Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arteriosklerosis merupakan keadaan pada pembuluh arteri yang
mengakibatkan penebalan arteriol dan pengerasan pada pembuluh darah arteri
diakibatkan oleh penumpukan lemak. Aterosklerosis merupakan jenis yang
penting dari arteriosklerosis, istilah aterosklerosis merupakan sinonim dari
arteriosklerosis.
Aterosklerosis merupakan penyakit yang melibatkan cabang-cabang aorta
yang besar dan arteri berukuran sedang, seperti arteri yang menyuplai darah ke
bagian-bagian ekstremitas, otak, jantung dan organ dalam utama. Penyakit ini
multifokal, dan lesi unit, atau ateroma (bercak aterosklerosis), terdiri dari masa
bahan lemak dengan jaringan ikat fibrosa. Sering disertai endapan sekunder garam
kalsium dan produk-produk darah. Bercak aterosklerosis mulai pada lapisan
intima atau lapisan dalam dinding pembuluh tetapi dalam pertumbuhannya dapat
meluas sampai melewati tunika media atau bagian muskuloelastika dinding
pembuluh.
Sekarang aterosklerosis tak lagi dianggap merupakan proses penuaan saja.
Timbulnya "bercak-bercak lemak" di dinding arteria koronaria merupakan
fenomena alamiah bahkan sejak masa kanak-kanak dan tidak selalu harus menjadi
lesi aterosklerotik; terdapat banyak faktor saling berkaitan yang dapat
mempercepat proses aterogenik. Telah dikenal beberapa faktor yang
meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis koroner pada individu tertentu.
Aterosklerosis adalah perubahan dinding arteri yang ditandai akumulasi lipid
ekstrasel, recruitment dan akumulasi lekosit, pembentukan sel busa, migrasi dan
proliferasi miosit, deposit matriks ekstrasel, akibat pemicuan patomekanisme
multifaktor yang bersifat kronik progresif, fokal atau difus, bermanifestasi akut
maupun kronis, serta menimbulkan penebalan dan kekakuan arteri.Aterosklerosis
disebabkan faktor genetik serta intensitas dan lama paparan faktor lingkungan
(hemodinamik, metabolik, kimiawi eksogen, infeksi virus dan bakteri, faktor
imunitas dan faktor mekanis), dan atau interaksi berbagai faktor tersebut. Di

Sistem Kardiovaskuler | 1
Amerika Serikat, 46 persen dari anak muda yang mati karena kecelakaan lalu
lintas ternyata sudah mengidap pengapuran koroner yang nyata, tetapi tetap tanpa
gejala yang nyata. Penyakit jantung koroner (PJK) yang berawal dari
aterosklerosis telah menjadi penyebab utama kematian dewasa ini.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa definisiAterosklerosis?
b. Apa etiologiAterosklerosis?
c. Apa manifestasi klinis Aterosklerosis?
d. Bagaimana patofisiologi Aterosklerosis?
e. Bagaimana pathway Aterosklerosis?
f. Apa pemeriksaan penunjang dari Aterosklerosis?
g. Apa penatalaksanaan Aterosklerosis?
h. Bagaimana asuhan keperawatan Aterosklerosis?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul Aterosklerosis ialah
untuk menyelesaikan tugas sistem kardiovaskuler serta untuk mengetahui
penyakit mengenai Aterosklerosis dan asuhan keperawatan yang tepatpada
penderitaAterosklerosis.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
definisi, klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, pathway, penatalaksanaan serta
asuhan keperawatan dariAterosklerosis.

