Anda di halaman 1dari 26

KEBIJAKAN DAN

PENERAPAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
(K3)
DAFTAR ISI
1. Dasar Hukum dan Peraturan K3

2. Tujuan Pembentukan K3 dan Tanggung jawab

3. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

4. Sistem & Management K3


1 DASAR HUKUM DAN PERATURAN K3
DASAR HUKUM DAN ACUAN
 Undang-undang No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
 Undang-undang No 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
 PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 OHSAS 18001:2007 Occupational Health and Safety
Management System
DASAR PERATURAN
Undang – undang No. 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

BAB III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3

1.Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :


a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran juga mengurangi bahaya peledakan;
c. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;

d. memberi pertolongan pada kecelakaan;


e. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
f. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;
g. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, keracunan, infeksi dan penularan.
h. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
i. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik dan penyegaran udara yang cukup;
j. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;

k. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;
l. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang; dan memelihara segala jenis bangunan;
m. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang;
n. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;

o. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

2.Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta
pendapatan-pendapatan baru di kemudian hari.
LANJUTAN
Pasal 4
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran,
perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

BAB V
PEMBINAAN
Pasal 9
1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja;
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja;
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat
tersebut di atas.
3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
3. Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.

BAB IX
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA
Pasal 13
Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan.
2 Tujuan Pembentukan K3 dan Tanggung jawab
TUJUAN PEMBUDAYAAN K3
DI TEMPAT KERJA

 Pengembangan cita-cita keselamatan dan


kesehatan kerja (K3)
 Menciptakan dan mempertahankan iklim
positif pelaksanaan K3 dalam perusahaan
 Promosi pengertian, pemahaman dan
komitmen terhadap nilai-nilai K3
K3 TANGGUNG JAWAB BERSAMA

Owner’s
Management’s
Bertanggung jawab Bertanggung jawab
memfasilitasi dan mengimplementasikan
menyediakan fasilitas syarat-syarat K3

yang aman dan sehat

Worker’s
Bertanggung jawab
mematuhi dan mentaati
syarat-syarat K3
3
Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
DASAR HUKUM
 Dasar hukum pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3) ialah Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja. Disebutkan pada pasal 2 (dua) bahwatempat kerja dimana
pengusaha/pengurus memperkerjakan 100 (seratus) orang atau lebih, atau
tempat kerja dimana pengusaha/pengurus memperkerjakan kurang dari 100
(seratus) tenaga kerja namun menggunakan bahan, proses dan instalasi yang
memiliki resiko besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan
penyinaran radioaktif pengusaha/pengurus wajib membentuk P2K3.
Pada pasal 3(tiga) disebutkan bahwa unsur keanggotaan P2K3 terdiri dari
pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri dari ketua, sekretaris dan
anggota serta sekretaris P2K3 ialah ahli keselamatan kerja dari perusahaan
yang bersangkutan.
PENGERTIAN

Pengertian P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan


Kesehatan Kerja) menurut Permenaker RI Nomor
PER.04/MEN/1987 ialah badan pembantu di tempat
kerja yang merupakan wadah kerjasama antara
pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan
kerjasama saling pengertian & partisipasi efektif dalam
penerapan K3.
TUGAS P2K3

Tugas P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan


Kesehatan Kerja) ialah memberikan saran dan
pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada
pengusaha mengenai masalah K3 (berdasarkan pasal 4
(empat) Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987).
FUNGSI P2K3
Fungsi P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) antara lain :
 Menghimpun dan mengolah data mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)di tempat kerja.

 Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja mengenai :


 Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan K3 termasuk bahaya kebakaran dan peledakan serta cara
menanggulanginya.
 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
 Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
 Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
 Membantu Pengusaha/Pengurus dalam :
 Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja.
 Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik.
 Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
 Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja (PAK)serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
 Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomi.
 Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan makanan di perusahaan.
 Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja.
 Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.
 Mengembangkan laboratorium Keselamatan dan Kesehatan Kerja, melakukan pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan
interpretasi hasil pemeriksaan.
 Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higiene perusahaan dan kesehatan kerja.
 Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan manajemen dan pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan
keselamatan kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan gizi kerja. (berdasarkan pasal 4 (empat) Permenaker RI Nomor
PER.04/MEN/1987).
PERAN, TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN P2K3

Peran Kewenangan
Kewenangan
Peran

1. Menentukan Kebijakan K3.


2. Menentukan Personel yang Diperlukan untuk Penerapan K3 di tempat secara efisien,
efektif dan penuh tanggung jawab
3. Melakukan evaluasi kinerja K3 Perusahaan dan menentukan langkah-langkah yang
ketua diperlukan untuk meningkatkan kinerja K3 Perusahaan untuk mencapai Tujuan K3
4. Menentukan kebutuhan-kebutuhan Pelatihan untuk seluruh personil yang di bawah
kendali Perusahaan untuk menjamin terlaksananya Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja.

