Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

RADIOANATOMI PADA FOTO SINAR X DENGAN DAN

TANPA KONTRAS
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sinar-x ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen seorang
berkebangsaan Jerman pada tahun 1895. Penemuanya diilhami dari hasil
percobaan percobaan sebelumnya antara lain dari J.J Thomson mengenai
tabung katoda dan Heinrich Hertz tentang foto listrik. Kedua percobaan
tersebut mengamati gerak electron yang keluar dari katoda menuju ke
anoda yang berada dalam tabung kaca yang hampa udara. Pembangkit
sinar-x berupa tabung hampa udara yang di dalamnya terdapat filament
yang juga sebagai katoda dan terdapat komponen anoda. Jika filamen
dipanaskan maka akan keluar elektron dan apabila antara katoda dan anoda
diberi beda potensial yang tinggi, elektron akan dipercepat menuju ke
anoda. Dengan percepatan elektron tersebut maka akan terjadi tumbukan
tak kenyal sempurna antara elektron dengan anoda, akibatnya terjadi
pancaran radiasi sinar-x. Pemanfaatan sinar-x di bidang kedokteran nuklir
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Aplikasi ini telah cukup beragam mulai dari radiasi untuk
diagnostic, pemeriksaan sinar-x gigi dan penggunaan radiasi sinar-x untuk
terapi. Radioterapi adalah suatu pengobatanyang menggunakan sinar
pengion yang banyak dipakai untuk menangani penyakit kanker. Alat
diagnosis yang banyak digunakan di daerah adalah pesawat sinar-x (photo
Rontgen) yang berfungsi untuk photo thorax, tulang tangan,kaki dan organ
tubuh yang lainnya. Alatterapi banyak terdapat di rumah sakit-rumah sakit
perkotaan karena membutuhkan daya listrik yang cukup besar. Di negara
maju, fasilitas kesehatan yang menggunakan radiasi sinar-x telah sangat
umum dan sering digunakan.
Melihat pentingnya penggunaan sinsr-x pada dunia kedokteran,
maka berbagai hal terkait sinar-x harus diketahui. Di antaranya adalah
pembentukan gambar pada sinar-x, radiasi sinar-x yang diterima oleh
pasien serta proses fluoroskopi. Oleh karena itu penulis menyusun
makalah ini untuk menjelaskan hal-hal yang terkait dalam sinar-x tersebut.
Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan
untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada
sebuah pencitraan diagnostij medik. Bahan kontras dipakai pada
pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya attenuasi sinar-X
(bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi sinar-X (bahan
kontras negative dengan bahan dasar udara atau gas).
Sejarah perkembangan bahan kontras dimulai pada tahun 1897,
pada saat itu Tuffier melakukan percobaan dengan memasukkan sebuah
kawat ke dalam ureter melalui kateter. Pada percobaan tersebut, kawat
tampak pada gambaran radiografi membentuk gambaran dari ureter. Sejak
saat itu dimulailah berbagai percobaan dengan menggunakan bahan
kontras cair untuk menggambarkan anatomi dari tractus urinarius. Bahan
cair yang digunakan untuk percobaan tersebut antara lain coloid perak,
bismuth, natrium iodide, perak iodide, dan stronsium klorida. Penggunaan
suspensi Bismuth Nitrat diperkenalkan oleh Klose dan Wulf pada tahun
1904. Namun perak dan bismuth ditinggalkan karena memiliki ukuran
atom yang cukup besar, tidak larut dalam air sehingga tersisa dalam tubuh
pasca pemeriksaan, dan berefek toksik bagi ginjal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Gambaran Umum


1. Sinar-X atau sinar Röntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10
nanometer ke 100 pikometer (sama dengan frekuensi dalam rentang
30 petahertz - 30 exahertz) dan memiliki energi dalam rentang 100
eV - 100 Kev. Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar
medis dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi
ion dan dapat berbahaya.
2. Rontgen adalah tindakan menggunakan radiasi untuk mengambil
gambar bagian dalam dari tubuh seseorang. Utamanya, rontgen
digunakan untuk mendiagnosa masalah kesehatan dan yang lainnya
untuk pemantauan kondisi kesehatan yang ada. Terdapat berbagai
jenis rontgen, masing-masing dengan kegunaan yang spesifik.
3. Radiologi diagnostik
Pesawat Sinar-X medis (foto Radiologi konvensional) memiliki
prinsip penembusan gelombang elektromagnetik dari sumber cahaya
ke tubuh manusia, lalu menembus hingga mencapai pelat film untuk
menghasilkan gambar berupa citra tubuh manusia (foto roentgen).

