Anda di halaman 1dari 13

1.

BAGAIMANA PROSES PERSETUJUAN RENCANA MELAKSANAKAN PROSES


PENDIDIKAN KLINIS DI RUMAH SAKIT?

1. REGULASI Keputusan Direktur RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh


Bjm, No. 821/10766 - TU/RSAS/2018, tentang Panduan
Pengelolaandan Pengawasan Pelaksanaan Pendidikan
Klinis di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Bjm;
2. PERJANJIAN KERJASAMA PKS pendidikan klinis (Koordinasi Dikitbang dan TU)
(Syarat awal) (Lihat Jawaban Nomor 2)

3. PERMOHONAN INSTITUSI Minimal 1 bulan sebelum pelaksanaan:


(Syarat akan a. Program dan jenjang;
Praktik klinis) b. Nama peserta didik;
c. Waktu pelaksanaan;
d. Garis besar kompetensi yang diharapkan;
4. TINDAK LANJUT
Dir Wadir Bidang/Sekretariat Tim Kordik
PERMOHONAN
(Lihat a. Persetujuan;
Jawaban No. 4 ) b. Usulan pembimbing/pendidik klinis;
5. PERSAMAAN PERSEPSI a. Jumlah peserta/kelompok;
b. Penentuan ruang;
c. Kesepakatan pembimbing/pendidik klinis;
d. Kompetensi yang diharapkan;
6. PELAKSANAAN

2. BAGAIMANA PROSES PERJANJIAN KERJASAMA

REGULASI 1. Keputusan Direktur RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh


Bjm, No. 821/10766 - TU/RSAS/2018, tentang Panduan
Pengelolaandan Pengawasan Pelaksanaan Pendidikan Klinis di
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Bjm;
2. SPO RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, Nomor:
Diklitbang.06, tanggal 1 Agustus 2018, tentang Perjanjian
Kerjasama Pelaksanaan Pendidikan Klinis;
Akreditai Institusi Kerjasama Pendidkan Klinis dilakukan dengan institusi
Pendidikan pendidikan yang terakreditasi;
Pemilik/ PKS pendidikan klinis harus atas persetujuan pemilik atau
Representasi representasi pemilik (Dewan Pengawas Rumah Sakit);
Pemilik Guna kelancaran dan efektivitas pelaksanaan perjanjian
kerjasama, Dewas RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
mendelegasikan wewenang kepada Direktur RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin menandatangani perjanjian
kerjasama;
PROSES PKS pendidikan klinis: (Koordinasi Dikitbang dan TU)
Dir Wadir Bidang/Sekretariat Tim Kordik

1
1. Institusi pendidikan mengajukan permohonan pelaksanaan
pendidikan klinis untuk program pendidikan dan jenjang
tertentu beserta perkiraan jumlah peserta didik masing-
masing program dan jenjang dimaksud kepada Direktur RSUD
Dr. H. Moch. Ansari Saleh. Permohonan juga melampirkan
sertifikat akreditasi institusi pendidikan;
2. Bidang Diklitbang membuat analisis terhadap permohonan
PKS dimaksud terkait situasi dan kondisi kemampuan lahan
praktek untuk pelaksanaan pendidikan klinis;
3. Draft PKS ditelaah oleh Bagian Tata Usaha terkait tata naskah
dan tinjauan hukum;
4. Pembahasan PKS dengan institusi pendidikan:
5. Kesepakatan dan penandatanganan PKS oleh Direktur rumah
sakit dan pimpinan institusi pendidikan;
ISI DALAM PKS Poin-poin yang ada dalam PKS :
a. Dasar hukum; i. Evaluasi;
b.Ketentuan umum; j. Administrasi Keuangan;
c. Maksud danTujuan; k. Jangka Waktu PKS;
d.Ruang Lingkup; l. Penyelesaian
e. Teknis Pelaksanaan; Perselisihan;
f. Tempat Praktik; m. Keadaan Memaksa;
g. Teknik Bimbingan; n. Adendum;
h. Tata Tertib; o. Penutup.
Di dalam PKS juga harus mencantumkan:
a. Mencantumkan jenis dan jenjang pendidikan;
b. Mencantumkan: tak melebihi daya tampung RS;
c. Mencantumkan: rasio pendidik dan peserta didik;

