TANPA KONTRAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sinar-x ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen seorang
berkebangsaan Jerman pada tahun 1895. Penemuanya diilhami dari hasil
percobaan percobaan sebelumnya antara lain dari J.J Thomson mengenai
tabung katoda dan Heinrich Hertz tentang foto listrik. Kedua percobaan
tersebut mengamati gerak electron yang keluar dari katoda menuju ke
anoda yang berada dalam tabung kaca yang hampa udara. Pembangkit
sinar-x berupa tabung hampa udara yang di dalamnya terdapat filament
yang juga sebagai katoda dan terdapat komponen anoda. Jika filamen
dipanaskan maka akan keluar elektron dan apabila antara katoda dan anoda
diberi beda potensial yang tinggi, elektron akan dipercepat menuju ke
anoda. Dengan percepatan elektron tersebut maka akan terjadi tumbukan
tak kenyal sempurna antara elektron dengan anoda, akibatnya terjadi
pancaran radiasi sinar-x. Pemanfaatan sinar-x di bidang kedokteran nuklir
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Aplikasi ini telah cukup beragam mulai dari radiasi untuk
diagnostic, pemeriksaan sinar-x gigi dan penggunaan radiasi sinar-x untuk
terapi. Radioterapi adalah suatu pengobatanyang menggunakan sinar
pengion yang banyak dipakai untuk menangani penyakit kanker. Alat
diagnosis yang banyak digunakan di daerah adalah pesawat sinar-x (photo
Rontgen) yang berfungsi untuk photo thorax, tulang tangan,kaki dan organ
tubuh yang lainnya. Alatterapi banyak terdapat di rumah sakit-rumah sakit
perkotaan karena membutuhkan daya listrik yang cukup besar. Di negara
maju, fasilitas kesehatan yang menggunakan radiasi sinar-x telah sangat
umum dan sering digunakan.
Melihat pentingnya penggunaan sinsr-x pada dunia kedokteran,
maka berbagai hal terkait sinar-x harus diketahui. Di antaranya adalah
pembentukan gambar pada sinar-x, radiasi sinar-x yang diterima oleh
pasien serta proses fluoroskopi. Oleh karena itu penulis menyusun
makalah ini untuk menjelaskan hal-hal yang terkait dalam sinar-x tersebut.
Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan
untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada
sebuah pencitraan diagnostij medik. Bahan kontras dipakai pada
pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya attenuasi sinar-X
(bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi sinar-X (bahan
kontras negative dengan bahan dasar udara atau gas).
Sejarah perkembangan bahan kontras dimulai pada tahun 1897,
pada saat itu Tuffier melakukan percobaan dengan memasukkan sebuah
kawat ke dalam ureter melalui kateter. Pada percobaan tersebut, kawat
tampak pada gambaran radiografi membentuk gambaran dari ureter. Sejak
saat itu dimulailah berbagai percobaan dengan menggunakan bahan
kontras cair untuk menggambarkan anatomi dari tractus urinarius. Bahan
cair yang digunakan untuk percobaan tersebut antara lain coloid perak,
bismuth, natrium iodide, perak iodide, dan stronsium klorida. Penggunaan
suspensi Bismuth Nitrat diperkenalkan oleh Klose dan Wulf pada tahun
1904. Namun perak dan bismuth ditinggalkan karena memiliki ukuran
atom yang cukup besar, tidak larut dalam air sehingga tersisa dalam tubuh
pasca pemeriksaan, dan berefek toksik bagi ginjal.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Persiapan Rontgen
Persiapan sebelum pemeriksaan dengan menggunakan sinar rontgen dapat
dibedakan sebagai berikut :
1. Radiografi konvensional tanpa persiapan. Maksudnya, saat anak
datang bisa langsung difoto. Biasanya ini untuk pemeriksaan tulang
atau toraks.
2. Radiografi konvensional dengan persiapan. Yaitu pemeriksaan
radiografi konvensional yang memerlukan persiapan di antaranya
untuk foto rontgen perut. Sebelum pelaksanaan, anak diminta untuk
puasa beberapa jam atau hanya makan bubur kecap. Dengan begitu
ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat dengan jelas
memperlihatkan kelainan yang dideritanya.
3. Pemeriksaan dengan kontras. Yaitu sebelum dirontgen, kontras
dimasukkan ke dalam tubuh dengan Cara diminum, atau dimasukkan
lewat anus, atau disuntikkan ke pembuluh vena. Alat rontgen yang
digunakan untuk pemeriksaan selanjutnya adalah fluoroskopi.
Pemeriksaan dilakukan jika usus atau lambung anak dicurigai terputar.
Untuk anak yang dicurigai menderita Hirschsprung (penyempitan di
usus besar yang disebabkan bagian usus tidak memiliki persarafan
pada dindingnya), kontras dimasukkan lewat anus. Sedangkan untuk
anak yang mengalami kelainan ginjal atau saluran kemih, kontras
dimasukkan lewat pembuluh vena atau kandung kemih.