B. Persiapan Rontgen
Persiapan sebelum pemeriksaan dengan menggunakan sinar rontgen dapat
dibedakan sebagai berikut :
1. Radiografi konvensional tanpa persiapan. Maksudnya, saat anak
datang bisa langsung difoto. Biasanya ini untuk pemeriksaan tulang
atau toraks.
2. Radiografi konvensional dengan persiapan. Yaitu pemeriksaan
radiografi konvensional yang memerlukan persiapan di antaranya
untuk foto rontgen perut. Sebelum pelaksanaan, anak diminta untuk
puasa beberapa jam atau hanya makan bubur kecap. Dengan begitu
ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat dengan jelas
memperlihatkan kelainan yang dideritanya.
3. Pemeriksaan dengan kontras. Yaitu sebelum dirontgen, kontras
dimasukkan ke dalam tubuh dengan Cara diminum, atau dimasukkan
lewat anus, atau disuntikkan ke pembuluh vena. Alat rontgen yang
digunakan untuk pemeriksaan selanjutnya adalah fluoroskopi.
Pemeriksaan dilakukan jika usus atau lambung anak dicurigai terputar.
Untuk anak yang dicurigai menderita Hirschsprung (penyempitan di
usus besar yang disebabkan bagian usus tidak memiliki persarafan
pada dindingnya), kontras dimasukkan lewat anus. Sedangkan untuk
anak yang mengalami kelainan ginjal atau saluran kemih, kontras
dimasukkan lewat pembuluh vena atau kandung kemih.

C. Media Kontras

1. Definisi Media Kontras

a. Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan


ke dalam tubuh pasien untuk membantu pemeriksaan radografi,
sehingga media yang dimasukkan tampak lebih radioopaque atau
lebih radiolucent pada organ tubuh yang akan diperiksa.

b. Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan


untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur
internal pada sebuah pencitraan diagnostik medik. Bahan kontras
dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya
attenuasi sinar-X (bahan kontras positif) atau menurunkan daya
attenuasi sinar- X (bahan kontras negatif dengan bahan dasar
udara atau gas). Ada berbagai macam jenis kontras tergantung
dari muatannya, cara pemberian dan lain sebagainya.
2. Fungsi Media Kontras

Kontras media digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang


tidak dapat terlihat dalam radiografi. Selain itu kontras media juga
untuk memperlihatkan bentuk anatomi dari organ atau bagian tubuh
yang diperiksa serta untuk memperlihatkan fungsi organ yang
diperiksa.

Secara terperinci fungsi dari kontras media adalah:

a. Visualisasi saluran kemih (ginjal, vesika dan saluran kemih).


b. Visualisasi pembuluh darah (anggota badan, otak, jantung,
ginjal).
c. Visualisasi saluran empedu (kandung empedu dan saluran
empedu).
d. Visualisasi saluran cerna (lambung dan usus).

3. Klasifikasi Media Kontras

a. Jenis-jenis kontras media

Media kontras dibedakan menjadi dua yakni media kontras positif


dan media kontras negatif. Bahan kontras yang dipakai pada
pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya attenuasi
sinar-X atau bahan kontras positif yakni media kontras yang
memberikan efek gambaran opaque (putih) dalam citra radiografi,
sedangkan media kontras yang digunakan untuk menurunkan
daya attenuasi sinar-X memberikan efek gambaran lucent (hitam)
dalam citra radiografi.