3. BAGAIMANA STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA PENDIDIKAN STAF KLINIS?

REGULASI 1. Keputusan Direktur RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Bjm,


No. 821/10766 - TU/RSAS/2018, tentang Panduan
Pengelolaandan Pengawasan Pelaksanaan Pendidikan
Klinis di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Bjm;
2. Keputusan Bersama Direktur RSUD Dr. H. Moch. Ansari
Saleh Bjm dan Dekan FK ULM, No. 821/10768-TU/RSAS/
2018 dan No. , tentang Penetapan Tim Koordinasi
Pendidikan (Tim Kordik) Pembelajaran Klinis Pendidikan
Dokter;
3. Keputusan Direktur RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin, Nomor : 821/ 10678-TU/RSAS, tentang
Penunjukan dan Penetapan Tim Koordinasi Pendidikan
(Tim Kordik) Program Keperawatan dan Program Non
Medik Non Keperawatan

2
Struktur Organisasi

Direktur

Wakil Direktur Wakil Direktur Wakil Direktur


Pelayanan Penunjang Medik Administrasi dan Keuanagan

Instalasi/ Instalasi/ Instalasi/


Ruangan Ruangan Ruangan
Terkait
Pembimbing/CI Pembimbing/CI Pembimbing/CI

1)
Kepala Bidang Pendidikan, Pelatihan,
Penelitian Dan Pengembangan
2)

Kepala Seksi Kepala Seksi


Penelitian & Tim Koordinasi Pendidikan &
Pengembangan Pendidikan Pelatihan

PENDIDIKAN DOKTER
TIM KOORDINASI
Keputusan Bersama Direktur dan Dekan FK ULM
PENDIDIKAN
(TIM KORDIK) ADA 2
KEPERAWATAN & NON MEDIK NON KEPERAWATAN
Keputusan Direktur

TIM PENGARAH
STRUKTUR TIM KORDIK Sifat tugas: koordinasi, advokasi
Masing-masing terdapat
TIM TEKNIS
Sifat tugas: dukungan administrasi, pelaksanaan

a. Tim Pengarah: sifat tugasnya koordinasi, advokasi;

Tugas dan Tanggungjawab Tim Pengarah :


1. Melaksanakan advokasi dan koodinasi lintas sektor serta lintas program bagi
penyelenggaraan pendidikan di rumah sakit;
2. Menetapkan kebijakan strategis pendidikan untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien;
3. Melaporkan hasil kegiatan penetapan, pembinaan, dan pengawasan kepada
dekan, direktur, dan atau dewan pengawas sebagai representasi pemilik RS;
4. Memberikan dukungan pelaksanaan tugas-tugas tim pelaksana.

3
b. Tim Pelaksana: teknis pengaturan pelaksanaan pendidikan klinis;
Tugas dan Tanggung jawab Tim Pelaksana :
1. Menyusun perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan
dalam proses pendidikan di rumah sakit;
2. Melakukan supervisi dan koordinasi atas seluruh proses pendidikan yang
dilakukan;
3. Melakukan koordinasi dalam rangka fasilitasi pendidik, dosen, dan penyelia
yang melakukan bimbingan serta supervisi proses pembelajaran di rumah sakit;
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan proses pembelajaran
kepada peserta didik;
5. Memberikan dukungan administrasi proses pembelajaran;
6. Melaporkan hasil kerja kepada Direktur;

TIM KORDIK: PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER

A. Tim Pengarah
Penanggung Jawab : 1. Dekan Fak. Kedokteran ULM
2. Direktur RSUD Dr. H. Moch. Ansarai Saleh
Ketua I : Wakil Direktur Pelayanan Medik
Ketua II : Wakil Dekan II FK ULM
Sekretaris : Wakil Direktur Penunjang
Anggota : 1. Wakil Dekan III FK ULM
2. Kepala Bidang Pelayanan Medik
3. Kepala Bidang Diklitbang

