Anda di halaman 1dari 5

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN KARYAWAN

1. RUANG LINGKUP
Standar ini merupakan panduan pemeriksaan kesehatan karyawan Perusahaan yang mencakup
pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan
kesehatan khusus.

2. TUJUAN
Pemeriksaan kesehatan bertujuan sebagai berikut:
2.1. Deteksi dini terhadap penyakit.
2.2. Menetapkan kecakapan kerja (fitess status).
2.3. Mematuhi peraturan perundangan.
2.4. Data dasar pembanding dimasa yang akan datang.

3. DEFINISI DAN ISTILAH


3.1. sehat adalah suatu kondisi fisik, psikis, sosial seseorang secara optimal, tidak hanya
terbebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Kegiatan Kesehatan secara umum mencakup:
• Kesehatan Promotif adalah upaya pencegahan penyakit akibat kerja melalui usaha-
usaha promosi kesehatan bagi karyawan.
• Kesehatan Preventif adalah upaya pencegahan penyakit spesifik.
• Kesehatan Kuratif adalah upaya penyembuhan dari kondisi sakit.
• Kesehatan Rehabilitatif adalahupaya pemulihan kepada kondisi kesehatan awal atau
penyesuaian pada kondisi kerja yang baru.
3.2. Penyakit Akibat Kerja adalah setiap jenis penyakit yang disebabkan atau
mempunyai hubungan erat dengan pekerjaan atau lingkungan kerja.
3.3. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja/Awal adalah pemeriksaan kesehatan
yang dilakukan oleh Dokter Pemeriksa sebelum karyawan diterima bekerja agar tenaga
kerja yang diterima berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi- tingginya, tidak
mempunyai penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya, dan cocok
untuk pekerjaan yang akan dilakukannya sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja lain-lainnya juga dapat dijamin.
3.4. Pemeriksaan Kesehatan Berkala adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu-
waktu tertentu terhadap karyawan yang dilakukan oleh Dokter Pemeriksa sekurang-
kurangnya satu tahun sekali dengan tujuan untuk mempertahankan derajat kesehatan
tenaga keria sesudah berada dalam pekerjaannya serta menilai kemungkinan adanya
pengaruh – pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan
usaha-usaha pencegahan.
STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN KARYAWAN

3.5. Pemeriksaan Kesehatan Khusus adalah Pemeriksaan Kesehatan yang dilakukan


oleh Dokter pada kondisi tertentu (seperti: Kecelakaan kerja, selesai perawatan penyakit
berat, Penyakit Akibat Kerja) untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan
tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu .
3.6. Dokter Pemeriksa adalah Dokter yang ditunjuk oleh Lembaga dan telah memenuhi syarat
sesuai denga Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01 Tahun 1976 dan syarat-syarat lain
yang dibenarkan oleh Direktur Jendral Binawas.

4. REFERENSI
4.1. Permenaker No. 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
4.2. Permenaker No. 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
4.3. OHSAS 18001 : 2007 ; 4.4.6.

5. STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN


5.1. Parameter/ Jenis Pemeriksaan Kesehatan
a) Jenis pemeriksaan kesehatan yang dilakukan perusahaan ditetapkan berdasarkan risiko
kesehatan, jenis paparan/pajanan dan usia pekerja. Adapun jenis paket pemeriksaan
kesehatan dapat dilihat pada lampiran 1.
b) Jika terjadi perubahan pada tingkat resiko paparan/ pajanan, maka diperlukan peninjauan
kembali jenis paket pemeriksaan kesehatan.
c) Dalam penentuan paket pemeriksaan kesehatan juga harus memepertimbangkan status
kesehatan pekerja terhadap potensi kontaminasi produk.
5.2. Pelaksanaan
Untuk pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dan pemeriksaan kesehatan khusus,
pemeriksaan kesehatan dilakukan di Rumah Sakit/ Klinik yang ditunjuk. Sedangkan untuk
pemeriksaan Tahunan perusahaan dapat melaksanakan secara in house (bekerja sama
dengan provider Pemeriksan kesehatan). Dalam pelaksanaan pemeriksaan, penyelenggara
harus dapat bekerjasama dengan pihak perusahaan dalam menetapkan jadwal kerja
dengan tetap memperhatikan kegiatan produksi yang normal.
STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN KARYAWAN

