PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah aterosklerosis berasal dari bahasa Yunani terdiri dari dua kata yaitu athero yang berarti
pasta atau bubur dan sklerosis yang berarti pengerasan. Jadi dapat disimpulkan aterosklerosis
adalah suatu proses pengerasan pada pembuluh darah yang ditandai oleh penimbunan
sejumlah substansi berupa endapan lemak, kolesterol, trombosit, sel
makrofag, leukosit, kalsium dan produk sampah seluler lainnya yang terbentuk di dalam lapisan
tunika intima hingga tunika media, yang disebut sebagai plak ateroma. Plak tersebut berwarna
kuning karena mengandung lipid dan kolesterol. Aterosklerosis dimulai pada saat sel darah
putih monosit mengalami perpindahdan dari aliran darah ke dinding arteri dan kemudian
mengalami perubahan menjadi sel - sel yang mengumpulkan lemak. Monosit yang terisikan
dengan lemak tersebut lama - kelamaan akan terkumpul dan menyebabkan bercak penebalan
pada lapisan bagian dalam dinding pembuluh darah (endotel). Daerah yang mengalami
penebalan ini disebut dengan ateroma atau plak aterosklerotik. Daerah ini terisi dengan bahan
yang lembut menyerupai keju yang mengandung bahan lemak, terutama jenis kolesterol, sel
otot polos dan sel jaringan ikat. Ateroma biasanya terbentuk pada daerah percabangan
pembuluh darah, hal ini mungkin dikarenakan turbulensi pada daerah ini dapat menyebabkan
cedera pada dinding pembuluh darah sehingga akan lebih mudah mengalami pembentukan
ateroma.
Arteri yang mengalami aterosklerosis lama - kelamaan akan kehilangan kelenturannya
dan mengalami penyempitan karena ateroma terus tumbuh, kondisi ini disebut sebagai
peyakit arteriosklerosis. Arteroma akan mengumpulkan endapan kalsium, hal ini akan
menyebabkan arteroma menjadi rapuh dan bisa pecah, apabila darah masuk ke dalam ateroma
yang pecah, maka ateroma yang pecah akan menumpahkan kandungan lemaknya dan
kemudian memicu pembentukan trombus atau bekuan darah yang mengakibatkan ateroma
menjadi semakin besar dan lebih mempersempit pembluh darah. Pada umumnya aterosklerosis
tidak menimbulkan gejala sebelum penyempitan atau penyumbatan yang mendadak terjadi.
Apabila aterosklerosis menyebabkan penyempitan pembuluh darah, maka bagian tubuh yang
diperdarahi pembuluh tersebut tidak akan memperoleh darah yang memadai, sehingga bagian
tubuh tersebut akan kekurangan oksigen dan nutrisi.
Gejala awal yang muncul pada kondisi ini dapat berupa kram atau nyeri yang terjadi
pada daerah yang mengalami aterosklerosis, gejala ini timbul secara perlahan, seiring dengan
penyempitan pembuluh darah oleh ateroma yang juga terjadi secara perlahan. Apabila
penyumbatan terjadi mendadak maka gejala juga dapat timbul secara mendadak. Perubahan
pada gejala klinik yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga ini berkaitan dengan adanya
ruptur plak.
B. TUJUAN PENULIS
Tujuan umum:
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur dan untuk
memberikan wawasan kepada mahasiswa/i tentang aterosklerosis dan tindakan asuhan
keperawatan pada pasien dengan penyakit aterosklerosis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Aterosklerosis
Istilah aterosklerosis berasal dari bahasa Yunani "athero," yang berarti bubur, atau lilin,
sesuai dengan area inti nekrotik di dasar plak aterosklerotik, dan "sklerosis" untuk pengerasan,
atau indurasi, mengacu pada tutup fibrosa plak. tepi luminal.
