan Badan Koordinasi pendidikan/Sekertariat bersama.
5) Dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan sekertariat
bersama berdasarkan indicator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.
6) Data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.
7) Variasi dan jumlah kasusu yang cukup (tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit) yang memadai peserta didik
dapat berlatih ketrampilan medic dengan adequate, sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik. Dalam
sehari peserta didik dapat memerikasa/menangani 3-4 pasien denganvariasi kasus yang berbeda.
8) Kasus – kasu yang ditangani peserta didik daam porsi peserta didik sebagai calon dokter umum dan tidaj
terlalu kompleks dan masuk pada daftar kompetensi kurikulum Nasional.
9) Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan memperhatikan proses
pembelajaran klinik yang efektif dan efisien shingga dapat dicapai kompetensi sesuai standar pendidikan profesi
kedokteran.
10) Koordinasi antar RSAu dr. Esnawan Antariksa dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang
pendidikan dan penelitian , termasuk pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/pelatihan.
11) RSAU dr. Esnawan Antariksa bersama – sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait hars
melakukan evaluasi pencapaian peserta didik secara bersama-sama.
12) Efektivitas dan perbaikan program pendidikan klinik secara berkala, secara terdiri dan bersama oleh RSAu
dr. Esnawan Antariksa dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
13) RSAU dr. Esnawan Antariksa melakukan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala, secara
tersendiri dan bersama badan koordinasi pendidikan sekurang-kurangnya satu kalidalam satu tahun.
14) Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/Tanya jawab) bagi peserta didik mengenai program
yang telah dilakukan di akhir pendidikan setiap bagian.
15) Terselenggaranya rapat evaluasi badan koordinasi pendidikan setiap enam bulan sekali.
16) Terselenggaranya evaluasi supervise pendidikan klinik setiap semester/modul pendidikan.
17) Peserta program peserta klinik dinilai bersama oleh staf pendidik RSAU dr. Esnawan Antariksa dan staf
Institusi Pendidikan Kedokteran yang mempunyai kompetensi sebagai penilai secara komprehensif meliputi
ranah pengetahuan psikomotor dan efektif. Sistem penilaian peserta didik diteapkan oleh SMF.

