Anda di halaman 1dari 9

Menurut O’Sullivan, dkk:

Penggunaan Low De Taping akan mengurangi pronasi rearfoot yang


membatasi pergerakan rearfoot

Menurut The Saxelby, dkk:


Low-Dye Taping tidak mengurangi pronasi kaki, tetapi dapat
mengurangi tekanan pada plantar fascia. Kekuatan yang dihasilkan
selama pronasi dan supinasi akan meningkatkan tekanan pada
plantar fascia. Harus ada keseimbangan antara pronasi dan supinasi.
Ketidakseimbangan akan menyebabkan disfungsi kaki.
Kecepatan Berjalan Sebelum dan Setelah
Perawatan

Kecepatan berjalan adalah penilaian objektif fungsi ekstremitas bawah


pada penyakit muskuloskeletal dimana subjek menghitung kecepatan
dengan berjalan santai dan diukur menggunakan stopwatch.

Nilai kecepatan diperoleh dengan membagi jarak dengan waktu. Rata-rata


kecepatan normal adalah 80 meter/menit (11,25 meter/15 detik).

Kriteria ekslusi pada penelitian: bila ditemukan luka/cedera dikaki,


abnormalitas/deformitas pada sendi di ekstremitas bawah, gangguan
kardiorespirasi, penyakit neuromuskuler, atau gangguan kognitif. Semua
hal-hal ini akan mempengaruhi kemampuan berjalan.
Perbandingan kecepatan berjalan pada kedua kelompok bernilai signifikan
(p<0,003) pada kunjungan pertama (sebelum perawatan), yaitu 1 m/detik
pada taping dan 0,8 m/detik pada non taping. Hal ini dapat terjadi karena
usia rata-rata dalam kelompok taping adalah 43 tahun, lebih muda
daripada kelompok non-taping yaitu 52 tahun.

Kemampuan berjalan bervariasi dipengaruhi oleh beberapa faktor,


termasuk usia, tinggi dan berat badan.
Perubahan kecepatan berjalan di kedua kelompok berbeda secara
signifikan pada kunjungan kedua setelah perawatan (p<0,004) dan
berlanjut sampai hari terakhir evaluasi. Tetapi pola perubahan dalam
kecepatan berjalan antar kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan
(p= 0,086).

Dari analisis multifariat pengukuran ulang, kecepatan berjalan di masing-


masing kelompok meningkat secara signifikan (p<0,001). Tetapi
peningkatan kecepatan berjalan antara kedua kelompok tidak signifikan
(p=0,233) ini karena kecepatan berjalan tidak hanya dipengaruhi seperti
usia, jenis kelamin, tingkat kebugaran fisik tinggi, berat badan dan
kelainan tungkai.
Dalam penelitian ini, jumlah pria dan wanita adalah sama antara kedua
kelompok (p= 1.000), jadi hal ini bukan faktor yang menggangu dalam
pengukuran kecepatan berjalan. Karena secara teori, ada perbedaan nilai
kecepatan berjalan pada pria dan wanita, dimana wanita memiliki
kecepatan berjalan lebih lambat, panjang langkah lebih pendek dan irama
lebih cepat daripada pria. Ini karena ada perbedaan antropometri pria dan
wanita
Usia juga memiliki karakteristik homogen dalam penelitian ini (p<0,092).
Schimpl, dkk dalam sebuah penelitian yang menilai parameter berjalan
menggunakan accelerometry menemukan hubungan antara usia dan
kecepatan berjalan dimana ada perbedaan signifikan 1,2 menit (p<0,001)
saat berlari sejauh 1 km pada usia <30 tahun, usia >60 tahun pada subyek
sehat.
Penelitian ini tidak membahas kebugaran fisik dan kelainan tungkai bawah
seperti telapak kaki rata. Hal tersebut merupakan batasan penelitian,
karena akan mempengaruhi kecepatan berjalan.

Irving, dkk menyatakan adanya hubungan antara plantar fasciitis dan


pronasi kaki. Pada saat kaki dalam posisi pronasi, tekanan pada plantar
fascia meningkat. Penelitiannya juga menemukan hubungan antara indeks
massa tubuh dan plantar fasciitis dimana semakin besar indeks massa
tubuh semakin besar kemungkinan plantar fasciitis. Peningkatan indeks
massa tubuh yang meningkatkan tahanan vertical di bawah tumit selama
berjalan yang menyebabkan kerusakan pada struktur jaringan.
Penelitian ini adalah studi pertama yang menggunakan kecepatan berjalan
pada jarak 15 meter untuk pengukuran fungsi ekstremitas bawah pada
plantar fasciitis secara objektif. Studi lain menilai peningkatan fungsi
sebagai kemanjuran terapeutik. Radford, dkk mengevaluasi fungsi kaki
pada pasien dengan plantar fascitis menggunakan Foot Health Status
Quetionnaire dan tidak ditemukan perbedaan signifikan dalam nilai rata-rata
sebelum dan setelah penggunaan Low-Dye Taping selama 1 minggu.
Hyland, dkk mengevaluasi aktivitas fungsioal orang dengan plantar fascitis
dengan menggunakan skala fungsional spesifik pasien (PSFS) sebelum
dan setelah minggu terapi. Terapi dibagi menajadi 3 kelompok: stretching,
calcaneal taping dan sham taping menemukan bahwa walaupun tidak
ditemukan nilai signifikan sebelum dan sesudah terapi, tetapi nilai yang
lebih baik diperoleh pada calcaneal taping.

Anda mungkin juga menyukai