Sistem Kardiovaskuler | 2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DefinisiAterosklerosis
Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah
akibat timbunan lemak yang meningkat dalam dinding pembuluh darah yang akan
menghambat aliran darah. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung,
ginjal, dan organ vital lainnya serta pada lengan dan tungkai. Jika aterosklerosis
terjadi didalam arteri yang menuju ke otak (arteri karoid) maka bisa terjadi stroke.
Namun jika terjadi didalam arteri yang menuju kejantung (arteri koroner), maka
bisa terjadi serangan jantung. Biasanya arteri yang paling sering terkena adalah
arteri koroner, aorta, dan arteri-arteri serbrum
Aterosklerosis adalah perubahan dinding arteri yang ditandai
adanyaakumulasi lipid ekstra sel, rekrutmen dan migrasi miosit, pembentukan sel
busadan deposit matrik ekstraseluler, akibat pemicuan multifaktor
berbagaipatogenesis yang bersifat kronik progresif, fokal atau difus,
bermanifestasi akutmaupun kronis, serta menimbulkan penebalan dan kekakuan
arteri. Inflamasimerupakan mekanisme pertahanan yang kompleks sebagai reaksi
terhadapmasuknya agen yang merugikan ke dalam sel ataupun organ dalam
rangkamelenyapkan atau setidaknya melemahkan agen tersebut, memperbaiki
kerusakansel atau jaringan dan memulihkan homeostasis.

2.2 EtiologiAterosklerosis
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah
dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang
mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini
akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan yang biasa disebut plak aterosklerotik atau ateroma,
terisi dengan bahan lembut seperti keju yang mengandung sejumlah bahan lemak,
terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa
tersebar di dalam arteri sedang dan juga arteri besar, tetapi biasanya mereka
terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini

Sistem Kardiovaskuler | 3
menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk
ateroma. Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan
karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma
mengumpulkan endapan kalsium, sehingga ateroma menjadi rapuh dan bisa
pecah. Dan kemudian darah bisa masuk ke dalam ateroma yang telah pecah,
sehingga ateroma akan menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri.
Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan
memicu pembentukan bekuan darah atau trombus. Selanjutnya bekuan ini akan
mempersempit bahkan menyumbat arteri, dan bekuan darah tersebut akan terlepas
dan mengalir bersama aliran darah sehingga menyebabkan sumbatan di tempat
lain.
Ada 7 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis yaitu:
1. Tekanan darah tinggi
2. Kadar kolesterol tinggi
3. Perokok
4. Diabetes (kencing manis)
5. Kegemukan (obesitas)
6. Malas berolah raga
7. Usia lanjut

2.3 Manifestasi Klinis Aterosklerosis


Manifestasi klinik dari proses aterosklerosis kompleks adalah penyakit
jantung koroner, stroke bahkan kematian. Sebelum terjadinya penyempitan atau
penyumbatan mendadak, aterosklerosis tidak menimbulkan gejala. Gejalanya
tergantung dari lokasi terbentuknya, sehinnga bisa berupa gejala jantung, otak,
tungkai atau tempat lainnya. Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri
yang sangat berat, maka bagian tubuh yang diperdarahinnya tidak akan
mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke
jaringan.
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi
pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen. Yang khas
gejala aterosklerosis timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya

Sistem Kardiovaskuler | 4
penyempitan arteri oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan.Tetapi
jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan
menyumbat arteri ) maka gejalanya akan timbul secara mendadak.

2.4 Patofisiologi
Sistem kardiovaskuler bekerja secara terus-menerus dan pada kebanyakan
kasus, secara efisien. Tapi masalah dapat muncul ketika aliran darah berkurang
atau tersumbat. Bila pembuluh darah ke jantung tersumbat total, jantung tidak
mendapatkan oksigen secara cukup dan suatu serangan jantung dapat terjadi. Hal
ini dapat berakibat fatal, dan pada kenyataannya, menghasilkan jumlah jutaan
kematian setiap tahun, membuat penyakit kardiovaskuler adalah penyebab utama
kematian di Amerika Serikat. Penyakit jantung dapat bersiklus fatal, karena
pembuluh darah terbatas, tidak hanya dapat merusak jantung, tapi juga
membuatnya bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui sistem sirkulasi.
Lagipula, kerusakan jantung menjadikan jantung kurang efisien dan harus bekerja
walaupun dengan keras untuk tetap melanjutkan suplai oksigen ke seluruh tubuh.
Dari waktu ke waktu, penyakit jantung memimpin masalah utama penglibatan
jantung, paru-paru, ginjal, dan segera keseluruhan sistem, sebab setiap organ
dalam tubuh mempercayakan kecukupan oksigen dan nutrisinya pada jantung.
Secara khusus, sumbatan yang menyebabkan masalah dibentuk oleh suatu
pertumbuhan lekatan yang dikenal sebagai plak aterosklerotik.
Arterosklerosismerupakan suatu proses yang kompleks. Secara tepat
bagaimana arterosklerosis dimulai atau apa penyebabnya tidaklah diketahui, tetapi
beberapa teori telah dikemukakan. Kebanyakan peneliti berpendapat
aterosklerosis dimulai karena lapisan paling dalam arteri, endotel, menjadi rusak.
Sepanjang waktu, lemak, kolesterol, fibrin, platelet, sampah seluler dan kalsium
terdeposit pada dinding arteri.

