Anda di halaman 1dari 10

a.

Tugas Komkordik :

Ketua merangkap sebagai anggota berasal dari unsur Rumah Sakit Pendidikan.

Wakil ketua merangkap sebagai anggota berasal dari unsur Institusi Pendidikan.

Sekretaris merangkap sebagai anggota berasal dari unsur Rumah Sakit Pendidikan.

Anggota yang mewakili setiap unsur fasilitas pelayanan kesehatan jejaring Rumah Sakit Pendidikan.

b. Tanggung jawab Komkordik :

Komkordik bertanggung jawab kepada direktur/kepala Rumah Sakit dan Dekan Instansi Pendidikan yang
menunjuk.

Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses manajemen pendidikan klinik di Rumah Sakit
Pendidikan.

Bertanggung jawab terhadap monitoring dan evaluasi kegiatan pendidikan klinik/profesi di Rumah sakit
Pendidikan.

c. Wewenang Komkordik :

Mengatur, mengawas, menilai pelaksanaan dari peraturan, pedoman, dan kebijakan yang telah
ditentukan untuk dilaksanakan oleh koparnit dan Pembimbing Klinik di Rumah Sakit Pendidikan.

Mengusulkan mengenai reward dan punishment bagi semua pihak yang terlibat dalam proses
pendidikan sesuai peraturan yang berlaku.

3. Sekertariat Komkordik mempunyai tugas sebagai berikut :

Mengadministrasikan dan mendokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan oleh Komkoridk.

Mendokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan oleh setiap SMF.

Mengatur jadwal pertemuan evaluasi Komkordik tiap 3 (tiga) bulan sekali.

Membuat undangan dan notulensi setiap pertemuan yang dilaksanakan oleh Komkordik.
4. Kepala operasional pendidikan RSAU dr Esnawan Antariksa sebagai Rumah Sakit Pendidikan bertugas
mengelola administrasi pendidikan yang berkaitan dengan penjadwalan, administrasi nilai, umpan balik,
dan surat menyurat yaitu :

a. Menyusun jadwal pra pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama SMF yang dituju, dan
jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh institusi pendidikan kepada RSAU dr. Esnawan
Antariksa sebagai RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke RSAU dr. Esnawan Antariksa.

b. Menyusun jadwal pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF
(nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab, ruangan) dilaksanakan sesuai jadwal .

c. Memiliki staf sekertariat sebagai administrator khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab
penuh untuk mengurusi semua yang berkaitan dengan pendidikan , peserta didik, kelengkapan proses
pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadwal dan administrasi).

d. Mempersiapkan sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu.

e. Mempersiapkan sistem informasi pendidikan yang termasuk didalam nya data dasar peserta didik
dalam bentuk tertulis atau elektronik (meliputi indentitas berupa tanggal masuk, nama, jumlah peserta
didik yang akan masuk dan hasil belajar).

f. Menyusun laporan kemajuan pendidikan/dokumen progress report secara berkala setiap tahun
(jumlah peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik kepada RSAU dr.
Esnawan Antariksa sebagai RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran/Kesehatan lain.

g. Mempersiapkan upaya sosialisasi kebijakan, peraturan pelaksana dan peraturan tekhnis dalam
bentuk ketentuan/pedoman dan prosedur disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan,
diketahui dan dilaksanakan semua unsure, yang harus menjadi acuan pokok bagi semua staf medis
dalam melaksanakan tugas sehari-hari.

h. Menyiapkan laporan pertanggung jawaban keuangan terkait sumber dan biaya pendidikan yang
disahkan, diketahui bersama oleh, dalam satuan waktu tertentu, dan dapat berasal dari RSAU dr.
Esnawan Antariksa sebagai RS pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran maupun sumber-sumber
lain yang tidak mengikat.

i. Membuat dokumen kesepakatan dan realisasinya dari penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan
klinik terkait :

1) Ruang pembelajaran yang tenang

2) Fasilitas ruangan belajar juga harus mendukung kegiatan belajar meliputi : papan tulis, meja/kursi
yang cukup dan penerangan yang cukup.

3) Ruang diskusi
4) Perpustakaan dengan jumlah dan variasi buku dan koleksi audiovisual cukup banya, dan fasilitas
computer.

5) Sistem Informasi Rumah Sakit.

6) Teknologi Informasi.

7) System dokumentasi Medis Pendidikan

8) Skill Lab dilengkapi model/manekin untuk berlatih ketrampilan.