Deskripsi patologis paling awal dari lesi aterosklerotik berfokus pada morfologi garis lemak
menjadi fibroatheroma (FA) dan plak lanjut yang diperumit oleh perdarahan, kalsifikasi,
ulserasi, dan trombosis. Pada pertengahan 1990-an terminologi yang digunakan untuk
mendefinisikan plak ateromatosa disempurnakan oleh Kelompok Konsensus American Heart
Association (AHA) yang dipimpin oleh Dr. Stary. (Elena R Ladich, 2019)
B. Klasifikasi Aterosklerosis
Klasifikasi terdiri dari enam kategori numerik yang berbeda untuk memasukkan lesi awal
tipe I awal, penebalan intima adaptif; tipe II, garis lemak; dan tipe III, lesi transisi atau
menengah; dan plak lanjut yang dicirikan sebagai tipe IV, ateroma; tipe V, fibroatheroma atau
ateroma dengan tutup fibrosa tebal; dan tipe VI, plak rumit dengan defek permukaan, dan/atau
hematoma-hemorrhage, dan/atau trombosis.
Versi modifikasi dari klasifikasi AHA dikembangkan oleh laboratorium kami untuk
memasukkan lesi patologis penting yang bertanggung jawab atas trombosis luminal selain
ruptur plak, seperti erosi plak dan nodul terkalsifikasi. Dalam klasifikasi yang dimodifikasi ini,
lesi AHA numerik tipe I hingga IV diganti dengan terminologi deskriptif untuk memasukkan
penebalan intima adaptif, xanthoma intima, penebalan intima patologis (PIT), dan
fibroatheroma, seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah. (Elena R Ladich, 2019)
C. Etiologi
Etiologi aterosklerosis tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang berkontribusi
terhadap perkembangan plak aterosklerotik. Ini termasuk faktor genetik dan didapat. Proses
yang terlibat dalam aterosklerosis termasuk koagulasi, peradangan, metabolisme lipid, cedera
intima, dan proliferasi sel otot polos (lihat gambar di bawah). Gen yang berpotensi terlibat
dalam penyakit kardiovaskular termasuk APOA1, APOA5, APOB, APOC1, APOC2, APOE,
CDKN1A, CXCL12, SCARB1, SMARCA4 dan TERT .
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses ini dapat menghambat atau mempercepat
aterosklerosis. Faktor risiko yang paling umum adalah riwayat keluarga, hiperlipidemia,
diabetes mellitus, merokok, hipertensi , dan defisiensi diet antioksidan. Perkembangan lesi awal
ditandai dengan retensi lipid dengan aktivasi molekul adhesi endotel. Makrofag inflamasi
memainkan peran penting di seluruh fase perkembangan aterosklerotik; Infiltrasi makrofag
yang diinduksi hiperlipidemia pada intima arteri adalah salah satu perubahan patologis yang
paling awal.
Peristiwa utama dalam progresi plak aterosklerotik adalah trombosis, yang dapat terjadi di
setiap lapisan arteri (koroner, aorta, karotis, dll.) Tiga morfologi yang berbeda (ruptur, erosi,
dan nodul kalsifikasi) dapat menimbulkan trombosis koroner akut. Perkembangan plak dan
rupturnya merupakan tanda penyakit vaskular aterosklerotik. Ruptur plak didefinisikan sebagai
disrupsi atau fraktur tudung fibrosa, di mana trombus di atasnya bersambung dengan inti
nekrotik di bawahnya. Erosi plak diidentifikasi ketika pemotongan serial melalui trombus gagal
menunjukkan komunikasi dengan inti nekrotik atau intima dalam; endotelium tidak ada, dan
trombus ditumpangkan pada substrat plak yang terutama terdiri dari sel otot polos dan
proteoglikan. Nodul terkalsifikasi dicirikan oleh erupsi badan kalsifikasi padat yang menonjol ke
dalam ruang luminal dan mewakili morfologi yang paling jarang terkait dengan trombosis
luminal. Lihat diagram berikut.