Selain itu bahan kontras juga digunakan dalam pemeriksaan MRI


(Magnetic Resonance Imaging), namun metode ini tidak
didasarkan pada sinar-X tetapi mengubah sifat-sifat magnetik dari
inti hidrogen yang menyerap bahan kontras tersebut. Bahan
kontras MRI dengan sifat demikian adalah Gadolinium.
1) Kontras media negatif (mempunyai nomor atom rendah).
Contoh kontras media negatif adalah udara, CO2 dan gas
lainnya.

2) Kontras media positif (mempunyai nomor atom tinggi).

Ada dua jenis bahan baku dasar dari bahan kontras positif yang
digunakan dalam pemeriksaan dengan sinar-X yaitu barium dan
iodium. Sebuah tipe bahan kontras lain yang sudah lama adalah
Thorotrast dengan senyawa dasar thorium dioksida, tapi
penggunaannya telah dihentikan karena terbukti bersifat
karsinogen.

4. Jalur Pemberian Media Kontras

a. Pemberian Media Kontras per oral (barium meal)

Yakni pemberian media kontras per oral atau melalui mulut


pasien dengan cara meminum atau menelen media kontras,
umumnya media kontras barium sulfat.

b. Pemberian Media Kontras per anal (barium enema untuk usus


besar & usus halus) Yakni pemberian media kontras melalui
dubur atau anus dalam bentuk media kontras dimasukan melalui
dubur layaknya enema dengan bantuan rectal kateter.

c. Pemberian Media Kontras intravascular (umumnya media kontras


iodium) Yakni pemberian media kontras melalui injeksi intra
vascular (i.v), biasanya bahan kontras yang berbasis iodium

d. Pemberian Media Kontras intra arterial, intrathecal (tulang


belakang) dan intraabdominally (hampir pada seluruh rongga
tubuh atau ruang yang potensial) Pemberian media kontras
melalui injeksi intra arteri (i.a) dan lain sebagainya disesuaikan
dengan objek yang akan diperiksa atau ruang yang potensial
untuk memasukan media kontras.
5. Reaksi Bahan Kontras

Dalam penggunaan bahan kontras terdapat beberapa jenis reaksinya,


yaitu:

a. Neutrotoksisitas

1) Peranan susunan kimiawi bahan kontras


2) Gugus karboksil meningkatkan reaksi
3) Gugus hidroksil menurunkan reaksi
4) Osmolalitas rendah mencegah reaksi

b. Nyeri dan Rasa Sakit

1) Osmolalitas tinggi bahan kontras ionik


2) Bahan kontras non ionik (rasa sakit rendah)

c. Efek terhadap Jantung (Cardiac Effect)

 Akibat khemotoksisitas, osmotoksisitas, dan toksisitas ion

d. Reaksi Pseudoalergik

1) Gejala klinis dan terapi persis sama dengan reaksi alergik


2) Tidak disebabkan reaksi antigen-antibodi
3) Aktifitas efektor-efektor imunologik .

6. Penanganan Reaksi Contras Media

a. Shehadi (1985)

Semua reaksi fatal terjadi dalam waktu 15 menit Injeksi


bahan kontras

b. Almen & Aspelin (1995)

- Reaksi Ringan : Tidak perlu terapi

- Reaksi Sedang : Perlu terapi, tidak perlu dirawat

- Reaksi Berat : Rawat Intensif


c. Alur Terapi:

Ø A : Assesment, Alternatif, Airway, Assistance Ø B :


Basics, Breathing, Be Wise, Be Ware

Ø C : Comfort, Circulation, CPR

d. Terapi Spesifik dalam Menangani Reaksi Bahan Kontras

1) Reaksi Alergoid Akut Urticaria, edema, sakit kepala,


muntah, diare, asthma rhinoconjunctivitis

• Epinephrin 0,5 mg (1 mg/ml) subcutan

• Oksigen 2-6 liter/menit

• Diphenhydramine 50 mg i.m

2) Reaksi Anafilaktoid Reaksi alergoid, ditambah


takhikardia, hipotensi dan pucat

• Epinephrin 0,3 – 0,5 mg (0,1 mg/ml i.v)

