FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR DESEMBER 2017
OLEH :
ANDI ALIFYA NURHIDAYATI
10542050413
PEMBIMBING:
dr. Iriani Bahar, M.Kes, Sp.Rad
2017
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 10542050413
Telah menyelesaikan tugas referat dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian
Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim
Segenap tahmid senantiasa tercurah kepada Sang Pemilik kehidupan yang Maha
Pengasih dan Penyayang atas segala limpahan Rahmat dan nikmatNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan refarat ini dengan lancar. Sholawat dan salam untuk Rasulullah Muhammad
SAW, sang pembawa cinta yang membimbing manusia menuju surga serta mengajarkan
kepada manusia untuk saling mengasihi.
Dalam Penyelesaian referat ini, peneliti ucapkan banyak terima kasih atas semua
bantuan,doa serta motivasinya kepada pihak yang ikut memberi andil dalam penyelesaian
refarat ini, terutama kepada dosen pembimbing dr. Iriani Bahar, M.Kes, Sp.Rad yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan pengarahan dan koreksi sampai
refarat ini selesai.
Penulis sadar bahwa penulisan ini sangat jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penulis berharap kepada para pembaca untuk memberi kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan refarat ini.
Demikian, semoga refarat ini bisa bermanfaat untuk penulis dan para pembaca, Insya
Allah, Amin.
3
ANEURISMA AORTA THORACALIS
A. PENDAHULUAN
Aneurisma aorta adalah pelebaran abnormal bagian aorta, dimana fungsi aorta sebagai
suplai arteri utama dan membawa darah kaya oksigen dari jantung ke organ tubuh dan
jaringan. Hal ini dapat terjadi di bagian atas aorta didada, yang dikenal sebagai aneurisma
aorta torakalis, atau di bagian bawah aorta di perut, yang dikenal sebagai aneurisma aorta
abdominalis. Karena pada aneursima memiliki daerah yang lemah pada dinding aorta,
mereka rentan terhadap ekspansi, robek atau diseksi di dalam dinding dan akhirnya pecah,
yang dapat menyebabkan pendarahan dan kematian dengan jumlah yang signifikan.
Deteksi dini, pengawasan dan terapi sangat penting dalam mencegah komplikasi seperti
Studi berbasis populasi, kejadian tahunan berkisar antara 6 kasus per 100.000 di
Inggris, sampai 9,1 per 100.000 pada wanita atau 16,3 per 100.000 pada pria di Swedia
yang disertakan diagnosis dan otopsi kesehatan nasional untuk semua kematian di luar
rumah sakit. 2
Terdapat beberapa teori mengenai patogenesis terjadinya aneurisma aorta antara lain
1) degradasi proteolitik dari dinding jaringan ikat aorta, 2) inflamasi dan respon imun, 3)
Aneurisma aorta torakalis ketika ukuran aorta mencapai >5cm untuk aorta ascendens
dan >6cm untuk aorta descendens. Ukuran aneurisma dapat diketahui dengan pemeriksaan
radiologi seperti Foto Thorax atau Chest Radiograph (CXR), Computed Tomography
aksial atau spiral (CT), magnetic resonance imaging (MRI), dan magnetic resonance
angiography (MRA) telah menjadi pemeriksaan yang sangat dianjurkan dalam evaluasi
4
dan perencanaan operasi pasien aneurisma aorta thoraks atau torakabdomen. Teknik CT
penilaian pada arteri interkostal, viseral, dan renal. Teknologi MRI dan MRA saat ini
terbatas pada trombus dan plak kalsifikasi yang tidak menonjol. Ekokardiografi mungkin
berguna sebelum operasi untuk menunjukkan fungsi ventrikel kiri dan kelainan katup
jantung bersamaan.2,3
5
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI AORTA
Aorta adalah pembuluh darah besar (main trunk) dari seluruh pembuluh darah
untuk kebutuhan nutrisi. Aorta terletak di bagian atas dari ventrikel, dimana diameternya
sekitar 3 cm, dan setelah naik (ascending) untuk jarak yang pendek, ia melengkung (arch)
ke belakang dan ke sisi kiri, tepat pada pangkal paru kiri, kemudian turun (descending)
dalam thorax pada sisi kiri kolumna vertebralis, masuk rongga abdomen lewat hiatus
diafragmatikus, dimana diameternya mulai berkurang (1,75 cm), setingkat dengan vertebra
lumbalis ke IV, kemudian bercabang menjadi arteri iliaca comunis dekstra dan sinistra.