9) Audiovisual

10) Fasilitas ruang jaga/akomodasi untuk peserta didik harus memenuhi syarat/standar sarana dan
prasarana penunjang dan pendukung, bersih, tenang dan cukup luas. Jumlah tempat tidur dan kamar
mandi harus cukup.

j. Menyusun dokumen program pendidikan (buku paduan) yang dibuat oleh RSAU dr. Esnawan
Antariksa sebagai rumah sakit pendidikan dikoordinasikan dengan institusi pendidikan
kedokteran/kesehatan lain.

5. Kepala Evaluasi Dan Validasi mempunyai tugas sebgai berikut :

a. Mempersiapkan peraturan tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan


termasuk reward dan punishment terhadap staf medis, staf non medis dan peserta didik.

b. Menyusun peraturan tentang kebatasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh
peserta didik.

c. Mengatur pengangkatan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas pendidikan dan
penelitian kedokteran, melalui SK Dosen/Dosen Luar Biasa Institusi pendidikan Kedokteran berikut
jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

d. Mengatur SK Pengangkatan /Penugasan dari Karumkit RSAU dr. Esnawan Antariksa sebagai Staf
Medik Fungsional yang terlibat dalam PendidikanKedokteran, tercakup didalamnya kebijakan tentang
kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban baik paruh/purna waktu.

e. SK Pengangkatan/Penugasan dari Ka RSAU dr. Esnawan Antariksa sebagai Supervisor Klinik dan
Pembimbing bagi peserta didik disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya.

f. Menyiapkan dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik berkala terhadap proses manajemen
dan adaministrasi pendidikan, didasarkan pada sistem penjaminan mutu, dan dilakukan oleh tim
tertentu yang ditetapkan oleh badan koordinasi pendidikan (lengkap untuk periode waktu evaluasi).
g. Menyusun sistem evaluasi dan dokumentasi yang didukung data umpan balik staf pengajar dan
peseta, analisis umpan balik dan tindak lanjut.

h. Menyususn dokumn kebijakan staf medis dan membuat surat penugasan setiap staf yang
diprogramkan sebagai tenaga pendidik maupun sebagai ahli, yang meliputi :

1) Kategori.

2) Tanggung jawab

3) Kewenangan

4) Hak.

5) Sebagai tenaga paruh/purna waktu.

6) Sesuai kompetensi dalam

7) Staf medic fungsional ditetapkan/ditunjuk sebagai supervisor klinik dan pembimbing bagi peserta
rasionya lebih besar atau sama dengan dari 1 : 5.

i. Menyusun dokumen tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf institusi pendidikan
yangditempatkan di RSAU dr. Esnawan Antariksa sebagai RS Pendidikan dan harus tercantum dalam
ikatan kerjasama atau lampirannya.

j. Mengatur tata cara perekruitan dan criteria kompetensi yang ditetapkan bersama oleh Ka RSAU dr.
Esnawan Antariksa dan Pimpinan Institusi pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang
diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik/Staf pengajar bidang kesehatan.

k. Membentuk panitia kredensial khususs yang terpadu, berperan dalam menilai kinerja tenaga
pendidik pada pembelajaran klinik, menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan
criteria yang jelas, berasal dari RSAU dr. Esnawan Antariksa senagai RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran yang bersangkutan.

l. Mengatur sertifikasi kemampuan dari Institusi pendidikan Kedokteran bagi staf medic sebagai tenaga
pendidik dan peatih program sesuai kompetensi kependidikan, keilmuan dan keprofesian, dai aspek
strategi pembelajaran klinik dan pembelajaran klinik yang obyektif.

m. Jaminan mutu pelayanan RSAU dr. Esnawan Antariksa termasuk didalamnya keselamatan pasien
harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, pra pendidik dan para peserta didik,
yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervise peserta didik.

n. Melakukan monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan, yang bertujuan untuk menilai prestasi ata
kinerja tenaga pendidik antara lain kompetensi, komitmen, disiplin dan proses pengembangan diri,
dalam aspek :

1) Kegiatan belajar mengajar dan sarananya.


2) Penelitan dan sarananya.

3) Presensi dan pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.

4) Dokumen data dasar tentang pengembangan dir tenaga pendidikan dalam mengikuti seminar,
pelatihan, membuat karya ilmiah, dan pengabdian masyarakat, di bawah koordinasi sekertaris bagian di
RSAU dr. Esnawan Antariksa dan Badan Koordinasi pendidikan/Sekertariat bersama.

5) Dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan sekertariat
bersama berdasarkan indicator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.

6) Data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak
lanjut.

7) Variasi dan jumlah kasusu yang cukup (tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit) yang memadai
peserta didik dapat berlatih ketrampilan medic dengan adequate, sesuai dengan materi pembelajaran
peserta didik. Dalam sehari peserta didik dapat memerikasa/menangani 3-4 pasien denganvariasi kasus
yang berbeda.