B. Tim Pelaksana
Ketua I :
Dr. Pardawan, Sp.M
Ketua II :
Dr. Iwan Aflani, Sp.F
Sekretaris I :
Kepala Bidang Pelayanan Medik
Sekretaris II :
Kepala Bidang Diklitbang
Staf Sekretariat :
1. dr. Hana Fachir
2. Apriyani, AMD
Anggota : 1. Kepala Seksi SDM dan Mutu Medik
2. Kepala Seksi Diklat
3. Para Ketua SMF
4. Sekretaris Akreditasi
5. Koordinator Instruktur Klinik (CI)
TIM KORDIK: PROGRAM KEPERAWATAN DAN NON MEDIK NON KEPERAWATAN
A. Tim Pengarah
Penanggung Jawab : Direktur
Ketua I : Wakil Direktur Penunjang
Ketua II : Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan
Sekretaris : Kepala Bidang Pendidikan, Penelitian, dan pengembangan
Anggota : 1. Kepala Bidang Keperawatan
2. Kepala Bidang Penunjang Medik

B. Tim Pelaksana
Ketua I : Wakil Direktur Penunjang
Ketua II : Kepala Bidang Diklitbang
Sekretaris I : Kepala Seksi Pendidikan dan Pelatihan
Sekretaris II : Koordinator Instruktur Klinik (CI)

4
Anggota : 1. Kepala Seksi SDM dan Mutu Keperawatan
2. Kepala Seksi SDM dan Mutu Penunjang
3. Para Kepala Instalasi
4. Perwakilan institusi pendidikan yang bekerja sama

4. BAGAIMANA UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN MELAKUKAN PENGATURAN


PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI RUMAH SAKIT?

UNIT PENGOLAH Bidang Diklitbang (sebagai tupoksi & sekretariat kordik)


TUJUAN PENGATURAN Menjamin penerimaan peserta didik tidak melebihi
kapasitas rumah sakit dari sisi pemenuhan kasus
dan kesesuaian rasio dengan pembimbing klinis;
SUMBER DATA a. Rekapitulasi jumlah kasus semua rungan rawat inap/
poli/unit dari Rekam Medik untuk identifikasi
kecukupan kasus yang diperlukan;
b. Rekapitulasi isntitusi pendidikan yang sedang praktik
di rumah sakit untuk mengetahui ruangan/unit
yang terisi peserta didik dan pembimbing praktik/
klinis yang sedang membimbing peserta didik;
ANALISIS a. Memastikan peserta didik yang akan berpraktik
pembagian jumlah per kelompok tidak melebihi rasio
dengan pembimbing klinis:
1. Dokter/drg = 1 : 5
2. Keperawatan/Kebidanan = 1 : 7
3. Farmasi = 1 : 5
4. Non medis non keperawatan lainnya = 1 : 7
b. Kross data antara jumlah peserta didik yang akan
berpraktik dengan kasus tempat peserta didik
berpraktik;
PERSAMAAN PERSEPSI Sebagai sarana final sebelum pendidikan klinis
dilaksanakan. Pertemuan dihadiri:
1. Koordinator CI;
2. Perwakilan institusi;
3. Calon CI/pendidik klinis;

5. BAGAIMANA PROSES PENETAPAN SEORANG STAF KLINIS MENJADI


PENDIDIK KLINIS DI RUMAH SAKIT?

SYARAT PROFESIONAL
a. Persayaratan pendidikan minimal setara dengan jenjang yang sedang ditempuh
oleh peserta didik;
b. Dapat sebagai role model/panutan yang baik;
c. Memiliki kompetensi pada unit kompetensi yang diujikan;
d. Latar belakang profesi harus sesuai dengan program dan atau bidang kerjanya;
d. Berasal dari unit pelayanan yang digunakan sebagai lahan praktik atau unit-unit
khusus yang dapat diperbantukan dalam bimbingan klinis;
f. Pengalaman klinis minimal 5 (lima) tahun, termasuk 2(dua) tahun di area klinis
yang dikelola;
5
g. Bersedia mengembangkan diri unt mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.