6. KOORDINATOR STAF MEDIK FUNGSIONAL


a. Masing – masing SMF harus mempunyai/menyusun perencanaan terkait aktivitas staf medis dalam proses
pendidikan dalam penyusunan rancangan dilengkapi notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran.
b. Masing-masing coordinator SMF harus mempunyai/memyusunranbangan atau buku panduan proram
pendidikan kedokteran, agar staf medic fungsional RSAU dr. Esnawan Antariksa mampu menyelami pendidikan
klinik secara baik, dibuat dan disetujui oleh Ka RSAU dr. Esnawan Antariksa dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran terkait.
1) Harus Jelas.
2) Telah ditetapkan.
3) Tertulis.
4) Dibukukan.
5) Diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat pengelola maupun pelaksana.
6) Dimiliki oleh setiap staf edukatif.
7) Telah dipahami oleh setiap staf/pembimbing di lingkungan Rumah Sakit.
8) Setiap bagian memiliki minimal 1 (satu) sebagai arsip.
9) Selalu mengacu dan menggunakan buku pedoman tersebut dalam kegiatan pembelajarannya.
10) Digunakan dalam pelaksanann kegiatan (wawancara dan dokumen log book).
11) Ditetapkan bersama oleh Rumah Sakit Pendidikan dan institusi pendidikan kedokteran.
c. Masing-masing coordinator SMF dan staf medisnya yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif
dalam proses pelaksanaan pendidikan. Umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga didik, dengan
menggunakan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data wawancara staf.
d. Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian pembelajaran yang jelas sesuai modul
pendidikan, sehingga mahasiwa dan pembimbing dapat memehami proses pembelajaran klinik dan pencapaian
kompetensi sesuai standar pendidikan profesi kedokteran.
e. Program pendidikan klinik harus terstuktur, ditetapkan RSAU dr. Esnawan Antariksa bersama Institusi
pendidikan Kedokteran, mengacu pada Standar pendidkan profesi Dokter dan standar kompetensi Dokter
dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit dan bats ompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.
f. SMF RSAU dr. Esnawan Antariksa memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
1) Jelas.
2) Diberlakukan oleh Rumah pendidikan.
3) Merupakan ketetaan RS/SMF.
4) Tertulis didalam buku peserta didik, dibagikan langsung kepada peserta didik dan ditempel/dipasang
ditempat yang dapat dijangkau/dibaca peserta didik.
5) Bertujuan agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran.
6) Dilaksanakan secara konsekuen oleh peserta didik dan staf/pembimbing klinik.
g. SMF RSAU dr. Esnawan Antariksa dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan prinsip
pengetahuan kedokteran berbasis terbukti (evidence based medicine).
h. SMF RSAU dr Esnawan Antariksa wajib melaksanakan kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu
sekali, yang ditetapkan oleh SMF.
i. Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat pengelolaan
dan pelaksana:
1) Pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran
secara merata oleh staf administrasi pendidikan.
2) Setiap staf pendidik memiliki buku panduan rogram pendidikan kedokteran.
3) Penggunaan log book untuk memantau kesesuain kegiatan pembelajaran dengan panduan.
4) Memuat tujuan pendidikan secara jelas/konkrit.
5) Memuat batas kompetensi secara jelas.
6) Tertuang dalam buku panduan peserta didik.
7) Terdiskripsi jelas.
8) Disepakati bersama oleh rumah sakit pendidikan dan institusi pendidikan kedokteran.
9) Harus menjelaskan tujuan pembelajaran klinik di rumah sakit pendidikan tersebut.
10) Jenis kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
11) Bentuk evaluasi yang akan dilakukan pada akhir rotasi di Rumah sakit Pendidikan.
j. Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi seimbang antara clinical reasoning dan
pelatihan ketrampilan yang berbasis (evidence based medicine). Proporsi jadwal pendidikan kedokteran disusun
oleh coordinator SMF.
k. Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku
panduan peserta didik yang disusun oleh coordinator SMF.
l. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik, peserta didik dapat dilibatkan dalam
penelitian yang dilakukan staf medis sehingga dat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan dan
bimbingan peserta didik.
1) Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal (cetak dan elektronik), text book, serta daftar
dan dokumen penelitian yang telah dilakukan.
2) Pengarsipan rekam medis secara sistematis dan terkomputerisasi sehingga memudahkan pengaksesan
data bagi penelitian.
3) Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inapdan rawat jalan oleh tiap bagian/sub bagian.
m. Staf Medis RSAU dr. Esnawan Antariksa terkait:
1) Harus aktif sejak proses perencanaan program pendidikan.
2) Membuat notulen untuk setiap pertemuan rutin sebagai proses dalam menyusun perencanann program
pendidikan.
3) Menyelenggarakan pertemuan rutin untuk perencanaan program dengan mempertimbangkan hasil evaluasi
4) Setiap bagian atau SMF RSAU dr. Esnawan Antariksa dan staf medisnya yang tekait dalam program
pendidikan harus terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan.
5) Pembimbing/supervisor pendidikan klinik yang berminat dan aktif terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran,
berarti:
a) Staf/pembimbing mudah dihubungi/ditemui peserta didik.
b) Hadir dalam proses pendidikan.
c) Secara aktif memantau log book.
d) Bersedia membimbing.
e) Member kesempatan belajar yang sesuai pada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajarannya.
f) Dibuktikan dari data hasi wawacara staf.
6) Setiap bagian atau SMF RSAU dr. Esnawan Antariksa dan stf medisnya yang terkait dalam program
pendidikan harus terlibat aktif dalam kegiatan pertemuan ilmiah :
a) Secara rutin dan teratur.
b) Minimal 1 (satu) bulan sekali.
c) Diikuti oleh staf edukatif,non edukatif dan peserta didik.
d) Serta pihak manajemen rumah sakit.
e) Mengikuti institusi pendidikan kedokteran terkait.
f) Sehingga institusi pendidikan kedokteran dapat lebih banyak berpartisipasi dalam peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit.
g) Ditetapkan oleh rumah sakit pendidikan.
h) Menggunakan prinsip pengetahuan berbasis bukti (evidence based medicine) menerapkan evidence based
medicine secara aktif dan kegiatan evidence based medicine tersebut dapat diwujudkan dalam kegiatan
penelitian, pertemuan ilmiah.
i) Menjadwalkan dan melaksanakan pertemuan presentasi kasus terjadwal.
n. Setiap bagian atau SMF RSAU dr. Esnawan Antariksa dan staf medisnya menjadwalkan pertemuan
pemantauan dan evaluasi Kualitas pendidikan profesi kedokteran.
1) Agar pendidikan profesi kedokteran dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
2) Dilakukan oleh komite mutu RSAU dr. Esnawan Antariksa dan Institusi Pendidikan Kedokteran
3) Dilakukan secara berkala.
4) Melibatkan pihak RSAU dr. Esnawan Antariksa dan Institusi pendidikan Kedokteran misalnya dalam bentuk
pembahasan presentasi kasus oleh peserta didik.
5) Presentasi kasus digunakan untuk :
a) Mengkaji secara substantive medis.
b) Mengkaji secara prosedur klinis.
c) Pemantauan kemampuan peserta didik.
d) Dan dilaksanakan secara terjadwal.