5.3. Kriteria Penyelenggara (Provider)


Penyelenggara yang ditunjuk harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Legal
Penyelenggara pemeriksaan kesehatan harus memiliki badan hukum dan perijinan sesuai
dengan jenis usahanya termasuk ijin sebagai PJK3 bidang pemeriksa kesehatan kerja.
b) Kompetensi Petugas
Penyelenggara harus menyampaikan daftar petugas yang akan melakukan pemeriksaan
kesehatan termasuk dokter penanggung jawab pemeriksaan kesehatan. Setiap petugas
yang akan melakukan pemeriksaan kesehatan harus memiliki kompetensi yang dibuktikan
dengan sertifikat pelatihan, SIP, STR atau lainnya sesuai dengan bidang keahlian yang
dimiliki.
c) Kalibrasi Alat
Setiap alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan harus dalam keadaan
baik dan terkalibrasi (melampirkan bukti kalibrasi terakhir).
d) Kesanggupan
• Seluruh pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan di lokasi perusahaan atau tempat yang
memadai.
• Pemeriksaan untuk spirometri harus berdasarkan terjemahaan dari nomogram
Indonesia.
• Audiometri harus dilakukan dengan sound booth di lokasi perusahaan, dengan
audiometer yang dikalibrasi oleh petugas yang terlatih (bersertifikat).
5.4. Hasil Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan harus dapat diterima dalam waktu maksimal delapan hari dari
pemeriksaan. Final report diterima paling lambat setelah 4 minggu dari saat pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan diterima dalam bentuk soft copy dan hard copy. Interim report memuat
hasil-hasil pemeriksaan yang penting untuk ditindak lanjuti segera, misalnya Tuberkulosis,
DM, dll.
5.5. Komunikasi
Penyelenggara harus memberikan konsultasi kepada setiap karyawan tentang hasil
pemeriksaan kesehatannya, untuk penjadwalan dilakukan oleh pihak HR/GA Perusahaan.
5.6. Limbah
Penyelenggara harus bertanggung jawab atas limbah dari proses pemeriksaan kesehatan
yang dilakukan.
STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN KARYAWAN

5.7. Pencatatan/Recording
a) Penyelenggara membuat laporan akhir hasil pemeriksaan kesehatan setiap karyawan dalam
bentuk map tertutup.
b) Penyelenggara memberikan salinan hasil pemeriksaan kesehatan dalam bentuk soft copy
untuk disimpan sebagai dokumen Perusahaan.
5.8. Quality Assurance
Penyelengaara harus mempunyai prosedur pemeriksaan yang jelas, bersifat transparan,
sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu kedokteran.
5.9. Pelaporan/Reporting
a) External
Pelaporan ke Dinas Tenaga Kerja, sesuai peraturan yang berlaku dilakukan oleh pihak
perusahaan.
b) Internal
Ringkasan yang menyeluruh hasil pemeriksaan disampaikan kepada Manajemen dengan
mencantumkan saran tindak lanjut yang diperlukan. Pada fitness status tercantum hasil
akhir pemeriksaan kesehatan, yaitu:
• Fit for Job (Cakap untuk bekerja)
Karyawan / calon karayawan dalam keadaan sehat atau ditemukan gangguan
kesehatan ringan, tetapi tidak memerlukan follow up / perawatan oleh dokter (misalnya
penyakit kulit ringan, maag, dll).
• Fit with restriction (Cakap dengan keterbatasan)
Karyawan / calon karyawan secara umum dalam kondisi sehat tetapi memiliki cacat /
keterbatasan fungsional (misalnya buta warna, buta, kelemahan / cacat anggota badan
akibat sakit / cedera / bawaan, dl). Yang bersangkutan tetap layak untuk pekerjaan
tertentu dimana cacat / keterbatasannya tidak menghalangi produktivitas dan
keselamatan.
• Temporary unfit (Tidak cakap untuk sementara)
Temporary Unfit yang dimaksud adalah karyawan mengalami gangguan kesehatan yang
memerlukan follow up / pengobatan oleh dokter (misalnya hipertensi, diabetes,
kolesterol, hepatitis, jantung, dll). Follow up dapat dilakukan oleh dokter perusahaan
atau dokter spesialis konsulen, atau rumah sakit rujukan. Dalam kondisi ini karyawan
tetap dapat melaksanakan pekerjaannya selama atau setelah masa perawatan (kecuali
jika dokter merawat memberikan rekomendasi khusus / istirahat / kerja ringan, yang
dibuktikan secara tertulis.
STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN KARYAWAN

• Unfit (Tidak cakap)


Karyawan / Calon karyawan memiliki masalah kesehatan serius yang memerlukan
tindakan medis tertentu. Dengan demikian kondisi kesehatan / calon karyawan tersebut
tidak sesuai untuk semua pekerjaan
• Incomplete result (status kesehatan belum dapat disimpulkan)
Status kesehatan belum disimpulkan sehingga diperlukan pemeriksaan medis lain untuk
menegakkan diagnosa kesehatan.
5.10. Follow Up
Tindak lanjut dari hasil pemeriksaan akan dilaksanakan oleh perusahaan, khususnya
berupa:
a) Tindakan medik yang diperlukan dalam rangka pengobatan;
b) Rujukan ke spesialis yang bersangkutan dengan penyakit tertentu;
c) Evaluasi kecakapan bekerja (fitnes)

Anda mungkin juga menyukai