Anda di halaman 1dari 23

RUMAH SAKIT UMUM

MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jl. Diponegoro No. 50 Ponorogo Telp. (0352) 481273. Fax (0352) 486111

Email: rsum_ponorogo@yahoo.com web.rsumpo.rsumuhammadiyahjatim.com


KATA PENGANTAR

Puji sykur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
berkat curahan rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kami berhasil menyelesaikan penyusunan
Panduan Pendidikan Klinis di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo.

Panduan ini merupakan panduan kerja dalam pengelolaan, persiapan, pelaksanaan,


pengawasan dan evaluasi beserta pendidikan klinis di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
Ponorogo, sehingga tujuan program pendidikan klinis di RSU Muhammadiyah Ponorogo
dapat dicapai secara optimal.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan Panduan Pendidikan Klinis di Rumah Sakit Umum
Muhammadiyah Ponorogo.

Ponorogo, April 2019

Penyusun
Lampiran
PERATURAN DIREKTUR RSU MUHAMMADIYAH PONOROGO
Nomor :
Tanggal :
Tentang :

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pendidikan klinis diarahkan pada pembentukan kemampuan khusus yang
dibutuhkan oleh peserta didik sesuai tugasnya dalam menjalankan praktik klinik / praktik
lapangan, profesi, dan penelitian di tempat praktik. Diklat rumah sakit digunakan untuk
mendukung perkembangan dan juga untuk menjaga sumber daya insani (SDI) serta mutu
tenaga yang bekerja di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo agar lebih dapat
mengupdate keahlian dalam pelayanan. Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo
juga menjadi salah satu rumah sakit yang digunakan untuk belajar para peserta didik dari
institusi pendidikan yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
Ponorogo untuk praktik klinik / lapangan, profesi, dan penelitian guna menambah
pengalaman dan dan juga mempraktekkan ilmu yang didapat oleh peserta didik selama
belajar di dalam institusi pendidikan. Sebelum pelaksanaan praktik klinik / lapangan,
profesi dan penelitian beserta peserta didik di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
Ponorogo perlu diadakan orientasi atau pembekalan untuk memperkenalkan keadaan
rumah sakit, tata tertib yang harus dipatuhi oleh peserta didik serta materi-materi khusus
terkait dengan pelayanan pasien untuk menjaga mutu dan keselamatan pasien Rumah
Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo.
Panduan pendidikan klinis ini ditujukan kepada institusi pendidikan yang
bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo dalam
penyelenggaraan program pendidikan klinis di Rumah Sakit Muhammadiyah Ponorogo.
Pelaksanaan pendidiksn klinis di rumah sakit harus mematuhi regulasi rumah sakit dan
pelayanan yang diberikan berada dalam upaya mempertahankan atau meningkatkan mutu
dan keselamatan pasien. Dengan demikian untuk menunjang mutu serta pelayanan rumah
sakit dan juga untuk mengatur tata cara peserta pendidikan klinis maka sub bagian diklat
menyusun panduan pendidikan klinis agar lebih dapat mengatur serta dapat menjadi
acuan untuk Tim Koordinasi Pendidikan (Kordik) Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
Ponorogo dalam menyelenggarakan kegiatan orientasi / pembekalan kepada peserta
pendidikan klinis yang sedang melakukan praktek klinik / lapangan, profesi dan
penelitian di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo.
2. Tujuan Panduan Pendidikan Klinis
a. Tujuan Umum
Buku panduan ini disusun dengan maksud dan tujuan untuk memberikan petunjuk
dan penjelasan tentang pengelolaan, persiapan, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi peserta pendidikan klinis di Rumah sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo
sehingga tujuan program pendidikan klinis di RSU Muhammadiyah Ponorogo.

b. Tujuan khusus
a. Terciptanya komunikasi yang efektif antara pendidik klinis RS (Clinical
Educator) denga institusi pendidikan
b. Berjalannya proses bimbingan dengan baik dan lancer
c. Terpenuhunya kompetensi peserta pendidikan klinis
d. Agar peserta pendidikan klinis mampu memahami dan mengenal lingkungan
rumah sakit
e. Agar peserta pendidikan klinis mampu memahami peraturan dan tata tertibdalam
melaksanakan praktik klinik / lapangan, profesi dan penelitian
f. Agar peseta pendidikan klinis mamapu memahami uraian tugasnya dan mampu
melaksanakan praktik klinik / lapangan, profesi dan penelitian sesuai denga
prosedur yang berlaku
g. Agar peserta pendidikan klinis mamapu memahami program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien (PMKP)
h. Agar peserta pendidikan klinis mampu memahami cara menjaga keselamatan
pasien dan mengetahui sasaran keselamatan pasien
i. Agar peserta pendidikan klinis mampu memahami, mencegah dan mengendalikan
HAIs di rumah sakit.
j. Agar peserta pendidikan klinis mampu memahami cara melakukan bantuan hidup
dasar dan dapat melakukan bantuan hidup dasar apabila dibutuhkan
k. Agar peserta pendidikan klinis mampu memahami pelayanan kefarmasian dan
penggunaan obat (PKPO)
l. Agar peserta pendidikan klinis mampu memahami dan dapat melaksankan
seluruh SPO yang ada di Rumah Sakit Muhammadiyah Ponorogo sesuai dengan
bidang pekerjaannya masing-masing.
BAB II
PENGERTIAN

Panduan pendidikan klinis adalah tata cara atau pengaturan yang diberikan dari pihak
Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo untuk mengelola, mempersiapkan,
melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan praktik klinik / lapangan, profesi dan
penelitian peserta pendidikan klinis sehingga dapat dijadikan acuan saat menjalankan
kegiatan tersebut.

