Skizofrenia
(F.20)
Disusun Oleh :
Khairannisa
Kintan Ayu Fannissa
Zulfa Nur Hanifah
Pembimbing :
dr. Andriza, Sp.KJ
Karena atas rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan referat yang
berjudul “Skizofrenia F.20” Penulis menyusun referat ini untuk memahami lebih
dalam mengenai gangguan proses berfikir, gangguan emosi, gangguan minat, dan
gejala sekunder berupa waham dan halusinasi. Serta sebagai salah satu syarat
Universitas Riau - Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru dr. Andriza, Sp.KJ atas
Penulis sadar pembuatan referat ini memiliki kekurangan. Saran dan kritik
semoga referat ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua .
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI….…………………………………………………………………..iii
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
1.3 Metode Penelitian......................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
2.1 Definisi......................................................................................................4
2.2 Epidemiologi.............................................................................................5
2.3 Etiologi....................................................................................................5
2.4 Patogenesis................................................................................................8
2.5 Klasifikasi..................................................................................................9
2.6 Gejala......................................................................................................12
2.7 Diagnosis.................................................................................................15
2.8 Penatalaksanaan......................................................................................18
BAB III..................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan..............................................................................................20
3.2 Saran........................................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
munculnya gangguan pikiran, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh pada
seumur hidup dikarenakan penyakit ini muncul dari banyak faktor, dengan
komperhensif. Hal ini dipengaruhi oleh respon yang berbeda pada setiap
prodromal (awal sakit), fase aktif, dan fase residual (sisa). Fase
prodormal akan timbul gejala-gejala non spesifik yang lamanya bisa
minggu, bulan ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset psikotik
fungsi perawatan diri. Fase selanjutnya yaitu fase aktif dimana gejala
waham, halusinasi disertai gangguan afek. Fase aktif akan diikuti oleh
fase residual dengan gejala-gejala fase ini sama dengan fase prodromal
skizofrenia.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
logis, persepsi dan perhatian yang keliru afek yang datar atau tidak sesuai,
pasien skizofrenia menarik diri dari orang lain dan kenyataan, sering kali
sekitar 50%.7
3
2.2 Epidemiologi
angka ini sudah meningkat menjadi 1-3% populasi umum. Efek kepadatan
2.3 Etiologi
kausa yang heterogen, tapi dengan gejala perilaku yang sedikit banyak yang
serupa. Belum ditemukan etiologi yang pasti mengenai skizofrenia, tetapi hasil
Secara biologi, tidak ada gangguan fungsional dan struktur yang patognomonik
yang ditemukan pada penderita skizofrenia. Gangguan organik dapat terlihat pada
sub populasi pasien. Gangguan yang paling banyak dijumpai yaitu pelebaran
ventrikel 3 dan lateral yang stabil dan terkadang sudah terlihat sebelum awitan