Sistem Kardiovaskuler | 5
2.5 Pathway

Sistem Kardiovaskuler | 6
2.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
aterosklerosis yaitu dengan cara:
a. ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di
pergelangan kaki dan lengan.
b. Pemeriksaan doppler di daerah yang terkena.
c. Skening ultrasonik duplex.
d. CT scan di daerah yang terkena.
e. Arteriografi resonansi magnetik, arteriografi di daerah yang terkena.
f. IVUS (intravascular ultrasound).

2.7 Penatalaksanaan Medis


Pada tingkat tertentu, tubuh akan melindungi dirinya dengan membentuk
pembuluh darah baru di daerah yang terkena. Bisa diberikan obat-obatan untuk
menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah seperti :
a. Kolestiramin
b. Kolestipol
c. Asam Nikotinat
d. Gemfibrozil
e. Probukol
f. Lovastatin.
Untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah, dapat diberikan obat-
obatan seperti :
a. Aspirin
b. ticlopidine
c. clopidogrel atau anti-koagulan
Sementara angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan
meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak. Enarterektomi
merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan. Pembedahan bypass
merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang normal
dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang
tersumbat.

Sistem Kardiovaskuler | 7
2.8 Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh, semua data atau informasi klien yang dibutuhkan dikumpulkan untuk
menentukan masalah keperawatan pengkajian pada klien aterosklerosis.
1. Aktivitas dan istirahat.
Kelemahan, kelelahan,ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan
Tacycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).
2. Sirkulasi
a. Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah
tinggi, diabetes melitus.
b. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau
terlambatnnya capilary refill time, distritmia.
c. Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan
terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.
d. Heaet rate munkin meningkat atau mengalami penurunan (tachy bradi
cardia).
e. Ama jantung mungkin ireguler atau juga normaI.
f. Edama:Jugular vena distension,odema anasarka,crackles mungkin juga
timbul dengaan gagal jantung.
g. Warna kulit mungkin pucat baik bibir dan di kuku.
3. Eliminasi.
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
4. Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak,
muntah dan perubahan barat badan.
5. Hygiene perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar padasaat melakukan
aktivitas.
6. Neoru sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.

Sistem Kardiovaskuler | 8
7. Kenyamanan
a. Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat
atau dengan dengan nitrogliserin.
b. Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai
ke lengan, rahang dan wajah.
c. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang pernah dialami.
8. Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktifitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan
penyakit pernafasan kronis.Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan
respirasi, pucat atau cyanisis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga
vesukuler.Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.
9. Interaksi sosial
Stress,kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tidak
terkontrol.
10. Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes,
stroke, hipertensi, perokok.

B. Diagnose Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung
atau sumbatan pada arteri koronaria.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen,adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard.
3. Resiko terjadinya penurunan kardiac output berhubungan dengan perubahan
dalam rate, irama konduksi jantuna, menurunnya preload atau peningkatatan
SVR, miocardial infark.
4. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
tekanan darah, hopovolemia.
5. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit.

