DITULIS OLEH:
H1021191026
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
Definisi dan Fungsi PET (Positron Emission Tomography)
Positron Emission Tomography (PET) adalah peralatan dengan teknik pencitraan yang
menghasilkan citra atau gambar transaksial fisiologi organ hasil dari deteksi secara simultan
foton berasal dari anihilasi positron. PET termasuk kelompok teknik pencitraan kedokteran
nuklir, di sini dilakukan penyuntikan bahan radioaktif melalui vaskuler dan selanjutnya masuk
ke dalam jaringan tubuh. PET sering digunakan untuk diagnostik dan deteksi penyakit-penyakit
tertentu terutama kanker primer dan sekunder. (Splinter, 2010)
Kelebihan penggunaan PET adalah dapat memperlihatkan parameter fisiologi suatu
jaringan. Teknik PET akhir-akhir ini digabungkan dengan modalitas lain yaitu teknologi CT
scan dan kemudian disusul oleh penggabungan dengan teknologi MRI untuk meningkatkan
nilai keakuratan pencitraan diagnostik. PET juga dapat membantu memvisualisasikan
perubahan biokimia yang terjadi di dalam tubuh, seperti metabolisme (proses di mana sel
mengubah makanan menjadi energi setelah makanan dicerna dan diserap ke dalam darah) dari
otot jantung. Maka dari itu, PET paling sering digunakan oleh ahli onkologi (dokter yang
berspesialisasi dalam pengobatan kanker), ahli saraf dan ahli bedah saraf (dokter yang
berspesialisasi dalam perawatan dan pembedahan otak dan sistem saraf), dan ahli jantung
(dokter yang berspesialisasi dalam perawatan jantung). Namun, seiring kemajuan teknologi
PET yang terus berlanjut, prosedur ini mulai digunakan secara lebih luas di area lain.
Bagian dan Fungsi alat PET
PET Scanner
PET scanner adalah mesin besar yang berlubang di bagian tengahnya, berbentuk seperti
donat dalam posisi berdiri. Terdapat beberapa cincin detektor di dalam mesin tersebut untuk
merekam emisi energi dari radiotracer.
Kamera PET
Kamera PET memiliki kejernihan citra yang lebih baik dibandingkan kamera gamma yang
secara umum digunakan pada kedokteran nuklir. Hal ini dikarenakan pendeteksiannya
didasarkan pada coincidence detection .Ketika positron dilepaskan dari fluor-18, partikel ini
akan segera bergabung denganelektron dan terjadilah anihilasi.
Prinsip kerja alat
Positron emisi tomografi (PET) membangun sistem pencitraan medis gambar 3D dengan
mendeteksi gamma sinar radioaktif yang dikeluarkan saat glukosa (bahan radioaktif) tertentu
disuntikkan ke pasien. Setelah dicerna, gula tersebut diolah diserap oleh jaringan dengan
tingkat aktivitas yanglebih tinggi / metabolisme (misalnya, tumor aktif) daripada bagian tubuh
lainnya.
PET-scan dimulai dengan memberikan suntikan 18F-labeled 2-flouro-deoxy-Ɗ-glukose
(18FDG) ke pasien. Sebagai FDG perjalanan melalui tubuh pasien itu memancarkan radiasi
gamma yang terdeteksi oleh kamera gamma, dari mana aktivitas kimia dalam sel dan organ
dapat dilihat. Setiap aktivitas kimia abnormal mungkin merupakan tanda bahwa tumor yang
hadir. Sinar Gamma yang dihasilkan ketika sebuah positron dipancarkan dari bahan radioaktif
bertabrakan dengan elektron dalam jaringan. Tubrukan yang dihasilkan menghasilkan
sepasang foton sinar gamma yang berasal dari situs tabrakan di arah yang berlawanan dan
terdeteksi oleh detektor sinar gamma diatur di sekitar pasien.
Sementara FDG masih merupakan radiotracer yang paling banyak digunakan baik untuk
tujuan diagnostik maupun intervensional, radiotracer spesifik lesi dapat digunakan berdasarkan
dugaan sifat penyakit target yang tepat (Cazzato et al., 2018).
Selama proses PET dilakukan dua macam scanning yaitu, emission scan yang
merefleksikan emissi photon dari dalam tubuh setelah injeksi tracer dan ancillary transmission
atau attenuation scan, yang terlihat seperti CT scan resolusi rendah yang digunakan untuk
mencocokkan absorpsi photon oleh organ. PET tomography saat ini memiliki resolusi spatial
teoritis 3 - 4 mm. Di praktek klinis resolusinya kira-kira antara 5- 10mm, jadi lesi yang
berukuran dibawah ini tidak dapat digambarkan secara meyakinkan.
DAFTAR PUSTAKA
Cazzato, R.L., Garnon, J., Shaygi, B., Koch, G., Tsoumakidou, G., Caudrelier, J., Addeo, P.,
Bachellier, P., Namer, I.J., Gangi, A., 2018. PET/CT-guided interventions: Indications,
advantages, disadvantages and the state of the art. Minim. Invasive Ther. Allied
Technol. 27, 27–32.
Martadiani, E.D., Astuti, L., 2008. F-FLOURODEOXYGLUCOSE ( 18 FDG ) POSITRON-
EMISSION TOMOGRAPHY ( PET ) SEBAGAI MODALITAS IMAGING CANCER
MANAGEMENT 1–15.
Splinter, R., 2010. Positron emission tomography. Handb. Phys. Med. Biol. 1, 29-1-29–6.
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/radiologi/pet-scan/teknik, diakses pada tanggal
18, April.