Sebuah studi jangka panjang yang dimulai pada tahun 1980 untuk menyelidiki apakah kadar
vitamin D yang rendah pada masa kanak-kanak berhubungan dengan peningkatan ketebalan
intima-media arteri karotis (IMT) di masa dewasa melaporkan bahwa kekurangan vitamin D
pada masa kanak-kanak mungkin terkait dengan pengerasan arteri di usia paruh baya. (Elena R
Ladich, 2019)
D. Patofisiologi
Patofisiologi aterosklerosis terjadi akibat proses kronik dari lesi dinding arteri. Terjadinya
lesi arteri berhubungan dengan retensi lipid di tunika intima oleh matriks proteoglikan yang
menyebabkan modifikasi dan inflamasi arteri. Proses terbentuknya aterosklerosis dapat dibagi
menjadi tiga proses, yaitu formasi fatty streaks, formasi ateroma, dan atheroma dinding tipis
dan trombosis.
Fatty Streaks
Terbentuknya fatty streaks merupakan tanda awal dari aterosklerosis. Pembentukan
aterosklerosis dimulai dengan penumpukan lipoprotein pada lapisan tunika intima arteri. Salah
satu lipoprotein yang paling sering menjadi penyebab terbentuknya aterosklerosis adalah low
density lipoprotein-cholesterol (LDL). Dislipidemia merupakan faktor utama terbentuknya
aterosklerosis.
LDL memiliki kemampuan infiltrasi ke dalam endothelium dan adhesi ke komponen matriks
ekstraseluler, seperti proteoglikan. Akibat penumpukan lipoprotein ini, maka keseimbangan
komponen pada matriks akan terganggu. Terperangkapnya LDL kemudian menyebabkan
oksidasi spontan dan oksidasi sel dari partikel yang terperangkap.
Oksidasi lipid dan sitokin-sitokin pada arteri kemudian menyebabkan aktivasi sel endotel.
Monosit dan limfosit T akan infiltrasi ke lapisan intima vaskular. Lipid yang teroksidasi juga
dapat mensekresikan sitokin untuk mengaktivasi makrofag dan sel T. Kemokin kemudian
berperan dalam menarik sitokin, serta menginisiasi aktivasi dan migrasi leukosit ke lapisan
intima arteri.
Diferensiasi monosit ke makrofag kemudian terjadi, dan makrofag akan mengambil lipid yang
teroksidasi melalui reseptor scavenger untuk membentuk sel busa atau foam cell. Akumulasi
dari sel busa pada dinding arteri kemudian yang membentuk fatty streaks.
Pembentukan Ateroma
Kerusakan jaringan vaskular berkelanjutan kemudian menyebabkan sekresi sitokin-sitokin dan
beberapa faktor pertumbuhan. Hal ini menyebabkan migrasi sel otot polos ke bagian lumen
arteri dan sintesis matriks ekstraseluler yang mengakibatkan pembentukan fibrous cap pada
ateroma. Fibrous cap, yang tersusun atas penumpukan makrofag, limfosit T, sel otot polos, dan
jaringan kaya kolagen, merupakan cikal bakal terbentuknya aterosklerosis matur.
E. Epidemiologi
Meskipun kemajuan dalam perawatan medis, intervensi, dan bedah, penyakit aterosklerotik
tetap menjadi penyebab kematian paling penting di negara-negara maju dan kurang mampu. Di
Amerika Serikat saja, penyakit arteri koroner menyebabkan sekitar 1 dari setiap 6 kematian,
terhitung lebih dari 400.000 kematian setiap tahun. Setiap tahun, diperkirakan 785.000 orang
Amerika mengalami infark miokard awal, dan 470.000 orang Amerika mengalami serangan
berulang.
F. Manifestasi klinis
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan mengecek denyut nadi, detak jantung, dan tekanan darah
pasien. Dokter juga akan mengamati bila pasien memiliki luka yang lambat atau tak kunjung
sembuh.