Didalam panduan pendidikan klinis terdapat hal-hal atau tata cara yang harus dilakukan
bagi peserta pendidikan klinis sebelum dan pada saat menjalani praktik klinik / lapangan,
profesi dan penelitian di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo. Seluruh persiapan
sebelum peserta pendidikan klinis masuk dilingkungan Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
Ponorogo perlu dilakukan rapat koordinasi tim koordinasi pendidikan (tim kordik) untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh peserta pendidikn klinis dengan
melibatkan Clinical Educator (CE) yang akan membimbing peserta pendidikan klinis.

1. Pengertian Orientasi atau Pembekalan Peserta Pendidikan Klinis


Setiap pesrta pendidikan klinis yang melakukan praktik klinik / lapangan dan
profesi di RSU Muhammadiyah Ponorogo wajib mendapatkan program orientasi /
pembekalan yang meliputi pembekalan umum rumah sakit dan pembekalan khusus.
Orientasi / pembekalan umum rumah sakit terkait dengan tata tertib yang disampaikan
oleh tim kordik dan pelayanan yang disampaikan oleh tim-tim di RSU Muhammadiyah
Ponorogo yang kompeten dibidangnya masing-masing. Orientasi / pembekalan khusus
yang disampaikan oleh kepala bagian-bagian yang bersangkutan. Peserta pendidikan
klinis yang melakukan praktik klinik / lapangan, profesi dan penelitian mendapatkan
pengarahan serta tata cara bagaimana dalam melakukan praktik klinik / lapangan, profesi
dan penelitian di lingkungan RSU Muhammadiyah Ponorogo. Seluruh peserta
pendidikan klinis haruslah melakukan pengisiian surat pernyataan menjaga kerahasiaan
data pasien.

2. Pengetian Penelitian
Penelitian yang dimaksud adalah penelitian yang dilakukan oleh peserta
pendidikan klinis yang berasal dari institusi pendidikan yang bekerjasama dengan RSU
Muhammadiyah Ponorogo atau instansi lain yang disetujui oleh Direktur. Peserta
pendidikan klinis mendapatkan pengarahan serta tata cara bagaimana dalam mengambil
data di ruang lingkup RSU Muhammadiyah Ponorogo. Semua peserta pendidikan klinis
yang melakukan penelitian di RSU Muhammadiyah Ponorogo haruslah melakukan
pengisiian surat pernyataan menjaga kerahasiaan data.

Dalam penelitian yang diadakan di RSU Muhammadiyah Ponorogo terdaoat


persetujuan untuk menjadi subjek penelitian. Persetujuan menjadi subjek penelitian
adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau yang menjadi subjek penelitian yang
sesuai dengan judul atau tema yang kan digunakan oleh peneliti. Persetujuan menjadi
subjek adalah pernyataan sepihak dari pasien dan merupakan sebuah komunikasi yang
efektif antara pasien dengan peneliti dan bukan sekedar penandatanganan formulir
persetujuan.

Suatu penelitian harus memenuhi kriteria tertentu untuk dapat menggunakan


manusia sebagai subjek penelitian, pastikan bahwa penelitian tidak bertentangan dengan
kepentingan terbaik bagi pasien. Subjek penelitian tahu bahwa ia sedang mengikuti
penelitian, dan keterlibatan subjek penelitian adalah sukarela. Persetujuan haruslah
diperoleh dengan suatu proses, yaitu proses komunikasi antara peneliti dan calon subjek
penelitian. Komunikasi dalam hal ini adalah berupa pemberian informasi tentang segala
sesuatu mengenai tindakan dan berisi hal-hal yang sesuai dengan keperluan maupun
penapisan yang akan dilakukan. Sedangkan informasi yang diberikan kecuali lisan
sebaiknya juga tertulis agar bukti yang ada dapat di dokumentasikan. Penolakan atau
pengunduran diri subjek penelitian dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak
akan berpengaruh pada pelayanan yang akan diterima subjek penelitian RSU
Muhmmadiyah Ponorogo.

3. Pengertian Supervisi
Supervisi yang dimaksud adalah supervisi yang dilakukan oleh Clinical Educator
(CE) atau dapat didelegasikan kepada kepala shift klinis untuk menjadi acuan pelayanan
rumah sakit agar pasien, staf, dan peserta didik terlindungi secara hukum. Ada 4
tingkatan supervise yaitu :
a. Supervise Tinggi : kemampuan asesmen peserta didik sudah dianggap sahih,
sehingga keputusan dalam membuat rencana asuhan harus dilakukan oleh Clinical
Educator (CE)
b. Supervise Moderat Tinggi : kemampuan asesmen peserta didik sudah dianggap sahih,
namun kemampuan membuat keputusan belum sahih sehingga rencana asuhan yang
dibuat peserta didik harus disupervisi oleh Clinical Educator CE).
c. Supervise Moderat : kemempuan melakukan asesmen sudah sahih, tetapi kemampuan
membuat keputusan belum sahih sehingga keputusan rencana asuhan harus mendapat
persetujuan Clinical Educator (CE) sebelum dijalankan
d. Supervise Rendah : kemampuan asesmen dan kemampuan membuat keputusan sudah
sahih sehingga dapat membuat rencana asuhan dan dilaporkan kepada Clinical
Educator (CE).
BAB III
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Panduan Pendidikan Klinis ini adalah seluruh peserta pendidikan klinis
yang sedang melakukan praktik klinik / lapangan, profesi dan penelitian. Peserta pendidikan
klinis berasal dari institusi pendidikan yang bekerja sama dengan RSU Muhmamadiyah
Ponorogo untuk praktik klinik / lapangan, dan profesi. Sedangkan untuk penelitian adalah
peserta pendidikan klinis dari institusi pendidikan yang bekerjasama dengan RSU
Muhammadiyah Ponorogo atau dari lembaga penelitian serta institusi pendidikan lain yang
disetujui oleh Direktur RSU Muhammadiyah Ponorogo.
Peserta pendidikan klinis tersebut antara lain :
1. Tenaga perawat
2. Tenaga bidan
3. Tenaga perekam medis
4. Tenaga teknis kefarmasian asisten apoteker)
5. Tenaga radiologi (radiografer)
6. Tenaga analis
7. Tenaga fisioterapi
8. Peserta didik yang melakukan penelitian atau dari lembaga penelitian
BAB IV
KEBIJAKAN