penyakit, atrofi bilateral lobus temporal medial dan lebih spesifik pada girus
4
parahipocampus, hipocampus dan amygdala, disorientasi spasial sel piramid
penelitian melaporkan bahwa semua perubahan ini statis dan telah dibawa sejak
sebagai antagonis reseptor dopamin tipe 2 (D2). Kedua, obat yang meningkatkan
tersebut. Jalur dopamin di otak yang terlibat juga tidak dirinci dalam teori ini,
meski jalur mesokortikal dan mesolimbik paling sering disebut. Peran signifikan
tingkat keparahan gejala yang timbul pada pasien. Penurunan asam homovalinat
5
Skizofrenia mempunyai komponen yang diturunkan secara bermakna,
peneliti mengidentifikasi suatu cara komunikasi yang patologis dan aneh pada
dan sedikit tidak logis. Penelitian terbaru menyampaikan bahwa pola komunikasi
stress akan dapat memicu munculnya gejala skizofrenia. Stressor atau diathesis ini
6
2.4 Patogenesis
meliputi beberapa fase, dimulai dengan keadaan prodromal (awal sakit), fase aktif,
dan keadaan residual.8 Fase prodromal adalah tanda dan gejala awal suatu
penyakit. Pemahaman pada fase prodromal menjadi sangat penting untuk deteksi
dini, karena dapat memberi kesempatan atau peluang yang lebih besar untuk
kesembuhan yang lebih besar jika diberi terapi yang tepat. Tanda dan gejala
perilaku dan timbulnya minat baru yang tidak lazim. Gejala prodromal tersebut
dapat berlangsung beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum diagnosis pasti
waswas, tidak berani sendiri, takut keluar rumah, dan merasa diteror. Keluhan
somatik dapat berupa nyeri kepala, nyeri punggung, kelemahan dan gangguan
prodromal ini dapat terjadi dengan atau tanpa pencetus, misalnya trauma emosi,
Fase aktif skizofrenia ditandai dengan gangguan jiwa yang nyata secara
klinis yakni kekacauan alam pikir, perasaan dan perilaku. Penilaian pasien
terhadap realita mulai terganggu dan pemahaman dirinya buruk atau bahkan tidak
ada. Diagnosis pada pasien gangguan skizofrenia dapat ditegakkan pada fase aktif,
7
biasanya terdapat waham, halusinasi, hendaya penilaian realita, serta gangguan
alam pikiran, perasaan dan perilaku.8 Pada fase residual ditandai dengan
sisa, misalnya berupa penarikan diri, hendaya fungsi peran, perilaku aneh,
hendaya perawatan diri, afek tumpul afek datar, merasa mampu meramal atau
peristiwa yang belum terjadi, ide atau gagasan yang aneh, tidak masuk akal.8
2.5 Klasifikasi
a. Skizofrenia tipe paranoid ditandai dengan waham kejar (rasa menjadi korban
keagamaan yang berlebihan (fokus waham agama), atau perilaku agresif dan
bermusuhan.
b. Skizofrenia tipe tidak terorganisasi ditandai dengan afek datar atau afek yang
baik dalam bentuk tanpa gerakan atau aktivitas motorik yang berlebihan,
8
d. Skizofrenia tipe tidak dapat dibedakan ditandai dengan gejala-gejala
skizofrenia campuran (atau tipe lain) disertai gangguan pikiran, afek, dan
perilaku.
sebelumnya, tetapi saat ini tidak psikotik, menarik diri dari masyarakat, afek
hebefrenik, yaitu :
senang menyendiri.
9
c. Skizofrenia katatonik (F20.2) Pedoman diagnostik pada skizofrenia
stimuli eksternal).
terinci yaitu :
depresi pasca-skizofrenia.
mendominasi.
antara lain :
10
g. Skizofrenia simpleks (F20.6), pedoman diagnostik skizofrenia
2.6 Gejala
dan gejala negatif. Gejala positif diasosiasikan dengan onset akut sebagai respon
terhadap faktor pemicu dan erat kaitanya dengan adanya konflik. Gejala negatif
berhubungan dengan kerusakan ego yang mendasar.1 Pada gejala negatif terjadi
penurunan, pengurangan proses mental atau proses perilaku (behavior). Hal ini
dapat menganggu bagi pasien dan orang disekitarnya, berikut gejala negatif pada
penderita skizofrenia.
