Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH FISIKA MEDIS

“POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY (PET) ”

DITULIS OLEH:

DAVID HALOMOAN NABABAN

H1021191026

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2022
Definisi dan Fungsi PET (Positron Emission Tomography)
Positron Emission Tomography (PET) adalah peralatan dengan teknik pencitraan yang
menghasilkan citra atau gambar transaksial fisiologi organ hasil dari deteksi secara simultan
foton berasal dari anihilasi positron. PET termasuk kelompok teknik pencitraan kedokteran
nuklir, di sini dilakukan penyuntikan bahan radioaktif melalui vaskuler dan selanjutnya masuk
ke dalam jaringan tubuh. PET sering digunakan untuk diagnostik dan deteksi penyakit-penyakit
tertentu terutama kanker primer dan sekunder. (Splinter, 2010)
Kelebihan penggunaan PET adalah dapat memperlihatkan parameter fisiologi suatu
jaringan. Teknik PET akhir-akhir ini digabungkan dengan modalitas lain yaitu teknologi CT
scan dan kemudian disusul oleh penggabungan dengan teknologi MRI untuk meningkatkan
nilai keakuratan pencitraan diagnostik. PET juga dapat membantu memvisualisasikan
perubahan biokimia yang terjadi di dalam tubuh, seperti metabolisme (proses di mana sel
mengubah makanan menjadi energi setelah makanan dicerna dan diserap ke dalam darah) dari
otot jantung. Maka dari itu, PET paling sering digunakan oleh ahli onkologi (dokter yang
berspesialisasi dalam pengobatan kanker), ahli saraf dan ahli bedah saraf (dokter yang
berspesialisasi dalam perawatan dan pembedahan otak dan sistem saraf), dan ahli jantung
(dokter yang berspesialisasi dalam perawatan jantung). Namun, seiring kemajuan teknologi
PET yang terus berlanjut, prosedur ini mulai digunakan secara lebih luas di area lain.
Bagian dan Fungsi alat PET

Gambar 1. Alat PET Scan

PET Scanner

PET scanner adalah mesin besar yang berlubang di bagian tengahnya, berbentuk seperti
donat dalam posisi berdiri. Terdapat beberapa cincin detektor di dalam mesin tersebut untuk
merekam emisi energi dari radiotracer.

Kamera PET
Kamera PET memiliki kejernihan citra yang lebih baik dibandingkan kamera gamma yang
secara umum digunakan pada kedokteran nuklir. Hal ini dikarenakan pendeteksiannya
didasarkan pada coincidence detection .Ketika positron dilepaskan dari fluor-18, partikel ini
akan segera bergabung denganelektron dan terjadilah anihilasi.
Prinsip kerja alat
Positron emisi tomografi (PET) membangun sistem pencitraan medis gambar 3D dengan
mendeteksi gamma sinar radioaktif yang dikeluarkan saat glukosa (bahan radioaktif) tertentu
disuntikkan ke pasien. Setelah dicerna, gula tersebut diolah diserap oleh jaringan dengan
tingkat aktivitas yanglebih tinggi / metabolisme (misalnya, tumor aktif) daripada bagian tubuh
lainnya.
PET-scan dimulai dengan memberikan suntikan 18F-labeled 2-flouro-deoxy-Ɗ-glukose
(18FDG) ke pasien. Sebagai FDG perjalanan melalui tubuh pasien itu memancarkan radiasi
gamma yang terdeteksi oleh kamera gamma, dari mana aktivitas kimia dalam sel dan organ
dapat dilihat. Setiap aktivitas kimia abnormal mungkin merupakan tanda bahwa tumor yang
hadir. Sinar Gamma yang dihasilkan ketika sebuah positron dipancarkan dari bahan radioaktif
bertabrakan dengan elektron dalam jaringan. Tubrukan yang dihasilkan menghasilkan
sepasang foton sinar gamma yang berasal dari situs tabrakan di arah yang berlawanan dan
terdeteksi oleh detektor sinar gamma diatur di sekitar pasien.
Sementara FDG masih merupakan radiotracer yang paling banyak digunakan baik untuk
tujuan diagnostik maupun intervensional, radiotracer spesifik lesi dapat digunakan berdasarkan
dugaan sifat penyakit target yang tepat (Cazzato et al., 2018).