1. Pelaksanaan pendidikan klinis di RSU Muhammadiyah Ponorogo tidak mengurangi


mutu dan keselamatan pasien
2. Pengelolaan peserta pendidikan klinis di RSU Muhammadiyah Ponorogo dilakukan oleh
Tim Koordinasi Pendidikan (Tim Kordik) sedangkan pendidikan non klinis dilakukan
oleh sub bagian diklat dengan berkoordinasi dengan unit terkait.
3. Peserta pendidikan klinis di RSU Muhammadiyah Ponorogo adalah peserta didik dari
institusi Pendidikan yang bekerjasama dengan RSU Muhammadiyah Ponorogo.
Kapasitas penerimaan peserta didik klinis sesuai dengan jumlah pasien rumah sakit,
jumlah kasus, jumlah CE, ketersediaan sarana prasarana dan kesepakatan antara RSU
Muhammadiyah Ponorogo dengan Institusi Pendidikan yang dicantumkan dalam MOU.
4. Setiap peserta pendidikan klinis yang praktek klinik / lapangan, profesi dan penelitian
wajib mendapatkan orientasi / pembekalan untuk mengembangkan dan meningkatkan
pengetahuan maupun ketrampilan serta dalam rangka meningkatkan produktifitas
praktek klinik / lapangan, profesi dan penelitian.
5. Orientasi / pembekalan peserta pendidikan klinis tersebut mencakup orientasi /
pembekalan umum rumah sakit dan orientasi / pembekalan khusus dari bidang/bagian
yang bersangkutan.
6. Proses orientasi / pembekalan peserta pendidikan klinis melibatkan kepala bagian /
kepala bidang terkait dan tim/panitia.
7. Tim kordik mengajukan kerangka acuan praktik klinik/lapangan dan profesi peserta
pendidikan klinis kepada Direktur sebelum pelaksanaan praktek sebagai acuan dalam
melaksanakan praktek peserta pendidikan klinis.
8. Peserta pendidikan klinis yang praktik klinik / lapangan, profesi dan penelitian akan
dibuatkan ID Card sebagai identitas peserta pendidikan klinis untuk memberikan bukti
outentik bagi peserta didik RSU Muhammadiyah Ponorogo
9. Setelah peserta pendidikan klinis selesai menjalani praktek klinik/lapangan, dan profesi
maka akan diterbitkan sertifikat.
10. Setiap peserta pendidikan klinis di RSU Muhammadiyah Ponorogo dilakukan
pengukuran mutu terkait dengan pelaksanaan asuhan yang mencakup :
a. Angka kepatuhan penggunaan APD
b. Angka kepatuhan cuci tangan
c. Angka kepatuhan penerapan sasaran keselamatan pasien
d. Laporan insiden keselamatan pasien
11. Pelaksanaan pengukuran mutu tersebut dilakukan oleh Clinical Educator (CE) ruangan
dan dapat didelegasikan kepada kepala shift ruang tempat peserta pendidikan klinis
melaksanakan praktek berkoordinasi dengan IPCN dan Tim KPRS.
12. Peserta pendidikan klinis di RSU Muhammadiyah Ponorogo dibimbing oleh seorang
Clinical Educator (CE) sesuai dengan bidangnya masing-masing yang diangkat oleh
Direktur RSU Muhammadiyah Ponorogo melalui SK Direktur dengan syarat kualifikasi
Clinical educator (CE) yang disepakati bersama antara RSU Muhammadiyah Ponorogo
dengan Institusi Pendidikan.
13. Direktur rumah sakit bertanggungjawab atas perlindungan terhadap pasien yang menjadi
subjek peserta penelitian, mempromosikan kode etik dan perilaku professional, serta
mendorong kepatuhan terhadap kode etik profesi dan perilaku professional termasuk
dalam penelitian serta menyediakan sumber daya yang layak agar program penelitian
berjalan dengan efektif.
14. Direktur RSU Muhammadiyah Ponorogo dan komite memahami dan menyusun
mekanisme untuk memastikan ketaatan terhadap semua peraturan perundang-undangan
dan persyaratan profesi yang berkaitan dengan penelitian.
15. Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo tidak melakukan uji klinis (Clinical
Trial) yang bersifat uji coba seperti penelitian eksperimen
16. Subjek penelitian yang berpartisipasi dalam uji klinis harus mengisi form
persetujuan/penolakan menjadi subjek penelitian dimana subjek penelitian mendapatkan
penjelasan tentang manfaat yang diharapkan, potensi ketidaknyamanan dan resiko,
alternative yang dapat menolong subjek penelitian, dan prosedur yang harus diikuti.
17. Form persetujuan/penolakan menjadi subyek penelitian yang telah ditndatangani oleh
subyek penelitian didokumentasikan dalam rekan medis pasien
18. Segala bentuk kerugian yang diakibatkan oleh kegiatan penelitian menjadi tanggung
jawab RS baik yang berupa finansial maupun non finansial yang diakibatkan oleh
kejadian tidak diharapkan (KTD)
BAB V
TATA LAKSANA