Dari uraian diatas maka aorta dapat dipisahkan menjadi beberapa bagian: aorta ascenden,
arcus aorta, dan aorta descenden yang dibagi lagi menjadi aorta thoracica dan aorta
abdominalis.4
1. Aorta Ascenden
Aorta ascenden memiliki panjangnya sekitar 5 cm, menyusun bagian atas dari
basis ventrikel kiri, setinggi batas bawah kartilago kosta ke III dibelakang kiri
pertengahan sternum; aorta ascenden melintas keatas secara oblik, kedepan, dan
kekanan, searah aksis jantung, setinggi batas atas dari kartilago kosta ke II. Pada
pangkal asalnya, berlawanan dengan segmen valvula aortikus, terdapat tiga dilatasi
kecil disebut sinus aortikus. Saat pertemuan aorta ascenden dengan arcus aorta kaliber
pembuluh darah meingkat, karena bulging dinding kanannya. Segmen dilatasi ini
disebut bulbus aortikus, dan pada potongan transversal menunjukkan bentuk yang
aurikula dekstra, dan, lebih tinggi lagi, terpisah dari sternum oleh pericardium, pleura
kanan, margo anterior dari pulmo dekstra, jaringan ikat longgar, dan sisa dari jaringan
6
timus; di posterior ia bersandar pada atrium sinistra dan arteri pulmonalis dekstra.
Pada sisi kanan, ia berdekatan dengan vena cava superior dan atrium dekstra; pada sisi
Cabang satu-satunya cabang dari aorta ascenden adalah arteria coronaria yang
mensuplai jantung; muncul dekat permulaan aorta tepat diatas pangkal valvula
semilunaris.
Arcus aorta dimulai setinggi batas atas artikulasi sternokostalis ke II pada sisi
kanannya, dan berjalan keatas, kebelakang, dan ke kiri di depan trakea; kemudian
mengarah ke belakang pada sisi kiri trakea dan akhirnya turun lewat sisi kiri tubuh
pada setinggi vertebra thoracic ke IV, pada batas bawahnya dan kemudian berlanjut
melengkung keatas dan yang kedua dimana ia melengkung kedepan dan kekiri. Batas
7
Batas-batas—arcus aorta dilindungi oleh pleura di anterior dan margo anterior
dari pulmo; dan sisa dari timus. Saat pembuluh melintas ke belakang, sisi kirinya
bersentuhan dengan pulmo sinistra dan pleura. Saat melintas ke bawah pada sisi kiri
bagian tersebut pada arcus terdapat 4 nervus: nervus phrenicus sinistra, cardiacus
superior cabang nervus vagus sinistra, cabang nervus cardiacus superior dari trunkus
simpatikus sinistra, dan trunkus vagus sinistra. Saat nervus terakhir tadi melintasi
melintas keatas pada sisi kanan. Vena intercostalis melintas oblik keatas dan kedepan
pada sisi kiri arcus, diantara nervus phrenicus dan vagus. Pada sisi kanan terdapat
plexus cardiacus profunda, nervus recurrent sinistra, esophagus, dan ductus thoracicus;
trakea berada dibelakang kanan dari pembuluh. Diatas adalah arteri innominata, arteri
carotis comunis sinistra, dan arteri subclavia sinistra, yang muncul dari lengkungan
bagian superfisial dari pleksus cardiacus, dan nervus recurrent sinistra. Ligamentum
Diantara awal arteri subclavia dan perlekatan ductus arteriosus, lumen aorta
bayi sedikit menyempit, membentuk bangunan yang disebut sebagai isthmus aorticus,
yang pada saat diatas duktus arteriosus pembuluh membentuk dilatasi yang disebut
aortic spindle.4
8
Gambar 2. Arcus Aorta4
3. Aorta Desenden
Aorta desenden dibagi menjadi dua bagian, thoracica dan abdominalis, saat
1. Aorta thoracalis
dari vertebra thoracic ke IV dimana ia merupakan lanjutan dari arcus aorta, dan
berakhir di depan batas bawah dari vertebra thoracic ke XII pada hiatus aorticus
mendekati garis tengah saat turun; dan, saat terminasinya berada tepat didepan
kolumna vertebralis.4
9
vertebralis dan vena hemiazigos; sisi kanan, dengan vena azigos dan ductus
asalnya. Terdapat aturan baku bahwa hanya satu arteri bronchialis dekstra
yang berasal dari aorta intercostalis pertama, atau dari arteri bronchialis
sinistra superior. Arteri bronchialis sinistra terdapat dua buah, dan berasal
berasal dari bagian depan aorta, dan turun oblik kebawah menuju
tiroidea inferior dan dibagian bawah dengan arteri phrenica inferior sinistra
kecil yang mensuplai kelenjar limfe dan jaringan ikat longgar pada
mediatinumk posterior.