• Oksigen 2-6 liter/menit

• Infus NaCl atau Ringer

3) Anafilaktoid Syok Tidak sadar, status asthmatis, henti


napas, kolaps sirkulasi, henti jantung

• Epinephrin 0,3 – 1,0 mg (0,1 mg/ml i.v)

• Oksigen 2-6 liter/menit

• Hidrokortison 250 mg i.v

• Intubasi dan ventilasi

• Infus NaCl atau ringer


4) Reaksi Vagal Hipotensi Brachikardia

• Letak kaki ditinggikan

• Infus NaCl atau Ringer

• Oksigen 2-6 liter/menit

• Atrofin 0,6-0,8 mg i.v, di ulang tiap 3-5 menit

5) Reaksi Bronchospastik, Ringan – Sedang

• Oksigen 3 liter/menit

• Inhalasi bronchodilator, atau

• Epinephrin 1 : 1000 sebanyak 0,1 – 0,2 ml


subkutan, atau

• Epinephrin 1 : 10000 sebanyak 1 ml i.v

7. Penyimpanan Bahan Kontras

a. Tempat penyimpanan bahan kontras Media Iodine Coumpound

1) Penyimpanan di tempat yang terlindungi dari cahaya


2) Penyimpanan untuk jangka waktu lama sebaiknya dijauhkan
dari sumber sinar-x
3) Penyimpanan pada suhu ruangan sebaiknya tidak diatas 30oC
4) Penyimpanan jangka pendek dalam lemari pemanas (37oC)
5) Sebaiknya sebelum penggunaan kontas media diperhatikan
lembar informasi produk yang disertakan dalam kemasan
kontras media
6) Simpan kontras media pada suhu 15-25oC
7) Lakukan rotasi stock secara berkala

b. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kemasan bahan kontras

1) Perhatikan tanggal kadaluarsa: Umumnya 5 tahun, produk


baru pada awalnya 2-3 tahun
2) Periksa kembali sebelum penggunaan: buka karton
pembungkus sesaat sebelum digunakan, periksa kejernihan
larutan, pastikan tidak ada perubahan warna, tidak keruh,
tidak ada endapan

8. Penggunaan Media Kontras Dalam Radiologi

a. Saluran Pencernaan

1) Oesofagografi
 Definisi

Oesafagografi merupakan pemeriksaan dengan


memasukkan bahan kontras. Umumnya dilakukan
dengan bahan kontras tunggal (+) tetapi dapat
dilakukan juga dengan kontras ganda. Oesafaogografi
ialah pemeriksaan sinar-X yang digunakan unutk
menentukan anatomi dan traktur digestif bagian atas.

 Tujuan

Untuk menilai kelainan yang terjadi pada esofaghus.

2) Maag- Duodenum (MD)


 Definisi

Pemeriksaan OMD adalah teknik pemeriksaan secara


radiologi saluran pencernaan atas dari organ oesofagus
maag duodenum menggunakan media kontras barium
swallow dan barium meal, kemudian diamati dengan
fluoroscopy.

 Tujuan Pemeriksaan

Untuk melihat kelainan-kelainan pada organ oesofagus,


maag, dan duodenum.
3) Follow trough
 Definisi

Pemeriksaan Follow Through adalah pemeriksaan


secara radiografi dari usus halus.

 Tujuan Pemeriksaan

Untuk mendapatkan gambaran radiografi dari usus


halus yang terisi media kontras positif (+).

4) Colon In Loop
 Definisi

Pemeriksaan Colon In Loop adalah pemeriksaan


radiografi dari usus besar dengan menggunakan media
kontras yang dimasukkan per anal.

 Tujuan Pemeriksaan

Untuk menggambarkan usus besar yang berisi media


kontras sehingga dapat memperlihatkan anatomi dan
kelainan-kelainan yang terjadi baik pada mucosanya
maupun yang tedapat pada lumen usus.

5) Appendicografi
 Definisi

Pemeriksaan Appendicografi adalah pemerikasaan


radiografi dari appendiks vermiformis dengan
pemasukan media kontras positif (+) melalui mulut.