1. PENGELOLAAN PENDIDIKAN KLINIS


Pengelolaan peserta pendidikan klinis di RSU Muhammadiyah Ponorogo
dilakukan oleh Tim Koordinasi Pendidikan (Tim Kordik) sedangkan pengelolaan
pendidikan non klinis dilakukan oleh sub bagian diklat dengan berkoordinasi dengan unit
terkait.

Institusi Pendidikan yang dapat mengirimkan peserta pendidikan klinis RSU


Muhammadiyah Ponorogo harus sudah bekerjasama dengan RSU Muhammadiyah
Ponorogo dibuktikan dengan perjanjian (MOU) yang telah ditandatangani bersama
antara Direktur RSU Muhammadiyah Ponorogo, Pimpinan Institusi Pendidikan dan
Majelis Pembina Kesehatan Umum Muhammadiyah Ponorogo.

Setiap institusi pendidikan yang akan mengirimkan peserta pendidikan klinis untuk
praktik klinik / lapangan, profesi dan penelitian di RSU Muhammadiyah Ponorogo harus
mengirimkan proposal praktek/penelitian dan surat permohonan praktek klinik/lapangan,
profesi dan penelitian ke Direktur RSU Muhammadiyah Ponorogo maksimal satu bulan
sebelum praktik/penelitian berlangsung.

Permohonan pengiriman peserta pendidikan klinis yang masuk ke Direktur


didisposisi ke tim kordik untuk dilakukan analis kemampuan rumah sakit dalam
menerima jumlah peserta didik di RSU Muhammadiyah Ponorogo dengan
mempertimbangkan jumlah kasus, jumlah pasien, jumlah CE, ketersediaan sarana
prasarana sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta pendidikan klinis.
Setelah dilakukan analisis tersebut maka hasilnya dilaporkan ke Direktur untuk
diterbitkan surat persetujuan apabila disetujui atau surat pemberitahuan apabila belum
dapat disetujui dengan berdasarkan hasil analisis tersebut.

2. PELAKSANAAN PENDIDIKAN KLINIS DI RSU MUHAMMADIYAH


PONOROGO
Pelaksanaan pendidikan klinis di RSU Muhammadiyah Ponorogo dikoordinasikan
oleh tim koordinasi Pendidikan (Tim Kordik) RSU Muhammadiyah Ponorogo baik
dengan bagian/bidang terkait maupun dengan institusi pendidikan. Pelaksanaan
pendidikan klinis harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di RSU Muhammadiyah
Ponorogo.

Sebelum peserta pendidikan klinis masuk ke lingkungan RSU Muhammadiyah


Ponorogo maka perlu dilakukan koordinasi bersama antara Dosen Pembimbing dari
Institusi Pendidikan dengan Tim Kordik, bagian/bidang terkait, dan Clinical Educator
(CE) maksimal 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan praktek untuk membahas tentang :
- Penjelasan terkait dengan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta pendidikan
klinis
- Metode pembimbingan peserta pendidikan klinis
- Pembukaan dan penutupan praktek
- Orientasi peserta pendidikan klinis
- Evaluasi peserta pendidikan klini dan evaluasi pelaksanaan praktek
Pendidikan klinis di RSU Muhammadiyah Ponorogo antara lain praktek klinik/lapangan,
profesi dan penelitian.

2.1. Praktek Klinik/Lapangan dan Profesi Peserta Pendidikan Klinis


Pada saat peserta pendidikan klinis akan melakukan praktek klinik/lapangan
pertama kali di RSU Muhammadiyah Ponorogo wajib dilakukan
orientasi/pembekalan terkait dengan materi yang berkaitan dengan tatalaksana dan
program-program yang adadi RSU Muhammadiyah Ponorogo.
Orientasi/pembekalan tersebut mencakup pembekalan umum rumah sakit dan
pembekalan didang/bagian.
- Orientasi/Pembekalan Umum berupa pemberin materi terkait dengan :
No. Materi Orientasi Pelaksana Waktu
1. a. Tata Tertib/Peraturan di RSU Tim Kordik
Muhammadiyah Ponorogo
b. Profil RSU Muhammadiyah Tim Kordik
Ponorogo
c. Program Pengendalian infeksi KPPI
d. SKP Koordinator KPRS 1 hari
e. BLS Tim Trainer BLS
f. Program RS tentang Mutu dan Panitian PMKP
Keselamatan Pasien
g. Program Keselamatan Kabid Jangmed/Kasi
Penggunaan Obat Farmasi

- Orientasi/Pembekalan Kusus di Unit Kerja Tempat Melakukan Praktik


Mekanisme pelaksanaan pembekalan ditentukan oleh Tim Kordik berkoordinasi
dengan kabag/kabid dan kepala unit/instalasi tempet peserta pendidikan klinis
melakukan praktek. Pelaksanaan kegiatan orientasi khusus dilakukan oleh
Kabag/Kabid terkait dan kepala unit di unit terkait termasuk dengan pengenalan
Clinical Educator (CE) yang akan membimbing peserta didik.

