Tinjauan Pustaka
2.1.CT-Scan
Kontras media untuk CT scan adalah zat yang berfungsi untuk membuat
penampakan kontras yang diinginkan pada suatu image antar organ, pembuluh atau
saluran yang diisinya, dan jaringan pada tubuh agar dapat memperlihatkan struktur
anatomi dan fisiologi organ yang dimaksud. Cara pemasukan zat kontras di dalam
tubuh dapat dilakukan melalui berbagai cara diantaranya melalui gastrointestinal tract
(oral atau rectal), peredaran darah (Intravenous), cerebrospinal fluid (intratechal),
atau langsung kedalam ductus dan tractus (limfa dan ductus lacrimal) (Romadhani,
2011).
Instilasi melalui
Tetes mata
Kateter intraperitoneal
Shunt
Bahan kontras iodium merupakan salah satu kontras media yang banyak
digunakan dalam praktek radiodiagnostik. Hal ini dikarenakan kontras iodine bisa
terikat pada senyawa organik (non-ionik) dan/atau senyawa ionik. Bahan-bahan ionik
dibuat pertama kali dan masih banyak digunakan, tergantung pada pemeriksaan yang
dimaksudkan. Media kontras yang berbasis iodium dapat larut dalam air dan tidak
berbahaya bagi tubuh. Bahan-bahan kontras ini banyak dijual sebagai larutan cair
jernih yang tidak berwarna. Konsentrasinya biasanya dinyatakan dalam mg I/ml.
Bahan kontras teriodinasi modern bisa digunakan hampir di semua bagian tubuh.
Kebanyakan diantaranya digunakan secara intravenous, tapi untuk berbagai tujuan
juga bisa digunakan secara intraarterial, intrathecal (tulang belakang) dan
intraabdominal – hampir pada seluruh rongga tubuh atau ruang yang potensial
(Brown, et al., 2010).
Sebelum tahun 1950, semua media kontras iodium bersifat ionik, dimana
dalam susunan kimianya terdapat ikatan ion. Pada pertengahan tahun 1950, kontras
iodine dikombinasikan dengan dengan bahan dasar molekul benzoat yang setiap
molekulnya dapat mengkat 3 atom iodium. Pada aplikasi kontras iodine, terdapat
bahan kontras ionik seperti Natrium, Methylglucamine, dan Ethanolamine yang
digunakan. Untuk mendapatkan sifat media kontras yang dikehendaki, biasanya
dilakukan penggabungan antara beberapa jenis kation dalam satu jenis media kontras
yang terdiri dari media kontras ionik monomer dan media kontras ionik dimer
(Ruhimat, Kuntara, & Togatorop, 2017).
Bahan Kontras iodium yang modern merupakan obat-obat yang aman, reaksi-
reaksi berbahaya bisa terjadi tetapi tidak umum. Efek samping utama dari
radiokontras iodium adalah reaksi anafilaktif dan nefropati. Reaksi-reaksi anafilaktif
jarang terjadi, namun bisa saja terjadi sebagai respon terhadap bahan kontras yang
disuntikkan atau yang diberikan lewat mulut dan rektal. Gejalanya mirip dengan
reaksi-reaksi anafilaksis, tapi tidak diakibatkan oleh respon kekebalan yang
diperantarai IgE. Pengobatan dini dengan kortikosteroid dapat mengurangi kejadian
reaksi-reaksi yang disebabkan oleh reaksi anafilatik karena media kontras (Rohiman,
Buchari, Amran, & Juliastuti, 2014)
Nefropati oleh media kontras iodine dapat ditimbulkan baik oleh peningkatan
kreatinin darah yang lebih besar dari 25% atau peningkatan mutlak kreatinin darah
yang mencapai 0,5 mg/dL. Ada tiga faktor yang terkait dengan meningkatnya risiko
nefropati yang dipengaruhi oleh medium kontras, yaitu: gangguan ginjal sebelumnya
(seperti penurunan kadar kreatinin < 60 mL/menit (1.00 mL/detik), diabetes yang
telah ada sebelumnya, dan volume intravascular yang berkurang. Osmolalitas bahan
kontras diyakini sangat berperan dalam nefropati. Idealnya, bahan kontras harus
isoosmolar terhadap darah. Sebenarnya atom iodium yang terikat kuat dalam senyawa
bahan kontras tidak memberikan pengaruh yang besar. Ia hanya sensitif terhadap ion
iodida bebas yang sedikit banyak terdapat dalam bahan kontras.