Jika pasien diduga mengalami aterosklerosis, dokter akan melakukan sejumlah tes penunjang
untuk memastikannya. Tes tersebut meliputi:
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan utama dari aterosklerosis adalah dengan mengendalikan faktor risiko. Pada
beberapa kondisi berat, tindakan prosedural dapat dilakukan.
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny. B No. RM : 143XXXXXX
no.11
Diagnosa Medis:
Aterosklerosis
Pasien mengatakan pusing dan terasa dada seperti ditekan atau diremas, sesak napas,
berkeringat, dan Nampak gelisah
F. Genogram
G. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan Bersih Cukup bersih
Bahaya Kecelakaan Tidak Ada Rentan
Polusi Cukup bersih Cukup bersih
Ventilasi Cukup Cukup
Pencahayaan Terang Terang
A. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: (√ ) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
(√ ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti
B. Pola Nilai dan Kepercayaan
1. Apakah Tuhan, agama, dan kepercayaan penting untuk Anda, Ya/Tidak
2. Kegiatan agama/kepercayaan yang dilakukan di rumah (jenis dan frekuensi): Sholat
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS : Tidak Ada
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melakukan ibadahnya:
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :
Kesadaran :
Tanda tanda vital :
Tekanan Darah : 160/100mmHg Suhu : 36oC
Nadi : 135x/mnt RR : 20 x/mnt
Tinggi Badan : 157 cm Berat Badan : 63 kg
Paru
- Inspeksi : Tidak ada lesi
- Palpasi : Teraba vocal fremitus ronchi positif
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : Terdengar suara ronchi
6. Abdomen
Inspeksi : tampak normal, tidak terdapat lesi
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : terdengar suara thympani
Auskultasi : peristaltic/ bising usus batas normal
E. Kesimpulan.
Pasien adalah seorang ibu yang berusia 35 tahun, merupakan ibu dari dua orang anak yang
juga mengidap keturunan darah tinggi. Ny. B juga mempunyai darah tinggi karena bawaan
dari ibunya, saat ini kondisi Ny.B masih normal tetapi sering tiba-tiba mengalami perubahan
irama jantung, sering pusing dan juga sesak napas. Dulu Ny.B .
F. Perencanaan Pulang
Tujuan Pulang : Kerumah pasien
Transportasi pulang : Mobil pribadi
Dukungan keluarga : Suami dan anak anaknya
Antisipasi bantuan biaya setelah pulang..................................................................................
Antisipasi masalah perawatan diri setelah pulang : sering control ke dokter
Pengobatan : rawat jalan
Rawat jalan ke...........................................................................................................................
Hal hal yang perlu diperhatikan di rumah. pola aktifitas pasien sesudah KRS menghindari
makanan makanan tinggi garam dan mengatur pola makan serta pola istirahat yang baik
Keterangan lain.........................................................................................................................
Statin (Inhibitor HMG-coA reductase) merupakan terapi lipid utama yang digunakan dalam
menurunkan kolesterol LDL. Selain menurunkan kolesterol LDL, statin juga dapat menurunkan
trigliserida dan meningkatkan HDL-C.
Pasien umur 40-75 tahun dengan diabetes mellitus: terapi statin intensitas sedang disarankan
dengan target penurunan LDL 30–49%. Agen dan dosis yang disarankan adalah atorvastatin 10–
20 mg, rosuvastatin 5-10 mg, atau simvastatin 20–40 mg
Pasien umur 40–75 tahun tanpa penyakit kardiovaskular atau diabetes, namun memiliki LDL
70–189 mg/dL dan risiko penyakit aterosklerosis kardiovaskular > 7,5% : statin intensitas sedang
atau tinggi disarankan
Fibrat
Fibrat merupakan terapi lipid lini kedua dalam menangani aterosklerosis. Fibrat digunakan saat
terapi statin dan modifikasi gaya hidup tidak berhasil. Selain itu, fibrat dapat diberikan pada
pasien dengan trigliserida > 200 mg/dL. Agen dan dosis yang dapat digunakan
adalah gemfibrozil 900 mg atau fenofibrate 150 mg sekali sehari
Obat golongan inhibitor absorpsi kolesterol merupakan obat yang bekerja dengan menghambat
gambilan kolesterol dari empedu dan diet. Ezetimibe 10 mg/hari merupakan dosis dan agen
yang disarankan.