Kriteria dan Prosedur Pelaksanaan Modul Praktik Klinik Kedokteran


Written by Super User

Created: 29 September 2016

A. Kriteria dan Prosedur Pelaksanaan Modul Praktik Klinik Kedokteran

1. Program pendidikan klinik kedokteran diajukan ke rumah sakit setiap awal tahun
akademik.

2. Pengiriman daftar peserta didik, modul praktik klinik dari Dekan / Pembantu Dekan
Fakultas Kedokteran ke Kepala RSAU dr. Esnawan Antariksa setiap awal semester ganjil
dengan tembusan ditujukan ke bakordik dan SMF terkait paling lambat 1 (satu) minggu
sebelum pelaksanaan pendidikan praktik klinik di rumah sakit. Daftar peserta didik dengan
mencantumkan nama, NIM / NPM dan SMF terkait.

3. Tiap SMF akan membuat matriks kegiatan pendidikan praktik klinik yang akan
dilaksanakan serta pembagian kelompok mahasiswa berikut dosen pembimbing.

4. Setiap peserta didik sebelum melaksanakan pendidikan modul praktik klinik kedokteran
wajib lapor terlebih dahulu ke bakordik dan proses pembuatan name tag dengan masa berlaku
sesuai dengan periode kepaniteraan klinik.

5. Program orientasi peserta didik diadakan setiap minggu pertama sebelum pelaksanaan
praktik klinik dengan acara kegiatan adalah penerimaan resmi oleh kepala rumah sakit /
bakordik dan sosialisasi tentang profil, peraturan – peraturan, manajemen rekam medis,
penanganan infeksi nosokomial, materi patient safety dan keselamatan kerja (K3) termasuk
materi khusus di SMF / instalasi terkait.

6. Pelaksanaan pendidikan modul praktik klinik dilakukan di instalasi – instalasi terkait yaitu:
a. Instalasi Rawat Jalan / IRJ
b. Instalasi Rawat Inap / IRP
c. Instalasi Gawat Darurat / IGD
d. Instalasi Bedah Sentral / IBS

7. Evaluasi peserta didik yang telah selesai melaksanakan pendidikan modul praktik klinik
kedokteran dilakukan oleh masing – masing SMF terkait.

8. Tiap SMF mengirimkan laporan kegiatan pelaksanaan modul praktik klinik kedokteran ke
sekretariat Bakordik paling lambat tujuh hari kerja setelah pelaksanaan ujian modul.

9. Bakordik melaksanakan penyusunan rekapitulasi nilai dan laporan kegiatan pelaksanaan


pendidikan modul praktik klinik kedokteran dan dikirim ke Kepala dan Dekan melalui bakordik.

B. Metode Pendidikan Klinik

Metode Pendidikan di Modul Praktik Klinik terdiri atas :

1. Tahap orientasi, berupa :

a. Kuliah interaktif
Merupakan pemberian materi oleh marasumber / staf pengajar dari SMF terkait
dengan partisipasi aktif mahasiswa.

b. Tutorial
Merupakan kegiatan kelompok mahasiswa berupa pembahasan kasus atau materi
terjadwal dengan kasus / tema yang disesuaikan dengan buku panduan
kepaniteraan dari Fakultas Kedokteran dengan satu orang tutor.