KOMITE DI RS: Pengajuan oleh


1. Medik calon pendidik BIDANG:
2. Keperawatan klinis/CI 1. Pelayanan Medik
3. Non Medik Non 2. Keperawatan
Keperawatan 3. Penunjang Medik

SUB SEKSI
KOMITE KREDENSIAL SDM DAN MUTU

Rekomendasi Rekomendasi

Komite
Koordinasi Rekomendasi KEPUTUSAN
Pendidikan DIREKTUR

Keterangan:
1. Proses awal bisa ditempuh dengan 2 cara;
a. Pengajuan oleh calon pendidik klinis/CI kepada Direktur melalui Komite-Sub
Komite Kredensial. Berupa rincian kewenangan klinis;
b. Hasil kredensial Komite-Sub Komite Kredensial, berkoordinasi dengan Bidang-
Kasi SDM & Mutu berupa tambahan kewenangan klinis sebagai pendidik klinis;
2. Rekomendasi pendidik klinis juga bisa dilakukan oleh Ketua Komite Koordinasi
Pendidikan (Komkordik);
3. Kewenangan sebagai pendidik klinis/CI ditetapkan melalui Keputusan DIrektur;

6. BAGAIMANA RUMAH SAKIT MENJAMIN BAHWA PROSES SUPERVISI


TERHADAP PELAYANAN YANG DILAKUKAN PESERTA DIDIK

REGULASI 1. Keputusan Direktur RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Bjm,


No. 821/10766 - TU/RSAS/2018, tentang Panduan
Pengelolaandan Pengawasan Pelaksanaan Pendidikan
Klinis di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Bjm;
5. Keputusan Direktur RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Bjm,
No. 821/10768-TU/RSAS/2018, tentang Panduan Supervisi
Pelaksanaan Pendidikan Klinis di RSUD Dr. H. Moch. Ansari
Saleh Bjm;
3. SPO RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, Nomor:
Diklitbang.09, Tanggal 1 Agustus 2018, tentang Supervisi
Pelaksanaan Pendidikan Klinis
DISINFO Memberikan arahan untuk selalu menjalankan praktik
klinik sesuai kompetensi dan kewenangan mulai di awal pada
saat peserta didik diterima di rumah sakit;
Penanggungjawab Bidang Diklitbang (Sekretariat Kordik)
Waktu Hal-hal terkait supervisi disampaikan pada saat Pembukaan

6
Penerimaan Pendidikan Klinis. Sebagai bagian dari
pengantar penerimaan peserta didik yang harus
disampaikan;
Sasaran Hadir pada acara penerimaan peserta didik:
a. Seluruh peserta didik yang akan diserah terimakan;
b. Pimpinan institusi pendidikan yang akan menyerahkan
peserta didik;
c. Pimpinan rumah sakit yang akan menerima peserta didik;
d. Koordinator CI dan seluruh pembimbing klinis/CI;
Informasi Kewenangan peserta didik (tingkat supervisi); menentukan
tingkat supervisi peserta didik
PELAKSANAAN
Tingkat Supervisi 1. Supervisi tinggi: kemampuan assesmen peserta didik
belum sahih, sehingga keputusan dalam membuat
diagnosis dan rencana asuhan belum boleh dilakukan.
Tindakan medis tidak boleh dilakukan;
Supervisi tinggi dipergunakan bagi peserta didik dari:
a. Keperawatan: Sarjana/S1;
b. Bidan: D4 Bidan Pendidik;
c. Pendidikan farmasi: SMA/SMK, Diploma;
d. Analis Kesehatan: SMA/SMK;
2. Supervisi moderat tinggi: kemampuan assesmen peserta
didik sudah dianggap sahih, namun kemampuan membuat
keputusan belum sahih, sehingga rencana asuhan
dilakukan dengan supervisi. Tindakan medis dan operatif
dapat dilakukan dengan supervisi ketat/langsung (onsite);
Supervisi moderat tinggi untuk peserta didik:
a. Program pendidikan dokter (umum, gigi)
b. Program pendidikan keperawatan (Diploma, Ners);
c. Program pendidikan bidan (Diploma III);
d. Farmasi (Profesi Apoteker);
e. Analis Kesehatan (Diploma);
f. Gizi (Diploma, Sarjana);
g. Radiografer (Diploma);
h. Fisioterapi (Diploma);
i. Psikologi (Profesi Psikolog)