Sistem Kardiovaskuler | 9
C. Rencana/ Intervensi
1. Diagnosa keperawatan 1 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
iskemia jaringan jantung atau sumbatan pada arteri koronaria.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam nyeri berkurang atau
hilang.
Kriteria Hasil : - Nyri hilang
-Pasien rilexs

Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat nyeri dada dan 1. Menentukan tingkat keparahan penyebab
abdomen nyeri dada dan abdomen, nyeri dada timbul
2. Observasi/pantau adanya karena inefektif darin suplai darah ke jantung,
cemas/gelisah nyeri abdomen dikarenakan adanya
3. Catat/pantau TTV pembesaran dari hati hal ini disebabkan
4. Bantu perawatan diri adanya pembendungan vena portal sehiingga
5. Berikan posisi nyaman dan membuat arus balik dari sistem sirkulasi.
ajarkan tehnik relaksasi 2. Ketidakadekuatan dari oksigen ke otak
6. Identifikasi/dorong membuat pasien gelisah
penggunaan prilaku adaptif 3. Sebagai pantau kestabilan dari hemodinamik
7. Kolaborasi: - Berikan obat dan respon tubuh secara dini
anti nyeri sesuai indikasi 4. Posisi memberikan rasa nyaman dan tehnik
relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri.
5. Mengurangi stressor penyebab nyeri yang
timbul, semakinbanyak oksigen yang
dibutuhkan semakin membuat pasien menjadi
nyeri, seperti aktifitas sehari-hari ini dapat
dibantu.
6. Mengurangi tingkat stressor pasien sehingga
nyeri berkurang
7. Obat-obatan yang bersifat menekan sistem
saraf yang dapat menurunkan nyeri.

Sistem Kardiovaskuler | 10
2. Diagnose keperawatan 2 : Resiko terjadinya penurunan kardiac output
berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama konduksi jantung,
menurunnya preload atau peningkatatan SVR, miocardial infark.
Tujuan : Setelah tindakan keperawatan selama 3 x 24 jamfungsi
jantung/cardiak out-put meningkat adekuat.
Kriteria Hasil : fungsi jantung/cardiak out-put adekuat.

Intervensi Rasional
1. Catat/pantau TTV, HR,TD,RR, 1. adanya hipotensi menunjukan adanya
terutama adanya hipotensi, disfngsi ventrikel dansemua TTV
waspadaipenurunan menunjukan adanya fenomena
sistole/diastole. ketidakseimbangan baiktekanan darah
2. Ukur dan catat intake-output maupun kontraksi otot jantung.
balance cairan. 2. Out-put merupakan volume darah hasil
3. Kaji ulang ECG secra berseri dari pompa ventrikel, dengan penurunan
setiap 24 jam. CO dapat diindikasikan adanya kekurang
4. Laporkan adanya hipotensi dan cairan,maka penting untuk tetap
adanya ketidakseimbangan menghitung balance cairan.
cairan. 3. Ecg berseri dapat melihat perkembangan
5. Kolaborasi:Berikan Oksigen dan kelainan kerja jantung secara
sesuai indikasi. bertahap.
4. adanya hipotensi menunjukan
ketidakseimbangan cairan, dan ini
menyebakan oksigenasi ke sistemik tidak
adekuat, perlu dicatat dan dilaporkan
untuk mendapat terapi lebih lanjut.
5. Memberikan support tambahan
kebutuhan oksigen secara manual sesuai
kebutuhan Oksigen jaringan dan agar
kerja jantung dapat mengimbangi suplai
dan kebutuhan O2 secara adekuat.

Sistem Kardiovaskuler | 11
3. Diagnose keperawatan 3 : Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi
tentang proses penyakit.
Tujuan :Klien dapat memahami tentang penyakit yang diderita, cara
pengobatan, dan akibat lanjutnya.
Kriteria Hasil : -Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regiment
pengobatan.
- Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan
komplikasi yang perlu diperhatikan. Mempertahankan
TD dalam parameter normal.