2. Tahap Pelatihan

Bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan praktik klinik yang


teridiri dari :

a. Kasus Diskusi
Adalah diskusi tentang masalah pasien berdasarkan kelompok yang telah
ditunjuk.
b. Kerja Ruangan di Ruang Rawat Inap
Mahasiswa dibagi berkelompok untuk bekerja memeriksa pasien, menganalisis
penyakitnya, melihat tindakan ataupun mengerjakan tindakan dengan didampingi
supervisor.

c. Bedside Teaching
Mahasiswa melakukan anamnesis dan pemeriksaaan fisik pasien didampingi oleh
dokter yang bertugas di bangsal / poliklinik.

d. Kerja di Poliklinik
Mahasiswa dibagi berkelompok untuk bekerja memeriksa pasien, menganalisis
penyakitnya, melihat tindakan ataupun mengerjakan tindakan dengan didampingi
supervisor.

e. Mini – CEX
Adalah penilaian terhadap mahasiswa yang dilakukan oleh supervisor selam 5 –
10 menit mengenai anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis dan tata laksana
pasien Mini CEX ini dapat berupa penilaian formatif atau sumatif.

f. Kerja di Ruang Prosedur


Mahasiswa melakukan kegiatan praktik klinik misalnya di ruang ekokardiologi,
ruang hemodialisa dan ruang khusus lainnya seperti ICU.

g. Kerja di Instalasi Gawat Darurat


Mahasiswa dibagi berkelompok untuk bekerja memeriksa pasien, menganalisis
penyakitnya, melihat tindakan ataupun mengerjakan tindakan dengan didampingi
supervisor.
h. Kerja Ruangan di SMF Penunjang
Dilakukan di Instalasi Radiologi di mana mahasiswa didampingi oleh dokter
pendidik / pembimbing klinik mempelajari hasil pemeriksaan radiologi dan
interprestasi hasil pemeriksaan.

3. Tahap Umpan Balik


Bertujuan untuk mengevaluasi hasil pembelajaran baik kepada mahasiswa maupun
pengelola modul dengan melakukan penilaian proses dan hasil yang telah dicapai
mahasiswa. Antara lain :

a. Penilaian Supervisor Pendidikan


b. Penilaian Chief of Ward
c. Penilaian kerja ruangan di SMF Radiologi
d. Penilaian laporan jaga
e. Makalah pasien pribadi
f. Ujian tulis
g. Ujian lisan
h. Ujian portofolio yaitu ujian mahasiswa berdasarkan pembuatan Case Write up dan
kegiatan selama modul praktik klinik yang terangkum dalam Logbook peserta didik.

C. Ujian / Evaluasi Bagi Peserta Didik Praktik Klinik Kedokteran

1. Ujian dilaksanakan setelah jangka waktu pelaksanaan modul praktik klinik kedokteran
selesai.

2. Penilaian ujian berupa penilaian terhadap pelaksanaan modul praktik klinik yang terdiri
dari penilaian akumulatif dari nilai kegiatan sesuai modul yang ditentukan berdasarkan hasil
dan proses pendidikan mahasiswa.
3. Pelaksanaan ujian dilakukan pada mingu ke 5 untuk modul praktik minor dan minggu ke
10 untuk modul praktik mayor meliputi penilaian kognitif, skill dan attitude.

4. Kriteria awal untuk mengikuti ujian sesuai dengan tata tertib kegiatan dan bila mahasiswa
membatalkan ujian atau tidak hadir saat ujian tanpa alasan yang jelas, maka dinyatakan tidak
lulus ujian dan wajib mengulang modul.

5. Penilaian ujian dilakukan oleh dua orang penguji yang dapat berasal dari unsur rumah
sakit maupun unsur fakultas.

6. Kriteria nilai adalah sebagai berikut :

Rentang Nilai Nilai Mutu


80 – 100 4.00
75 – 79,99 3.70
71 – 74,99 3.30
67 – 70,99 3.00
63 – 66,99 2.70

Penilaian kepada peserta didik selama kepaniteraan klinik oleh pembimbing klinik /
penguji diwajibkan memberikan nilai dalam bentuk angka dan hasil nilai angka tersebut
akan di konversikan dalam bentuk huruf oleh fakultas kedokteran masing-masing.