Frekuensi/waktu Supervisi dilaksanakan selaras/sejajar/bersamaan dengan


metode bimbingan klinis atau metode penyampaian/
pemberian kompetensi yang akan dicapai pada masing-
masing jenis/proram pendidikan serta jenjang pendidikan
pada pelaksanaan praktik klinik di rumah sakit;
Bukti Bukti supervisi oleh pembimbing klinis berupa tanda tangan
atau paraf untuk setiap kompetensi yang disupervisi pada log
book peserta didik disertai waktu pelaksanaan supervisi

7
7. BAGAIMANA PELAKSANAAN ORIENTASI BAGI PESERTA PENDIDIKAN KLINIS
YANG AKAN MASUK RUMAH SAKIT?
REGULASI 1. Keputusan Direktur RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Bjm,
No. 821/10766 - TU/RSAS/2018, tentang Panduan
Pengelolaandan Pengawasan Pelaksanaan Pendidikan
Klinis di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Bjm;
2. Keputusan Direktur RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Bjm,
No. 821/10771-TU/RSAS/2018, tentang Program Orientasi
Bagi Peserta Didik RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Bjm
3. SPO RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, Nomor
Diklitbang.07, tanggal 1 Agustus 2018, tentang Orientasi
Bagi Peserta Didik;
PELAKSANAAN
Penanggungjawab Bidang Diklitbang (Sekretariat Kordik);
Waktu Orientasi dilaksanakan sebelum peserta didik menjalani
praktik/ pendidikan klinis di rumah sakit;
Sasaran 1. Seluruh peserta didik yang akan menjalankan praktik/
pendidikan klinis di rumah sakit yang sudah diserah
terimakan oleh institusi pendidikan pada saat pembukaan;
2. Orientasi pada dokter muda dilaksanakan oleh RS
pendidikan utama.
Materi Materi minimal dalam kegiatan orientasi minimal membahas
tentang:
1. Profil Rumah Sakit;
2. Program Mutu dan Keselamatan Pasien;
3. Program Pengendalian Infeksi;
4. Program Keselamatan Penggunaan Obat;
5. Sasaran Keselamatan Pasien.
Intensitas bahasan materi tersebut tidak sama tergantung
peserta orientasi.
Bukti 1. Materi; 2. Absensi; 3. Sertifikat;

8. APA SAJA STRATEGI DAN UPAYA UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN MELIBATKAN


PESERTA DIDIK DALAM PROGRAM MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN?

REGULASI Keputusan Direktur RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Bjm,


No. 821/10766 - TU/RSAS/2018, tentang Panduan
Pengelolaan dan Pengawasan Pelaksanaan Pendidikan Klinis
di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Bjm;
Pelaksanaan pembelajaran klinis merupakan proses
interaksi pembimbing klinis dengan peserta didik melalui
metode penugasan klinis baik lisan, tertulis, maupun
praktik. Proses pendidikan klinis harus terintegrasi dengan
pelayanan rumah sakit;
Menjamin terselenggaranya pendidikan klinis yang
terintegerasi dengan pelayanan yang mengutamakan mutu
dan keselamatan pasien;