Gambar 2. Prinsip Kerja PET

Selama proses PET dilakukan dua macam scanning yaitu, emission scan yang
merefleksikan emissi photon dari dalam tubuh setelah injeksi tracer dan ancillary transmission
atau attenuation scan, yang terlihat seperti CT scan resolusi rendah yang digunakan untuk
mencocokkan absorpsi photon oleh organ. PET tomography saat ini memiliki resolusi spatial
teoritis 3 - 4 mm. Di praktek klinis resolusinya kira-kira antara 5- 10mm, jadi lesi yang
berukuran dibawah ini tidak dapat digambarkan secara meyakinkan.

Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan dari menggunakan PET Scan sendiri hasil dari kejelasan Diagnostik. Jelas,
fakta bahwa pemindaian PET dan CT scan menunjukkan hal yang berbeda, jika dilakukan
pemeriksaan secara gabungan, pasien memperoleh manfaat diagnostik dua kali lipat.
Pemindaian PET akan menunjukkan area peningkatan aktivitas di dalam tubuh - sementara CT
scan saja menghasilkan gambar detail jaringan dan organ di dalam tubuh.
Pemindaian yang sebenarnya hanya membutuhkan waktu sekitar setengah jam untuk
diselesaikan.
PET scan memberikan resolusi yang lebih baik daripada single-photon emission CT karena
memiliki aktifitas radioaktif dan coincidences yang intens sehingga meningkatkan rasio sinyal
dibandingkan noise. Lama PET scan relatif singkat, PET mampu memberikan penilaian
kuantitatif besarnya aktivitas radioaktif di berbagai jaringan dari waktu ke waktu.
Biaya dan keterbatasan ketersediaan teknologi merupakan kekurangan utama PET, Selain itu
PET membutuhkan produksi radioisotop karena waktu paruh tracer yang singkat dan masalah
penanganan sampah radioaktif. Resolusi spatial teoritis PET scan lebih rendah buruk
dibandingkan dengan CT ataupun MRI ((Martadiani and Astuti, 2008)
Wanita hamil tidak boleh menjalani PET/CT scan karena pelacak radioaktif yang digunakan
dapat berbahaya bagi bayi. Meskipun jumlah radiasi yang diterima dapat diabaikan dan tidak
lebih berbahaya bagi pasien daripada paparan yang mereka terima dari sinar-X dosis rendah,
wanita hamil harus menghindari paparan radiasi saat hamil atau menyusui.
Contoh Pemanfaatan PET
PET dan PET/CT banyak digunakan dalam berbagai bidang diantaranya : onkologi, kardiologi,
dan neurologi. Di bidang onkologi PET berperan dalam mengidentifikasi dan membedakan
berbagai keganasan serta sebagai alat monitoring terapi berbagai kanker. Di bidang neurologi
dan psikiatri, PET dapat digunakan untuk membedakan 8 antara rekurensi tumor dengan
radiation necrosis, membedakan penyakit alzheimer dengan demensia lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Cazzato, R.L., Garnon, J., Shaygi, B., Koch, G., Tsoumakidou, G., Caudrelier, J., Addeo, P.,
Bachellier, P., Namer, I.J., Gangi, A., 2018. PET/CT-guided interventions: Indications,
advantages, disadvantages and the state of the art. Minim. Invasive Ther. Allied
Technol. 27, 27–32.
Martadiani, E.D., Astuti, L., 2008. F-FLOURODEOXYGLUCOSE ( 18 FDG ) POSITRON-
EMISSION TOMOGRAPHY ( PET ) SEBAGAI MODALITAS IMAGING CANCER
MANAGEMENT 1–15.
Splinter, R., 2010. Positron emission tomography. Handb. Phys. Med. Biol. 1, 29-1-29–6.
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/radiologi/pet-scan/teknik, diakses pada tanggal
18, April.

Anda mungkin juga menyukai