PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aterosklerosis adalah penyempitan dan penebalan arteri karena penumpukan
plak pada dinding arteri. Penumpukan plak tersebut terjadi saat lapisan sel pada
dinding dalam arteri (endothelium) yang bertugas menjaga kelancaran aliran darah
mengalami kerusakan.
B. Tujuan
1) Tujuan Umum
Penulis mendapatkan pengalaman dalam penerapan asuhan keperawatan pada
anak dengan Aterosklerosis.
2) Tujuan Khusus
Penulis mengetahui dan mampu :
a) Pengertian Aterosklerosis.
b) Etiologi Aterosklerosis.
c) Patofisiologi Aterosklerosis.
1
d) Tanda dan Gejala Aterosklerosis.
e) Penatalaksanaan Aterosklerosis.
f) Komplikasi Aterosklerosis.
C. Manfaat
a) Sebagai bahan pembelajaran untuk penderita Aterosklerosis. agar lebih menjaga
kesehatannya.
b) Sebagai tambahan membuat asuhan keperawatan.
c) Sebagai sumber informasi untuk pembaca.
2
BAB II
KONSEP PENYAKIT
Jika pembuluh darah berkontriksi atau terjadi spasme , maka akan menyebabkan
angina pectoris yang merupakan penyakit “ jinak “ . Klien dengan angina dengan
tetap stabil dan hidup lama sepanjang plak yang dimiliki juga bersifat stabil atau
hanya berkembang perlahan-lahan . Penelitian menunjukkan bahwa stabilitas plak
sangat bertanggung pada komposisi dan kandungan sesuler plak itu sendiri .
Kolagen yang dihasilkan oleh sel otot polos menunjang stabilitas plak , sedangkan
lipid dan makrofag bersifat mendestabilisasi plak , sehingga membuat plak menjadi
lebih mudah hancur .
b. Etiologi
3
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari
aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan
bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul,
menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan yang biasa disebut plak aterosklerotik atau ateroma,
terisi dengan bahan lembut seperti keju yang mengandung sejumlah bahan lemak,
terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa
tersebar di dalam arteri sedang dan juga arteri besar, tetapi biasanya mereka
terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini
menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk
ateroma.
Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu
pembentukan bekuan darah atau trombus. Selanjutnya bekuan ini akan
mempersempit bahkan menyumbat arteri, dan bekuan darah tersebut akan terlepas
dan mengalir bersama aliran darah sehingga menyebabkan sumbatan di tempat lain
(emboli).
Salah satu gambaran yang paling nyata dari aterosklerosis adalah luas perbedaan
dalam beratnya distribusi lesi antara individu , bahkan dalam kelompok populasi
yang sama . Selama berabad-abad spesialis patologi berdebat tentang sebab-sebab
ateroma . Banyak factor yang meningkatkan risiko setiap individu untuk menderita
4
ateroma yang berat atau premature , tetapi beberapa penderita tidak menunjukkan
secara jelas factor resiko nya . Insiden aterosklerosis meningkat sesuai dengan
umur . Penyakit ini jarang ditemukan pada wanita sebelum menopause . Hipertensi ,
naikknya kadar LDL-kolesterol dan diabetes merupakan factor risiko yang penting
pada pria dan wanita , sedangkan merokok signifikan untuk pria yang lebih muda .
Faktor risiko yang kurang penting ialah obesitas , kondisi social ekonomi yang
rendah dan gaya hidup yang banyak duduk .
5
menyebabkan tanda-tanda atau gejala, pada pria, risiko meningkat setelah usia
45, sedangkan pada wanita, risiko meningkat setelah usia 55.
9. Riwayat keluarga penyakit jantung dini ; Risiko aterosklerosis meningkat jika
ayah atau saudara laki-laki didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum usia 55
tahun, atau jika ibu atau saudara perempuan didiagnosis dengan penyakit
jantung sebelum usia 65 tahun tetapi meskipun usia dan riwayat keluarga
penyakit jantung dini faktor risiko, itu tidak berarti bahwa Anda akan
mengembangkan atherosclerosis jika Anda memiliki satu atau keduanya.
Membuat perubahan gaya hidup dan / atau mengambil obat-obatan untuk
mengobati faktor risiko lainnya seringkali dapat mengurangi pengaruh genetik
dan mencegah aterosklerosis dari berkembang, bahkan pada orang dewasa yang
lebih tua.
c. Patofisiologi
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri
besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi
nutrient oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah
dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh
darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi
jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah
terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung
terjadi pembentukan bekuan darah. Halini menjelaskan bagaimana terjadinya
koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan
komplikasi tersering aterosklerosis.
6
terhanyut dalam aliran darah dan menyumbat arteri dan kapiler di sebelah distal plak
yang pecah.
7
nyeri saat aktifitas dan hilang saat istirahat (klaudisio intermiten), nyeri yang terus
menerus (saat istirahat) dapat terjadi jika oklusi semakin berat dan terjadi iskemia
kronis. Perubahan warna kulit seperti menjadi pucat atau sianosis dan pada palpasi
terasa dingin. Akibat suplai nutrisi yang kurang akan terjadi tanda-tanda hilangnya
rambut, kuku rapuh, kulit kering dan bersisik, atropi dan ulserasi. Bisa juga terjadi
edema bilateral atau unilateral akibat posisi ekstremitas yang terlalu lama
menggantung.