8
PELAKSANAAN
Pembukaan/ 1. Sebagai salah satu materi sambutan yang harus
penerimaan disampaikan pada saat pembukaan penerimaan peserta
didik sebagai langkah awal pengenalan dan pemahaman
peserta didik ;
Orientasi 2. Materi orientasi peserta didik disusun sedemikian rupa
untuk menjamin terlaksananya program mutu dan
keselamatan pasien (lihat materi orientasi);
Supervisi 3. Penetapan tingkat supervisi dan pelaksanaan supervisi
oleh pendidik/pembimbing klinis (CI) menjadi unsur yang
sangat penting untuk menjamin terjaganya pelayanan
yang berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien;
Pemantauan 4. Pemantauan oleh Tim PPI saat ini (mulai September 2018)
PPI tidak hanya pada staf RS saja, tetapi juga kepada peserta
didik. Saat ini dilakukan terhadap ketaatan cuci tangan;
Analisis 5. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pendidikan klinis
Indikator PMKP terkait mutu dan keselamatan pasien melalui:
Analisis indikator mutu
dengan keberadaan peserta didik
Hasil analisis secara umum menunjukan keberadaan
peserta didik tidak serta merta menurunkan mutu dan
keselamatan pasien. Banyaknya jumlah peserta didik
tidak membuat capaian indikator mutu dan keselamatan
pasien menurun. (Lihat IPKP 6 EP 5);
Analisis Survei 6. Melakukan analisis untuk memantau dan mengevaluasi
Kepuasan Pasien pelaksanaan pendidikan klinis melalui:
Terhadap Survei Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rumah
Keberadaan Sakit Atas Dilaksanakannya Pendidikan Klinis
Peserta didik
Hasil analisis secara umum menunjukan dukungan atau
tanggapan yang positif terhadap keberadaan peserta didik
di RSUD Dr. H. Mochammad Ansari Saleh Banjarmasin
(Lihat IPKP 6 EP 5):
a. Pasien atau keluarga mendukung penetapan RSUD Dr.
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin sebagai tempat
praktik bagi peserta didik. Jawaban paling banyak
menyatakan setuju (65,4 persen) bahkan ada yang
menyatakan sangat setuju (30,8 persen);
b. Pasien atau keluarga juga tidak keberatan jika peserta
didik terlibat dalam pelayanan. Hal ini ditunjukan
dengan jawaban setuju 59 persen dan sangat setuju
32,1 persen jika peserta didik terlibat dalam pelayanan;
c. Pasien atau keluarga merasakan manfaat keterlibatan
peserta didik dalam pelayanan. Sebagian pasien atau
keluarga menyatakan bermanfaat (62 persen) dan
sangat bermanfaat (33 persen).

9
1. BAGAIMANA ANDA DIARAHKAN DAN DIAWASI OLEH PEMBIMBING KLINIS
DALAM MELAKUKAN PELAYANAN TERHADAP PASIEN?

PENETAPAN Arahan pembukaan oleh Kabid Diklitbang:


TINGKAT SUPERVISI 1. Diberikan arahan untuk selalu menjalankan praktik klinik
sesuai kompetensi dan kewenangan mulai di awal
pada saat peserta didik diterima di rumah sakit (pada
saat pembukaan);
2. Kami peserta didik tidak boleh melakukan tindakan
sendiri, tanpa arahan/instruksi dan tanpa supervisi
pembimbing ruangan. Setiap akan bersentuhan dengan
pasien harus sepengetahuan/supervisi;
3. Ditentukan tingkat supervisi sesuai profesi dan jenjang
pendidikan kami sebagai peserta didik;
PILIH DAN LIHAT TINGKAT SUPERVISI SAUDARA:
Tingkat Supervisi 1. Supervisi tinggi: kemampuan assesmen peserta didik
“SUPERVISI belum sahih, sehingga keputusan dalam membuat
TINGGI” diagnosis dan rencana asuhan belum boleh dilakukan.
Tindakan medis tidak boleh dilakukan;
Supervisi tinggi dipergunakan bagi peserta didik dari:
a. Keperawatan: Sarjana/S1;
b. Bidan: D4 Bidan Pendidik;
c. Pendidikan farmasi: SMA/SMK, Diploma;
d. Analis Kesehatan: SMA/SMK;
2. Supervisi moderat tinggi: kemampuan assesmen peserta
didik sudah dianggap sahih, namun kemampuan membuat
keputusan belum sahih, sehingga rencana asuhan
dilakukan dengan supervisi. Tindakan medis dan operatif
dapat dilakukan dengan supervisi ketat/langsung (onsite);
Tingkat Supervisi Supervisi moderat tinggi untuk peserta didik:
“SUPERVISI a. Program pendidikan dokter (umum, gigi)
MODERAT b. Program pendidikan keperawatan (Diploma, Ners);
TINGGI” c. Program pendidikan bidan (Diploma III);
d. Farmasi (Profesi Apoteker);
e. Analis Kesehatan (Diploma);
f. Gizi (Diploma, Sarjana);
g. Radiografer (Diploma);
h. Fisioterapi (Diploma);
i. Psikologi (Profesi Psikolog)
DI RUANGAN Semua yang kami lakukan dalam memenuhi kompetensi
yang ditetapkan oleh institusi pendidikan atas bimbingan dan
pengajaran yang dilakukan oleh CI. Dilakukan supervisi
(pengawasan) untuk setiap pencapaian/pelaksanaan
kompetensi;
Metode Metode bimbingan klinis termasuk supervisi pada saat
pelaksanaan pendidikan klinis di rumah sakit dapat berupa:
Pre/post conference, bed side teaching atau praktik
langsung, laporan kasus.
10
Frekuensi/waktu Supervisi yang dilaksanakan oleh CI selaras/bersamaan
dengan metode bimbingan klinis atau metode penyampaian/
pemberian kompetensi yang akan dicapai;
Bukti Setelah supervise, kemudian pembimbing klinis memberikan
tanda tangan atau paraf untuk setiap kompetensi yang
disupervisi pada log book