10
– Arteri intercostalis (aa. intercostales)—terdapat sembilan pasang arteri
posisi aorta yang disebelah kiri vertebra. Tiap arteri dibagi menjadi ramus
lumbalis.
11
C. DEFINISI
Aneurisma adalah suatu dilatasi dinding arteri yang terlokalisasi. Aneurisma sejati
timbul akibat atrofi tunika media arteri. Dinding arteri berdilatasi tetapi tetap utuh
walaupun mengalami distorsi, terutama terdiri dari jaringan fibrosa. Aneurisma sejati
aneurisma sakular berbentuk seperti kantong yang menonjol keluar dan berhubungan
dengan dinding arteri melalui suatu leher sempit. Pseudoaneurisma adalah akumulasi
sering disebabkan oleh cedera atau infeksi atau komplikasi dari prosedur vaskular yang
invasif, seperti angioplasty atau bedah arteri. Aneurisma dapat timbul dimana-mana dalam
aorta atau pembuluh darah perifer. Anerisma aorta diklasifikasikan sebagai abdominalis,
D. EPIDEMIOLOGI
kasus per 100.000 di Inggris, sampai 9,1 per 100.000 pada wanita atau 16,3 per 100.000
pada pria di Swedia yang disertakan diagnosis dan otopsi kesehatan nasional untuk
tahun, mencapai puncaknya sebanyak 6% pada usia 80-85 tahun. Pada wanita, terjadi
peningkatan pada usia 70 tahun, mencapai puncaknya sebanyak 4,5% pada usia diatas 90
tahun. Perbandingan pria dan wanita 4 :1 sampai 5 : 1 pada kelompok usia 60 sampai 70
12
E. ETIOLOGI
aorta dan meningkatkan risiko seseorang menderita aneurisma. Hal tersebut termasuk
usia yang lebih tua, merokok dan tekanan darah tinggi. Akumulasi lemak arterial plak,
yang dikenal sebagai aterosklerosis, juga merusak dan melemahkan permukaan dalam
aorta, yang merupakan predisposisi aortaformasi aneurisma. Selain itu, ada kondisi
genetik,seperti sindrom Marfan dan sindrom Ehlers-Danlos, di mana ada kelainan dalam
Pada usia yang lebih tua pasien, etiologi aneurisma aorta thorakalis yang paling
hipertensi, merokok, hiperlipidemia, dan faktor genetik bisa berakibat pada percepatan
pertumbuhan aneurisma.7
Pembentukan aneurisma paling sering terjadi pada populasi usia tua. Penuaan
Sindrom Marfan adalah suatu penyakit jaringan ikat yang ditandai adanya
abnormalitas dari skletal, katup jantung, dan mata. Individu dengan penyakit ini
Pasien dengan sindroma vaskular Ehler's Danlos termasuk berisiko tinggi untuk
menderita aneurisma. Sindroma pembuluh darah Ehler's Danlos adalah suatu penyakit
jaringan ikat dimana terjadinya defisisensi procollagen tipe III karena mutasi pada gen
20.000 kelahiran. pembuluh darah dan jaringan ikat sangat terganggu, dan pasien ini
13
dapat mengalami komplikasi yang signifikan termasuk komplikasi gastrointestinal dan
ruptur uterus pada kehamilan. Jaringan pembuluh darah pada pasien ini sangat lemah dan
sulit untuk dimanipulasi dengan aman di ruang operasi, bahkan di tangan dokter yang
berpengalamanpun.7
F. KLASIFIKASI
sebagian dari lingkar arteri dimana aneurisma berbentuk seperti kantong yang menonjol
dan berhubungan dengan dinding arteri melalui suatu leher yang sempit; aneurisma
fusiformis menyerupai kumparan, dilatasi simetris dan melibatkan seluruh lingkar arteri.5
14
Berdasarkan etiologi aneurisma umunya dibedakan:(1) degenerative
Gambar 5. Tipe Aneurisma torasika desenden. A) distal arteri subklavia kiri sampai
sela iga enam; B) sela iga enam sampai dibawah diafragma; C) seluruh aorta
desenden.