Metode Bimbingan Peserta Pendidikan Klinis


1) Pre Conference dan Post Conference
Konferensi klinik adalah diskusi kelompok untuk membahas aspek-aspek
praktek klinik, khususnya dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien.
2) BST ( Bed Site Teaching)
Adalah suatu metode pengajaran klinik yang dilakukan langsung disamping
tempat tidur pasien, yang dilanjutkan dengan diskusi yang sifatnya klarifikasi
antara CE dengan peserta didik. Waktu pelaksanaan BST flexible sesuai dengan
kasus yang didapat.
3) Directly Observed Procedural Skill (DOPS)
Adalah metode assessment yang didesain untuk memberikan umpan balik pada
procedural skills dengan tujuan menyiapkan learner menjadi good clinical care
4) Mini Clinical Evaluation Exercise for trainee ( Mini-CEX)
Adalah metode yang dirancang untuk memberikan umpan balik pada
ketrampilan penting untuk penyediaan perawatan klinis yang sebenarnya
5) Case Based Discusion/Diskusi Kasus (CBD)
Adalah pembelajaran dimana CE menjelaskan satu kasus (kasus terbanyak)
meliputi konsep penyakit, permasalahan keperawatan yang sering muncul dan
penatalaksanaannya, yang dilanjutkan denga proses diskusi antara CE dan
peserta didik. Tema diskusi dapat diusulkan dari CE maupun peserta didik.
6) Perceptorship
Pembelajaran ini bertujuan untuk membentuk peran dan tanggung jawab
mahasiswa untuk menjadi perawat yang professional dan berpengetahuan tinggi,
dengan menunjukkan sebuah pencapaian berupa memberikan perawatan yang
aman, menunjukkan akuntabilitas kerja , dapat dipercaya, menunjukkan
kemampuan dalam mengorganisasi perawatan pasien dan mampu
berkomunikasi dengan baik terhadap pasien dan staf lainnya.
7) Menthorship
Adalah sebuah proses dari rangkaian pembentukan karakter manusia dari
mentoring akan dihasilkan berbagai hal dan yang terpenting adalah ketangguhan
karakter.
8) Presentasi Jurnal (PresJur)
Adalah presentasi hasil analisis jurnal yang terkait dengan proses pemberian
asuhan keperawatan dengan tema yang sesuai dengan stase dan permasalahan
yang dihadapi tempat praktek. Ketrampilan ini perlu dilatih terus menerus
sehingga mengasah keppekaan ilmiah (sense of critical thinking) peserta didik.
9) Presentasi Kasus (PreSus)
Adalah pembelajaran berbasis kasus yang mengidentifikasi cara pembelajaran
dengan pengembangan kasus. Serta menggunakan kasus secara efektif sebagai
media pembelajaran bagi tenaga kesehatan.
10) Response (Student Oral Case Analysis)
Bisa dipakai untuk bimbingan juga sekaligus ujian. SOCA merupakan tipe ujian
dimana mahasiswa diberikan sebuah scenario lalu melalui scenario tersebut,
pemahaman peserta didik mengenai suatu materi di uji.
Beberapa metode diatas dapat dipilih untuk digunakan dalam membimbing peserta
pendidiksn klinis. Selain metode-metode diatas, Clinical Instruktur (CI) dapat
menggunakan metode bimbingan sesuai dengan petunjuk dari institusi pendidikan.

2.2. Penelitian
Peserta pendidikan klinis baik dari institusi pendidikan yang bekerjasama
dengan RSU Muhammadiyah Ponorogo ataupun tidak, maka harus mengirimkan
surat permohonan penelitian kepada Direktur RSU Muhammadiyah Ponorogo
dilampiri dengan proposal penelitian dan harus sudah lolos kaji etik (laik etik) dari
institusi pendidikan bagi penelitian yang berasal dari institusi pendidikan dan
rekomendasi dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakes Bangpol). Penelitian
yang sudah lolos kaji etik akan dilakukan review oleh koordinator bidang etik Tim
Kordik. Bagi penelitian yang belum kaji etik akan dilakukan kaji etik oleh
koordinator bidang etik Tim Kordik.

Surat permohonan yang sudah didisposisi oleh direktur dikoordinasikan oleh


Tim Kordik untuk dilakukan penjadwalan presentasi proposal. Pada saat presentasi
proposal juga dilaksanakan review kaji etik (laik etik) bagi penelitian yang sudah
lolos kaji etik dari institusi pendidikannya atau dilakukan kaji etik oleh Tim Kordik
bidang etik bagi penelitianyang belum pernah mendapatkan lolos kaji etik (laik
etik). Setelah peserta pendidikan klinis selesai presentasi proposal dan dinyatakan
lolos kaji etik dari koordinator bidang Etik Tim Kordik maka Ketua Tim Kordik
melaporkan hasilnya kepada direktur sebagai bentuk rekomendasi dapat diterima
atau tidak penelitian tersebut dilakukan di RSU Muhammadiyah Ponorogo.
Sebelum dilaporkan kepada Direktur, peneliti diberikan kesempatan untuk kaji etik
yang kedua apabila dinyatakan belum lolos kaji etik. Apabila penelituan sudah
lolos kaji etik dan disetujui penelitian di RSU Muhammadiyah Ponorogo maka sub
bagian sekretariat akan membuatkan surat persetujuan penelitian sedangkan
apabila tidak dapat disetujui maka akan dibuatkan surat pemberitahuan.