C. Media Kontras
Ada dua jenis bahan baku dasar dari bahan kontras positif yang
digunakan dalam pemeriksaan dengan sinar-X yaitu barium dan
iodium. Sebuah tipe bahan kontras lain yang sudah lama adalah
Thorotrast dengan senyawa dasar thorium dioksida, tapi
penggunaannya telah dihentikan karena terbukti bersifat
karsinogen.
a. Neutrotoksisitas
d. Reaksi Pseudoalergik
a. Shehadi (1985)
• Diphenhydramine 50 mg i.m
• Oksigen 3 liter/menit
a. Saluran Pencernaan
1) Oesofagografi
Definisi
Tujuan
Tujuan Pemeriksaan
Tujuan Pemeriksaan
4) Colon In Loop
Definisi
Tujuan Pemeriksaan
5) Appendicografi
Definisi
Tujuan Pemeriksaan
Tujuan Pemeriksaan
b. Saluran Kencing
1) BNO-IVP
Definisi
Tujuan Pemeriksaan
o Untuk menggambarkan anatomi dari Pelvis Renalis
dan sistem Calyces serta seluruh Traktus Urinarius
dengan penyuntikan media kontras positif (+)
secara intra vena.
o Dapat mengetahui kemampuan ginjal
mengkonsentrasikan dan mengekskresikan media
kontras tersebut.
2) Retrograde Pyelografi (RPG)
Definisi
Indikasi Pemeriksaan
3) Cysto-Urethrografi
Definisi
Indikasi Pemeriksaan
(5) Tumor
1) Arteriografi Femoralis
Definisi
Tujuan Pemeriksaan
A. Kesimpulan
1. Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan
kedalam tubuh pasien untuk membantu pemeriksaan radiografi,
sehingga media yang dimasukkan tampak lebih radioopaque atau lebih
radiolucent pada organ tubuh yang akan diperiksa.
2. Kontras media digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang
tidak dapat terlihat dalam radiografi dan memperlihatkan bentuk
anatomi dari organ atau bagian tubuh yang diperiksa serta untuk
memperlihatkan fungsi organ yang diperiksa.
Media kontras dibedakan menjadi media kontras positif dan media
kontras negatif. Media kontras positif dibagi lagi menjadi media kontras
non iodinated (barium sulfat) dan media kontras iodinated
(mengandung yodium). Media kontras iodinated juga dibagi lagi
menjadi golongan larut dengan air (water soluble) dan golongan tidak
larut dengan air ( oil soluble).
Dalam penggunaan media kontras tersebut perlu memperhatikan
osmolalitas, protein binding, lipophylisity, viscosity (kekentalan).
Prosedur memasukkan media kontras tergantung dari pemeriksaan yang
dilakukan. Beberapa cara pemberian media kontras yaitu pemberian
media kontras per oral (barium meal), pemberian media kontras per
anal (barium enema untuk usus besar & usus halus), pemberian media
kontras intravascular (umumnya media kontras iodium), pemberian
media kontras intra arterial, intrathecal (tulang belakang) dan
intraabdominally (hampir pada seluruh rongga tubuh atau ruang yang
potensial).
Dalam penggunaan media kontras terdapat beberapa jenis reaksi
diantaranyaNeutrotoksisitas, Nyeri dan Rasa Sakit, Efek terhadap
Jantung (Cardiac Effect), Reaksi Pseudoalergik. Untuk menangani
reaksi tersebut dilakukan terapi jika reaksi sedang, tidak perlu
diilakukan terapi jika reaksi ringan, jika terjadi reaksi berat dilakukan
rawat intensif. Sedangkan untuk membuat media kontras tetap baik jika
digunakan maka perlu dilakukan penyimpanan pada media kontras.
3 Penggunaan media kontras pada radiologi dapat diaplikasikan pada
pemeriksaan saluran pencernaan yang meliputi oesofagografi, OMD,
follow thhrough, colon in loop, appendicografi, lopografi, sialografi,
saluran perkencingan meliputi BNO-IVP, hydronefrosis,
nephrotomografi, Retrograde pyelo-uretrografi, antegrade pyelografi,
retrograde pyelografi, retrograde cystografi, urethra cystografi, cysto
uretrografi, cystografi, pencitraan pembuluh darah arteriografi
femoralis, angiografi, ct scan cardiac, MRI jantung, pemeriksaan ct
scan, pemeriksaan pada pediatrik meliputi lopografi pediatrik,
appendicografi pediatrik, BNO-IVP pediatrik, colon in loop pediatrik.
B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi
pembaca dan penulis mengenai media kontras dan pemeriksaan yang
menggunakan media kontras. Khususnya bagi calon radiografer, sebaiknya
lebih teliti dan cermat ketika menangani pemeriksaan yang menggunakan
media kontras, lebih memperhatikan tentang jenis media kontras yang
digunakan, perbandingan media kontras dengan air dan, volume disesuaikan
dengan kondisi pasien dan ketetapan pemeriksaan. Sebaiknya calon
radiografer lebih memperhatikan pasien mengenai reaksi yang terjadi ketika
dimasukkan media kontras dan mengerti penanganan yang harus dilakukan
agar kelak menjadi radiografer yang lebih profesional dan mampu
dipertanggung jawabkan.
Daftar Pustaka
http://radiologyedu.blogspot.com/2014/01/kontras-media.html
http://serba-serbiradiologi.blogspot.com/2014/02/kontras-media.html
http://setanmantul.blogspot.com/2014/01/bahan-kontras-a.html
http://lisdanurindra.blogspot.com/2013/10/kontras-media_9702.html
http://erlhank.blogspot.com/2013/02/makalah-sederhana-pemeriksaan-
myelografi.html
http://titikfulcrum.blogspot.com/2014/01/pemeriksaan-oesofagografi.html
http://rudyday.blogspot.com/2013/10/pemeriksaan-radiologi-dengan-media.html