Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aterosklerosis adalah penyempitan dan penebalan arteri karena penumpukan
plak pada dinding arteri. Penumpukan plak tersebut terjadi saat lapisan sel pada
dinding dalam arteri (endothelium) yang bertugas menjaga kelancaran aliran darah
mengalami kerusakan.

Plak yang menyebabkan aterosklerosis terdiri dari kolesterol, zat lemak,


kalsium, dan fibrin (zat dalam darah). Plak dapat terbawa aliran darah hingga
menyebabkan penyumbatan atau membentuk bekuan darah pada permukaan plak.
Hal tersebut menyebabkan peredaran darah dan oksigen dari arteri ke organ tubuh
terhambat.

Meski digolongkan sebagai gangguan jantung, aterosklerosis sebenarnya dapat


terjadi pada arteri di bagian tubuh mana pun, seperti otak, ginjal, atau kaki, serta
dapat memicu masalah kesehatan di bagian-bagian tersebut.

Terjadinya aterosklerosis bisa berawal sejak masa anak-anak dan berkembang


terus secara perlahan. Gejala membahayakan baru muncul ketika usia penderita
mencapai 50 atau 60 tahun. Kendati demikian, penyakit ini dapat dihindari dan
diatasi dengan perubahan gaya hidup.

B. Tujuan
1) Tujuan Umum
Penulis mendapatkan pengalaman dalam penerapan asuhan keperawatan pada
anak dengan Aterosklerosis.
2) Tujuan Khusus
Penulis mengetahui dan mampu :
a) Pengertian Aterosklerosis.
b) Etiologi Aterosklerosis.
c) Patofisiologi Aterosklerosis.

1
d) Tanda dan Gejala Aterosklerosis.
e) Penatalaksanaan Aterosklerosis.
f) Komplikasi Aterosklerosis.

C. Manfaat
a) Sebagai bahan pembelajaran untuk penderita Aterosklerosis. agar lebih menjaga
kesehatannya.
b) Sebagai tambahan membuat asuhan keperawatan.
c) Sebagai sumber informasi untuk pembaca.

2
BAB II
KONSEP PENYAKIT

A. Konsep Dasar Aterosklerosis


a. Pengertian
Istilah aterosklerosis berasal dari bahasa yunani , kata “ athere “ yang berarti “
bubur “ atau “ lunak “ . Istilah ini menggambarkan penampilan kasar dari bahan
plak . Aterosklerosis adalah suatu proses panjang yang dimulai jauh sebelum gejala
dirasakan . Aterosklerosis sudah dimulai sejak usia anak-anak , tetapi proses ini
memerlukan waktu berahun – tahun sampai terbentuknya suatu mature plaks yang
bertanggung jawab terhadap gejala klinis yang timbul dikemudia hari . Untungnya ,
sebagian besar plak pada pembuluh darah koroner relative tidak berbahaya , plak ini
hanya mempersempit lumen pembuluh darah.

Jika pembuluh darah berkontriksi atau terjadi spasme , maka akan menyebabkan
angina pectoris yang merupakan penyakit “ jinak “ . Klien dengan angina dengan
tetap stabil dan hidup lama sepanjang plak yang dimiliki juga bersifat stabil atau
hanya berkembang perlahan-lahan . Penelitian menunjukkan bahwa stabilitas plak
sangat bertanggung pada komposisi dan kandungan sesuler plak itu sendiri .
Kolagen yang dihasilkan oleh sel otot polos menunjang stabilitas plak , sedangkan
lipid dan makrofag bersifat mendestabilisasi plak , sehingga membuat plak menjadi
lebih mudah hancur .

Koyaknya plak yang disertai thrombosis merupakan penyebab utama sindrom


koroner akut yang terdiri atas angina tidak stabil , infark myocardium , dan mati
mendadak . Oleh karena itu , perhatian dan penelitian harus lebih berfokus pada plak
aterosklerosis yang mudah koyak untuk mencegah terjadinya serangan jantung dan
meningkatnya kelangsungan hidup dengan penyakit jantung iskemik .

b. Etiologi

3
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari
aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan
bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul,
menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.