Sebelum peserta penelitian klinis disetujui dapat melakukan penelitian di


RSU Muhammadiyah Ponorogo maka peneliti/peserta didik terlebih dahulu harus
berkoordinasi dengan Tim Kordik untuk mendapatkan pengarahan dan penjelasan
tentang tata tertib peserta penelitian. Peneliti harus mengisi surat pernyataan
menjaga kerahasiaan data yang ditandatngani diatas materai. Bagi seluruh
penelitian yang dilakukan di RSU Muhammadiyah Ponorogo akan dilakukan
monitoring oleh Komite etik penelitian Tim Kordik dan dilaporkan kepada ketua
tim kordik. Tim Kordik akan mengantarkan peserta penelitian ke unit terkait untuk
diserahterimakan dengan unit yang akan dijadikan tempat penelitian dan diberikan
orientasi. Pemateri untuk peserta pendidikan klinis yang melakukan penelitian
adalah Kepala Ruang / Unit yang menjadi tempat untuk dilakukan penelitian.
Adapun alur penelitian secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut :

Peserta Pendidikan Klinis/peneliti

litian

Lain Etik Tidak Ada

Kaji Etik oleh


Ada Koordinator Etik Tim
Kordik

Tidak Ada
Lolos Kaji
Etik

Panggil Peneliti

Ya

Lakukan Revisi

Disetujui Surat
Persetujuan
Kaji Etik oleh
Koordinator Etik Tim
Kordik
Pembayaran Biaya
Adm

Tidak Diterima
Diterima/lolos kaji Surat
etik Pemberitahuan

Pengarahan dan Serah terima ke unit


penjeasan tat tertib terkait dan pelaksanaan
dan tata cara penelitian
melakukan penelitian
Protokol Penelitian Klinik
Protokol disusun dengan rinci dari setiap tahapan penelitian. Protokol menjelaskan
tentang siapa atau apa, mengapa, bagaimana, kapan dan untuk siapa penelitian ini
akan dilaksanakan.
Protokol penelitian tersebut disusun dengan menggunakan format yang terdiri dari
elemen-elemen sebagai berikut :
a. Judul Penelitian
b. Identitas Pengusul Penelitian
c. Daftar Isi
d. Ringkasan Penelitian
e. Pendahuluan (yang terdiri dari : Latar Belakang, Masalah, Pertanyaan, Tujuan
dan Manfaat Penelitian).
f. Metode Penelitian (yang terdiri dari : kerangka teori/kerangka konsep,
hipotesa, definisi operasional variabel, desain penelitian, tempat dan waktu,
populasi dan sampel, instrument pengumpul data, bahan dan prosedur kerja
atau pengumpulan data, pengolahan dan analisa data)
g. Etika Penelitian
h. Daftar Kepustakaan
i. Lampiran
j. Susunan Tim Peneliti
k. Jadwal Penelitian
l. Rekapitulasi Biaya (Rincian Rencana Anggaran)
m. Biodata ketua pelaksana dan peneliti
n. Persetujuan atasan yang berwenang
o. Kesediaan anggota tim peneliti

2.3. Persetujuan
Persetujuan dalam hal ini adalah persetujuan yang diberikan oleh individu
yang menjadi subjek penelitian dan juga subjek peserta pendidikan klinis.
Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten, ditinjau dari segi usia maka
seseorang dianggap kompeten apabila telah berusia 18 tahun atau lebih atau telah
menikah. Sedangkan anak-anak yang berusia 16 tahun atau lebih tetapi belum
berusia 18 tahun dapat membuat persetujuan.

Persetujuan memberika informasi merupakan cara peneliti atau peserta didik


memberikan informasi kepada pasien untuk menjadi subjek penelitian atau menjadi
subjek untuk kepentingan praktek klinik/lapangan. Memberikan informasi, pasien
tidak dapat memberikan persetujuan yang sah kecuali mereka telah diberi tahu
sebelumnya. Informasi yang diberikan membutuhkan persetujuan pasien terlebih
dahulu. Persetujuan dibuat secara sukarela, bebas, tanpa adanya tekanan dari
manapun. Bila persetujuan diberikan atas dasar tekanan maka persetujuan tersebut
tidak sah. Persetujuan tertulis dibutuhkan untuk bukti bila tindakan yang dilakukan
untuk kepentingan suatu penelitian.
Disamping itu prinsip dasar etika yang satunya adalah menghargai otonomi
atau hak seseorang mengharuskan adanya persetujuan suatu tindakan baik itu
tindakan medic, maupun tindakan yang hanya mencari data dengan suatu kuesioner
atau memilih subjek yang akan digunakan dalam penelitian.

Persetujuan-persetujuan tersebut juga harus mengikuti aturan yang berlaku di


RSU Muhammadiyah Ponorogo tentang apa yang tidak boleh dilakukan oleh
peserta didik yang melakukan praktek klinik/lapangan, profesi dan pelatihan.