7. Kriteria Ujian Ulang

a. Bagi mahasiswa yang mendapatkan nilai (setelah dikonversikan oleh fakultas


masing- masing) dinyatakan “Tidak Lulus”, maka ketentuan mengulang ujian lisan atau
mengulang setengah modul atau seluruh modul diserahkan kepada kebijaksanaan
penguji berdasarkan rapat yudisium di SMF rumah sakit.

b. Bila setelah ujian ulang mahasiswa dinyatakan tetap tidak lulus maka mahasiswa
tersebut diwajibkan mengulang modul.

8. Laporan nilai / hasil ujian dikirimkan ke Bakordik paling lambat tujuh hari kerja setelah
pelaksanaan ujian

9. Bakordik akan membuat surat pengantar nilai ke Dekan yang ditandatangani oleh Kepala
Rumah Sakit.

10. Bakordik akan membuat pencairan honor pembimbing klinik setelah nilai ujian, daftar
hadir pembimbing, laporan pelaksanaan kegiatan, kuisioner penilaian pembimbing oleh
mahasiswa diterima.

D. Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan Praktik Klinik Kedokteran

1. Setelah pelaksanaan kegiatan modul praktik klinik, tiap SMF diwajibkan mengirimkan
laporan pelaksanaan kegiatan modul praktik klinik, daftar hadir pembimbing serta kuisioner
pembimbing klinik oleh mahasiswa ke bakordik paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ujian
berakhir.
2. Evaluasi penyelenggaraan pendidikan klinik kedokteran dilakukan setiap semester oleh
Bakordik dan dilaporkan ke Kepala Rumah Sakit dan Dekan.

3. Evaluasi penggunaan dana dalam rangka penyelenggaraan pendidikan / praktik klinik


kedokteran dilakukan setiap semester oleh bendahara yanmasum dan dilaporkan ke Kepala
Rumah Sakit dan Dekan.

E. Evaluasi Modul Kepaniteraan Klinik Kedokteran

1. Setiap SMF yang menjadi tempat Praktik Klinik kedokteran mahasiswa Fakultas
Kedokteran melaksanakan kajian modul kepaniteraan klinik kedokteran yang menjadi pedoman
dalam pelaksanaan bimbingan klinik bersama – sama dengan dosen pembimbing klinik dari
unsur Fakultas Kedokteran.

2. Kajian dilakukan oleh semua dokter pembimbing klinik dari unsur Fakultas Kedokteran
dan koordinator kepaniteraan klinik di masing – masing SMF.

3. Evaluasi dilakukan setiap tahun.

4. Apabila dipandang perlu untuk membuat perubahan modul kepaniteraan klinik namum
belum tiba jadwal evaluasi, maka SMF melalui koordinator kepaniteraan kliniknya bersama –
sama dengan dosen pembimbing klinik Fakultas Kedokteran yang ditugaskan di RSAU dr.
Esnawan Antariksa dapat memberikan usulan perubahan modul kepaniteraan klinik yang
dimaksud.

5. Usulan perubahan seperti yang dimaksud pada nomor 4 di atas disampaikan ke Bakordik.
Bakordik selanjutnya membuat usulan perubahan yang dimaksud ke Kepala RSAU dr.
Esnawan Antariksa dan Dekan Fakultas Kedokteran.

6. Apabila usulan yang dimaksud seperti pada nomor 4 di atas disetujui, maka selanjutnya
modul praktik klinik kedokteran yang telah direvisi diusulkan untuk ditetapkan oleh Dekan
Fakultas Kedokteran dan disetujui oleh Kepala RSAU dr. Esnawan Antariksa untuk dipakai
sebagai pedoman dalam bimbingan klinik kedokteran mahasiswa Fakultas Kedokteran di
RSAU dr. Esnawan Antariksa.

7. Fakultas Kedokteran dan RSAU dr. Esnawan Antariksa membuat Surat Keputusan
Bersama tentang pemakaian Modul Kepaniteraan Klinik Kedokteran Fakultas Kedokteran di
RSAU dr. Esnawan Antariksa.