Setiap daerah penebalan yang biasa disebut plak aterosklerotik atau ateroma,
terisi dengan bahan lembut seperti keju yang mengandung sejumlah bahan lemak,
terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa
tersebar di dalam arteri sedang dan juga arteri besar, tetapi biasanya mereka
terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini
menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk
ateroma.

Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena


ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma
mengumpulkan endapan kalsium, sehingga  ateroma menjadi rapuh dan bisa pecah.
Dan kemudian darah bisa masuk ke dalam ateroma yang telah pecah, sehingga
ateroma akan menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri.

Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu 
pembentukan bekuan darah atau trombus. Selanjutnya bekuan ini akan
mempersempit bahkan menyumbat arteri, dan bekuan darah tersebut akan terlepas
dan mengalir bersama aliran darah sehingga menyebabkan sumbatan di tempat lain
(emboli).

Salah satu gambaran yang paling nyata dari aterosklerosis adalah luas perbedaan
dalam beratnya distribusi lesi antara individu , bahkan dalam kelompok populasi
yang sama . Selama berabad-abad spesialis patologi berdebat tentang sebab-sebab
ateroma . Banyak factor yang meningkatkan risiko setiap individu untuk menderita

4
ateroma yang berat atau premature , tetapi beberapa penderita tidak menunjukkan
secara jelas factor resiko nya . Insiden aterosklerosis meningkat sesuai dengan
umur . Penyakit ini jarang ditemukan pada wanita sebelum menopause . Hipertensi ,
naikknya kadar LDL-kolesterol dan diabetes merupakan factor risiko yang penting
pada pria dan wanita , sedangkan merokok signifikan untuk pria yang lebih muda .
Faktor risiko yang kurang penting ialah obesitas , kondisi social ekonomi yang
rendah dan gaya hidup yang banyak duduk .

Ada beberapa resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis yaitu:

1. kadar kolesterol darah : Ini termasuk kolesterol LDL tinggi (kadang-kadang


disebut kolesterol jahat) dan kolesterol HDL rendah (kadang-kadang disebut
kolesterol baik).
2. Tekanan darah tinggi : Tekanan darah dianggap tinggi jika tetap pada atau di
atas 140/90 mmHg selama periode waktu.
3. Merokok : Ini bisa merusak dan mengencangkan pembuluh darah, meningkatkan
kadar kolesterol, dan meningkatkan tekanan darah - merokok juga tidak
memungkinkan oksigen yang cukup untuk mencapai jaringan tubuh.
4. Resistensi insulin : Insulin adalah hormon yang membantu memindahkan darah
gula ke dalam sel di mana itu digunakan dan resistensi insulin terjadi ketika
tubuh tidak dapat menggunakan insulin sendiri dengan benar.
5. Diabetes : Ini adalah penyakit di mana tingkat gula darah tubuh tinggi karena
tubuh tidak membuat cukup insulin atau tidak menggunakan insulin dengan
benar.
6. Kegemukan atau obesitas : Kegemukan adalah memiliki berat badan ekstra dari
otot, tulang, lemak, dan / atau air - obesitas adalah memiliki jumlah tinggi lemak
tubuh ekstra.
7. Kurangnya aktivitas fisik : Kurangnya aktivitas dapat memperburuk faktor risiko
lain untuk aterosklerosis.
8. Umur : Sebagai usia tubuh meningkatkan risiko aterosklerosis dan atau gaya
hidup faktor genetik menyebabkan plak untuk secara bertahap membangun di
arteri - pada pertengahan usia atau lebih, plak cukup telah membangun

5
menyebabkan tanda-tanda atau gejala, pada pria, risiko meningkat setelah usia
45, sedangkan pada wanita, risiko meningkat setelah usia 55.
9. Riwayat keluarga penyakit jantung dini ; Risiko aterosklerosis meningkat jika
ayah atau saudara laki-laki didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum usia 55
tahun, atau jika ibu atau saudara perempuan didiagnosis dengan penyakit
jantung sebelum usia 65 tahun tetapi meskipun usia dan riwayat keluarga
penyakit jantung dini faktor risiko, itu tidak berarti bahwa Anda akan
mengembangkan atherosclerosis jika Anda memiliki satu atau keduanya.
Membuat perubahan gaya hidup dan / atau mengambil obat-obatan untuk
mengobati faktor risiko lainnya seringkali dapat mengurangi pengaruh genetik
dan mencegah aterosklerosis dari berkembang, bahkan pada orang dewasa yang
lebih tua.

c. Patofisiologi
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri
besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi
nutrient oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah
dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh
darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi
jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah
terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung
terjadi pembentukan bekuan darah. Halini menjelaskan bagaimana terjadinya
koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan
komplikasi tersering aterosklerosis.