15
G. PATOGENESIS
lebih besar yaitu 50% diameter normalnya. Sebagian besar aneurisma aorta terjadi di
segmen infrarenal (95%). Ukuran rata-rata untuk aorta infrarenal adalah 2 cm; oleh karena
itu, AAAs biasanya didefinisikan dengan diameter lebih besar dari 3 cm. Ukuran normal
untuk aorta thoraks dan toraksabdominal lebih besar daripada aorta infrarenal, dan
degenerasi aneurisma di daerah ini didefinisikan sesuai dengan itu. Diameter rata-rata aorta
dada middescending adalah 26-28 mm, dibandingkan dengan 20-23 mm pada tingkat
sumbu celiac.9
aneurisma aorta yang terbatas pada toraks, aorta asenden paling sering terkena (sekitar
50% kasus), archus aorta pada 10%, dan aorta descenden dalam 40%.7
Lapisan medial (tunika media) aorta berfungsi untuk tarik dan elastisitasnya.
Beberapa protein struktural membentuk lapisan medial aorta manusia. Dari jumlah
tersebut, kolagen dan elastin mungkin yang paling penting. Kandungan elastin aorta
asenden tinggi dan berkurang secara progresif pada aorta toraks dan perut bagian bawah.
Aorta infrarenal memiliki kekurangan serat elastin dalam kaitannya dengan kolagen dan
16
Pembentukan aneurisma timbul akibat degenerasi dan melemahnya tunika media
arteri. Degenerasi media dapat terjadi karena keadaan-keadaan congenital atau didapat,
seperti aterosklerosis, atau sindrom marfan. Dilatasi vascular dapat pula terjadi akibat efek
semprotan aliran darah melalui suatu plak vascular yang menyumbat, menimbulkan aliran
turbulen di distal lesi; dilatasi pascastenosis ini melemahkan dinding arteri. Suplai darah ke
pembuluh darah melalui vasa vasorum di duga dapat terganggu di usia lanjut,
Selain itu, aktivitas dan jumlah enzim spesifik meningkat, yang menyebabkan
degradasi protein struktural ini. Fragmentasi serat elastis dan kehilangan dengan
Aorta manusia adalah sirkuit yang relatif rendah untuk sirkulasi darah. Ekstremitas bawah
memiliki resistensi arteri yang lebih tinggi, dan gelombang berulang dari gelombang arteri
yang dipantulkan pada aorta bagian distal dapat melukai dinding aorta yang melemah dan
pembentukannya.7
Laplace. Tegangan atau tekanan pada dinding berkaitan langsung dengan radius pembuluh
darah dan tekanan intraarteri. Dengan melebar dan bertambahnya radius pembuluh darah,
tekanan dinding juga meningkat sehingga menyebabkan dilatasi dinding pembuluh darah.
Sehingga angka kejadian rupture aneurisma juga menigkat sering meningkatnya ukuran
aneurisma. Selain itu, sebagian besar individu yang mengalami aneurisma juga menderita
17
H. DIAGNOSIS
1. Gambaran Klinis
Sebagian besar pasien dengan aneurisma aorta thorakalis atau torakabdomen tidak
bergejala (asymptomatic) saat pertama kali didiagnosis. Satu-satunya gejala yang umum
adalah adanya dada, punggung, panggul, atau sakit perut yang tidak jelas. Rasa sakit
tergantung dari keparahan dan ukuran dari aneurisma tersebut. Gejala pada pasien
aneurisma aorta toraks dapat diakibatkan oleh kompresi atau erosi ke dalam struktur
intra toraks yang berdekatan. Suara serak dari peregangan atau kompresi N. Laryngeal
reccurent Sinistra, deviasi dari trakea, batuk terus-menerus, atau gejala pernafasan
lainnya. Yang sangat mengkhawatirkan adalah hemoptisis dari erosi parenkim paru atau
bronkus dan disfagia. Aneurisma ascending aorta dapat menyebabkan regurgitasi aorta
2. Pemeriksaan Radiologi
Aneurisma aorta toraks sering terdeteksi secara kebetulan dari radiolografi yang
dilakukan karena alasan penyakit lain. Jika ada risiko tinggi perkembangan aneurisma
berdasarkan faktor risiko atau jika gejala yang tampak, sejumlah radiografi dada dapat
18
a) Pemeriksaan Foto Thorax
tidak spesifik. Misalnya, pelebaran mediastinum terjadi pada lebih dari 75% kasus dan
mungkin terjadi pada aorta asenden, arcus aorta, atau aorta descendens thoracalis.