3. PENGAWASAN / SUPERVISI PESERTA PENDIDIKAN KLINIS


Dalam rangka menjaga mutu pelayanan dan menjamin keselamatan pasien maka
pengawasan atau supervise harus dilakukan kepada seluruh peserta pendidikan klinis di
RSU Muhammadiyah Ponorogo. Pengawasan/supervise merupakan upaya untuk
membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan peserta pendidikan klinis agar
mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan
efektif serta tetap mengutamakan peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Selain itu
supervise juga diperlukan untuk memastikan asuhan pasien yang aman dan merupakan
bagian proses belajar bagi peserta pendidikan klinis sesuai dengan jenjang pembelajaran
dan level kompetensinya.
Peserta pendidikan klinis dilakukan supervise secara langsung oleh Clinical
Educator (CE) atau dapat didelegasikan kepada kepala shift klinis untuk menjadi acuan
pelayanan rumah sakit agar pasien, staf dan peserta didik terlindung secara hukum.
Peserta pendidikan klinis di rumah sakit mengetahui proses supervise klinis mulai dari
siapa yang melakukan supervise dan frekuensi pelaksanaan supervisi. Supervisor
melaksanakan supervise berdasarkan ceklist supervisi peserta pendidikan klinis yang
terdapat pada logbook peserta didik. Hasil supervisi didokumentasikan pada logbook
peserta pendidikan klinis dan dilaporkan kepada Tim Kordik RSU Muhammadiyah
Ponorogo. Supervisi terhadap proses pembelajaran klinik dilakukan oleh ketua tim
kordik RSU Muhammadiyah Ponorogo.
Tingakatan supervisi peserta pendidikan klinis disesuaikan dengan kompetensi dan juga
kewengan peserta pendidikan klinis antara lain :
No. Jenis Supervisi Dilakukan pada Peserta Didik
1. Supervise tinggi Praktek Klinik Dasar Mahasiswa Tingkat I (D3),
Praktik Ketrampilan Dasar Profesi (Pendidikan
Profesi)
2. Supervise moderat tinggi Praktek Klinik Mahasiswa Tingkat II (D3),
Praktek setiap Stse Profesi 2 minggu pertama
3. Supervise moderat Praktek Klinik Mahasiswa Tingkat III (D3),
Praktek Manajemen Profesi Ners, Praktek setiap
Stase Profesi 2 minggu kedua
4. Supervise rendah -

4. EVALUASI
Evaluasi dalam panduan ini yaitu evaluasi terhadap peserta pendidikan klinis
termasuk proses pembelajarannya dan evaluasi institusi pendidikan. Evaluasi terhadap
peserta pendidikan klinis dilakukan berdasarkan hasil supervisi dan disampaikan kepada
institusi pendidikan pada masa akhir praktek klinik/lapangan dan profesi. Sedangkan
evaluasi terhadap institusi pendidikan dilakukan setiap dua tahun sekali ketika akan
berakhir masa berlaku perjanjian terkait dengan pelaksanaan praktek klinik/lapangan,
profesi dan penelitian.
Selain itu evaluasi juga dilakukan terhadap penerimaan, pelaksanaan dan penilaian
output dari program pendidikan klinis. Hasil evaluasi penerimaan, pelaksanaan dan
penilaian output dari program pendidikan klinis dilaporkan oleh Tim Kordik kepada
Direktur dan pimpinan institusi pendidikan serta ditembuskan ke sub bagian diklat RSU
Muhammadiyah Ponorogo.
Evaluasi terhadap kompetensi peserta pendidikan klinis dilakukan oleh Clinical
Educator (CE) menggunakan perangkat evaluasi pendidikan yang dibbuat oleh institusi
pendidikan. Beberapa alat evaluasi tersebut antara lain :
 Bed site teaching
 Mini Clinical Evaluation Exercise for trainee (Mini-CEX)
 Directly Observed Procedural Skill (DOPS)
 Case Based Discusion (CBD)
 Response (Student Oral Case Analysis)

Clinical Educator (CE) dapat memilih salah satu atau tergantung dengan perangkat
evaluasi yang telah dibuat oleh masing-masing institusi pendidikan dimana antara satu
institusi pendidikan dengan institusi pendidikan yang lain dapat berbeda dalam pemilihan
perangkat evaluasi tergantung dengan kebijakan masing-masing institusi pendidikan.
BAB VI
DOKUMENTASI

Dokumentasi pelaksanaan pendidikan klinis di RSU Muhammadiyah Ponorogo antara lain :

1. Presensi/daftar hadir mahasiswa praktek klinik, profesi dan penelitian.


2. Sertifikat praktek klinik/lapangan dan profesi.
3. Proposal permohonan dan laporan akhir penelitian yang telah disahkan oleh instituasi
yang berwenang bagi peserta pendidikan klinis yang melakukan penelitian.
4. Laporan harian mahasiswa yaitu laporan tentang kegiatan yang dilaksanakan peserta
didik yang dituangkan dalam bentuk catatan harian praktek klinik, dan profesi yang
diketahui oleh Clinical Educator (CE).
5. Laporan asuhan yaitu suatu prosesatau rangkaian kegiatan praktek yang diberikan secara
langsung kepada kilen / pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan dan melakukan
pengkajian secara mendalam dan menyeluruh mengenai masalah klinik yang mendasari
pada perencanaan, pelaksanaan dan evakuasi terhadap tindakan yang dilakukan.
6. Laporan khasus yaitu metode pengumpulan data yang bersifat integrative dan
komprehensif.
7. Laporan bimbingan yaitu metode yang bertujuan untuk mendapatkan pengalaman yang
nyata dengan mengembangkan perilaku baru untuk pembelajaran masa mendatang.
8. Logbook peserta pendidikan klinis yang telah terisi.
9. Hasil supervisi yang telah didokumentasikan pada logbook peserta didik.
BAB VII
PENUTUP

Demikian telah disusunnya buku pedoman Pendidikan dan Pelatihan RSU


Muhammadiyah Ponorogo, dengan Pedoman Pendidikan dan Pelatihan RSU Muhammadiyah
Ponorogo ini dapat menjadi acuan dan pedoman bagi staf yang bekerja dibagian Diklat, tim
kordik dan karyawan yang terlibat dalam program pendidikan klinis di RSU Muhammadiyah
Ponorogo. Apabila terdapat penundaan, salah satu atau beberapa ketentuan yang tercantum
dalam pedoman ini harus disyahkan dengan ketetapan Direktur Rumah Sakit.