Berbagai teori mengenai bagaimana lesi aterosklerosis terjadi telah


diajukan,tetapi tidak satu pun yang terbukti secara meyakinkan. Mekanisme yang
mungkin, adalah pembentukan thrombus pada permukaan plak; danpenimbunan
lipid terus menerus. Bila fibrosa pembungkus plak pecah, maka febris lipid akan

6
terhanyut dalam aliran darah dan menyumbat arteri dan kapiler di sebelah distal plak
yang pecah.

Struktur anatomi arteri koroner membuatnya rentan terhadap mekanisme


aterosklerosis. Arteri tersebut terpilin dan berkelok-kelok saat memasuki jantung,
menimbulkan kondisi yang rentan untuk terbentuknya ateroma.

d. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala klinis akibat aterosklerosis tergantung pada organ atau jaringan
yang terkena. Aterosklerosis koroner (penyakit jantung), angina dan infark
miokardium dibahas tersendiri oleh kelompok lain. Bila mengenai otak dapat
menyebabkan penyakit serebrovaskuler seperti iskemia serebral transien atau TIA
dan stroke. Pada aorta dan lesi aterosklerotik pada ekstremitas juga dapat terjadi.
Bila terjadi oklusi atau sumbatan pada arteri perifer maka akan timbul gejala seperti

7
nyeri saat aktifitas dan hilang saat istirahat (klaudisio intermiten), nyeri yang terus
menerus (saat istirahat) dapat terjadi jika oklusi semakin berat dan terjadi iskemia
kronis. Perubahan warna kulit seperti menjadi pucat atau sianosis dan pada palpasi
terasa dingin. Akibat suplai nutrisi yang kurang akan terjadi tanda-tanda hilangnya
rambut, kuku rapuh, kulit kering dan bersisik, atropi dan ulserasi. Bisa juga terjadi
edema bilateral atau unilateral akibat posisi ekstremitas yang terlalu lama
menggantung.

Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi
pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen. Yang khas gejala
aterosklerosis timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri
oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan.Tetapi jika penyumbatan terjadi
secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri ) maka gejalanya
akan timbul secara mendadak.

e. Penatalaksanaan

Penangan aterosklerosis dapat dilakukan melalui tiga hal, yaitu perubahan


gaya hidup, obat-obatan, serta prosedur operasi. Perubahan gaya hidup sehari-
hari merupakan hal utama yang perlu dilakukan. Penderita dianjurkan untuk
lebih sering berolahraga guna meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh
darah, serta mengurangi konsumsi makanan dengan kadar lemak dan kolesterol
yang tinggi.

Selain perubahan gaya hidup, pemberian obat-obatan juga penting untuk


mencegah arterosklerosis bertambah buruk. Di antaranya adalah:

1) Obat untuk pencegah pembekuan darah yang menghambat arteri. Obat


yang mungkin diberikan adalah antiplatelet dan antikoagulan, seperti
aspirin.
2) Obat penurun tekanan darah. Obat yang mungkin diberikan adalah
penghambat beta (beta blockers), penghambat kanal kalsium (calcium
channel blockers), dan diuretik guna meningkatkan laju urin

8
3) Obat penurun kadar kolesterol jahat (LDL), seperti misalnya statin dan
asam fibrat.

4) Obat penghambat enzim angiostensin (ACE inhibitors). Obat ini dapat


meredakan perkembangan aterosklerosis dengan menurunkan tekanan
darah dan mencegah penyempitan arteri.

5) Obat-obatan lain untuk mengendalikan kondisi medis yang menyebabkan


terjadinya aterosklerosis, misalnya obat diabetes.

Pada kasus aterosklerosis parah, prosedur operasi perlu dilaksanakan. Di


antaranya adalah:

1) Operasi bypass, untuk mengatasi penyumbatan atau penyempitan arteri.