Temuan ini mungkin sulit dibedakan dari tortuositas aorta yang dikaitkan dengan
hipertensi jangka panjang. Sampai 12% pasien dengan diseksi aorta memiliki
Foto Thorax dapat bertujuan untuk mnecurigai pada penyakit aorta dengan
patologi alternatif bila ditemukan kelainan pada penyakit aorta akut. Namun, telah
ditunjukkan bahwa Foto Thorax tidak cukup sensitif untuk menyingkirkan patologi
19
Gambar 7. Aneurisma Fusiform Aorta Thorakalis
20
Gambar 9. Aneurisma Thorakalis Saccular
21
b) Pemeriksaan Ultrasonography (USG) atau Echocardiography
aneurisma aorta abdominalis. karena gejala dari TAA harus segera diidentifikasi oleh
dengan komplikasi seperti ruptur atau pada saat pembedahan terjadi. Dibandingkan
abdomen, ultrasound jantung terfokus untuk mencakup evaluasi aorta toraks relatif
tidak dilaporkan.13
cakupannya yang terbatas yang berarti tidak dapat dilakukan. Karena dianggap sebagai
Pada CT scan, aneurisma aorta toraks ditandai oleh peningkatan diameter aorta
aneurisma dan memantau diameter dari waktu ke waktu. Diameter yang melebihi 4 cm
22
Gambar 10 Computed Tomography Scan
Aneurisma pada arcus Aorta pada CT-SCAN tanpa Kontras Potongan axial
23
Gambar 9 Computed Tomography Scan
Aneursima Fusiform Aorta Acsendens tanpa kontras Potongan sagital
24
Gambar 11 Computed Tomography Angiography
Aneurisma Aorta Torakhalis dengan Kontras Potongan coronal
aorta sejati dan false aneurysm. Dengan menggunakan banyak gambar per siklus
jantung, kurva kecepatan dapat dihasilkan untuk menampilkan pola aliran yang
berbeda di 2 saluran.9
MRI dan MRA digunakan untuk memantau diameter maksimum dan luas
perbaikan bedah. Pemantauan rutin penting untuk pasien dengan sindrom Marfan dan
pada pasien stabil dengan dugaan penyakit aorta toraks. Detail anatomis yang sangat
25
baik dan beberapa informasi tentang fungsi katup tersedia dari MRI. Pemeriksaan
pencitraan darah (untuk mengevaluasi morfologi aorta dan ukuran dan kontur dinding
Gambar 12
Aneursima Aorta Thorakalis tanpa Kontras dalam pemeriksaan MRI14
Gambar 13
Aneursima Aorta Thorakalis MRI + Aortography12
26
Gambar 14
Aneursima Aorta Thorakalis MRI + Aortography`14
Digital Substraction Angiography (DSA) awalnya adalah teknik yang dilakukan untuk
menngambar pembuluh darah dengan memasukkan zat kontras (iodium) agar dapat
dideteksi oleh alat X-Ray melalui film. DSA bisa diaplikasikan pada pembuluh darah jantung,
kepala, kaki, perut, hati dan lain-lain. Pengggunaan iodium dikarenakan cairan tersebut
terlihat jelas pada X-Ray, serta dapat dengan mudah diserap dan dikeluarkan oleh tubuh.