2. BAGAIMANA ANDA MENDAPAT PENJELASAN TENTANG CARA KERJA DI


RUMAH SAKIT?

PENGENALAN RS 1. Kegiatan pengenalan lingkungan umum Rumah Sakit


secara umum kami dapatkan pada kegiatan orientasi;
2. Secara garis besar materi yang disampaikan mengarahkan
kami untuk:
a. Mentaati aturan RS terkait disiplin peserta didik;
b. Memenuhi kompetensi berdasarkan kewenangan yang
ditetapkan dalam tingkatan supervisi;
c. Mengutamakan keamanan dan kenyaman pasien;
GARIS BESAR 1. Setiap pelayanan yang dilaksanakan di RS berorientasi
LAYANAN pada menjaga mutu dan keselamatan pasien;
Disampaikan Contohnya kami harus:
saat orientasi a. Menggunakan APD jika akan berhadapan dengan
umum pasien;
(pembukaan) dan b. Cuci tangan “6 langkah 5 momen”;
bimbingan di c. Menyapa pasien dan keluarga, mengenalkan diri dan
ruangan member penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilakukan;
d. Memastikan ketepatan identitas pasien. Bisa dilakukan
dengan memeriksa gelang pasien, bisa cek ulang
dengan menanyakan sambil menyapa pasien dengan
menyebut nama;
2. Setiap pelayanan yang dilaksanakan di RS berpedoman
pada Standar Operasional Prosedur (SPO) yang sudah
ditetapkan
3. Masing-masing tenaga kesehatan termasuk kami sebagai
peserta didik. Memberi pelayanan sesuai profesi,
kompetensi, dan kewenangan. Semua memiliki SOP
sendiri;
4. Setiap masalah yang ditemui pada pasien dilaporkan/
diinformasikan secara berjenjang.
Dr. Penang- Dr. Penang-
CI/Karu Ka Tim/
Siswa gungjw. gungjw.
Ka Instalasi
Rawat Inap Pasien
5. Bagi kami peserta didik, proses pencapaian kompetensi
diawasi/disupervisi, kemudian dievaluasi. Proses tersebut
bisa dilakukan melalui: pre/post conference, bed side
teaching atau praktik langsung, laporan kasus
11
6. Semua pelayanan yang dilaksanakan pada pasien, kondisi
pasien, perubahan/perkembangan pasien, rencana
layanan untuk masing-masing profesi dicatat dalam
Rekam Medis Pasien.
Kami para siswa/peserta didik tidak boleh menulis apapun
dalam rekam medis. Jika dalam proses pembelajaran
untuk memenuhi kompetensi kami harus
mencatat/menulis terkait pasien, maka ditulis dalam
lembar tersendiri dan tidak menjadi bagian dari lembar
rekam medis;

3. BAGAIMANA ANDA DILIBATKAN DALAM PROGRAM MUTU DAN


KESELAMATAN PASIEN?

