SKIZOFRENIA PARANOID
DINI FADHILAH
IRENE DEVIA A
OKTAVIANI SOEKAMTI
SITI JUHRIAH
YULIF MAULIDIA
3A Keperawatan
S1 ILMU KEPERAWATAN
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat
rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul
“SKIZOFRENIA PARANOID”.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak sekali mendapat bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Dan pada kesempatan kali ini, penulis menghaturkan terima kasih
yang tulus kepada Dosen Pengampu, teman-teman dan semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karenanya penulis memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Tak lupa, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi perbaikan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat serta menambah
pengetahuan dan wawasan, baik penulis pada khususnya, serta bagi para pembaca sekalian
pada umumnya. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3
BAB I ........................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
2.1 TUJUAN ................................................................................................................................. 5
BAB II ....................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 6
2.1. Konsep Dasar Skizofrenia Paranoid ............................................................................................ 6
A. Definisi Skizofrenia paranoid ................................................................................................. 6
B. Gejala Skizofrenia Paranoid.................................................................................................... 6
C. Penyebab Skizofrenia Paranoid .............................................................................................. 9
D. Diagnosis Skizofrenia Paranoid .............................................................................................. 9
E. Pengobatan Skizofrenia......................................................................................................... 10
F. Komplikasi Skizofrenia Paranoid ......................................................................................... 12
BAB III .................................................................................................................................................... 13
PENUTUP ............................................................................................................................................... 13
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah suatu kondisi yang bukan hanya bebas dari penyakit, cacat,
kelemahan tapi benar-benar merupakan kondisi positif dan kesejahteraan fisik, mental
dan sosial yang memungkinkan untuk hidup produtif. Manusia adalah makhluk sosial
yang membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, individu dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya agar segala
kebutuhannya dapat terpenuhi tingkat sosial di masyarakat lebih tinggi. Hal ini
merupakan dambaan setiap manusia ( Dep Kes RI. 2000 ).
Salah satu bentuk gangguan jiwa yang terdapat di seluruh dunia adalah gangguan
jiwa skizofrenia. Skizofrenia berasal dari dua kata “Skizo” yang artinya retak atau pecah
(spilit), dan “frenia” yang artinya jiwa. Dengan demikian seseorang yang menderita
gangguan jiwa Skizofernia adalah orang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan
kepribadian (splittingof of personality).
Stigma sosial telah diidentifikasi sebagai suatu hambatan yang besar dalam
pemulihan pasien dengan skizofrenia. Dalam sampel, besar wakil dari sebuah studi tahun
1999, 12,8% orang Amerika percaya bahwa individu dengan skizofrenia adalah "sangat
mungkin" untuk melakukan sesuatu kekerasan terhadap orang lain, dan 48,1%
mengatakan bahwa mereka "agak mungkin". Lebih dari 74% mengatakan bahwa orang
dengan skizofrenia yang baik "tidak sangat mampu" atau "tidak mampu sama sekali"
untuk membuat keputusan tentang pengobatan mereka, dan 70,2% mengatakan hal yang
sama dari keputusan manajemen uang. Persepsi individu dengan psikosis sebagai
kekerasan memiliki lebih dari dua kali lipat dalam prevalensi sejak tahun 1950, menurut
salah satu meta-analisis.
2.1 TUJUAN
PEMBAHASAN
Delusi, halusinasi, serta perilaku dan bicara kacau digolongkan menjadi gejala
positif pada penderita skizofrenia. Selain gejala positif, penderita skizofrenia juga
dapat mengalami gejala negatif (negative symptoms), di antaranya:
E. Pengobatan Skizofrenia
Pengobatan skizofrenia paranoid memerlukan kombinasi dari berbagai bidang,
seperti dokter, terutama psikiater, perawat, pekerja sosial, dan konselor atau terapis.