 Tujuan Pemeriksaan

Untuk memperlihatkan atau menilai kelainan-kelainan


yang terjadi pada appendiks vermiformis melalui
pengisian media kontras ke dalam lumen appendiks.
6) Lopografi
 Definisi

Teknik pemeriksaan Lopografi adalah teknik


pemeriksaan secara radiologis dari usus dengan
memasukkan media kontras positif kedalam usus
melalui lobang buatan pada daerah abdomen.

 Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan Lopografi adalah untuk melihat


anatomi dan fisiologi kolon bagian distal sehingga
dapat membantu menentukan tindakan medis
selanjutnya.

b. Saluran Kencing

1) BNO-IVP

 Definisi

Pemeriksaan BNO-IVP adalah pemeriksaan radiografi


dari Traktus Urinarius (Renal, Ureter, Vesica Urinaria
dan Urethra) dengan penyuntikan media kontras positif
(+) secara intra vena.

 Tujuan Pemeriksaan
o Untuk menggambarkan anatomi dari Pelvis Renalis
dan sistem Calyces serta seluruh Traktus Urinarius
dengan penyuntikan media kontras positif (+)
secara intra vena.
o Dapat mengetahui kemampuan ginjal
mengkonsentrasikan dan mengekskresikan media
kontras tersebut.
2) Retrograde Pyelografi (RPG)
 Definisi

Pemeriksaan Retrograde Pyelografi (RPG) adalah


teknik/prosedur pemeriksaan sistem urinaria dengan
menggunakan sinar-x dan memasukkan media kontras
secara retrograde (berlawanan arah dengan alur sistem
urinaria) untuh menegakkan diagnosa.

 Indikasi Pemeriksaan

(1) Stricture Uretra: kondisi medis yang ditandai oleh


penyempitan abnormal uretra karena peradangan
atau jaringan parut dari operasi, penyakit atau
cidera.

(2) Batu uretra

(3) Uretris Injury

(4) Renal Pelvic Neoplasm

(5) Renal Calculi

(6) Ureteric Fistule: adhesi abnormal struktur tubuh


ureter, yang merupakan tabung yang mengangkut
urine dari ginjal ke kandung kemih.

(7) Accidental Ureteric Ligation

3) Cysto-Urethrografi

 Definisi

Pemeriksaan Uretrocystografi adalah pemeriksaan


radiologi untuk melihat fungsi dari uretra dan vesica
urinaria yang mengalami gangguan berupa
penyempitan dan sumbatan sehingga menimbulkan
gangguan pada uretra dan vesica urinaria.

 Indikasi Pemeriksaan

(1) Stricture Urethra: penyempitan lumen uretra


karena fibrosis pada dindingnya.

(2) Retensi urine: kesulitan pada saat buang air kecil.

(3) Kelainan kongenital: kelainan bawaan dari lahir,


hal ini jarang terjadi.

(4) Fistule: saluran abnormal yang terbentuk antara 2


buah organ yang seharusnya tidak terhubung.

(5) Tumor

c. Kardiologi (Pencitraan Pembuluh Darah)

1) Arteriografi Femoralis
 Definisi

Arteriografi Femoralis adalah pemeriksaan radiografi


untuk memperlihatkan pembuluh arteri pada
ekstremitas bawah dengan memasukkan media kontras
positif (+).