8) Kasus – kasu yang ditangani peserta didik daam porsi peserta didik sebagai calon dokter umum dan
tidaj terlalu kompleks dan masuk pada daftar kompetensi kurikulum Nasional.

9) Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan memperhatikan proses
pembelajaran klinik yang efektif dan efisien shingga dapat dicapai kompetensi sesuai standar pendidikan
profesi kedokteran.

10) Koordinasi antar RSAu dr. Esnawan Antariksa dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang
pendidikan dan penelitian , termasuk pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/pelatihan.

11) RSAU dr. Esnawan Antariksa bersama – sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait hars
melakukan evaluasi pencapaian peserta didik secara bersama-sama.

12) Efektivitas dan perbaikan program pendidikan klinik secara berkala, secara terdiri dan bersama oleh
RSAu dr. Esnawan Antariksa dan Institusi Pendidikan Kedokteran.

13) RSAU dr. Esnawan Antariksa melakukan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala, secara
tersendiri dan bersama badan koordinasi pendidikan sekurang-kurangnya satu kalidalam satu tahun.

14) Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/Tanya jawab) bagi peserta didik mengenai
program yang telah dilakukan di akhir pendidikan setiap bagian.

15) Terselenggaranya rapat evaluasi badan koordinasi pendidikan setiap enam bulan sekali.

16) Terselenggaranya evaluasi supervise pendidikan klinik setiap semester/modul pendidikan.


17) Peserta program peserta klinik dinilai bersama oleh staf pendidik RSAU dr. Esnawan Antariksa dan
staf Institusi Pendidikan Kedokteran yang mempunyai kompetensi sebagai penilai secara komprehensif
meliputi ranah pengetahuan psikomotor dan efektif. Sistem penilaian peserta didik diteapkan oleh SMF.

6. KOORDINATOR STAF MEDIK FUNGSIONAL

a. Masing – masing SMF harus mempunyai/menyusun perencanaan terkait aktivitas staf medis dalam
proses pendidikan dalam penyusunan rancangan dilengkapi notulensi pertemuan rutin, dan catatan
kehadiran.

b. Masing-masing coordinator SMF harus mempunyai/memyusunranbangan atau buku panduan


proram pendidikan kedokteran, agar staf medic fungsional RSAU dr. Esnawan Antariksa mampu
menyelami pendidikan klinik secara baik, dibuat dan disetujui oleh Ka RSAU dr. Esnawan Antariksa dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait.

1) Harus Jelas.

2) Telah ditetapkan.

3) Tertulis.

4) Dibukukan.

5) Diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat pengelola maupun pelaksana.

6) Dimiliki oleh setiap staf edukatif.

7) Telah dipahami oleh setiap staf/pembimbing di lingkungan Rumah Sakit.

8) Setiap bagian memiliki minimal 1 (satu) sebagai arsip.

9) Selalu mengacu dan menggunakan buku pedoman tersebut dalam kegiatan pembelajarannya.

10) Digunakan dalam pelaksanann kegiatan (wawancara dan dokumen log book).

11) Ditetapkan bersama oleh Rumah Sakit Pendidikan dan institusi pendidikan kedokteran.

c. Masing-masing coordinator SMF dan staf medisnya yang terkait dalam program pendidikan terlibat
aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan. Umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga didik,
dengan menggunakan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data
wawancara staf.

d. Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian pembelajaran yang jelas sesuai modul
pendidikan, sehingga mahasiwa dan pembimbing dapat memehami proses pembelajaran klinik dan
pencapaian kompetensi sesuai standar pendidikan profesi kedokteran.
e. Program pendidikan klinik harus terstuktur, ditetapkan RSAU dr. Esnawan Antariksa bersama Institusi
pendidikan Kedokteran, mengacu pada Standar pendidkan profesi Dokter dan standar kompetensi
Dokter dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit dan bats ompetensi tegas dan tertuang dalam buku
panduan.

f. SMF RSAU dr. Esnawan Antariksa memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.

1) Jelas.

2) Diberlakukan oleh Rumah pendidikan.

3) Merupakan ketetaan RS/SMF.

4) Tertulis didalam buku peserta didik, dibagikan langsung kepada peserta didik dan ditempel/dipasang
ditempat yang dapat dijangkau/dibaca peserta didik.

5) Bertujuan agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran.

6) Dilaksanakan secara konsekuen oleh peserta didik dan staf/pembimbing klinik.

g. SMF RSAU dr. Esnawan Antariksa dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan prinsip
pengetahuan kedokteran berbasis terbukti (evidence based medicine).

h. SMF RSAU dr Esnawan Antariksa wajib melaksanakan kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu
minggu sekali, yang ditetapkan oleh SMF.

i. Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat
pengelolaan dan pelaksana:

1) Pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku panduan penyelenggaraan pendidikan


kedokteran secara merata oleh staf administrasi pendidikan.