Kontras media yang saat ini digunakan adalah senyawa berbasis iodium,
namun senyawa iodium ini memiliki kelemahan diantaranya sifatnya yang sangat
cepat dalam metabolisme tubuh, sehingga setelah penyuntikan senyawa iodium,
pasien harus segera mungkin melakukan pemeriksaan CT-Scan, karena apabila
terlambat maka diperlukan proses penyuntikan kembali. Selain itu dosis iodium yang
di suntikan cukup besar yaitu sekitar 300 mg iodium / Kg berat badan, sehingga akan
mengakibatkan kondisi yang kurang nyaman dalam tubuh pasien setelah penyuntikan
iodium.
Gold nanoparticles (AuNPs) telah diteliti secara intensif sejak 15 tahun yang
lalu sebagai kontras media dalam aplikasi radiodiagnostik. AuNPs mempunyai
kelebihan dibandingkan logam emas dalam bentuk aslinya. Sifat yang menonjol
tersebut adalah sifat optik dan elektronik (optoelektronik) dengan toksisitas yang
rendah. Sifat lainnya yang menonjol adalah kemampuan dalam memberikan akses
langsung pada sensor, dapat berubah sifat konduktivitasnya, sebagai Surface
Plasmon Resonance (SPR), dan karakteristik redoksnya ketika berikatan dengan
material lain (Sun, Gao, Lei, Zou, Ma, & Huang, 2016).
AuNPs memberikan rentang warna merah dari merah, coklat, hingga ungu
seiring dengan peningkatan ukuran inti dari 1 nm sampai 100 nm sebagai kontras
media. AuNPs memiliki sifat kontras 3 kali lebih kuat dibandingkan senyawa
berbasis iodium sehingga hasil gambar yang dikeluarkan dapat lebih jelas dan
bagus. Pendistribusian AuNPs sebagai kontras media pra CT Scan kedalam tubuh
manusia dapat dilakukan menggunakan stabilizer PAMAM dendrimer (Zhang,
Chen, Wang, Cheng, & Chen, 2015).
2.5.Pembuatan AuNPs
BPOM. (2017). Bab 18-Radiofarmaka. Retrieved Januari 26, 2019, from Pusat Informasi Obat
Nasional BPOM: http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-18-radiofarmaka
Brown, J. R., Robb, J. F., Block, C. A., Schoolwealth, A. C., Kaplan, A. V., O'Connor, G. T., et al. (2010).
Does Safe Dosing of Iodinate Contrast Prevent Contrast-Induced Acute Kidney Injury? HHS
Public Access , 346-350.
Hidayati, E. N., Suyanta, & Santosa, S. J. (2018). Pembuatan Nanopartikel Emas Melalui Proses
Desorpsi-Reduktif Asam Glutamat. Berkala MIPA , 32-41.
Muzammil, A. (2015). MSCT: Prinsip Dasar, Tips dan Trik Teknik Pemeriksaan MSCT 64 Slice.
Surabaya: Airlangga University Press.
Rohiman, A., Buchari, Amran, M. B., & Juliastuti, E. (2014). Sintesis, Karakterisasi, dan Aplikasi Gold
Nanoparticles (AuNPs) pada Penumbuhan Silicon Nanowires (SiNWs). Research and
Development on Nanotechnology in Indonesia , 74-82.
Romadhani, A. (2011). Iodine Contrast Media. Retrieved Januari 26, 2018, from slideshare:
https://www.slideshare.net/H_Agus_S/contrast-media-pada-pemeriksaan-msct-scan
Ruhimat, U., Kuntara, A., & Togatorop, M. R. (2017). Effect of Fasting on the Contrast Media-Induced
Nephropathy ( CIN ) Occurrence in CT Scan Examination after Intravenous Contrast Injection.
MKB , 55-60.
Sun, S., Gao, M., Lei, G., Zou, H., Ma, J., & Huang, C. (2016). Visually Monitoring The Etching Process
of Gold Nanoparticles by KI/I2 at Single-Nanoparticle Level Using Scattered-Light Dark-Field
Microscopic Imaging. Nano Research , 1125-1134.
Zhang, Z., Chen, Z., Wang, S., Cheng, F., & Chen, L. (2015). Iodine-Mediated Etching of Gold
Nanorods for Plasmonic ELISA Based on Colorimetric Detection of Alkaline Phosphatase. ACS
Applied Materials and Interfaces , 1-22.