Ditetapkan di : P O N O R O G O
Pada Tanggal :
Direktur

dr. Iwan Hartono, M. Kes.


NIK. 120025
Lampiran 1:
Nama :
RUMAH SAKIT UMUM PERSETUJUAN/PENOLAKAN No. RM :
MUHAMMADIYAH
PONOROGO MENJADI SUBJEK Tgl. Lahir :
PENELITIAN Alamat :

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : ………………………………………………………………………............
No. RM : ………………………………………………………………………………
Tgl. Lahir : …………………………………………………Umur :……………..Th/Bln
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan*)
Pekerjaan : ………………………………………………………………………………
Alamat : ……………………………………………………………………………....
Selaku diri sendiri/wali dari :
Nama : ………………………………………………………………………………
No. RM : ………………………………………………………………………………
Tgl. Lahir : …………………………………………………Umur :…………….Th/Bln
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan*)
Pekerjaan : ………………………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………………………
Telah memperoleh informasi baik secara lisan dan tulisan mengenai penelitian yang akan
dilakukan oleh ……………………………………………….............dengan judul penelitian
……………………………………………………………………………............................dan
informasi tersebut telah saya pahami dengan baik mengenai manfaat, tindakan yang akan
dilakukan, keuntungan, resiko dan kemungkinan/potensi ketidaknyaman yang mungkin akan
dijumpai serta prosedur dan alternatif yang akan menolong saya apabila berpartisipasi dalam
penelitian, serta telah mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu
yang berhubungan dengan penelitian tersebut.
Oleh karena itu saya (setuju/tidak setuju*) untuk berpartisipasi dalam penelitian tersebut.
Saya memehami, apabila saya menolak/mengundurkan diri dari penelitian ini maka hal
tersebut tidak akan mempengaruhi akses pelayanan rumah sakit terhadap saya.

Tanda Tangan Peneliti Tanda Tangan Subjek Penelitian/Wali

(................................) (..................................)

Saksi I Saksi II

(................................) (.................................)
Lampiran 2 :
SURAT PERNYATAAN MENJAGA KERAHASIAAN DATA
Peserta Pendidikan Klinis

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : ...............................................................................................................
Institusi Pendidikan : ...............................................................................................................

Akan memegang teguh kerahasiaan data-data yang diperoleh selama menjalankan tugas
praktik klinik/lapangan, profesi dan penelitian di RSU Muhammadiyah Ponorogo. Tidak akan
memberitahukan / menyampaikan, membocorkan kepada siapapun, segala sesuatu yang telah
saya ketahui dan saya kerjakan dalam melaksanakan tugas tersebut diatas, dengan cara
apapun baik langsung maupun tidak langsung serta :
1. Tidak diperkenankan meng-copy, memperbanyak dan membawa pulang data-data tanpa
seijin pimpinan Rumah sakit.
2. Dilarang mempublikasikan data atau hasil praktik klinik/lapangan, dan profesi, dalam
bentuk apapun tanpa persetujuan Direktur RSU Muhammadiyah Ponorogo.
3. Dilarang membawa dan merokok di lingkungan bebas asap rokok, membawa sentaja
tajam dan membawa obat-obatan terlarang berdasarkan undang-undang.
4. Berpenampilan rapi, berbusana yang sopan (islam), bersepatu. Serta bersikap sopan dan
ramah terhadap seluruh karyawan, pimpinan rumah sakit, pasien dan keluarganya.
5. Memmatuhi jam kerja sesuai peraturan yang berlaku di RSU Muhammadiyah Ponorogo.
6. Menjaga peraturan dalam penggunaan peralatan milik RSU Muhammadiyah Ponorogo

Pernyataan ini saya buat dan ditandatangani dengan sebenarnya, dalam keadaan sadar, tanpa
dipaksa oleh pihak lain, serta penuh rasa tanggung jawab.

Apabila saya lakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan pernyataan diatas, saya
bersedia dituntut dan diberi sanksi sesuai dengan undang-undang/hukum yang berlaku.

Ponorogo,.................................

Ttd dan materi

Nama Terang
Lampiran 3 :

ID Card Peserta Pendidikan Klinis

RSU MUHAMMADIYAH
PONOROGO

INTAN CAHYA
MAHASISWA KEPERAWATAN
adapun alur penelitian secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut :

Peserta Pendidikan Klinis/Peneliti

Proposal Penelitian

Laik Etik Tidak Ada

Ada KajiLolos
Etik oleh
KajiKoordinator
Etik
Etik Tim Kordik

Lolos Kaji Etik


Tidak

Ya
Panggil Peneliti
Disetujui Surat
Persetujuan
Lakukan Revisi

Kaji Etik oleh


Koordinator Etik Tim
Pembayaran Biaya Kordik
ADM

Diterima/lolos Tidak Diterima Surat


Pengarahan dan penjelasan tata kaji etik Pemberitahuan
tertib dan tata cara melakukan
penelitian

Serah terima ke unit


terkait dan
pelaksanaan penelitian

Anda mungkin juga menyukai