Operasi ini dilakukan dengan cara memintas pembuluh darah yang
tersumbat  dengan menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh lain
atau selang berbahan sintetis agar darah tetap mengalir.
2) Terapi fibrinolitik untuk mengatasi penyumbatan arteri akibat
pembekuan darah.

3) Pemasangan tabung (stent) dan angioplasty. Tujuan prosedur ini sama


dengan operasi bypass, yaitu untuk mengatasi penyempitan atau
penyumbatan arteri. Dalam prosedur ini, dokter akan memasang dua
buah kateter dan tabung kecil agar arteri tetap terbuka.

4) Endarterektomi untuk membuang simpanan lemak pada dinding arteri


yang menyempit.

5) Arterektomi untuk membuang plak dan arteri.

f. Komplikasi
1. Perdarahan dalam plak
2. Sobeknya plak atau fisur
3. Terbentuknya thrombus
4. Terbentuknya aneurisma

9
5. Tromboemboli
6. Angina pectoris
7. Gagal jantung kongestif
8. Infark miokardium

g. Acute respiratory distress syndrome (ARDS)


h. 2. Penurunan fungsi ginjal
i. 3. Gangguan susunan saraf pusat
j. 4. Gangguan hati
k. 5. Ulserasi mukosa gastrointestinal : perdarahan
l. 6. Peningkatan enzyme jantung : ischemia, aritmia
m. Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
n. 2. Penurunan fungsi ginjal
o. 3. Gangguan susunan saraf pusat
p. 4. Gangguan hati
q. 5. Ulserasi mukosa gastrointestinal : perdarahan
r. 6. Peningkatan enzyme jantung : ischemia, aritmia
s. Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
t. 2. Penurunan fungsi ginjal
u. 3. Gangguan susunan saraf pusat
v. 4. Gangguan hati
w. 5. Ulserasi mukosa gastrointestinal : perdarahan
x. 6. Peningkatan enzyme jantung : ischemia, aritmia
y. Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
z. 2. Penurunan fungsi ginjal
aa. 3. Gangguan susunan saraf pusat
bb. 4. Gangguan hati
cc. 5. Ulserasi mukosa gastrointestinal : perdarahan
dd. 6. Peningkatan enzyme jantung : ischemia, aritmia
B. Konsep asuhan keperawatan
a. Diagnosis
Diagnosis keperawatan adalah penyataan yang dibuat perawat profesional
yang memberi gambaran tentang masalah status kesehatan klien, baik aktual
maupun potensial, yang ditetapkan berdasarakan analisis dan interpretasi data
hasil pengkajian. Pernyataan diagnosis keperawatan harus jelas, singkat dan
lugas terkait masalah kesehatan klien berikut peyebabnya yang dapat diatasi
melalui tindakan keperawatan. Diagnosis keperawatan berfungsi untuk
mengidentifikasi, memfokuskan, dan memecahkan masalah keperawatan klien
seacra spesifik. Komponen-komponen dalam pernyataan diagnosis keperawatan
meliputi masalah(problem), penyebab (etiology), dan data (sign and symptom).

10
1) Masalah (problem). Diagnosis keperawatan merupakan pernyataan yang
menggambarkan perubahan status kesehatan klien.
2) Penyebab (etiology). Pernyataan etiology mencerminkan penyebab dari
masalah kesehatan klien yang memberi arah bagi terapi keperawatan.
Etiology tersebut terkait dengan aspek patofisiologis, psikososial, tingkah
laku, perubahan situasional gaya hidup, usia perkembangan, juga faktor
budaya dan lingkungan.
3) Data (sign dan symptom). Data diperoleh selama tahap pengkajian sebagai
bukti adanya masalah kesehatan pada klien. Data merupakan informasi yang
diperlukan untuk merusmuskan diagnosis keperawatan.

b. Perencanaan
Tahap perencanaan memberikan kesempatan kepada perawat, klien,
keluarga dan orang terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan
keperawatan guna mengatasi masalah klien. Tahap perencanaan dapat disebut
sebagai inti atau pokok dari proses keperawatan sebab perencanan merupakan
keputusan awal yang memberi arah bagi tujuan yang akan dicapai. Tahap
perencanaan ini memiliki beberapa tujuan yang penting diantaranya sebagai alat
komunikasi antara sesame perawat dan kesehatan lainnya. Unsur terpenting pada
tahap perencanaan ini adalah membuat prioritas urutan diagnosis perawatan,
merumuskan tujuan, merumuskan kriteria evaluasi, dan merumuskan intervensi
keperawatan.