 Tujuan Pemeriksaan

Untuk memperlihatkan anatomi dan patologi dari hip


joint sampai dengan kaki.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan
kedalam tubuh pasien untuk membantu pemeriksaan radiografi,
sehingga media yang dimasukkan tampak lebih radioopaque atau lebih
radiolucent pada organ tubuh yang akan diperiksa.
2. Kontras media digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang
tidak dapat terlihat dalam radiografi dan memperlihatkan bentuk
anatomi dari organ atau bagian tubuh yang diperiksa serta untuk
memperlihatkan fungsi organ yang diperiksa.
Media kontras dibedakan menjadi media kontras positif dan media
kontras negatif. Media kontras positif dibagi lagi menjadi media kontras
non iodinated (barium sulfat) dan media kontras iodinated
(mengandung yodium). Media kontras iodinated juga dibagi lagi
menjadi golongan larut dengan air (water soluble) dan golongan tidak
larut dengan air ( oil soluble).
Dalam penggunaan media kontras tersebut perlu memperhatikan
osmolalitas, protein binding, lipophylisity, viscosity (kekentalan).
Prosedur memasukkan media kontras tergantung dari pemeriksaan yang
dilakukan. Beberapa cara pemberian media kontras yaitu pemberian
media kontras per oral (barium meal), pemberian media kontras per
anal (barium enema untuk usus besar & usus halus), pemberian media
kontras intravascular (umumnya media kontras iodium), pemberian
media kontras intra arterial, intrathecal (tulang belakang) dan
intraabdominally (hampir pada seluruh rongga tubuh atau ruang yang
potensial).
Dalam penggunaan media kontras terdapat beberapa jenis reaksi
diantaranyaNeutrotoksisitas, Nyeri dan Rasa Sakit, Efek terhadap
Jantung (Cardiac Effect), Reaksi Pseudoalergik. Untuk menangani
reaksi tersebut dilakukan terapi jika reaksi sedang, tidak perlu
diilakukan terapi jika reaksi ringan, jika terjadi reaksi berat dilakukan
rawat intensif. Sedangkan untuk membuat media kontras tetap baik jika
digunakan maka perlu dilakukan penyimpanan pada media kontras.
3 Penggunaan media kontras pada radiologi dapat diaplikasikan pada
pemeriksaan saluran pencernaan yang meliputi oesofagografi, OMD,
follow thhrough, colon in loop, appendicografi, lopografi, sialografi,
saluran perkencingan meliputi BNO-IVP, hydronefrosis,
nephrotomografi, Retrograde pyelo-uretrografi, antegrade pyelografi,
retrograde pyelografi, retrograde cystografi, urethra cystografi, cysto
uretrografi, cystografi, pencitraan pembuluh darah arteriografi
femoralis, angiografi, ct scan cardiac, MRI jantung, pemeriksaan ct
scan, pemeriksaan pada pediatrik meliputi lopografi pediatrik,
appendicografi pediatrik, BNO-IVP pediatrik, colon in loop pediatrik.

B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi
pembaca dan penulis mengenai media kontras dan pemeriksaan yang
menggunakan media kontras. Khususnya bagi calon radiografer, sebaiknya
lebih teliti dan cermat ketika menangani pemeriksaan yang menggunakan
media kontras, lebih memperhatikan tentang jenis media kontras yang
digunakan, perbandingan media kontras dengan air dan, volume disesuaikan
dengan kondisi pasien dan ketetapan pemeriksaan. Sebaiknya calon
radiografer lebih memperhatikan pasien mengenai reaksi yang terjadi ketika
dimasukkan media kontras dan mengerti penanganan yang harus dilakukan
agar kelak menjadi radiografer yang lebih profesional dan mampu
dipertanggung jawabkan.
Daftar Pustaka

Bontrager, Keneth L, dan Lampignano, John P. 2010. Textbook of Radiographic


Positioning and Related Anatomy. Seventh edition. St. Louis : Mosby Elsevier.

Glenda J. Bryan. 1979. Diagnostic RadiographyA concise Practical Manual.


Longman Group Limited:Livingstone

Noreen & Muriel Chesney. 1988. Care of ThePatient in Diagnostic Radiography.


Blackwell Scientific Publication: London

Snpoek, Albert M. 2006. Fundamentals of Radiographic Procedures 5th edition. St.


Louis : Sauders Elsevier

http://radiologyedu.blogspot.com/2014/01/kontras-media.html

http://serba-serbiradiologi.blogspot.com/2014/02/kontras-media.html

http://setanmantul.blogspot.com/2014/01/bahan-kontras-a.html

http://lisdanurindra.blogspot.com/2013/10/kontras-media_9702.html

http://erlhank.blogspot.com/2013/02/makalah-sederhana-pemeriksaan-
myelografi.html

http://titikfulcrum.blogspot.com/2014/01/pemeriksaan-oesofagografi.html

http://rudyday.blogspot.com/2013/10/pemeriksaan-radiologi-dengan-media.html

Anda mungkin juga menyukai