Meskipun angiografi telah lama dianggap sebagai standar emas untuk pencitraan
vaskular, namun sebagian besar telah digantikan oleh CTA dan MRA, yang dapat memperoleh
27
data volumetrik 3D, dan mampu menilai jaringan lunak ekstraalinal.Angiografi bagaimanapun
1. Diseksi Aorta
Diseksi aorta adalah pemisahan lapisan pembuluh dara oleh sebuah kolom darah.
berhubungan dengan lumen sejati melalui robekan pada lapisan intima. Diseksi
pembuluh darah secara total atau parsial pada bagian yang mengalami diseksi,
dengan cara memisahkan muara pembuluh darah dengan lumen sejati. Kadang-
kadang, diseksi akan berkembang cepat. Pada akhirnya lumen palsu dapat
Kadang-kadang robekan intima tidak terlihat. Pada kasus seperti inim dicurigai
adanya rupture pada vasa vasorum yang megakibatkan perdarahan tunika media.
Akibatnya, hubungan antara robekan intima dan timbulnya diseksi aorta menjadi
bahan perdebatan.
rongga imaginer di antara paru kiri dan kanan. Mediastinum berisi jantung,
pembuluh darah besar, trakea, timus, kelenjar getah bening dan jaringan ikat. Ada
dan posterior.17
dilakukan foto toraks untuk berbagai alasan. Keluhan penderita biasanya berkaitan
dengan ukuran dan invasi atau kompresi terhadap organ sekitar, misalnya sesak
napas berat, sindrom vena kava superior (SVKS) dan gangguan menelan. Tidak
jarang pasien datang dengan kegawatan napas, kardiovaskuler atau saluran cerna.
Bila pasien datang dengan kegawatan yang mengancam 3 jiwa, maka prosedur
diagnostik dapat ditunda. Sementara itu diberikan terapi dan/atau tindakan untuk
yang khas serta gejala dan tanda yang kadang spesifik untuk jenis tumor
mediastinum tertentu. Tetapi keluhan umum seperti demam, berat badan turun,
pembesaran kelenjar getah bening, mengi dan stridor dapat ditemukan pada hampir
semua jenis. Ketelitian dan evidence base penyakit di Indonesia dapat menuntun
dokter ke arah diagnostik yang mendekati kebenaran, misalnya pasien usia muda
dengan klinis sesuai untuk infeksi paru barangkali limfoma dapat disingkirkan.
Keluhan sesak yang makin lama semakin hebat pada anak sering menjadi gejala
untuk tumor saraf, pasien usia dewasa dengan keluhan miastenia gravis adalah
31
oto toraks polos posteroanterior (PA) sering tidak dapat mendeteksi tumor
yang kecil karena superposisi dengan organ lain yang ada di mediastinum. Jika
tumor sangat besar kadang juga menjadi sulit menentukan lokasi asal tumor,
sedangkan foto toraks PA dan lateral pada tumor dengan ukuran sedang dapat
yang bukan hanya dapat mendeteksi lokasi tumor tetapi dapat memperkirakan
Scan juga dibutuhkan untuk penentuan staging penyakit. Teratoma dipastikan bila
bukan hanya untuk diagnostik tetapi juga penatalaksanaan yang akan diberikan.18
32
J. PENATALAKSANAAN
ukuran yang lebih besar dari 5 cm. Risiko operasi dari kondisi komorbid harus
komplikasi pulmonal dan manajemen nyeri postoperatif yang lebih ekstensif. Adanya
nervus laryngeus recurrent, nervus phrenicus, dan arteria subklavia membuat trauma
Adamkiewicz) muncul dari arteri intercostalis antara T8 dan L1 dan sebagai arteri
medulla spinalis yang dominan pada 80% pasien, menunjukkan adanya risiko
paraplegi selama repair aneurisma thoracica. Repair endovascular dari aneurisma aorta
thoracica mengurangi risiko kardiopulmonal, tetapi lokasi aneurisma yang sulit dapat
mengembangkan branched stent graft untuk perbaikan dari aneurisma arkus dan
thorakoabdominal.7
33
K. KAJIAN ISLAM
dimuka dan di belakang, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah
tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap kaum
maka tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia“20
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Allah tidak akan merubah keadaan