1. Representasi Manajemen dalam menerapkan sistem manajemen K3 Perusahaan.


2. Melaksanakan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko K3
Perusahaan.
3. Melakukan pemantauan, pengukuran dan laporan Tujuan dan Program-Program K3
yang telah ditetapkan.
Sekertaris 4. Memfasilitasi komunikasi, partisipasi dan konsultasi penerapan Sistem Manajemen
K3 Perusahaan.
5. Melakukan pemeriksaan, pengukuran dan laporan tingkat pelasksaanaan sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Perusahaan.
6. Pengendalian dokumentasi penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

1. Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai dengan seksi masing-


masing.
Anggota 2. Melaporkan kepada Ketua atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
LANGKAH AWAL PEMBENTUKAN P2K3
1. Perusahaan wajib menyatakan Kebijakan K3 dan dituangkan secara tertulis.
2. Kemudian Pimpinan Perusahaan menginventarisasi daftar anggota P2K3
serta memberikan pengarahan singkat terhadap daftar anggota mengenai
Kebijakan K3 Perusahaan.
3. Perusahaan mengonsultasikan mengenai pembentukan P2K3 kepada
Disnakertrans setempat untuk dikaji dan disahkan melalui surat keputusan
pengesahan P2K3.
4. Kepala Disnakertrans setempat melaksanakan pelantikan anggota P2K3
secara resmi.
5. Selanjutnya Perusahaan melaporkan mengenai pelaksanaan program-
program P2K3 ke Disnakertrans setempat secara rutin.
4 Sistem & Management K3
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3

A. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan


kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
B. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau
serikat pekerja/serikat buruh; serta
C. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas.

Sumber : Permenaker PER.05/MEN/1996 Bab Sumber: produktif. I


Komitmen dan kebijakan

“Sekarang, mari kita bicara pentingnya K3”

“Perusahaan perlu mendefinisikan kebijakan K3 serta


menjamin komitmennya terhadap SMK3”
KAPEMIMPINAN DAN KOMITMEN
Pengusaha & atau pengurus menunjukkan komitmennya melalui:

 Membentuk Organisasi K3
 Menetapkan personel yang mempunyai tanggung jawab dan wewenang
yang jelas dalam penanganan K3
 Menyediakan anggaran, sarana dan tenaga kerja yang diperlukan dalam
bidang K3
 Perencanaan K3 yang terkoordinasi.
 Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3
Kepemimpinan dan komitmen Kepemimpinan.
PENETAPAN KEBIJAKAN K3
 Tertulis & Bertanggal.
 Ditandatangani oleh pengusaha dan atau pengurus

 Memuat pernyataan komitmen dan tujuan K3


perusahaan.
 Disosialisasikan/disebarluaskan.

 Bersifat dinamik dan ditinjau ulang agar tetap


updated.
5 PRINSIP DASAR & 12 ELEMEN SMK3
PENETAPAN
KEBIJAKAN [1]
K3 Pembangunan & Pemeliharaan Komitmen

PERENCANAAN
[2] Pembuatan & Pendokumentasian Rencana K3
K3
[3] Pengendalian Perancangan & Pengendalian Kontrak
[4] Pengendalian Dokumen,
[5] Pembelian & Pengendalian Produk,
PELAKSANAAN
[6] Keamanan Bekerja berdasarkan SMK3,
RENCANA K3
[9] Pengelolaan Material & Perpindahannya

[7] Standar Pemantauan,


PEMANTAUAN &
[10] Pengumpulan & Penggunaan Data,
EVALUASI KINERJA
K3 [11] Pemeriksaan SMK3

[8] Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan,


PENINJAUAN & Pengembangan Keterampilan & Kemampuan
[12]
PENINGKATAN
KINERJA SMK3
APA YANG DIDAPAT DARI SMK3 ?

 Menjadikan sistem manajemen perusahaan berjalan


konsisten, efisien dan efektif.
 Investasi dalam meminimalkan kerugian yang lebih besar.
 Sertifikat SMK3 dapat meningkatkan kepercayaan
pelanggan dan pemerintah kepada perusahaan.
 Meningkatkan kepercayaan karyawan kepada perusahaan.
 Penghargaan pemerintah kepada perusahaan.
KESIMPULAN
 Penerapan SMK3 wajib dilaksanakan oleh setiap
perusahaan yang terdiri dari 5 prinsip yaitu komitmen
dan kebijakan K3, perencanaan K3, pelaksanaan K3,
pengukuran, pemantauan dan evaluasi kinerja K3
serta peningkatan kinerja K3,
DISKUSI DAN PERTANYAAN

Anda mungkin juga menyukai