1. Pendahuluan.................................................................................................................4
2. Komponen tim……………………………………………………….................…….5
3. Alur Early Warning System…………………………………………….…............…7
4. Alur aktivasi Tim Medis
Emergensi.....................……..………………………………..……15
PENDAHULUAN
Gambar : Code Blue System yang ideal adalah yang mengakomodasi panggilan
kegawatan medis dan henti napas/Jantung.
Secara umum Early warning dan Code blue system rumah sakit akan meningkatkan
kemampuan petugas kesehatan dalam mengenali tanda kegawatan dan aktivasi sistem
emergency, mempercepat Response time, meningkatkan kualitas resusitasi dan
penatalaksanaan paska resusitasi, sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
pasien kritis di rumah sakit.
KOMPONEN TIM RESUSITASI DALAM CODE BLUE SYSTEM
Secara prinsip terdapat 3 komponen petugas yang berperan utama pada resusitasi pasien
dengan kegawatan di rumah sakit, terdiri dari:
1. Petugas Non medis terlatih: merupakan petugas non medis dengan keterampilan
bantuan hidup dasar dan aktivasi sistem code blue
2. Tim medis Primer: merupakan petugas medis dengan kemampuan bantuan hidup
dasar dan lanjut (merupakan personel/tim medis yang pertama kali menjumpai
melakukan resusitasi pada korban kritis/henti napas atau henti jantung)
3. Tim M edis Emergensi (Tim Code Blue): merupakan petugas medis dengan
komponen dokter dan perawat dengan kemampuan dalam assessment pasien kritis dan
bantuan lanjut termasuk advance airway-breathing management dan didukung dengan
peralatan yang lebih lengkap (termasuk peralatan jalan napas definitif), obat-obatan
emergency termasuk penggunaan defibrillator.
Tim Code Blue (Tim Medis Emergensi) melakukan intervensi secara dini pasien-pasien
yang mengalami penurunan kondisi dengan tujuan untuk mencegah kejadian henti jantung di
rumah sakit. Rata-rata publikasi penelitian tentang Tim Code Blue atau rapid response team
dilaporkan telah menurunkan 17-65% angka kejadian henti jantung di rumah sakit setelah
intervensi. Keuntungan lain yang telah didokumentasikan meliputi:
Penurunan angka transfer emergency yang tidak direncanakan ke ICU
Penurunan ICU dan total lama perawatan di rumah sakit
Penurunan angka mortalitas dan morbiditas post operatif di rumah sakit
Meningkatkan angka harapan hidup paska henti jantung di rumah sakit
Agar code blue system dapat berjalan optimal maka petugas kesehatan harus mampu
mengidentifikasi pasien dengan kejadian henti jantung yang telah diprediksi dikarenakan
kondisi terminal sehingga aktivasi code blue menjadi tidak sesuai. Rumah sakit harus
mempunyai kebijakan mengenai DNR (do not resuscitation), berdasarkan kebijakan nasional,
yang harus dipahami oleh semua petugas kesehatan rumah sakit
Implementasi dari code blue sistem memerlukan edukasi yang berkelanjutan, evaluasi
data, review dan feedback. Pengembangan dan pemeliharaan sistem ini memerlukan
perubahan kultur jangka panjang dan komitmen finansial dari rumah sakit untuk mewujudkan
kultur patient safety dengan tujuan utama untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.
Gambar : Poster Aktivasi Code Blue System
ALUR/SISTEM EARLY WARNING DAN CODE BLUE DEWASA
Keterangan:
Penentuan resiko pasien dan aktivasi/assessment termasuk pemanggilan Tim Code Blue (Tim
medis emergensi) termasuk kegawatan lain yang tidak tercantum dalam parameter fisiologis di
atas (misal low urine output, chest pain, obstruksi jalan napas yang mengancam jiwa, kejang
dll), dan keputusan klinis dilakukan oleh tim yang melakukan assessment pasien.
Gambar: Skema EWS pasien dewasa
Gambar: Rekam Medis EWS pasien dewasa
Gambar: Skema EWS pasien Anak
Gambar: Rekam Medis EWS pasien anak
Gambar: Skema EWS pasien Obstetric
Gambar: Rekam Medis EWS pasien obstetrik
ALUR AKTIVASI TIM CODE BLUE (TIM MEDIS EMERGENSI)
Apabila terjadi kondisi dengan kegawatan medis, maka langkah-langkah yang harus
dilakukan sebagai berikut:
1) Petugas primer menjumpai skor EWS > 7 atau salah satu kriteria blue skor, panggil
bantuan petugas lain , lakukan resusitasi, buka jalan napas, berikan oksigen,
pasang/pastikan iv line lancar.
2) Minta petugas lain untuk mengaktifkan code blue 808 (dengan kegawatan medis)
dan mengambil troli emergency terdekat.
3) Telepon diterima oleh anggota Tim Code Blue (Tim Medis Emergensi), dilakukan
analisis terhadap informasi yang masuk (kondisi pasien, lokasi dll).
4) Koordinasi dan instruksi resusitasi oleh Tim Medis Emergensi ke tim primer
5) Tim Code Blue segera datang (response maksimal 10 menit)
6) Dilakukan resusitasi secara optimal oleh Tim Code Blue dan petugas primer
7) Paska resusitasi pasien ditentukan level perawatannya (Level of Care) dan dilakukan
transport jika telah memenuhi kelayakan transport baik kondisi pasien, peralatan dan
obat-obatan dan kesiapan area yang akan dituju.
8) Mengisi lembar rekam medik resusitasi code blue secara lengkap
9) Informasikan/konsultasikan ke DPJP
Gambar: Alur aktivasi code blue kegawatan medis dan henti jantung