manusia kecuali mereka mau merubah keadaan mereka sendiri, hal ini berarti jika
ingin maju dan sukses maka manusia harus mau bekerja untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya. Allah tidak akan memberikan rejeki secara cuma-cuma, Allah tidak akan
bahwa manusia tidak memiliki pelindung terhadap keburukan yang dikehendaki Allah,
artinya bahwa manusia tidak bisa menghindar dari keburukan yang telah ditakdirkan
oleh Allah untuk terjadi dalam hidup manusia. Yang perlu digarisbawahi dari ayat ini
dilakukan dengan niat semata-mata karena Allah untuk mendapat kebahagian hidup
34
berupa rezeki di dunia, disamping tidak melupakan kehidupan hari akhirat. Kerana itu
dalam Islam hendaklah menjadikan kerja sebagai ibadah bagi keberkatan rezeki yang
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa manusia tidak boleh berbuat kerusakan
di muka bumi. Ini berarti bahwa manusia diutus untuk menjaga lingkungan, tidak
mencemarinya, berbuat dan berperilaku sehat. Karena Allah tidak menyukai orang-
orang yang merusak alam ciptaannya. Sama halnya dalam bekerja di perusahaan berarti
perlu adanya kesehatan dan keselamatan kerja agar dapat dipelajari hal-hal apa saja
yang dapat merusak lingkungan untuk kemudian dihindari sehingga tercipta lingkunga
yang aman dan pekerja dapat terhindar dari resiko bahaya yang ditimbulkan.21
35
QS AL-BAQARAH AYAT 195
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
Melihat firman Allah seperti diatas, kami ingin berbagi. Dengan saling
dimuka bumi ini. Segala sesuatunya yang diciptakan Allah swt diberikan kepada
yang diberi akal dan kemampuan dari semua mahluk hidup ciptaan-Nya diberi
aman) dimana dengan berperilaku tidak aman tersebut akan menciptakan kondisi yang
dapat membahayakan dirinya sendiri maupun terhadap orang lain dan juga terhadap
36
DAFTAR PUSTAKA
5. Price; Wilson. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Volume 2. Edisi
ECG Michigan. 2002.Hal 669-72 pp
7. Booher AM, Eagle KA, Arbor MDA et al.Diagnosis dan management issue in
Thoracic Aortic Aneurysm. 1st Edtion.University of Michigan Health Center.2011. 1-
10 pp
8. Tseng ,E. Thoracic Aortic Aneurysm. 1st edition. Medscape. 2016. 1-11 pp. Avaible
https://emedicine.medscape.com/article/424904-overview, diakses tanggal 1
Desember 2017
9. Isselbacher EM. Thoracic and Abdominal Aortic Aneurysms. Thoracic Aortic Center
and Cardiology Division, Massachusetts General Hospital, Boston, Mass.2005. 1-14
pp
10. Singh VN. Thoracic Aortic Aneurysm Imaging. 1st edition. Medscape. 2015. 1-11.
Avaible https://emedicine.medscape.com/article/418480-overview, diakses tanggal 1
Desember 2017
11. Holloway BJ, Rosewarne D, et all. Imaging Of Thoracic Disease. University Hospital
Birmingham NHS Foundation Trust, Edgbaston, Birmingham, UK, and 2New Cross
Hospital, Wolverhampton, UK. 2011. Avaible in
37
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3473913/pdf/bjr-84-338.pdf, Diakses
tangggal 1 Desember 2017
13. Daignault MC, Saul T, Lewiss RE. Focused cardiac ultrasound diagnosis of thoracic
aortic aneurysm: two cases. Avaible https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23937808,
diakses tanggal 8 Desember 2017
14. Akin I, Kische S, Rehders TC. Endovascular repair of thoracic aortic aneurysm.
Avaible https://openi.nlm.nih.gov/detailedresult.php?img=PMC3298329_AMS-6-5-
646_F3&req=4, diakses tanggal 8 Desember 2017
15. Shuman LS. Digital Substraction Angiography. Avaible
http://www.ajronline.org/doi/pdf/10.2214/ajr.139.4.781, diakses tanggal 8 Desember
2017
20. Al – Quran dan Terjemahan, Departement negara RI, 2012., penerbit diponegoro,
Bandung
21. Kasir ibnu , 2002, Tafsir Ibnu Kasir, jilid 3, Tafsir Al Surah Al-An’am Ayat 17, Al-
Baqarah Ayat 195, Al-Qoshosh Ayat 77, Ar Ra'du Ayat 11,Dat Toyibah, Riyadh
38