Intervensi Rasional
1. Bantu klien dalam mengidentifikasi 1. Faktor – faktor resiko ini telah
faktor –faktor resiko kardiovaskuler menunjukan hubungan dalam
yang dapat diubah, misal : obesitas, menunjang hipertensi & penyakit
diet tinggi lemak jenuh dan kardiovaskuler sefta ginjal.
kolesterol, pola hidup monoton atau 2. Kesalahan konsep dan menyangkal
tidak sehat, merokok, dan minum diagnosa karena perasaan sejahtera
alkohol, pola hidup penuh stress. yang sudah lama dinikmati
2. Kaji kesiapan dan hambatan dalam mempengaruhi minimal klien atau
belajar termasuk orang terdekat. orang terdekat untuk mempelajari
3. Kaji tingkat pemahaman klien penyakit, kemajuan & prognosis.
tentang pengertian, pengobatan, dan Bila klien tidak menerima realitas
akibat. bahwa membutuhkan pengobatan
kontinu, maka perubahan perilaku
tidak akan dipertahankan.
3. Mengidentifikasi tingkat
pengetahuan tentang proses
penyakit hipertensi dan
mempermudah dalam menentukan
intervensi.

Sistem Kardiovaskuler | 12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aterosklerosis adalah penyakit yang disebabkan oleh sempitnya pembuluh
darah akibat timbunan lemak yang meningkat di dinding pembuluh darah
sehingga aliran darah menjadi tersumbat. Timbunan tersebut bukan hanya lemak
tetapi ada juga substansi lain berupa trombosit, makrofag, leukosit, produk
sampah seluler, kalsium dan lain-lain.Aterosklerosis bisa terjadi pada otak,
jantung, ginjal, dan organ vital lainnya serta pada lengan dan tungkai. Jika terjadi
pada arteri koroner menuju jantung, akan mengakibatkan serangan jantung.
Namun jika terjadi pada arteri karoid menuju otak, akan mengakibatkan stroke.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan terhadap klien untuk mengetahui ada
tidaknya aterosklerosis yaitu dengan cara: ABI (ankle-brachial index), dilakukan
pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan, pemeriksaan doppler
di daerah yang terkena, skening ultrasonik duplex, CT scan di daerah yang
terkena, arteriografi resonansi magnetik, arteriografi di daerah yang terkena,
IVUS (intravascular ultrasound).

3.2 Saran
Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena
kurangnya referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya
membangun khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan
pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan askep ini kedepannya.

Sistem Kardiovaskuler | 13
DAFTAR PUSTAKA

Agamemnon Despopoulos, Stefan Silbernagi. 2003. Color Atlas of


Physiology. New York. Thieme e-book
corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Guyton dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Hanafi, Muin Rahman, Harun. 1997. Ilmu Penyakit Dalam jilid I. Jakarta:
FKUI
Kalim H. 2001. Penyakit Kardiovaskuler dari Pediatrik sampai Geriatrik.
Jakarta: Balai Penerbit RS Jantung Harapan kita
Kusmana, Hanafi. 1996. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: FKUI
Kusumawidjaja. 1996. Patologi. Jakarta: FKUI
http://www. en.wikipedia.org./wiki/arteri
http://www. search.ebscohost.com/journal/arteriosclerosis.htm
Lipkin, David. 2003. Finding the Age Patient’s Heart. 326:1045-1046.
(http://www.BMJ.com)
Price, Sylvia Anderson. 2005. Textbook of Pathophysiology. 6th ed. Jakarta :
EGC.
Price Sylvia Anderson, Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
R Syamsuhidajat, Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. –ed.2.-.
Jakarta : EGC.
Syaifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi
3. Jakarta: EGC.
Taggarat, David P. 2007. Coronary Revascularition. 334:593-594.
(http://www.BMJ.com)
Wahid, Mubarak, Iqbal & Nurul Chayati. 2005 Ilmu Kesehatan Masyarakat:
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

Sistem Kardiovaskuler | 14

Anda mungkin juga menyukai