Terapi Hipertensi
Penurunan tekanan darah diperlukan dalam terapi aterosklerosis untuk mencegah terjadinya
progresi penyakit dan kejadian kardiovaskular di kemudian hari. Pada pasien hipertensi dengan
aterosklerosis koroner, target tekanan darah yang disarankan adalah < 140/90 mmHg. Target
tekanan yang lebih rendah, yaitu < 130/80 mmHg, disarankan pada pasien hipertensi dengan
aterosklerosis nonkoroner, seperti penyakit arteri perifer, stroke, transient ischemic attack, dan
aneurisma aorta abdominalis. Selain itu, target tekanan darah <130/80 juga disarankan pada
pasien hipertensi dengan aterosklerosis koroner dengan riwayat infark miokard sebelumnya.
Terdapat beberapa pilihan regimen obat antihipertensi yang disarankan dalam terapi
aterosklerosis. Pada pasien hipertensi dengan aterosklerosis koroner, terapi
menggunakan angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, penghambat beta, thiazide
diuretik, dan calcium channel blocker (CCB) lebih disarankan.
Pada pasien hipertensi dan aterosklerosis koroner dengan riwayat infark miokard, penggunaan
antihipertensi golongan pengambat beta lebih disarankan. Sedangkan pasien aterosklerosis
koroner dengan hipertensi dan diabetes mellitus atau penyakit ginjal kronik disarankan
menggunakan terapi antihipertensi golongan ACE inhibitor atau angiotensin receptor
blocker (ARB). Sampai sekarang belum terdapat rekomendasi khusus penggunaan
antihipertensi pada pasien hipertensi dengan aterosklerosis nonkoroner.
Berikut beberapa egimen dan dosis obat yang disarankan adalah sebagai berikut :
Aktivasi dan agregasi platelet berperan dalam terjadinya thrombosis pada aterosklerosis. Oleh
sebab itu, penggunaan antiplatelet dapat menghambat terjadinya progresi penyakit.
Terapi Revaskularisasi
Terapi revaskularisasi merupakan terapi lini terakhir dalam penanganan aterosklerosis. Terapi
ini dipilih apabila penggunaan terapi medis tidak berhasil dalam menangani aterosklerosis.
Tujuan terapi revaskularisasi adalah untuk menurunkan gejala pasien dan meningkatkan
prognosis.
https://reference.medscape.com/article/1612610-overview
https://reference.medscape.com/article/1612610-overview#a3
https://reference.medscape.com/article/1612610-overview#a2
https://www.alodokter.com/aterosklerosis#:~:text=Aterosklerosis%20pada
%20jantung&text=Nyeri%20dada%20seperti%20ditekan%20atau,napas%2C%20berkeringat
%2C%20dan%20gelisah.
https://www.alodokter.com/aterosklerosis#:~:text=Diagnosis
%20Aterosklerosis&text=Pemeriksaan%20fisik%20dilakukan%20dengan
%20mengecek,lambat%20atau%20tak%20kunjung%20sembuh.
https://reference.medscape.com/article/1612610-overview#a5
https://www.alodokter.com/aterosklerosis
https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/aterosklerosis/penatalaksanaan
https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/aterosklerosis/
patofisiologi#:~:text=Patofisiologi%20aterosklerosis%20terjadi%20akibat
%20proses,menyebabkan%20modifikasi%20dan%20inflamasi%20arteri.