c. Intervensi
Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan penulis rencanakan
kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan
klien dapat terpenuhi (Wilkinson, 2006). Suatu rencana keperawatan yang
disusun dengan baik dan diperbarui secara berkesinambungan merupakan
jaminan terbesar bahwa diagnosa keperawatan dan masalah-masalah kolaboratif
klien akan diatasi dan kebutuhan dasarnya akan dipenuhi (Smeltzer & Bare,
2010).

d. Implementasi Keperawatan

11
Fase implementasi dari proses keperawatan mengikuti rumusan dari rencana
keperawatan. Implementasi mengacu pada pelaksanaan rencana keperawatan
yang sudah disusun. Implementasi mencakup pelaksanaan intervensi
keperawatan yang ditujukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan dan
masalah-masalah kolaboratif klien serta memenuhi kebutuhan klien (Smeltzer &
Bare, 2010). Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi
keperawatan yang dibuat sebelumnya.

e. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dan diarahkan
untuk menentukan respons pasien terhadap intervensi keperawatan dan sebatas
mana tujuan-tujuan sudah tercapai. Rencana keperawatan memberikan landasan
bagi evaluasi; diagnosa keperawatan, masalah-masalah kolaboratif, tujuan,
intervensi keperawatan, dan hasil yang di perkirakan memberikan panduan yang
spesifik yang menentukan fokus evaluasi (Smeltzer, 2001).

Menurut (Doenges, 2009) ketika menentukan apakah tujuan telah tercapai,


perawat dapat menarik satu dari tiga kemungkinan simpulan :

1) Tujuan tercapai ; yaitu, respons klien sama dengan hasil yang


diharapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian ; yaitu, tujuan jangka pendek tercapai, tetapi
tujuan jangka panjang tidak tercapai, atau hasil yang diharapkan hanya
sebagian yang berhasil dicapai.
3) Tujuan tidak tercapai.

Bila tujuan tercapai sebagian atau bila tujuan tidak tercapai, dua simpulan
dapat ditarik :
1) Rencana asuhan mungkin perlu direvisi, karena masalah hanya
terselesaikan sebagian. Revisi perlu dilakukan selama fase pengkajian,
diagnosis, atau perencanaan, serta implementasi.
2) Rencana asuhan tidak perlu revisi, karena klien hanya membutuhkan
banyak waktu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

12
Untuk membuat keputusan ini, perawat harus mengkaji alasan tujuan
hanya tercapai sebagian termasuk apakah evaluasi dilakukan terlalu dini.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah aterosklerosis berasal dari bahasa yunani , kata “ athere “ yang
berarti “ bubur “ atau “ lunak “ . Istilah ini menggambarkan penampilan kasar
dari bahan plak . Aterosklerosis adalah suatu proses panjang yang dimulai
jauh sebelum gejala dirasakan . Aterosklerosis sudah dimulai sejak usia anak-
anak , tetapi proses ini memerlukan waktu berahun – tahun sampai
terbentuknya suatu mature plaks yang bertanggung jawab terhadap gejala
klinis yang timbul dikemudia hari . Untungnya , sebagian besar plak pada
pembuluh darah koroner relative tidak berbahaya , plak ini hanya
mempersempit lumen pembuluh darah.

B. Saran

13
Makalah ini dapat sebagai sumber pembelajaran bagi penulisa serta
pembaca. Untuk itu apabila dalam pengkajian makalah ini terdapat kesalahan
atau kekurangan mohon dimaafkan serta memberikan kritikan agar bias
diperbaiki.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Web :
1) https://www.alodokter.com/aterosklerosis
2) http://perawatcerdassukses.blogspot.com/2015/05/asuhan-keperawatan-
aterosklerosis.html
Sumber Buku :
1) Handayani, W, dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien
dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
2) Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
3) Sarjadi. 2000. Patologi Umum dan Sistematik Vol.2. Jakarta: EGC

14
15

Anda mungkin juga menyukai