2) Setiap staf pendidik memiliki buku panduan rogram pendidikan kedokteran.

3) Penggunaan log book untuk memantau kesesuain kegiatan pembelajaran dengan panduan.

4) Memuat tujuan pendidikan secara jelas/konkrit.

5) Memuat batas kompetensi secara jelas.

6) Tertuang dalam buku panduan peserta didik.

7) Terdiskripsi jelas.

8) Disepakati bersama oleh rumah sakit pendidikan dan institusi pendidikan kedokteran.

9) Harus menjelaskan tujuan pembelajaran klinik di rumah sakit pendidikan tersebut.


10) Jenis kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

11) Bentuk evaluasi yang akan dilakukan pada akhir rotasi di Rumah sakit Pendidikan.

j. Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi seimbang antara clinical reasoning dan
pelatihan ketrampilan yang berbasis (evidence based medicine). Proporsi jadwal pendidikan kedokteran
disusun oleh coordinator SMF.

k. Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam
buku panduan peserta didik yang disusun oleh coordinator SMF.

l. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik, peserta didik dapat dilibatkan
dalam penelitian yang dilakukan staf medis sehingga dat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan
dan bimbingan peserta didik.

1) Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal (cetak dan elektronik), text book, serta
daftar dan dokumen penelitian yang telah dilakukan.

2) Pengarsipan rekam medis secara sistematis dan terkomputerisasi sehingga memudahkan


pengaksesan data bagi penelitian.

3) Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inapdan rawat jalan oleh tiap bagian/sub bagian.

m. Staf Medis RSAU dr. Esnawan Antariksa terkait:

1) Harus aktif sejak proses perencanaan program pendidikan.

2) Membuat notulen untuk setiap pertemuan rutin sebagai proses dalam menyusun perencanann
program pendidikan.

3) Menyelenggarakan pertemuan rutin untuk perencanaan program dengan mempertimbangkan hasil


evaluasi

4) Setiap bagian atau SMF RSAU dr. Esnawan Antariksa dan staf medisnya yang tekait dalam program
pendidikan harus terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan.

5) Pembimbing/supervisor pendidikan klinik yang berminat dan aktif terlibat dalam pelaksanaan
pembelajaran, berarti:

a) Staf/pembimbing mudah dihubungi/ditemui peserta didik.

b) Hadir dalam proses pendidikan.

c) Secara aktif memantau log book.

d) Bersedia membimbing.
e) Member kesempatan belajar yang sesuai pada peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajarannya.

f) Dibuktikan dari data hasi wawacara staf.

6) Setiap bagian atau SMF RSAU dr. Esnawan Antariksa dan stf medisnya yang terkait dalam program
pendidikan harus terlibat aktif dalam kegiatan pertemuan ilmiah :

a) Secara rutin dan teratur.

b) Minimal 1 (satu) bulan sekali.

c) Diikuti oleh staf edukatif,non edukatif dan peserta didik.

d) Serta pihak manajemen rumah sakit.

e) Mengikuti institusi pendidikan kedokteran terkait.

f) Sehingga institusi pendidikan kedokteran dapat lebih banyak berpartisipasi dalam peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit.

g) Ditetapkan oleh rumah sakit pendidikan.

h) Menggunakan prinsip pengetahuan berbasis bukti (evidence based medicine) menerapkan evidence
based medicine secara aktif dan kegiatan evidence based medicine tersebut dapat diwujudkan dalam
kegiatan penelitian, pertemuan ilmiah.

i) Menjadwalkan dan melaksanakan pertemuan presentasi kasus terjadwal.

n. Setiap bagian atau SMF RSAU dr. Esnawan Antariksa dan staf medisnya menjadwalkan pertemuan
pemantauan dan evaluasi Kualitas pendidikan profesi kedokteran.

1) Agar pendidikan profesi kedokteran dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

2) Dilakukan oleh komite mutu RSAU dr. Esnawan Antariksa dan Institusi Pendidikan Kedokteran

3) Dilakukan secara berkala.

4) Melibatkan pihak RSAU dr. Esnawan Antariksa dan Institusi pendidikan Kedokteran misalnya dalam
bentuk pembahasan presentasi kasus oleh peserta didik.

5) Presentasi kasus digunakan untuk :

a) Mengkaji secara substantive medis.

b) Mengkaji secara prosedur klinis.

c) Pemantauan kemampuan peserta didik.


d) Dan dilaksanakan secara terjadwal.

Anda mungkin juga menyukai