Pembukaan/ 1. Kegiatan pengenalan mutu dan keselamatan pasien di


penerimaan rumah sakit, kami dapatkan pada kegiatan penerimaan/
pembukaan dan orientasi;
Orientasi 2. Materi orientasi mengarahkan kami untuk ikut serta
menjamin terlaksananya program mutu dan keselamatan
pasien.
(Sasaran Keselamatan Pasien, Program Pencegahan
Infeksi,
Supervisi 3. Kami harus patuh pada tingkat supervisi yang ditetapkan.
Setiap pencapaian kompetensi yang ditetapkan institusi
pendidikan dilaksanakan berdasarkan tingkat supervisi
atau disesuaikan dengan profesi dan jenjang pendidikan.
Untuk menjamin pelaksanaaannya kami dibimbing dan
disupervisi;
Bentuk 4. Setiap pelayanan yang dilaksanakan di RS berorientasi
keterlibatan pada menjaga mutu dan keselamatan pasien;
Contoh yang kami harus kami lakukan:
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) jika akan
berhadapan dengan pasien;
b. Cuci tangan “6 langkah 5 momen”.
“TEPUNGSELACIPUPUT”:
Lepas perhiasan di tangn (cincin, jam tangan);
Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan
lengan dengan air mengalir, ambil sabun:
1) TE-lapak tangan: usap dan gosok kedua TElapak
tangan. Pertemukan TElapak tangan kiri dan kanan
pada posisi vertikal (tidur), kemudian putar (usap
dan gosok) berlawanan arah jarum jam;
2) PUNG-gung tangan: usap dan gosok kedua
PUNGgung tangan bergantian. Tempelkan telapak
tangan kanan di atas PUNGgung tangan kiri,
kemudian menemukan pada masing-masing sela-
sela jari, selanjutnya tangan kanan menyapu (usap
dan gosok) PUNGgung tangan kiri.
12
Dilakukan untuk PUNGgung tangan kiri juga;
3) SELA-sela jari: saling mengusap dan menggosok
dengan menghadapan telapak tangan kiri dan kanan
dan mempertemukan SELA-sela jari kiri dan kanan
dalam posisi jari tegak/terbuka.;
4) KunCI jari: saling mengusap dan menggosok dengan
menempelkan jari-jari tangan dalam posisi mengunCI
(posisi ujung jari saling menggenggam), lalu buat
gerakan;
5) PUtar ibu jari: mengusap dan menggosok dengan
menempelkan sela-sela jari antara ibu jari dan jari
telunjuk. Gerakan PUtar dengan tumpuan ibu jari.
Dilakukan untuk tangan kiri dan kanan;
6) PUTar-putar ujung jari: pertemukan semua ujung jari
kanan dan tempelkan di telapak tangan kiri, buat
gerakan berPUTar kearah luar. Dilakukan untuk jari
tangan kiri dan kanan;
Masing-masing gerakan dilakukan 4 kali.
c. Menyapa pasien dan keluarga, mengenalkan diri dan
memberi penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilakukan;
d. Memastikan ketepatan identitas pasien. Bisa dilakukan
dengan memeriksa gelang pasien, bisa cek ulang
dengan menanyakan sambil menyapa pasien dengan
menyebut nama;

4. BAGAIMANA ATURAN & TATA CARA ANDA MENGISI BERKAS REKAM MEDIS?

Semua pelayanan yang dilaksanakan pada pasien, kondisi pasien, perubahan/


perkembangan pasien, rencana layanan untuk masing-masing profesi dicatat dalam
Rekam Medis Pasien.

Kami para siswa/peserta didik tidak boleh menulis apapun dalam rekam medis.
Jika dalam proses pembelajaran untuk memenuhi kompetensi kami harus mencatat/
menulis terkait pasien, maka ditulis dalam lembar tersendiri dan tidak menjadi
bagian dari lembar rekam medis;

13

Anda mungkin juga menyukai