F. Penyelesaian Kewajiban Peserta Didik

1. Pada akhir keseluruhan pelaksanaan kegiatan praktik klinik, pihak fakultas harus
memastikan bahwa setiap mahasiswa sudah menyelesaikan kewajibannya yaitu :

a. Mengembalikan buku perpustakaan rumah sakit yang dipinjam selama praktik.

b. Mengembalikan alat milik rumah sakit maupun satuan kerja terkait yang digunakan
selama melaksanakan kepaniteraan klinik.

c. Mengganti alat milik rumah sakit maupun satuan kerja terkait yang rusak oleh karena
kesalahan mahasiswa dalam menggunakannya / mengoperasikannya.

2. Apabila mahasiswa yang bersangkutan telah menyelesaikan seluruh pendidikannya /


angkat sumpah dokter dan ternyata masih memiliki kewajiban di rumah sakit maka hal tersebut
menjadi tanggung jawab Fakultas.
Daya Tampung Peserta DIdik
Written by Super User
Created: 12 October 2016

1. Jumlah mahasiswa yang dapat diterima untuk melakukan praktik klinik sesuai dengan kapasitas
tiap SMF yang jumlahnya ditentukan berdasarkan kesepakatan antara SMF RSAU dr. Esnawan
Antariksa dengan Fakultas Kedokteran dengan syarat perbandingan pembimbing klinik peserta didik
tidak boleh melebihi 1 : 5.

2. Pelaksanaan modul praktik di rumah sakit berikut daya tampung tiap SMF adalah :

Kapasitas
Kapasitas bagi FK
No Modul SMF / Instalasi Maksimum
(Orang)
(Orang)
1 Ilmu Penyakit Dalam Penyakit Dalam 12 12
2 Ilmu Bedah Bedah 12 12
Ilmu Penyakit Obstetri dan
3 Kebidanan 12 12
Ginekologi
4 Ilmu Kesehatan Anak Anak 12 12
5 Ilmu Penyakit Syaraf Syaraf 8 8
6 Ilmu THT THT 8 8
7 Ilmu Penyakit Kulit Kelamin Kulit Kelamin 8 8
8 Ilmu Penyakit Mata Mata 8 8
9 Ilmu Anastesi Anastesi 5 5
10 Ilmu Radiologi Radiologi 5 5

3. Ketentuan kapasitas pada butir dua dapat berubah sewaktu – waktu sesuai kondisi.

Jangka Waktu Pendidikan Modul Praktik Klinik

1. Modul Mayor (10 minggu) terdiri atas :

a. Ilmu Penyakit Dalam


b. Ilmu Bedah
c. Ilmu Kesehatan Anak
d. Kebidanan / Obsgyn

2. Modul Minor (5 minggu) terdiri atas :

a. Neurologi
b. Kulit Kelamin
c. THT
d. Mata
e. Anastesi
f. Radiologi (2 minggu)
VISI MISI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
RSAU dr. ESNAWAN ANTARIKSA
VISI :

RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. ESNAWAN ANTARIKSA MENJADI RUMAH SAKIT UNGGULAN
DIBIDANG KESEHATAN PENERBANGAN, PELAYANAN KESEHATAN, PENDIDIKAN SERTA
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN MATRA UDARA

MISI :

1. MENYELENGGARAKAN DUKUNGAN KESEHATAN DALAM KEGIATAN OPERASI TNI/ TNI AU

2. MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN SECARA PROFESIONAL DAN BERMUTU BAIK


PREVENTIF MAUPUN KURATIF TERHADAP ANGGOTA TNI/ TNI AU DAN KELUARGANNYA SERTA
MASYARAKAT UMUM

3. MENINGKATKAN KEPUASAN PELAYANAN DISETIAP UNIT KERJA SESUAI DENGAN PERATURAN


YANG BERLAKU DI RUMAH SAKIT

4. SEBAGAI SUBSISTEM KESEHATAN NASIONAL TURUT MEMBANTU MASYARAKAT DALAM HAL


KEADAAN DARURAT DAN BENCANA

5. MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEHATAN MATRA UDARA

Anda mungkin juga menyukai