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi
pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen. Yang khas gejala
aterosklerosis timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri
oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan.Tetapi jika penyumbatan terjadi
secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri ) maka gejalanya
akan timbul secara mendadak.
e. Penatalaksanaan
8
3) Obat penurun kadar kolesterol jahat (LDL), seperti misalnya statin dan
asam fibrat.
f. Komplikasi
1. Perdarahan dalam plak
2. Sobeknya plak atau fisur
3. Terbentuknya thrombus
4. Terbentuknya aneurisma
9
5. Tromboemboli
6. Angina pectoris
7. Gagal jantung kongestif
8. Infark miokardium
10
1) Masalah (problem). Diagnosis keperawatan merupakan pernyataan yang
menggambarkan perubahan status kesehatan klien.
2) Penyebab (etiology). Pernyataan etiology mencerminkan penyebab dari
masalah kesehatan klien yang memberi arah bagi terapi keperawatan.
Etiology tersebut terkait dengan aspek patofisiologis, psikososial, tingkah
laku, perubahan situasional gaya hidup, usia perkembangan, juga faktor
budaya dan lingkungan.
3) Data (sign dan symptom). Data diperoleh selama tahap pengkajian sebagai
bukti adanya masalah kesehatan pada klien. Data merupakan informasi yang
diperlukan untuk merusmuskan diagnosis keperawatan.
b. Perencanaan
Tahap perencanaan memberikan kesempatan kepada perawat, klien,
keluarga dan orang terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan
keperawatan guna mengatasi masalah klien. Tahap perencanaan dapat disebut
sebagai inti atau pokok dari proses keperawatan sebab perencanan merupakan
keputusan awal yang memberi arah bagi tujuan yang akan dicapai. Tahap
perencanaan ini memiliki beberapa tujuan yang penting diantaranya sebagai alat
komunikasi antara sesame perawat dan kesehatan lainnya. Unsur terpenting pada
tahap perencanaan ini adalah membuat prioritas urutan diagnosis perawatan,
merumuskan tujuan, merumuskan kriteria evaluasi, dan merumuskan intervensi
keperawatan.
c. Intervensi
Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan penulis rencanakan
kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan
klien dapat terpenuhi (Wilkinson, 2006). Suatu rencana keperawatan yang
disusun dengan baik dan diperbarui secara berkesinambungan merupakan
jaminan terbesar bahwa diagnosa keperawatan dan masalah-masalah kolaboratif
klien akan diatasi dan kebutuhan dasarnya akan dipenuhi (Smeltzer & Bare,
2010).
d. Implementasi Keperawatan
11
Fase implementasi dari proses keperawatan mengikuti rumusan dari rencana
keperawatan. Implementasi mengacu pada pelaksanaan rencana keperawatan
yang sudah disusun. Implementasi mencakup pelaksanaan intervensi
keperawatan yang ditujukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan dan
masalah-masalah kolaboratif klien serta memenuhi kebutuhan klien (Smeltzer &
Bare, 2010). Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi
keperawatan yang dibuat sebelumnya.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dan diarahkan
untuk menentukan respons pasien terhadap intervensi keperawatan dan sebatas
mana tujuan-tujuan sudah tercapai. Rencana keperawatan memberikan landasan
bagi evaluasi; diagnosa keperawatan, masalah-masalah kolaboratif, tujuan,
intervensi keperawatan, dan hasil yang di perkirakan memberikan panduan yang
spesifik yang menentukan fokus evaluasi (Smeltzer, 2001).
Bila tujuan tercapai sebagian atau bila tujuan tidak tercapai, dua simpulan
dapat ditarik :
1) Rencana asuhan mungkin perlu direvisi, karena masalah hanya
terselesaikan sebagian. Revisi perlu dilakukan selama fase pengkajian,
diagnosis, atau perencanaan, serta implementasi.
2) Rencana asuhan tidak perlu revisi, karena klien hanya membutuhkan
banyak waktu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
12
Untuk membuat keputusan ini, perawat harus mengkaji alasan tujuan
hanya tercapai sebagian termasuk apakah evaluasi dilakukan terlalu dini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah aterosklerosis berasal dari bahasa yunani , kata “ athere “ yang
berarti “ bubur “ atau “ lunak “ . Istilah ini menggambarkan penampilan kasar
dari bahan plak . Aterosklerosis adalah suatu proses panjang yang dimulai
jauh sebelum gejala dirasakan . Aterosklerosis sudah dimulai sejak usia anak-
anak , tetapi proses ini memerlukan waktu berahun – tahun sampai
terbentuknya suatu mature plaks yang bertanggung jawab terhadap gejala
klinis yang timbul dikemudia hari . Untungnya , sebagian besar plak pada
pembuluh darah koroner relative tidak berbahaya , plak ini hanya
mempersempit lumen pembuluh darah.
B. Saran
13
Makalah ini dapat sebagai sumber pembelajaran bagi penulisa serta
pembaca. Untuk itu apabila dalam pengkajian makalah ini terdapat kesalahan
atau kekurangan mohon dimaafkan serta memberikan kritikan agar bias
diperbaiki.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Web :
1) https://www.alodokter.com/aterosklerosis
2) http://perawatcerdassukses.blogspot.com/2015/05/asuhan-keperawatan-
aterosklerosis.html
Sumber Buku :
1) Handayani, W, dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien
dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
2) Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
3) Sarjadi. 2000. Patologi Umum dan Sistematik Vol.2. Jakarta: EGC
14
15