Anda di halaman 1dari 4

IV.

Diagnosis dan Pencitraan Kehamilan Molar

Wanita yang mengalami kehamilan molar umumnya mengalami amenorea yang


awalnya dapat didiagnosis sebagai tanda kehamilan namun kemudian diikuti dengan
perdarahan ireguler baik yang bersifat spotting maupun profuse. Pada beberapa kasus,
kehamilan molar dapat ditandai dengan keluarnya jaringan mola secara spontan dari
vagina. Dari temuan klinis tersebut, umumnya klinisi akan melakukan pemeriksaan
sederhana seperti pemeriksaan β-HCG dan pemeriksaan ultrasonografi.1

Pencitraan Kehamilan Molar dengan Ultrasonografi

Pencitraan kehamilan molar/mola hidatidosa menggunakan ultrasonografi merupakan


pendekatan paling sederhana dan dianggap sebagai modalitas paling utama dalam
menegakkan kehamilan molar. Akan tetapi, tidak semua kasus dapat dikonfirmasi
sebagai mola hidatidosa pada tahap awal karena gambaran awal yang tidak spesifik
(umumnya molar komplit dapat didiagnosis dan dievakuasi paling cepat pada usia
kehamilan 8-12 minggu).1, 2 Mola hidatidosa sendiri dapat dibagi menjadi mola
komplit yang ditandai dengan perubahan vili plasenta menjadi vesikel mola tanpa
adanya jaringan janin, mola parsial yang ditandai dengan adanya sebagian jaringan
janin, dan mola invasif yang ditandai dengan invasi dari jaringan mola hingga ke
myometrium.3

Pada pencitraan ultrasonografi, kehamilan molar komplit memberikan gambaran


massa uterus yang ekogenik dengan sejumlah ruang kistik yang anekoik tetapi disertai
dengan tidak adanya gambaran janin atau gambaran amnion yang kosong. Massa
kistik tersebut berasal dari kista teka-lutein yang insidensinya rendah pada trimester
pertama kehamilan.3,4 Gambaran ini seringkali dideskripsikan sebagai snowstorm atau
gambaran sarang lebah (honeycomb).1,4

Gambar 1. Gambaran mola hidatidosa komplit dengan ruang kistik yang anekoik
menyerupai gambaran snowstorm1
Gambar 2. Gambaran mola hidatidosa komplit dengan massa uterus yang mengisi
rongga uteri disertai area kistik menyerupai gambaran honeycomb.2

Sementara itu, kehamilan molar inkomplit/parsial memberikan gambaran plasenta


yang menebal, multikistik, serta dan umumnya disertai janin atau jaringan dari janin.1
Secara makroskopis, janin yang terbentuk dapat menunjukkan anomali dan
pemeriksaan kromosom janin seringkali menunjukkan triploidi.3 Di luar dari itu,
gejala dan pemeriksaan biomarker β-HCG menunjukkan hasil yang serupa dengan
mola hidatidosa komplit.1,3

Gambar 3. Gambaran mola parsial dengan plasenta yang multikistik disertai janin.1

Mola hidatidosa invasif umumnya baru dapat ditemukan setelah dilakukan terminasi
kehamilan molar karena adanya gejala-gejala seperti pertumbuhan pascamola,
perdarahan vagina, massa pada uterus, dan kemungkinan metastasis. Pada
pemeriksaan ultrasonografi, didapatkan gambaran menyerupai tumor yang disertai
adanya kista molar.3

Gambar 4. Gambaran tumor pada uterus yang disertai dengan massa kistik pada
molar.3

Pencitraan Kehamilan Molar dengan CT Scan

CT Scan memiliki peran yang terbatas dalam mendiagnosis kehamilan molar,


penggunaannya lebih dispesifikkan pada evaluasi suspek keganasan atau evaluasi
metastasis pada penyakit neoplasma trofoblastik. Pada CT dengan kontras pada
kehamilan molar, dapat ditemukan gambaran hipoatenuasi relatif terhadap
myometrium. Selain itu, ovarium dapat terlihat membesar disertai dengan adanya
kista yang disertai dengan septa.5

Gambar 5. Gambaran CT scan pada kehamilan molar menunjukkan adanya area


hipoatenuasi pada uterus disertai dengan pembesaran ovarium bilateral.5

Pencitraan Kehamilan Molar dengan MRI


MRI seringkali digunakan untuk menilai mola invasif dengan invasi ke jaringan
uterus. Akan tetapi, gambaran MRI pun tidak memberikan gambaran spesifik pada
trimester pertama dengan hanya ditemukannya gambaran massa yang tidak
terlokalisasi dengan baik, dan dapat menginvasi myometrium. Umumnya massa ini
memberikan gambaran dengan intensitas yang lebih tinggi pada T2 dan intensitas
yang lebih rendah pada T1 dibandingkan dengan myometrium. Pada usia kehamilan
yang lebih besar, beberapa kista molar dapat terlihat di dalam massa endometrium.
Tampak pinggiran (rim) yang hipointensif yang meliputi massa.5

Gambar 6. Gambaran MRI T2 dengan potongan koronal menunjukkan massa yang


mengisi kavitas endometrium. Massa menunjukkan adanya intensitas yang lebih
tinggi dibandingkan myometrium.5

1Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al.
Williams Obstetrics. 24th Edition. New York: McGraw-Hill, 2014.

2Crum CP, Nucci MR, Howitt BE, Granter SR, Parast MM, Boyd TK, et al.
Diagnostic gynecologic and obstetric pathology, 3rd ed. Philadelphia: Elesevier;
2018.

3Kurjak A, Chervenak FA. Donald school textbook of ultrasound in obstetrics and


gynecology, 3rd ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher; 2011.

4 Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. 4th ed. Jakarta: PT Bina Pustaka; 2008.

5Shaaban AM, Rezvani M, Haroun RR, Kennedy AM, Elsayes KM, Olpin JD, et al.
Gestational trophoblastic disease: clinical and imaging features. RadioGraphics
2017;37(2):681-700.

Anda mungkin juga menyukai