Integrasi pengobatan pasien skizofrenia paranoid ini bertujuan agar pengobatan
jangka panjang pasien dapat berjalan dengan baik dan sukses. Pengobatan dan
perawatan pasien skizofrenia dapat dilakukan di rumah. Akan tetapi, jika gejala
skizofrenia yang muncul tidak terkontrol dengan obat-obatan yang rutin dikonsumsi
dan dianggap membahayakan, pasien dapat dirawat di rumah sakit.
Pasien umumnya diberikan obat-obatan antispikotik untuk meredakan gejala-
gejala skizofrenia seperti delusi dan halusinasi. Dokter akan memantau efektivitas
obat-obatan antipsikotik beserta dosisnya dalam meredakan gejala skizofrenia pada
pasien. Perlu diketahui, obat antipsikotik yang diberikan tidak langsung bekerja,
membutuhkan waktu sekitar 3-6 minggu untuk melihat efeknya. Terkadang, bahkan
dapat mencapai 12 minggu.
Belum ada penelitian yang mengatakan pilihan obat antipsikotik yang paling
tepat untuk skizofrenia. Selain efektivitas, perlu dipertimbangkan efek samping yang
mungkin timbul akibat konsumsi antipsikotik. Obat antipsikotik yang saat ini
digunakan dibedakan menjadi obat antipsikotik generasi pertama (tipikal) dan
antipsikotik generasi kedua (atipikal). Obat antipsikotik generasi pertama yang dapat
diberikan kepada pasien skizofrenia paranoid, antara lain adalah:
1. Chlorpromazine.
2. Haloperidol.
3. Fluphenazine.
4. Perphenazine.
5. Trifluoperazine.
Efek samping yang dapat timbul dari obat-obatan antipsikotik generasi
pertama yang sering terjadi adalah:
1. Mulut kering.
2. Kaku.
3. Pergerakan menjadi lambat.
4. Otot lemas.
5. Tremor.
6. Gerakan berulang.
7. Gerakan tidak terkontrol.
1. Clozapine.
2. Asenapine.
3. Paliperidone.
4. Olanazapine.
5. Risperidone.
6. Quetiapine.
Beberapa hal lain yang dianjurkan untuk dilakukan oleh penderita skizofrenia
adalah:
1. Tidur dengan cukup. Kurang tidur dapat memperparah gejala paranoid, delusi,
dan halusinasi pada penderita skizofrenia.
2. Olahraga teratur. Olahraga juga dapat meningkatkan serotonin dalam tubuh
yang memicu perasaan senang pada penderita.
3. Mengatur tingkat stres. Sebaiknya hindari situasi yang meningkatkan stres dan
kecemasan. Luangkan waktu untuk berelaksasi, seperti membaca buku,
berjalan-jalan, dan meditasi.
4. Menjaga interaksi sosial dan mengikuti aktivitas yang melibatkan banyak
orang. Aktivitas yang melibatkan banyak orang dapat menghindarkan
perasaan terisolasi pada penderita skizofrenia dan mencegah gejala makin
memburuk.
5. Menghindari merokok, minum alkohol, atau mengonsumsi obat-obatan
terlarang.
Selain itu, penderita skizofrenia paranoid yang tidak ditangani dengan baik
memiliki risiko tinggi untuk menjadi pengangguran atau bahkan gelandangan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan gangguan proses berpikir
dan tanggapan emosi yang lemah. Keadaan ini pada umumnya diejawantahkan dalam
bentuk halusinasi pendengaran, paranoia atau waham yang ganjil, atau cara berbicara dan
berpikir yang kacau, dan disertai dengan disfungsi sosial dan pekerjaan yang signifikan.
Maslim, Rudi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa ( Rujukan Ringkas dari PPDGJ-
III). Jakarta : PT. Nuh Jaya.
http://www.tumblr.com/tagged/katarsis
http://id.wikipedia.org/wiki/Paranoid
http://id.wikipedia.org/wiki/Skizofrenia
http://ilmugreen.blogspot.com/2012/06/skizofrenia-paranoid.html
http://pus2007.blogspot.com/2012/03/terapi-efektif-untuk-skizofrenia.html