Gangguan dan emosi, pada skizofrenia berupa adanya kedangkalan afek dan
terhadap hal-hal yang penting untuk dirinya sendiri seperti keadaan keluarga
11
orang yang sama atau menangis, dan tertawa tentang suatu hal yang sama
(ambivalensi).10
Alogia, penderita sedikit saja berbicara dan jarang memulai percakapan dan
gerakannya miskin. Kalau dibiarkan akan duduk seorang diri, tidak bicara
perhatian, minat pada rekreasi. Pasien yang sosial tidak mempunyai teman
saja maka dapat dilihat adanya gerakan yang kurang luwes atau agak kaku,
stupor dimana pasien tidak menunjukkan pergerakan sam sekali dan dapat
lamanya pada pasien yang sudah menahun, hiperkinase yaitu pasien terus
12
Gejala positif ditandai dengan adanya sensasi oleh pasien, padahal tidak
ada yang merangsang atau mengkreasi sensasi tersebut. Dapat timbul pikiran yang
keyakinan yang salah pada pasien.Waham yang sering muncul pada pasien
2.7 Diagnosis
sebagai berikut :
a. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang sangat jelas (dan
jelas) :
1) Isi pikiran
berbeda;
13
Thought incertion or withdrawal yaitu isi pikiran yang
dan
antara mereka sendiri; atau jenis suara halusinasi lain yang berasal
14
4) Waham-waham menetap lainnya, yang menurut budaya setempat
manusia biasa.2
b. Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu
1) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai
terus menerus.2
4) Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons
15
kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
nonpsikotik prodromal).2
d. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri
2.8 Penatalaksanaan
skizofrenia yaitu golongan obat antipsikotik. Obat anti psikotik terbagi menjadi
yang mempunyai aksi seperti dopamin. Antipsikoti ini lebih efektif untuk
mengatasi gejala positif pada skizofrenia. berikut ini yang termasuk golongan obat
antipsikotik tipikal:11
16
d. Haloperidol dengan dosis harian 1-100 mg/hari.
mampu mengatasi gejala positif maupun negatif pada pasien skizofrenia. berikut
ini adalah daftar obat yang termasuk golongan obat antipsikotik atipikal :11
Terapi non farmakologi yang dapat dilakukan salah satunya adalah terapi
mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban
bagi keluarga atau masyarakat, pasien diupayakan untuk tidak menyendiri, tidak
melamun, banyak kegiatan dan kesibukan dan banyak bergaul. Terapi keagaman
kitab suci. Selain itu dapat juga melakukan terapi fisik berupa olahraga.12
17
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
utama dalam pikiran, emosi, perilaku, dan pikiran yang terganggu, dimana
berbagai pemikiran tidak saling berhubungan secara logis, persepsi dan perhatian
yang keliru afek yang datar atau tidak sesuai, dan berbagai gangguan aktifitas
motorik yang bizzare (perilaku aneh), pasien skizofrenia menarik diri dari orang
lain dan kenyataan, sering kali masuk ke dalam kehidupan fantasi yang penuh
kausa yang heterogen, tapi dengan gejala perilaku yang sedikit banyak yang
serupa. Belum ditemukan etiologi yang pasti mengenai skizofrenia, tetapi hasil
yaitu faktor biologi, biokimia, genetik, lingkunga keluarga maupun sosial, serta
Fase prodromal adalah tanda dan gejala awal suatu penyakit. Pemahaman
pada fase prodromal menjadi sangat penting untuk deteksi dini, karena dapat
memberi kesempatan atau peluang yang lebih besar untuk mencegah berlarutnya
jika diberi terapi yang tepat. Tanda dan gejala prodromal skizofrenia berupa
cemas, depresi, keluhan somatik, perubahan perilaku dan timbulnya minat baru
yang tidak lazim. Fase prodromal dapat berlanjut menjadi fase aktif dan fase
ngatif. Gejala positif diasosiasikan dengan onset akut sebagai respon terhadap
faktor pemicu dan erat kaitanya dengan adanya konflik. Gejala negatif berkaitan
erat dengan faktor biologis. Penegakan diagnosis skizofrenia dapat dilihat dari
skizofrenia.
terapi farmakologi juga harus diikuti dengan terapi non farmakologi. Terapi
nonfarmakologi ini berupa terapi psikososial, terapi keagamaan, dan terapi fisik.
3.2 Saran
sehingga dapat melakukan pencegahan dini yang tepat untuk mencegah dampak
yang terjadi. Penatalaksanaan yang tepat dan kepatuhan pasien dalam pengobatan
kedepannya.
19
DAFTAR PUSTAKA